Penentuan Tajuk Subjek pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

(1)

PENENTUAN TAJUK SUBJEK PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH :

POLTAK LEONARDO LUMBAN SIANTAR NIM: 082201037

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN MEDAN


(2)

LEMBARAN PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Penentuan Tajuk Subjek pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

Oleh : Poltak Leonardo Lumban Siantar

NIM : 082201037

Dosen Pembimbing : Himma Dewiyana, S., M.Hum

NIP : 19720825 200604 2 001

Tanda Tangan :

Tanggal : Juli 2011

...

Dosen Pembaca

NIP : 19670424 200112 1 001

Tanda Tangan :

Tanggal : Juli 2011


(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Penentuan Tajuk Subjek pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

Oleh : Poltak Leonardo Lumban Siantar NIM : 082201037

Program Studi D-III Perpustakaan dan Informasi

Ketua : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd.

NIP : 19570407 198603 2 001

Tanda Tangan :

Tanggal : Juli 2011


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, terlebih dahulu penulis menaikkan puji syukur khadirat Bapa di Surga dan Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan kasih karunia-Nya serta bimbingan-karunia-Nya kepada penulis selama menjalani studi terutama dalam menyelesaikan kertas karya ini.

Kertas karya ini berjudul “Penentuan Tajuk Subjek pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi D III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam kertas karya ini masih belum sempurna baik dari segi materi, pembahasan maupun penyususnan bahasanya. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan kertas karya ini.

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis mendapat banyak bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun material. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahron Lubis, M.A., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M. Pd. Selaku Ketua Jurusan Program Studi D III Ilmu Perpustakaan yang memberikan dorongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kertras karya ini.

3. Himma Dewiyana, S., M.Hum, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

4. Laila Hadri Nasution, S.Sos. selaku dosen wali penulis selama perkuliahan di Program Studi D III Perpustakaan.

5. Bapak Oktohzuhri, S.H, M.Si., selaku kepala Perpustakaan Politeknik Negeri Medan yang telah mengizinkan penulis melakukan observasi dan mengumpulkan data sehingga kertas karya ini dapat selesai.


(5)

6. Seluruh staf pengajar pada Program Studi D III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Terima Kasihku yang tak terhingga kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda T.Lumban Siantar dan Ibunda E.Sirait dan bow cabam yang banyak memberikan bantuan material, semangat, motivasi, dorongan dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.

8. Seluruh sahabatku yang banyak memberikan motivasi, dorongan dan materi selama kuliah dan juga penyelesaian kertas karya ini.

9. Kedua adikku tersayang Kristina br Lumban Siantar dan Sri Nia br Lumban Siantar yang telah banyak memberikan semangat, dorongan dan doa kepada penulis.

10. Buat abang-abang, kakak-kakak, teman-teman (bg Nenggo, bg Febry, bg Reza, bg Fadlan, bg Sandy, bg idong, kak Mieke, kak Cimaw, Ridwan, Bibir, bu Negara Miftha, Anum Zot, Hilda yang telah banyak memberikan semangat kepada penulis dalam perkuliahan dan penyusunan kertas karya ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya terutama bagi penulis sendiri.

Medan, Juni 2011 Penulis

Poltak Leonardo Lumban Siantar NIM: 082201037


(6)

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ……… iii

DAFTAR GAMBAR... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penulisan ……… 1

1.2.Tujuan Penulisan ……… 3

1.3.Manfaat Penulisan ……… 3

1.4.Ruang Lingkup……… 4

1.5.Metode Pengumpulan Data………. 4

BAB II KONSEP-KONSEP PENENTUAN TAJUK SUBJEK 2.1.Pengertian Tajuk Subjek ……… 5

2.2.Fungsi dan Tujuan Tajuk Subjek……… 6

2.3.Prinsip Dasar……….. 7

2.4.Konsep dalam Penentuan Tajuk Subjek……… 8

2.3.1. Disiplin Ilmu ……… 9

2.3.2. Fenomena ……… 9

2.3.3. Bentuk ……… 12

2.5.Jenis Tajuk Subjek ……….. 13

BAB III PENENTUAN TAJUK SUBJEK DI PERPUSTAKAAN POLMED 3.1.Sejarah Singkat Perpustakaan POLMED………. 18

3.2.Jam Buka Perpustakaan POLMED……… …….. 18

3.3.Struktur Organisasi Perpustakaan POLMED……… 18

3.4.Peraturan dan Tata-tertib Perpustakaan POLMED……… 20

3.5.Pengguna Perpustakaan POLMED……… 21

3.6.Sistem Pelayanan POLMED……… 21

3.7.Jenis Layanan pada Perpustakaan POLMED……… 21

3.8.Koleksi Perpustakaan POLMED……… 22

3.9.Penentuan Tajuk Subjek pada Perpustakaan POLMED 3.9.1.Langkah-langkah dalam Penentuan Tajuk Subjek ……… 22


(7)

3.9.2.Ketentuan dalam Menentukan Tajuk Subjek……… 26 3.9.3.Cara Penerapan Tajuk Subjek……… 27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan ……… 34

4.2.Saran ……… 35

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar-1: Struktur Organisasi Perpustakaan Politeknik Negeri Medan ... 19


(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Penulisan

Perpustakaan adalah suatu lembaga atau unit kerja yang menyimpan berbagai jenis bahan perpustakaan secara sistematis dan mengelolanya dengan cara yang sistematis untuk digunakan oleh penggunanya. Perpustakaan merupakan pusat informasi dimana bahan-bahan perpustakan dikumpul, diolah dan kemudian disebarluaskan agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pengguna. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat, perpustakaan sebagai pusat informasi tentu mendukung pengguna dalam memenuhi informasi yang dibutuhkan .

Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai pelaksana teknis yang bersifat akademis yang berfungsi sebagai penunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi mahasiswa, dosen dan karyawan. Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang bersifat ilmiah, maka keberadaan perpustakaan dituntut untuk memfungsikan dirinya sebagai pusat pelestarian ilmu pengetahuan, pusat belajar, pusat penelitian, dan sebagai penyebaran informasi.

Perpustakaan Politeknik Negeri Medan sebagai salah satu Perpustakaan Perguruan Tinggi, merupakan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Perpustakaan di lingkungan POLMED. Perpustakaan POLMED membantu proses belajar mengajar dan mempunyai fungsi yaitu tempat mengumpulkan, menata, merawat dan menyajikan berbagai macam bahan ajar, informasi serta dokumentasi, tempat untuk mendapatkan bahan ajar dan informasi, tempat melakukan kegiatan belajar


(10)

mandiri kepada sivitas akademika POLMED untuk mendapatkan materi ajaran dan informasi.

Untuk melaksanakan fungsinya perpustakaan harus dapat mengumpulkan berbagai jenis bahan pustaka atau informasi dan mengolahnya sedemikian rupa, sehingga mudah ditemukan oleh penggunanya. Agar mudah menemukan kembali informasi yang tersimpan dalam koleksi perpustakaan, baik buku maupun non buku, diperlukan suatu sistem pengorganisasian yang baik. Proses ini tidak lain adalah kegiatan pengatalogan deskriptif dan pengatalogan subjek yang disebut pengindeksan (Indexing).

