Kerangka Konsep TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Kerangka Konsep

Anak usia 6 – 12 tahun Trauma gigi permanen anterior berdasarkan: • Klasifikasi trauma gigi Andreasen yang diadopsi WHO. • Etiologi trauma gigi berdasarkan usia. • Prevalensi trauma gigi berdasarkan elemen gigi. • Prevalensi trauma gigi berdasarkan usia. • Prevalensi trauma gigi berdasarkan jenis kelamin. • Prevalensi perawatan darurat yang dilakukan.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trauma gigi adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang disebabkan oleh tindakan fisik dengan terputusnya kontinuitas normal suatu jaringan atau struktur gigi. Trauma gigi anterior sering terjadi pada anak karena motorik anak belum terkoordinasi dengan baik dan anak lebih aktif daripada orang dewasa serta penilaian tentang suatu keadaan belum cukup baik sehingga sering terjatuh saat belajar berjalan, berlari, bermain, dan berolahraga. Kerusakan yang terjadi pada gigi anak dapat mengganggu fungsi bicara, pengunyahan, estetika, dan erupsi gigi tetap sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi serta rahang. Kehilangan gigi secara dini terutama gigi anterior akan menyebabkan gangguan psikologis pada anak. 1 Selain itu trauma gigi permanen anterior juga akan berdampak pada kehidupan sosial seperti anak akan malu kesekolah karena giginya yang patah atau anak akan malas berbicara kepada teman-teman dan orang tuanya. Hal ini juga diutarakan oleh Andreasen yang mengatakan bahwa trauma gigi sangat besar dampak negatif terhadap kualitas hidup anak. 2 Trauma gigi merupakan suatu masalah karena frekuensiyang tinggi dan sering terjadi padausia muda ketika pertumbuhan dan perkembangan terjadi dengan sangat pesat.Menurut Glendor pada tahun 2001 di Brazil sebanyak 10,5 anak terkena trauma gigi, sedangkan tahun 2003 di Brazil sebanyak 17,3 anak terkena trauma gigi, pada tahun 2006 di Brazil sebanyak 18,9 dan pada tahun 2007 sebanyak 20,4. Hal ini menunjukkan bahwa insidensi trauma gigi mengalami peningkatan dari setiap tahunnya. 3 Perawatan trauma gigi membutuhkan perawatan yang khusus dan membutuhkan waktu yang lama serta pemeriksaan yang berkala. Berdasarkan penelitian banyak orangtua yang anaknya mengalami trauma tidak langsung membawanya kedokter gigi sehingga hal ini menyebabkan anak tidak langsung mendapatkan perawatan yang tepat. 3 Klasifikasi trauma gigi dapat berdasarkan dari beberapa klasifikasi yaitu klasifikasi Andreasen, World Health Organization WHO, Ellis Davey dan lain- lain.Peneliti menggunakan klasifikasi Andreasen yang diadopsi oleh WHO untuk mengidentifikasi jenis trauma gigi dikarenakan klasifikasi tersebut dapat menjelaskan