BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Karateristik Responden
Sampel penelitian ini berjumlah 612 anak usia 6-12 tahun di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal. Pada KecamatanMedan Barat diperoleh 305 anak dan
kecamatan Medan Sunggal sebanyak 307 anak. Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian terdiri dari 316 anak laki-laki 51,6 dan 296 anak perempuan 48,4.
Berdasarkan usia subjek penelitian, pada kelompok usia 6 tahun terdapat 74 anak 12,1, usia 7 tahun terdapat 82 anak 13,4, usia 8 tahun terdapat 79 anak 13, usia
9 tahun terdapat 89 anak 14,5, usia 10 tahun terdapat 82 anak 13,4, usia 11 tahun terdapat 99 anak 16,2, dan usia 12 tahun terdapat 107 anak 17,4 tabel 2.
Tabel 2. Distribusi frekuensi karateristik responden anak di kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.
Karakteristik Responden
Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin: Laki-laki
Perempuan 316
296 51,6
48,4 Usia:
6 tahun 7 tahun
8 tahun 9 tahun
10 tahun 11 tahun
12 tahun 74
82 79
89 82
99
107 12,1
13,4 13,0
14,5 13,4
16,2 17,4
Total 612
100
4.2 Prevalensi Trauma Gigi
Prevalensi anak usia 6-12 tahun yang terkena trauma gigi permanen anterior sebanyak 139 anak 22,71 dan dengan anal laki-laki 93 anak 15,20 dan anak
perempuan 46 anak 7,51 anak yang tidak terkena trauma gigi yaitu 473 anak 77,29 Tabel 3.
Tabel 3. Prevalensi trauma gigi permanen anterior
Trauma gigi permanen anterior paling sering terjadi pada anak usia 12 tahun yaitu 31 anak 22,30, dibandingkan dengan anak usia 11 tahun yaitu 26 anak 18,70, usia
10 tahun 25 anak 17,98, usia 9 tahun 22 anak 15,82, usia 8 tahun 16 anak 11,53, usia 7 tahun 12 anak 8,63, dan usia 6 tahun 7 anak 5,04.Penelitian ini
menunjukkan bahwa trauma gigi permanen anterior lebih sering terjadi pada anak laki- laki usia 12 tahun yaitu 19 anak 13,66 dibandingkan dengan anak laki-laki usia 11
tahun yaitu 17 anak 12,23, usia 10 tahun yaitu 16 anak 11,51, usia 9 tahun yaitu 17 anak 12,23, usia 8 tahun yaitu 11 anak 7,91, usia 7 tahun yaitu 9 anak 6,47,
dan yang paling terendah anak laki-laki usia 6 tahun yaitu 4 anak 2,89. Siswa perempuan yang paling sering terkena trauma usia 12 tahun yaitu 12 anak 8,64,
dibandingkan dengan anak perempuan usia 10 dan 11 tahun yaitu 9 anak 6,47, usia 8 dan 9 tahun yaitu masing-masing 5 anak 3,62 dan yang paling sedikit terkena trauma
usia 6dan 7 tahun yaitu masing-masing 3 anak 2,15 Tabel 4.
Kelompok Frekuensi
Persentase
Trauma gigi Tidak trauma gigi
139 473
22,71 77,29
Total 612
100 Jenis Kelamin:
Laki-laki Perempuan
93 46
15,20 7,51
Total 139
22,71
Tabel 4. Prevalensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan jenis kelamin dan usia
Usia Trauma
Laki-laki Perempuan
Total
6 tahun 7 tahun
8 tahun 9 tahun
10 tahun 11 tahun
12 tahun 4
2,89 9
6,47 11
7,91 17
12,23 16
11,51 17
12,23 19
13,66 3
2,15 3
2,15 5
3,62 5
3,62 9
6,47 9
6,47 12
8,64 7
5,04 12
8,63 16
11,53 22
15,82 25
17,98 26
18,70 31
22,30
Total 93 66,90
46 33,10 139 100
Penelitian ini menunjukkan bahwa elemen gigi yang paling sering terkena trauma adalah gigi insisivus sentralis maksila kanan yaitu sebanyak 52 gigi 34,67 selanjutnya
gigi insisivus sentralis maksila kiri sebanyak 22 gigi 14,67 dan gigi yang paling sedikit terkena trauma yaitu kaninus maksila kanan sebanyak 1 gigi 0,67. Bagian
mandibula gigi yang paling sering terkena trauma adalah gigi insisivus sentralis kanan yaitu sebanyak 18 gigi 12 lalu diikuti gigi insisivus sentralis kanan sebanyak 12 gigi
8 sementara gigi yang paling sedikit terkena trauma adalah kaninus kanan sebanyak 2 gigi 1,33 Tabel 5.