Pengatalogan deskriptif yang bertumpu pada fisik bahan pustaka (judul, pengarang, jumlah, halaman, dan lain-lain), kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama dan tambahan, pedomannya antara lain Anglo American Cataloguing Rules (AACR) dan Internasional

Standard Bibliographic Description (ISBD) dan pengindeksan subjek, yang

berdasar pada isi bahan pustaka (subjek atau topik yang di bahas), mengadakan analisis subjek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan klasifikasi, daftar tajuk subjek dan tesaurus. Dalam penentuan tajuk subjek dokumen alat bantu yang digunakan adalah Searsh List atau Library Conggress

Subject Heading (LCSH). Secara umum penentuan tajuk subjek dilakukan untuk

memudahkan pengguna dalam menemukan bahan informasi yang diperlukan. Oleh sebab itu berdasarkan uraian diatas dan untuk mengetahui bagaimana penentuan tajuk subjek pada Perpustakaan POLMED, penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang penentuan tajuk subjek pada perpustakaan POLMED, sehingga penulis memilih judul “Penentuan Tajuk Subjek pada


(11)

Perpustakaan Politeknik Negeri Medan”. Sesuai dengan judul penulisan kertas karya ini maka yang akan dibahas adalah bagaimana kegiatan penentuan tajuk subjek pada Perpustakaan POLMED.

1.2Tujuan Penulisan

Tujuan utama penulisan kertas karya ini adalah untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang penentuan tajuk subjek dan memiliki tujuan khusus yaitu:

1. Untuk mengetahui dengan jelas bagaimana penentuan tajuk subjek di Perpustakaan POLMED.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Perpustakaan POLMED dalam melakukan kegiatan penentuan tajuk subjek.

3. Untuk mengetahui manfaat dan tata cara penggunaan tajuk subjek dalam perpustakaan dengan menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna dan memberikan kemudahan untuk memperoleh bahan pustaka.

1.3Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang didapatkan dari penulisan kertas karya ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan para pembaca

tentang penentuan tajuk subjek.

2. Bagi Program Studi Perpustakaan dan Informasi D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara ialah menambah jumlah dan variasi referensi tentang pembuatan Karya Tulis tentang penentuan tajuk subjek. 3. Bagi Perpustakaan POLMED sebagai patokan dasar bagi mereka untuk


(12)

4. Bagi penulis sendiri, menambah wawasan dan lebih memahami pengetahuan tentang penentuan tajuk subjek yang ada di perpustakaan.

1.4Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian tajuk subjek ini adalah untuk meningkatkan ketepatan dalam menemukan informasi di dalam koleksi perpustakaan serta meningkatkan mutu pelayanan antara lain:

1. Peranan penentuan tajuk subjek dalam mendukung penemuan kembali informasi.

2. Sejauh mana peranan pihak perpustakaan dalam memberikan sarana dan prasarana di dalam kegiatan penentuan tajuk subjek.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Sangatlah diperlukan di dalam pelaksanaan observasi untuk mengumpulkan data, sehingga dalam mengadakan penelitian tentu pula diperlukan teknik pengumpulan data pada perpustakaan perguruan tinggi POLMED tentang penentuan tajuk subjek koleksinya. Metode yang dilakukan oleh penulis dalam penyusunan kertas karya ini adalah:

1. Studi Kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian terhadap bahan-bahan yang berupa buku, artikel, majalah dan yang lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas.

2. Studi Lapangan (Field Research) yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung pada Perpustakaan POLMED dan wawancara kepada pegawai perpustakaan yang terkait.


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tajuk Subjek

Ada beberapa alat temu balik informasi yang diketahui termasuk salah-satunya katalog subjek. Katalog subjek merupakan alat temu kembali informasi di perpustakaan jika si pencari informasi di perpustakaan belum mengetahui pengarang maupun judul bahan pustaka yang dicarinya. Oleh sebab itu katalog subjek merupakan salah satu sarana penting dalam penemuan kembali informasi.

Subjek dapat didefinisikan sebagai topik yang dibicarakan dalam satu karya atau suatu disiplin ilmu yang terkandung dalam suatu karya. Sehingga tajuk subjek dapat diartikan kata, istilah atau frasa yang digunakan pada katalog atau daftar lain di dalam perpustakaan untuk menyatakan tema atau topik suatu bahan pustaka (Daftar Tajuk Subjek Untuk Perpustakaan, 1992: 25). Suatu entri subjek adalah entri katalog dengan topik subjek merupakan sebagai media penyusun.

Defenisi tajuk subjek menurut (Trimo, 1989: 2 ) adalah “suatu kata atau beberapa kata yang dipergunakan untuk melukiskan isi dari pada suatu buku ataupun topik”. Topik subjek dapat disebut dengan Subject Heading, merupakan deskriptor yang dibentuk dari kata tunggal maupun majemuk dipilih dari teks dokumen yang berguna untuk memberikan penjelasan tentang deskripsi isi dari dokumen sampai kepada unsur ketepatan yang paling dalam .

Sebelum penentuan tajuk subjek dari suatu dokumen terlebih dahulu mengadakan analisis terhadap dokumen atau suatu karya. Kegiatan ini disebut dengan istilah analisis subjek.


(14)

Penentuan tajuk subjek disebut juga dengan pengindeksan yang menghasilkan deskripsi indeks (Index Description) yang merupakan deskripsi ringkas mengenai isi dokumen, oleh karena itu semua tahap dalam pengindeksan subjek dipengaruhi oleh analisis subjek.

Dalam pengindeksan dokumen, yang mengindeks harus mengetahui apa dokumen tersebut baik secara umum ataupun khusus. Oleh sebab itu pengindeks harus memiliki pengetahuan mengenai sifat, struktur dan hubungan yang terdapat diantara bidang-bidang pengetahuan.

2.2 Fungsi dan Tujuan Tajuk Subjek

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tajuk subjek diperlukan dengan alasan (Suwarno, 2007: 52) berikut :

a. Adanya proses temu kembali informasi

Artinya seorang pengindeks harus dapat memperkirakan kebutuhan informasi para pengguna. Hal ini terdapat pada tahap analisis subjek dimana pengindeks harus selalu bertanya bagaimanakah dokumen yang diharapkan pengguna dapat ditemukan kembali. b. Karena adanya kebutuhan informasi bagi pengguna perpustakaan

Apabila dokumen yang relevan dengan suatu permintaan dapat diketahui eksistensinya di perpustakaan, maka hal ini ada kecocokan (Match) antara informasi yang ditemukan, dengan kata lain informasi yang terdapat dalam dokumen dalam batas-batas tertentu cocok dengan informasi yang dikehendaki. Kecocokan inilah yang merupakan inti dari penemuan kembali informasi.

c. Banyaknya koleksi bahan pustaka di perpustakaan, sehingga pengguna mudah menentukan informasi yang bagaimana sesuai dengan kebutuhan. Bagaimanapun besarnya dokumen, perpustakaan tidak akan ada artinya jika dokumen yang relevan tidak dapat diketahui tempatnya bila diperlukan, oleh karena itu perpustakaan perlu membangun katalog yang merupakan suatu sistem penemuan kembali informasi (Information Retrieval

System).

d. Menyusun atau menyimpan di rak mempermudah petugas pada khususnya dan mempermudah pengguna mengakses langsung informasi yang terdapat pada bahan pustaka.

e. Informasi langsung dapat dipecah-pecah menjadi kategori yang relatif tidak banyak.


