Kerusakan pada Jaringan Keras Gigi dan Pulpa Kerusakan pada Tulang Pendukung Kerusakan pada Jaringan Periodontal

yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan ditemukan antaara anak laki-laki dan perempuan. 4,7

2.2 Klasifikasi Trauma Gigi

Salah satu klasifikasi yang telah diterima secara internasional adalah klasifikasi Andreasen yang diadopsi WHO. WHO mengklasifikasikan menjadi 4 garis besar yang meliputi kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa; kerusakan pada tulang pendukung; kerusakan pada jaringan periodontal; serta kerusakan pada gingiva atau jaringan lunak rongga mulut. 2,3

2.2.1 Kerusakan pada Jaringan Keras Gigi dan Pulpa

Kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa meliputi beberapa hal yaitu 2,3 : a. Retak mahkota adalah fraktur yang tidak sempurna pada enamel tanpa kehilangan struktur gigi dalam arah horizontal atau vertikal. b. Fraktur enamel yang tidak kompleks uncomplicated crown fracture adalah fraktur pada mahkota gigi yang hanya mengenai lapisan enamel saja. c. Fraktur enamel-dentin uncomplicated crownfracture yaitu fraktur pada mahkota gigi yang hanya mengenai enamel gigi dan dentin saja tanpa melibatkan pulpa. d. Fraktur mahkota yang kompleks complicated crown fracture adalah fraktur yang mengenai enamel, dentin, dan pulpa. e. Fraktur mahkota-akar tidak kompleks uncomplicated crown-root fracture adalah fraktur yang melibatkan enamel, dentin, dan sementum tetapi tidak melibatkan pulpa. f. Fraktur mahkota-akar yang kompleks complicated crown-root fracture adalah fraktur yang melibatkan enamel, dentin, sementum, dan pulpa. g. Fraktur akar root fracture adalah fraktur yang melibatkan dentin, sementum, dan pulpa. Gambar 1. Kerusakan pada Jaringan Keras Gigi danPulpa 1,2

2.2.2 Kerusakan pada Tulang Pendukung

2,3 Kerusakan pada tulang pendukungterdiri atas: a Kerusakan soket alveolar yaitu pemadatan dari soket alveolar, pada kondisi ini dijumpai intrusi dan luksasi lateral. b Fraktur dinding soket alveolar maksila dan mandibula yaitu fraktur tulang alveolar yang meibatkan dinding soket labial atau lingual, dibatasi oleh bagian fasial atau oral dari dinding soket. c Fraktur prosessus alveolaris maksila dan mandibula yaitu fraktur yang mengenai prosessus alveolaris dengan atau tanpa melibatkan soket alveolaris gigi. d Fraktur tulang alveolar yaitu fraktur tulang alveolar maksila atau mandibula yang melibatkan prosessus alveolaris dengan atau tanpa melibatkan soket alveolar. 2,3

2.2.3 Kerusakan pada Jaringan Periodontal

2,3 Kerusakan pada jaringan periodontal terbagi menjadi 6 yaitu: a. Konkusio adalah trauma yang mengenai jaringan pendukung gigi yang menyebabkan gigi lebih sensitif terhadap tekanan dan perkusi tanpa adanya kegoyangan atau perubahan posisi. b. Subluksasi adalah kegoyangan gigi tanpa disertai perubahan posisi akibat trauma pada jaringan pendukung gigi. c. Luksasi merupakan perubahan letak gigi yang terjadi karena pergerakan gigi ke arah labial, palatal, maupun lateral. Hal ini menyebabkan kerusakan atau fraktur pada soket alveolar gigi tersebut. d. Luksasi ekstrusi adalah pelepasan sebagian gigi keluar dari soketnya sehingga mahkota gigi terlihat lebih panjang. e. Luksasi intrusi adalah pergerakan gigi ke dalam tulang alveolar, dimana dapat menyebabkan kerusakan atau fraktur soket alveolar sehingga mahkota gigi akan terlihat lebih pendek. f. Avulsi adalah pergerakan seluruh gigi keluar dari soketnya. Gambar 2. Kerusakan pada Jaringan Periodontal 1,2

2.2.4 Kerusakan pada Gingiva atau Jaringan Lunak Rongga Mulut