72 yang ingin diperlakukan layaknya bola yang sangat gampang di oper kemana saja
sesuka hati pemainnya.
4.2.5 Nilai Keteladanan
Peribahasa yang memiliki nilai keteladanan tergambar dalam peribahasa 靠山
山,靠水 水
kàoshān chī shān, kào shuǐ chīshuǐ. „Yang dekat gunung hidup dari gunung, yang dekat air hidup dari air
‟ dan dalam peribahasa 清水
的 石头,一眼看到
qǐng shuǐ lǐ de shítou, yīyǎn kàn dàodǐ. „Seperti batu di air yang jernih terlihat sangat jelas‟. Peribahasa pertama mengandung makna
menyesuaikan diri dan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai mengharapkan sumber daya yang
sangat jauh dari sekitar lingkungan hidup. Ataupun mengharapkan sesuatu yang tidak akan didapati dari sekitar lingkungan hidup tersebut. Dan pada peribahasa
kedua mengandung makna memiliki perangai yang baik. Jika perangai dan budi seseorang sangat baik, maka sejelek apapun dan semiskin apapun ia orang akan
tetap melihatnya sebagai sosok yang terhormat karena budinya.
4.2.6 Nilai Kerja Keras dan Pantang Menyerah
Menjalani hidup di dunia ini harus dengan kerja keras dan pantang menyerah, agar sikap dewasa dan mandiri sebagai buah dari kerja keras dan
pantang menyerah dapat dinikmati di antaranya kesuksesan. Hal inipun dijalani oleh masyarakat Cina yang tergambar dalam peribahasa
人 高处走,水
处 流
rén wǎng gāo chù zǒu, shuǐ wǎng dī chù liú. „Manusia melangkah ke atas, air
Universitas Sumatera Utara
73 mengalir ke bawah
‟ dan dalam peribahasa 水滴石穿
s huǐdīshíchuān. „Tetesan
air dapat melubangi batu ‟.
Peribahasa pertama mengandung makna tidak pernah menyerah dan berhenti untuk meningkatkan diri, baik dalam bidang pendidikan maupun
kesejahteraan. Peribahasa kedua mengandung makna selalu bekerja dengan tekun dan konsisten. Walaupun pekerjaan besar dan sulit, tetapi jika dikerjakan dengan
sabar dan tekun akhirnya dapat diselesaikan juga.
4.2.7 Nilai Menghargai dan Bersyukur Kepada Tuhan
Keberadaan Tuhan disetiap kehidupan manusia tidak bisa dielakkan. Karena di dalam hati setiap manusia pasti selalu ada rasa ingin mengagungkan
sesuatu dan menyucikannya. Sekalipun dari jaman purba hingga di jaman modern saat ini. Hanya saja cara dan yang di sucikan itu berbeda-beda. Bila di jaman
purba mungkin mereka akan menyembah sesuatu yang besar dan lebih kuat dari mereka seperti pohon besar, batu besar, matahari, dan sebagainya. Karena mereka
yakin ada yang lebih kuat dari mereka dan yang telah memberi segalanya yang ada di alam. Itulah cara mereka berterimakasih atas apa yang telah mereka
dapatkan.
Nilai ini juga dapat kita temui dari peribahasa 人在福中
知福,船在水 中
知 流 rén zài fú zhōng bùzhī fú, chuán zài shuǐzhōng bùzhī liú. „Dalam
kebahagian orang tidak merasakan kebahagiaan, kapal yang sedang berlayar tidak
Universitas Sumatera Utara
74 merasa bergerak
‟. Peribahasa ini mengandung makna mensyukuri dan menghargai apa saja yang telah didapat. Sebelum semua itu menghilang dari genggaman.
4.2.8 Nilai Ketelitian dan Hati-hati dalam Melakukan Tindakan