(15)

f. Informasi dapat digolongkan berdasarkan kelas ilmu pengetahuan menjadi seri kategori yang disusun secara logis.

Seperti telah diketahui bahwa perpustakaan membeli buku untuk kepentingan penggunanya. Katalog perpustakaan mencatat data mengenai buku itu sehingga pembaca dapat menemukannya dengan cepat. Karena itu harus mencatat data yang lengkap mengenai buku yang ada di perpustakaan.

Sejalan dengan fungsi tersebut di atas, maka tujuan pembuatan katalog perpustakaan sebagaimana dikemukakan oleh pustakawan C.A. Cutter pada tahun, 1876 yang diangkat oleh Needham, 1971 sebagai berikut:

a. Memberikan kemudahan kepada seseorang untuk menemukan bahan pustaka yang telah diketahui pengarang, judul, atau subjeknya secara cepat, tepat, dan akurat.

b. Menunjukakan bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan oleh pengarang tertentu berdasarkan subjek tertentu atau subjek-subjek yang berhubungan dan jenis atau bentuk literatur tertentu.

c. Membantu dalam pemilihan bahan pustaka berdasarkan edisi dan karakternya (sastra atau berdasarkan topik).

2.3 Prinsip-Prinsip dasar

Penentuan tajuk subjek mempunyai prinsip- prinsip dasar menurut (Suwarno, 2007: 53) sebagai berikut:

a. Penggunaan bahasa Indonesia

b. Satu istilah untuk semua (keseragaman) c. Beroreentasi pada kebutuhan pembaca d. Istilah Indonesia versus istilah asing e. Penggunaan istilah yang spesifik

f. Penggunaan istilah yang biasa digunakan g. Penggunaan transliterasi

Menurut saya prinsip-prinsip dasar tersebut diatas mempunyai peran penting dalam penentuan tajuk subjek karena setiap bahan informasi, seperti: buku, majalah, peta, gambar, bahan audiovisual, dan lain-lain harus diorganisir


(16)

menurut cara yang sistematis agar dengan mudah dan cepat orang atau pengguna dapat menemukan bahan informasi yang diperlukannya.

2.4 Konsep-Konsep dalam Tajuk Subjek

Dalam kaitannya dengan penemuan kembali informasi yang disebut indeks (Index) merupakan mekanisme fisik atau alat yang menunjukkan kepada penelusur bagian-bagian mana dalam gudang informasi yang secara relevan dengan suatu permintaan.

Dalam penentuan tajuk subjek, seorang pengindeks harus tahu kandungan dari intelektual yang ada di dalam subjek mengandung 3 (tiga) konsep yang mendasari pembuatan katalog perpustakaan (Suwarno, 2010: 120) antara lain:

a) Subjek Dasar atau Disiplin Ilmu yang dapat berupa :

1. Disiplin fundamental atau cabang ilmu utama yang terdiri dari 3 (tiga) kelompok ilmu pengetahuan yaitu ilmu kemanusian, ilmu alamiah dan ilmu sosial.

2. Sub disiplin fundamental merupakan bidang spesialisasi dalam suatu disiplin fundamental. Misalanya, dalam kelompok ilmu-ilmu alamiah, subdisiplin yang merupakan spesialisasi atau cabang, antara lain ialah fisika, kimia, biologi, sosiologi, ekonomi, dan politik.

b) Objek Pembahasan atau Fenomena, dapat diartikan konsep yang menunjukkan apa dokumen itu dan cara penyajian dokumen tersebut, dan dapat diartikan dengan konsep subjek yang dikaji dalam suatu ilmu atau sub disiplin, fenomena adalah benda atau wujud yang dikaji dalam disiplin illmu.

Contoh: Sosiologi Kenakalan

Disiplin Ilmunya : Sosiologi Fenomena : Kenakalan

Fenomena yang dikaji oleh berbagai disiplin ilmu dapat merupakan wujud konkrit (Concrity Entity) dan dapat juga merupakan ide abstrak (Abstract Idea). Fenomena berperan sebagai konsep subjek dalam analisis subjek. Konsep subjek menunjukkan dokumen itu mengenai apa. Fenomena yang dikaji dalam suatu displin ilmu merupakan perwujudan faset-faset disiplin terkait, oleh karena itu perlu diadakan analisis faset. Apabila fenomena merupakan perwujudan dari suatu


(17)

faset maka perlu ditetapkan urutan faset yang sering disebut kombinasi atau formula faset. Menurut Ranganatan dalam buku Suwarno hanya ada 5 (lima) faset fundamnetal yang memungkinkan terwujud dalam fenomena, antara lain :

1. Personality, yang wujudnya meliputi jenis, produk, atau hasil dan tujuan. 2. Matter, meliputi bahan atau material.

3. Energy, yang meliputi kegiatan atau masalah. 4. Space, yang meliputi tempat atau geografis. 5. Time, yang meliputi waktu dan periode.

Contoh: Industri kayu jati di Lampung sebelum tahun 1987. Cara menganalisis: P : Kayu

M : Jati

E : Industri

S : Jepara

T : Sebelum tahun 1978

Faset P M E merupakan faset-faset yang khas untuk disiplin ilmu artinya subjek yang ditampilkan pada faset-faset P. Faset S dan T merupakan faset umum yang sama untuk semua disiplin. Sedangkan faset M dan E selalu terkait dengan subjek disiplin masing-masing.

Kelima faset fundamental itu ditentukan harus selalu ada dalam setiap konsep subjek, oleh karena itu analisis subjek diperlukan untuk menentukan faset apa saja yang terwujudkan konsep subjek.

Urutan faset yang digunakan pada analisis faset untuk pengindeksan subjek sebagai sarana temu kembali katalog perpustakaan harus menyatakan berdasarkan urutan atau formula faset yang ditetapkan sebelumnya.


(18)

Urutan faset yang ditetapkan oleh Ranganatan adalah P M E S T, berdasarkan urutan yang dibuat tersebut seolah-olah unsur yang ada harus berurutan, akibatnya menjadi kurang nyata, oleh karena itu urutan faset tersebut tidak mutlak.

Contoh: Administrasi peminjaman buku di Perpustakaan POLMED

Analisisnya : Disiplin ilmu : Perpustakaan

Fenomena : Perpustakaan POLMED

Faset P : Administrasi

M : Buku

E : Peminjaman

Dengan demikian dikemukakannya urutan faset tersebut maka urutan subjek dokumen adalah :

1. Subjek dasar atau disiplin ilmu 2. Fenomena atau subjek disiplin 3. Faset yang formulanya P M E S T 4. Bentuk

Contoh : Direktori partai politik di Indonesia Analisisnya : Disiplin ilmu : Ilmu Sosial

Fenomena : Ilmu Politik Faset P : Partai

S : Indonesia


(19)

Yang perlu dicatat adalah bahwa batasan untuk satu faset ditentukan ciri pembagian, oleh karena itu tiap bidang pengetahuan tentunya mempunyai faset yang khas.