Tabel 5. Prevalensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan elemen gigi
Berdasarkan etiologi terjadinya trauma gigi permanen anterior paling sering terjadi dikarenakan terjatuh yaitu sebanyak 49 anak 32,66, dibandingkan dengan
olahraga 36 anak 24, karena bermain 35 anak 23,34, berkelahi 19 anak 12,66, dan yang paling sedikit akibat kecelakaan 11 anak 7,34 Tabel 6.
Tabel 6. Prevalensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan etiologi.
Etiologi Frekuensi
Persentase
Jatuh Olahraga
Kecelakaan Berkelahi
Bermain Physical Abuse
Makanan Terlalu Keras 49
36 11
19 35
- -
32,66 24
7,34 12,66
23,34 -
-
Total
150 100
Berdasarkan lokasi terjadinya trauma gigi permanen anterior paling sering terjadi disekolah yaitu sebanyak 72 anak 48 ini lebih banyak terjadi dibandingkan dengan
dirumah yaitu sebanyak 54 anak 36, dijalan sebanyak 13 anak 8,67 dan yang paling sedikit terjadi di tempat olahraga yaitu 11 anak 7,33 Tabel 7.
Elemen gigi Frekuensi
Persentase
11 12
13 21
22 23
31 32
33 41
42 43
52 13
1 22
10 3
12 8
2 18
5 4
34,67 8,66
0,67 14,67
6,67 2,00
8,00 5,33
1,33
12,00 3,33
2,67
Total 150
100
Tabel 7. Prevalensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan lokasi terjadinya trauma
Lokasi Terjadinya Trauma
Frekuensi Persentase
Dirumah Disekolah
Di tempat olahraga Dijalan
Tempat lain 54
72 11
13
- 36
48 7,33
8,67 -
Total 150
100 Trauma gigi permanen anterior paling sering menyebabkan fraktur enamel yaitu
sebanyak 77 gigi 51,33, diikuti fraktur enamel-dentin sebanyak 44 gigi 29,34, luksasi ekstrusi 5 gigi 3,33, luksasi intrusi 6 gigi 4, dan avulsi 2 gigi 1,33
Tabel 8. Tabel 8. Prevalensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan klasifikasi traumagigi
Penelitian ini menunjukkan bahwa 120 anak 80 yang mengalami trauma hanya dibiarkan saja tidak dilakukan perawatan, lalu sebanyak 30 anak 20 anak dilakukan
perawatan penambalan gigi tabel 9. Tabel 9. Distribusi trauma gigi permanen anterior berdasarkan perawatan.
Perawatan Kasus
Presentase
Dibiarkan saja Dibawa kedokter umum
Dibawa kedoter gigi •
Tambalan •
Pencabutan •
Splinting Dibawa ke puskesmas
120 -
30 -
- -
80
20
-
Total 150
100
Klasifikasi Trauma Frekuensi
Presentase
Fraktur Enamel Fraktur Enamel-dentin
Fraktur Mahkota Kompkes Luksasi Ekstrusi
Luksasi Instrusi Avulsi
77 44
16
5 6
2 51,33
29,34 10,67
3,33 4
1,33
Total
150 100
BAB 5 PEMBAHASAN