Untuk dibidang itu terkecuali faset S dan T yang merupakan faset umum sehingga bisa terdapat pada semua bagian bidang pengetahuan. Di dalam faset ada 2 (dua) hubungan yang berupa fokus yaitu :

1. Hubungan generik atau genus spesies

Yaitu hubungan antara fokus dengan faset yang sifatnya menyatu

Misalnya: Karbohidrat, Protein, Vitamin, itulah fokus yang menyatu dengan faset gizi.

2. Hubungan yang beragam terdapat pada fokus yang berbeda seperti hubungan benda dengan kekiatannya.

Misalnya: Besi, timah, baja dengan lebur.

Bentuk dapat didefinisikan konsep yang menunjukkan subjek dokumen itu. Berbeda dengan fenomena atau subjek yang menunjukkan subjek itu mengenai apa. Dalam konsep bentuk dapat terbagi 3 (tiga) jenis yaitu :

1. Bentuk Fisik

Bentuk fisik mengacu kepada medium yang digunakan dokumen tersebut. Dengan demikian bentuk fisik adalah wujud fisik dari suatu dokumen. Perlu diingat bentuk fisik tidak mempengaruhi subjek dokumen.

Misalnya majalah yang memuat perawatan kulit yang isinya dibuat dalam bentuk CD. Dengan demikian bentuk fisik tidak mengubah bentuk subjek. Bentuk fisik yang biasanya dicatat dalam analisis subjek hanyalah


(20)

bentuk-bentuk yang penting untuk menampilkan atau menempatkan dokumen terkait, seperti: brosur, film, kaset.

Tidak akan ditempatkan atau disusun bersama-sama dengan koleksi buku, dengan demikian bentuk fisik tidak harus dikeluarkan dalam analisis subjek.

2. Bentuk Penyajian

Yaitu ciri tata susunan subjek dokumen. Bentuk penyampaian dapat menggunakan lambang misalnya bahasa tertentu misalnya bentuk abjad kamus, bentuk tulisan seperti ceramah dan laporan. Selain itu ada juga yang berbentuk kelompok tertentu. Contoh, Statistik untuk Penduduk. 3. Bentuk Intelektual

Mengacu pada aspek yang diutamakan, dapat dikatakan disiplin fundamental adalah semacam bentuk penyajian karena lebih menunjukkan dokumen itu sendiri daipada dokumen itu mengenai apa.

Contoh :

1. Sejarah pendidikan tinggi di ndonesia

Sejarah merupakan aspek sejarah yang dikaji Konsep sejarah merupakan sub disiplin Pendidikan tinggi merupakan ilmu pendidik 2. Filsafah pendidikan

Aspek yang diutamakan adalah filsafah dan sekaligus merupakan disiplin ilmu.


(21)

2.5 Jenis Tajuk Subjek

Jenis-jenis tajuk subjek menurut (J.Tairas, 1985: 3), yaitu: a. Tajuk Utama (Main Heading )

1. Kata benda sebagai subjek

Jenis subjek yang paling sederhana adalah yang terdiri atas satu kata benda, ada kalanya dua kata benda dihubungkan dengan kata “dan” ditentukan sebagai subjek.

2. Tajuk Ajektif

Sering kali subjek-subjek ditanyakan dalam bentuk frase adjektif, yang terdiri atas kata benda dan diikuti kata sifat Contoh: Anggaran Moneter; Binatang Langaka; Hukum Adminitratif; Doktrin Monroe; Masalah Cina; Bank Sentral; dan sebagainya.

3. Tajuk Frase

Tajuk frase adalah tajuk yang dibentuk oleh dua kata benda yang digabungkan atau tidak dihubungkan dengan kata depan 4. Tajuk Gabungan

Suatu tajuk gabungan dibentuk oleh dua atau lebih unsur yang sederajat, dihubungkan dengan kata penghubung “dan”.

5. Tajuk bentuk kombinasi

Dalam bentuk tajuk frase dan tajuk gabungan kadang perlu mengadakan kombinasi-kombinasi tertentu.

6. Tajuk yang dibalik

Dalam satu dua hal tajuk yang terdiri atas dua atau lebih kata-kata atau istilah-istilah perlu diadakan perbalikan.

Alasan perbalikan:

1. Anggapan bahwa para pembaca akan mencari melalui istilah dasar, biasanya kata benda atai inti dari subjek bersangkutan

Contoh: BEDAH, AHLI; INFORMASI, PUSAT.

2. Menempatkan istilah atau kata yang mempunyai arti luas di depan untuk mengumpulkan bersama semua aspek dari subjek yang luas itu, bila hal itu dikehendaki.

b. Tajuk tambahan ( Sub-headings ) 1. Subdivisi menurut bentuk.

2. Subdivisi menurut tempat geografis. 3. Subdivisi menurut waktu.


(22)

Menurut Ward dalam (Hasugian, 1999: 3) Pengolahan data fisik sebuah buku dikenal dengan nama pengatalogan atau katalogisasi. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan peraturan agar ada keseragaman. Pengatalogan berhubungan erat dengan kegiatan penentuan subjek dokumen, yang mempunyai 2 (dua) jenis tajuk subjek, antara lain :

a) LCSH (Library of Conggres Subject Heading)

Pada mulanya daftar ini digunakan hanya untuk kepentingan Library of Conggress di Amerika Serikat pada tahun 1898, tetapi perkembangannya kemudian menunjukkan bahwa perpustakaan lainnya perlu menggunkannya. Bahkan beberapa penerbit turut menggunakannya untuk menentukan heading dalam alat-alat bibliografinya. Demikan pula daftar ini banyak digunakan di perpustakaan yang sedang berkembang. Lama-lama dengan sendirinya subject

heading tersebut disesuaikan terus dengan kebutuhan.

LCSH ini adalah daftar tajuk subjek yang paling konprehensif di banding yang lainnya. LCSH digunakan dan dikembangkan oleh Library of Conggress (Perpustakaan Parlemen USA) sejak tahun 1897 sampai sekarang, dan yang terbaru ini adalah edisi ke-23 yang terbit pada tahun 1999 bulan Desember dan digunakan pada tahun 2000. Jumlah entri yang terdapat didalamnya 251.300 istilah untuk tajuk subjek. LCSH dikembangkan untuk perpustakaan yang besar koleksinya. Karena istilah di dalamnya sangat spesifik atau khusus. Susunannya sangat teknis sehingga lebih rumit di banding dengan lainnya. LCSH dapat digunakan bersama-sama dengan bagan klasifikasi DDC. Dengan demikian suatu perpustakaan boleh menggunakan 2 (dua) peralatan yang berbeda untuk


(23)

merumuskan bahasa indeks dokumen, sehingga di dalam penggunaan LCSH mempunyai petunjuk untuk mengetahui sistem istilah subjek, sebagai berikut :

1. User For (UF)

Merupakan istilah yang digunakan untuk istilah-istilah yang ada dibawahnya, sebagai contoh dibawah ini:

Bowling alleys

UF Alleys, Bowling

Bowling lanes Lanes, Bowling

Maka salah satu bahasa di atas dapat diambil menjadi subjek yang sesuai dengan dokumen yang dibahas.

2. Narrow Term (NT)

Merupakan istilah yang lebih kecil atau istilah yang lebih spesifik artinya di dalam menentukan subjek diambil kata yang paling khusus, sebagai contoh di bawah ini:

Pengataloger (Kataloging)

NT Classification

Description Subject indexus Access point

Maka kata yang diambil menjadi subjek bukan pengataloger melainkan salah satu dari kata di atas.


(24)

3. Broader Term (BT)

Menunjukkan istilah bagian suatu ilmu yang lebih luas, sebagai contoh seperti di bawah ini:

Bowie Group

BT Geology, Straigrafich-Pennsylvanian

Geology, Straigrafich-Permian Groups (Straigraphy)-Texas

4. Scope Notes (SN)

Menunjukkan istilah itu mencakup perincian atau ruang lingkup, sebagai contoh :

Chemistry

SN Mencakup Ilmu Kimia Proses Kimia

Uji Coba Kimia Analisis Kimia Laboratorium Kimia


(25)

5. Rilend Term (RT)

Menunjukkan istilah yang berhubungan tetapi tidak sama, contoh :

Bowman Family

RT Baugh Family

Bowers Family b) Search List

Nama lengkap dari daftar ini adalah Sears List of subject Heading for Small

Libraries, mula-mula diterbitkan pada tahun 1923 bentuknya lebih sederhana

yang berukuran 30 kali lebih kecil dari LCSH dan pada tahun 1953 menerbitkan edisi ke-8. Biasanya Search List digunkan untuk perpustakaan kecil, perpustakaan sekolah dan kala terbitnya tidak beraturan yang jumlahnya koleksinya 50.000 buku. Bagi perpustakaan perguruan tinggi Search List tidak dipergunakan karena apabila ingin mempergunakannya harus mempertimbangkan daya gunanya. Banyak hal yang perlu mendapatkan tambahan dan perubahan.


(26)

BAB III

PENENTUAN TAJUK SUBJEK PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

Perpustakaan POLMED berdiri pada tahun 1983, yaitu satu tahun setelah berdirinya Politeknik. Saat ini staf perpustakaan berjumlah 9 orang. Perpustakaan POLMED berada di lantai II Gedung Pusat Daya Penunjang, yang mempunyai luas ruangan ± 460 m2.

3.2 Jam Buka Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

Perpustakaan POLMED dalam memberikan layanan telah menetapkan peraturan jam buka layanan perpustakaan sebagai berikut :

a. Senin s/d Jum’at : 08.00 WIB – 16.30 WIB b. Sabtu : 08.00 WIB – 15.30 WIB

3.3 Struktur Organisasi Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

Perpustakaan perguruan tinggi yang merupakan sarana kelengkapan bagi suatu perguruan tinggi yang memiliki peranan yang sangat penting bagi terlaksannanya proses belajar mengajar dan Tri Dharma perguruan tingginya. Untuk mengetahui kedudukan serta tanggungjawab kerja masing-masing bagian maka perlu dibuatkan struktur organisasi yang jelas. Adapun struktur oganisasi yang jelas Perpustakaan POLMED adalah sebagai berikut:


(27)

Gambar – 1 : Struktur Organisasi Perpustakaan Politeknik Negeri Medan Sumber :Perpustakaan Politeknik Negeri Medan, 2011

Ka. UPT Perpustakaan

Sekr. UPT Perpustakaan

Pelayanan Teknis

Pengadaan

Pengolahan

Perawatan

Pelayanan Pengguna

Sirkulasi

Koleksi

Referensi


(28)

3.4 Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

Peraturan Perpustakaan Politeknik Negeri Medan adalah sebagai berikut : 1. Syarat menjadi anggota

a. Sivitas Akademika Politeknik Negeri Medan. b. Mengisi formulir keanggotaan.

c. Membayar biaya pendaftaran (khusus mahasiswa). 2. Sanksi

a. Keterlambatan pengembalian Rp. 500,-/hari/buku (khusus mahasiswa). b. Anggota yang menghilangkan atau merusak buku yang dipinjam wajib

menggantinya dengan buku yang sama atau buku lain dan membayar biaya administrasi Rp. 10.000,-.

c. Anggota yang membawa keluar bahan pustaka dan belum dicatat dibagian sirkulasi atau mengoyak lembaran buku dikenakan sanksi administarsi sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Bagi dosen dan staff administrasi yang telah masuk daftar penagihan pengembalian buku, jika hendak meminjam bahan pustaka/buku harus mengembalikan buku pinjaman terlebih dahulu.

3. Peminjaman

a. Mahasiswa, buku yang dipinjam maksimal 3 (tiga) eksemplar.

b. Dosen dan staff administrasi, buku yang dipinjam maksimal 4 (empat) eksemplar.

c. Mahasiswa, jangka waktu peminjaman maksimal 1 (satu) minggu. d. Dosen dan staff administrasi, jangka waktu peminjaman maksimal 4

(empat) minggu.


(29)

Adapun tata- tertib Perpustakaan Politeknik Negeri Medan adalah sebagai berikut :

a. Mengisi daftar pengunjung di pintu masuk ruang perpustakaan.

b. Tidak dibenarkan membawa koleksi yang tidak dapat dipinjamkan dan belum didaftar dibagian sirkulasi keluar dari ruangan perpustakaan.

c. Tidak dibenarkan memakai baju kaos dan sandal.

3.5 Pengguna Perpustakaan Polteknik Negeri Medan

Pengguna Perpustakaan POLMED adalah dosen, staff administrasi, sivitas akademika. Pengguna luar yang ingin meminjam koleksi bahan pustaka tidak diperkenankan meminjam bahan pustaka dari Perpustakaan POLMED, tetapi mereka hanya boleh membaca bahan pustaka ditempat.

3.6 Sistem Pelayanan Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

Perpustakaan POLMED sama seperti perpustakaan perguruan tinggi lainnya dalam memberikan pelayanan kepada penggunanya menetapkan sistem dan kegiatan pelayanan. Sistem pelayanan yang terdapat pada Perpustakaan POLMED adalah sistem pelayanan terbuka, dimana para pengguna dapat langsung memilih dan mencari sendiri bahan pustaka yang diinginkan langsung di rak buku.


(30)

3.7 Jenis Layanan Pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

Adapun jenis layanan yang terdapat pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan adalah:

a. Sirkulasi, b. Koleksi, c. Referensi, dan d. Fotocopy.

3.8 Koleksi Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

Adapun koleksi yang terdapat di perpustakaan Politeknik Negeri Medan adalah :

a. Textbook : 11.478 eksemplar. b. Reference : 268 eksemplar. c. Course Note : 242 eksemplar. d. Fiction : 133 eksemplar. e. Terbitan Berseri : 22 eksemplar.

3.9 Penentuan Tajuk Subjek Pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan 3.9.1 Langkah – Langkah Penetuan Tajuk Subjek

Mengindeks adalah seni untuk menentukan subjek suatu karya dan mencari istilah yang sama dengan subjek ini dalam daftar tajuk subjek. Mengindeks dan menentukan klas merupakan bagian dari katalogisasi subjek atau mengungkapkan isi karya. Karena tajuk subjek tidak digunakan untuk kepentingan menyusun buku di rak, maka selain katalog subjek juga perlu dibuat daftar klasifikasi atau shelf

list yang menunjukkan letak buku-buku di rak, katalog subjek dan daftar


(31)

subjek. Cara menentukan tajuk subjek yang terdapat di perpustakaan POLMED sehingga dapat menghasilkan klasifikasi yang tepat mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :

1. Suatu karya terlebih dahulu dikelompokkan menurut subjeknya, kemudian baru pada bentuknya.

Contoh: suatu karya berjudul Kamus-Perpustakaan

Mula-mula ditentukan pada subjeknya, dalam hal ini yang menjadi subjek adalah perpustakaan, kemudian menyusul bentuknya yaitu kamus sehingga urutan sitasinya adalah Perpustakaan-Kamus.

2. Pengecualian untuk nomor 1 ialah karya umum dan karya satra, yang dimaksud dengan karya umum ialah karya yang mencakup semua subjek, misalnya surat kabar, majalah, ensiklopedia. Untuk buku ensiklopedia urutan sitasinya adalah Ensiklopedia – Indonesia.

3. Tempatkan suatu karya dalam subjek yang paling berguna bagi si pengguna. Masalah ini berhubungan erat dengan sifat perpustakaan serta kepentingan pengguna.

Contoh: Buku Management of Information System.

Bagi perpustakaan yang bergerak dalam bidang manajemen, akan lebih dikelompokkan pada bidang manajemen bukan pada sistem informasinya. 4. Tempatkanlah suatu karya dalam klasifikasinya yang paling spesifik.

Misalnya, buku tentang Buaya lebih tepat dikelompokkan pada jenis Reptilia bukan pada binatang bertulang belakang.

5. Bagi karya yang mencakup lebih dari tiga subjek dikelompokkan menjadi satu subjek.


(32)

6. Suatu subjek yang mempengaruhi subjek lain dikelompokkan pada subjek yang dipengaruhinya.

Cotoh: Pengaruh Agama Islam terhadap pintu gerbang makam.

Analisis subjeknya adalah fase yang mempengaruhi adalah agama Islam dan fase yang dipengaruhi adalah pintu gerbang makam.

7. Suatu subjek yang mempengaruhi bila suatu karya mencakup lebih dari tiga subjek, digolongkan pada subjek umum yang mencakup semua subjek.

8. Suatu subjek diuraikan untuk kepentingan pengguna bidang lain, dikelompokkan pada subjek yang bersangkutan.

Contoh: Statistik untuk pendududuk dikelompokkan pada statistik.

9. Suatu subjek yang diuraikan untuk kepentingan pengguna bidang lain, dikelompokkan pada subjek yang bersangkutan.

10.Suatu subjek yang digunakan untuk membantu menganalisa subjek lain, dikelompokkan pada subjek yang dibantu.

Contoh: Analisa statistik untuk perdagangan dikelompokkan pada subjek perdagangan.

11.Tempatkanlah suatu buku dalam subjek yang sesuai dengan maksud si pengarang.

12.Apakah sebuah buku membahas suatu subjek, misalnya: membahas manajemen atau akuntansi.

13.Jika sebuah buku membahas suatu subjek, apakah buku ini membahas subjek ini saja atau berapa subjek lain.


(33)

14.Jika sebuah buku membahas sebuah subjek, tulislah subjek tersebut. Carilah nomor klasifikasinya yang khusus diperuntukkan bagi subjek ini. 15.Jika sebuah buku membahas beberapa subjek, apakah semua subjek ini

merupakan bagian dari suatu subjek yang lebih luas, jika merupakan subjek yang luas carilah klasifikasinya untuk subjek yang luas ini.

16.Jika sebuah membahas beberapa subjek yang bukan merupakan bagian dari sebuah subjek yang luas, pilihlah subjek yang paling banyak dibahas atau subjek yang sangat penting untuk pengguna perpustakaan dan carilah klasifikasi untuk subjek tersebut.

17.Jika sebuah buku tidak membahas suatu subjek tentukan apakah sebuah buku tersebut termasuk dalam jenis kamus, ensiklopedia, almanak, kumpulan tabel, bibliografi. Carilah klasifikasi untuk jenis buku tersebut. 18.Dalam menentukan nomor klasifikasi, harus selalu menyadari bahwa buku

yang tidak diberi nomor klasifikasi yang benar akan sulit ditemukan kecuali nama penulisnya diketahui. Menentukan nomor klasifikasi tidak selalu dapat dilakukan hanya dengan membaca judul dan anak judul karena keduanya kadang–kadang tidak menyatakan isi buku. Maka langkah yang dilakukan harus membaca daftar isi, kata pengantar, bahkan perlu bagian dari isi buku dan pendahuluan.


(34)

3.9.2 Ketentuan Untuk Menentukan Tajuk Subjek

Ketentuan berikut harus diikuti waktu menetukan nomor klasifikasi, karena akan mempermudah di dalam menentukan subjek yang dilakukan pada Perpustakaan POLMED, antara lain :

1. Berikan klasifikasi yang sesuai dengan subjeknya, kemudian menurut jenis buku.

Ini adalah ketentuan dasar klasifikasi dan paling mudah diikuti karena isi buku lebih penting daripada bentuknya. Kekecualian pada beberapa jenis buku seperti Kamus, Peta dan Atlas dimana bentuk lebih penting sehingga diberikan klasifikasi yang sesuai dengan bentuknya.

Contoh: Sejarah gerakan teknologi tepat guna.

Berdasarkan ketentuan di atas bahwa buku harus diberi klasifikasi yang sesuai dengan subjeknya sehingga harus diberi klasifikasinya untuk teknologi tepat guna bukan klasifikasi untuk sejarah. Karena teknologi tepat guna merupakan subjek utama dan menetukan klasifikasi berdasarkan bentuk atau jenis buku tidak sukar jika terdapat klasifikasi untuk karya umum.

2. Pilihlah klasifikasi yang dapat meningkatkan manfaat buku.

Artinya dalam menentukan klasifikasi harus diperhatikan sifat koleksi dan kebutuhan pengguna. Sebagai contoh sebuah buku di Perpustakaan POLMED yang berjudul Teknologi Tepat Guna untuk Wanita yang membicarakan berbagai teknologi tepat guna sebaiknya diberi klasifikasi untuk “teknologi tepat guna” bukan klasifikasi untuk “wanita dan pembangunan” karena teknologi tepat guna juga dipakai pria.


(35)

3. Pilihlah nomor klasifikasi yang paling sesuai dengan tajuk subjek buku bukan nomor klasifikasi untuk subjek yang lebih luas daripada buku tersebut. Artinya bagan klasifikasi harus dipelajari agar dapat menjawab subjek apa saja yang merupakan subjek utama dan subjek apa saja terdapat dibawah subjek utama.

4. Jika buku membicarakan dua atau tiga subjek, berikan klasifikasi untuk subjek yang utama atau subjek yang dibahas pertama.

Contoh: Jika subjek dibahas sama-sama banyaknya dalam sebuah buku, buku tersebut harus diberi klasifikasi untuk subjek pertama, seperti judul ternak cacing dan tenak bekicot harus diberi klasifikasi untuk ternak cacing karena cacing lebih dulu disebutkan dan klasifikasi keduanya adalah ternak bekicot.

5. Jika sebuah buku membahas lebih dari tiga subjek, berikan klasifikasi yang mencakup semua subjek.

Contoh: sebuah buku yang membahas budidaya dan daur ulang sampah sayuran, daun dan buah harus diberi klasifikasi untuk budidaya dan pengolahan sampah, bukan klasifikasi untuk masing-masing dapat diberikan.

3.9.3 Cara Penerapan Tajuk Subjek

Dalam pengatalogan dikenal dengan dua kegiatan yaitu (a). Menentukan tajuk entri utama dan (b). Deskripsi binliografi. Kedua kegiatan tersebut berlainan, masing-masing memiliki peraturan tersendiri. Untuk membahas tentang menentukan tajuk subjek di Perpustakaan Library Conggress Subject Heading


(36)

(LCSH) POLMED, penulis terlebih dahulu menguraikan analisis entri katalog, antara lain :

1. Menentukan tajuk subjek

Yaitu dalam menentukan sebuah subjek Perpustakaan POLMED menggunakan di dalam menentukan tajuk subjek yang tepat sebagai contoh :

Rachman, Abdul

Minat Baca Murid Sekolah Dasar di Jawa Timur/Abdul Rachman.— Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985

xxviii, 219 p.: ill.; 28 cm I. READING I. Title 2. Judul

Harus dituliskan sesuai dengan data yang terdapat pada halaman judul buku. Judul merupakan data kedua mengenai sebuah buku yang ditulis pada kartu katalog.

3. Anak Judul

Anak judul ditulis sesudah judul dipisahkan dengan tanda “colon” atau titik dua (:). Bagian pertama anak judul ditulis dengan huruf kecil kecuali nama.

Contoh: Kesehatan Keluarga: Pemenuhan gizi bagi anak-anak. 4. Judul Alternatif

Yang judul lain sebuah karya yang diberikan seorang penulis, biasanya menggunakan kata atau padanan kata lain sesuai dengan buku, dan masih terdapat judul pararel artinya sebuah buku memiliki judul yang sama


(37)

namun ditulis dalam bahasa yang berlainan. Untuk menunjukkan judul pararel, maka antara judul satu dengan yang lain dipisahkan dengan tanda sama dengan (=).

Contoh : Pengantar Ilmu Manajemen = Introduction to Management. 5. Pernyataan Pengarang

Nama pengarang diikuti dengan gelar kebangsawanan, bila ada disebutkan di dalam buku. Nama pengarang ditulis sesuai dengan nama yang terdapat pada halaman judul. Bilamana nama pengarang tidak terdapat pada halaman judul maka nama tersebut disebutkan dalam pernyataan kepengarangan dan ditulis dalam kurung siku. Antara pernyataan kepengarangan dipisahkan dengan tanda garis miring (/).

Contoh:

Sukadam, Sudarjat

Kualitas Sistem Akuntansi Badan Usaha Sektor Swasta yang Memperoleh Kredit dari Bank/ Sudarjat Sukadam.—Jakarta : Bumi Aksara, 1989

iii, 36 p.; 28 cm Bib.: p. 36

I.ACCOUNTANCY I. Title 6. Keterangan Edisi

Keterangan edisi selalu dinyatakan dalam katalogisasi selama keterangan edisi tersebut dinyatakan dalam buku. Biasanya yang dimasukkan kedalam keterangan edisi adalah edisi kedua atau edisinya, seperti:


(38)

Rev ed = Revisi edition

Jika sebuah karya seorang pengarang dalam edisi berikutnya disunting atau direvisi oleh pengarang lain, maka nama penyunting disebutkan dalam keterangan edisi.

Contoh: Wilson, TD

In defence of dictionary catalog/T.D Wilson 7 th.Ed.-revised by Hunter, E.J

7. Impresum atau Daerah Penerbit

Dalam bagian ini mencakup kota, nama penerbit dan tahun penerbit, sebagai contoh adalah:

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992

Jika sebuah buku diterbitkan oleh dua penerbit yang berlainan dan di kota yang berbeda pula maka kedua-duanya harus disebutkan.

Contoh: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; Bandung: Ganesha. 8. Kolasi

Bagian ini disebut daerah deskripsi fisik, keterangan yang dimuat menyangkut data fisik buku, seperti:

a. Jumlah halaman b. Keterangan gambar c. Tinggi buku


(39)

9. Keterangan Seri

Disebut juga dengan daerah seri, jika sebuah judul seri kolektif, maka keterangan seri ditambahan sesudah daerah fisik dituliskan dalam kurung. Keterangan yang ditulis terdiri dari :

a. Judul Seri b. Nomor Seri

c. Nomor editor bilamana editor tersebut di buku pengarang dari buku dalam seri tersebut.

Contoh: Siagian, Sondang P.

Manajemen Personalia/Sondang P. Siagian 2nd.Ed.—Jakarta : Rineka Cipta, 1996

Xii, 298 hal.: ill.; 25 cm (Seri Ekonomi)

(Daftar perencanaan, Seri 2; no 7) (Editor oleh Bambang Kirana) 10.Daerah Catatan atau Anotasi

Catatan menjelaskan setiap setiap butir yang ada di dalam katalog. Informasi yang lain juga dapat ditulis dalam daerah catatan seperti informasi:

a. Judul b. Pengarang c. Edisi


(40)

e. Keterangan penulis maupun seri

f. Catatan tentang ruang lingkup buku, bahasa dan bentuk buku Contoh: Membahas penentuan tajuk subjek entri utama Teks dalam bahasa Inggris

Tiga buah buku petunjuk.

11.International Standard Book Number (ISBN)

Merupakan singkatan dari International Standard Book Number atau nomor buku standar internasional. Setiap nomor terdiri dari 13 digit termasuk tanda sambung.Setiap nomor merupakan nomor unik sebuah buku, dari nomor tersebut dapat diketahui suatu negara atau kode negara. Contoh: 979-6792-0798

12.Jejakan

Jejakan disebut dengan tracing ditulis pada kartu utama saja. Dari kartu utama dibuat kartu tambahan berdasarkan keterangan yang ada pada kartu utama. Jejakan berguna bila harus mencabut kartu katalog karena buku ditarik dari peredaran atau hilang. Untuk memperoleh perbedaan antara kartu utama dengan kartu tambahan yang dibuat berdasarkan jejakan dapat diperhatikan contoh di bawah ini:

Kartu Utama

Adinegara, Erlangga

Budidaya tanaman keras/Erlangga Adinegara 2nd.Ed.—Bandung : Erlangga, 1996

xii, 237 hal.; ill.; 25 cm I.HOLTIKULTURA I. Title


(41)

Kartu Tambahan Judul Budidaya tanaman keras Adinegara, Erlangga

Budidaya tanaman keras/Erlangga Adinegara 2nd.Ed.--Bandung: Erlangga, 1997

xii, 237 hal.; ilus.; 25 cm I.HOLTICULTURA I. Title

Setelah uraian tentang entri yang dijabarkan di atas, maka penulis akan menguraikan penentuan tajuk subjek yang terdapat di Perpustakaan POLMED, dengan berdasarkan contoh dibawah ini :

Edwar, Candra

Perekonomian di Sungapore/Candra Edwar 2nd.Ed.—Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001 xiii, 379 hal.: ill.; 25 cm

I. AGRICULTURE I. Title

Untuk menganalisa subjek yang disebutkan yaitu agriculture dapat diuraikan dengan menggunakan notasi pada DDC yang dipergunakan oleh Perpustakaan POLMED yang ke-20.


(42)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam kertas karya ini maka penulis membuat suatu kesimpulan. Adapun kesimpulan itu antara lain :

1. Perpustakaan POLMED menggunakan LCSH dalam menentukan subjek bahan pustaka dan menggunakan DDC 20 dalam mencari nomor klasifikasinya.

2. Pembuatan deskripsi bibliografi yang dilakukan di Perpustakaan POLMED disesuaikan dengan kebutuhan informasi untuk mengtahui apakah bahan pustaka relevan dengan suatu permintaan pengguna, sehingga dapat diketahui eksistensinya di perpustakaan dan hal ini berarti ada kecocokan antara informasi yang diminta dan informasi yang ditemukan dengan kata lain ini merupakan inti dari penemuan kembali informasi.

3. Kegiatan pengindeksan subjek yang dilakukan Perpustakaan POLMED memberikan penjelasan langsung tentang perbedaan antara DDC dengan LCSH yaitu perbedaan penentuan nomor klasifikasi yang diperuntukkan menyusun klasifikasi yang diberikan subjek dan pengguna LCSH diperuntukkan untuk subjek yang disusun berdasrkan abjad.


(43)

4.2 Saran

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam kertas karya ini maka penulis membuat suatu saran. Adapun saran itu antara lain :

1. Sebaiknya petugas perpustakaan khusus bidang pengatalogan mempunyai latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan sehingga menunjang kegiatan pengklasifikasian nomor klasifikasi dan penentuan tajuk subjek sesuai dengan isi buku yang dibahas mengenai apa, yang bertujuan mempermudah pengguna menemukan informasi yang diinginkan.

2. Dalam menganalisa subjek, seorang pengindeks harus taat asas dan konsisten, mengetahui langhkah-langkah dan ketentuan yang telah ada. 3. Sebaiknya sumber daya manusianya ditambah lagi, agar misi dan visi


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Cutter, Charles A. (1876). Aturan untuk Katalog Kamus. WP Cutter, ed. 4th ed.

Hasugian, Jonner (2009). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

Needham. (1971). Organizing knowledge in libraries. London: Andre Deutch.

Sulistyio-Basuki (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.

Suwarno, Wiji (2010). Pengetahuan Dasar Kepustakaan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Suwarno, Wiji (2007). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan. Jogjakarta: AR- Ruzz Media.

Tairas, J.N.B (1985). Daftar Tajuk Subjek untuk Perpustakaan, Edisi Ringkas. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Tairas, J.N.B (1999). Daftar Tajuk Subjek untuk Perpustakaan, Edisi Ringkas. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Trimo, Soejono. (1985). Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan. Bandung: Remadja Rosda Karya.


(45)

(46)

Lampiran 1 BAGAN KLASIFIKASI DDC 000 - Karya Umum

010 - Bibliografi

020 - Ilmu perpustakaan dan informasi 030 - Ensiklopedi umum

040

050 - Penerbitan berkala umum 060 - Organisasi dan permuseuman 070 - Jurnalisme, penerbitan, surat kabar 080 - Kumpulan karya-karya umum 090 - Manuskrip dan buku langka 100 - Filsafat

110 - Metafisika

120 - Teori pengetahuan 130 - Gejala paranormal 140 - Aliran filsafat 150 - Psikologi 160 - Logika 170 - Etika

180 - Filsafat kuno

190 - Filsafat Barat modern 200 - A g a m a

210 - Agama-agama alam 220 - Alkitab

230 - Teologi Kristen


(47)

250 - Gereja Kristen lokal 260 - Teologi sosial 270 - Sejarah Gereja

280 - Denominasi & sekte Gereja 290 - Agama-agama lain

297 - Agama Islam 300 - Ilmu-ilmu Sosial 310 - Statistik

320 - Ilmu politik 330 - Ilmu ekonomi 340 - Hukum

350 - Administrasi negara

360 - Masalah dan pelayanan sosial 370 - Pendidikan

380 - Perdagangan dan perhubungan 390 - Adat istiadat & kebiasaan 400 - Bahasa

410 - Linguistik 420 - Bahasa Inggris 430 - Bahasa Jerman 440 - Bahasa Perancis 450 - Bahasa Itali, Romania 460 - Bahasa Spanyol & Portugis 470 - Bahasa Latin

480 - Bahasa Yunani 490 - Bahasa-bahasa lain


(48)

500 - Ilmu-ilmu Murni 510 - Matematika 520 - Astronomi 530 - Fisika 540 - Kimia 550 - Geologi 560 - Paleontologi 570 - Ilmu hayat

580 - Ilmu tumbuh-tumbuhan 590 - Ilmu hewan

600 - Ilmu-ilmu Terapan 610 - Kedokteran

620 - Rekayasa (engineering) 630 - Pertanian

640 - Kesejahteraan keluarga 650 - Manajemen

660 - Teknologi kimia 670 - Manufaktur 680 - Manufaktur khusus 690 - Teknik bangunan 700 - Kesenian

710 - Seni tata lingkungan 720 - Arsitektur

730 - Seni pahat & ukir 740 - Menggambar 750 - Melukis & lukisan


(49)

770 - Fotografi 780 - Musik

790 - Rekreasi dan seni pertunjukan 800 - Kesusastraan

810 - Sastra Indonesia 820 - Sastra Inggris 830 - Sastra Jerman 840 - Sastra Perancis 850 - Sastra Itali, Romania

860 - Sastra Spaanyol dan Portugis

Klasifikasidan Katalogisasi: Sebuah Pengantar 17-20 870 - Sastra Latin

880 - Sastra Yunani 890 - Sastra bahasa lain 900 - Geografi dan Sejarah 910 - Geografi dan perjalanan 920 - Biografi

930 - Sejarah dunia purba s.d 499 940 - Sejarah Eropa

950 - Sejarah Asia 959.8 Sejarah Indonesia 960 - Sejarah Afrika

970 - Sejarah Amerika Utara 980 - Sejarah Amerika Selatan 990 - Sejarah dunia lainnya


(50)

Lampiran 2


(51)

Lampiran 3


(52)

Lampiran 4


(1)

250 - Gereja Kristen lokal 260 - Teologi sosial 270 - Sejarah Gereja

280 - Denominasi & sekte Gereja 290 - Agama-agama lain

297 - Agama Islam 300 - Ilmu-ilmu Sosial 310 - Statistik

320 - Ilmu politik 330 - Ilmu ekonomi 340 - Hukum

350 - Administrasi negara

360 - Masalah dan pelayanan sosial 370 - Pendidikan

380 - Perdagangan dan perhubungan 390 - Adat istiadat & kebiasaan 400 - Bahasa

410 - Linguistik 420 - Bahasa Inggris 430 - Bahasa Jerman 440 - Bahasa Perancis 450 - Bahasa Itali, Romania 460 - Bahasa Spanyol & Portugis 470 - Bahasa Latin

480 - Bahasa Yunani 490 - Bahasa-bahasa lain


(2)

500 - Ilmu-ilmu Murni 510 - Matematika 520 - Astronomi 530 - Fisika 540 - Kimia 550 - Geologi 560 - Paleontologi 570 - Ilmu hayat

580 - Ilmu tumbuh-tumbuhan 590 - Ilmu hewan

600 - Ilmu-ilmu Terapan 610 - Kedokteran

620 - Rekayasa (engineering) 630 - Pertanian

640 - Kesejahteraan keluarga 650 - Manajemen

660 - Teknologi kimia 670 - Manufaktur 680 - Manufaktur khusus 690 - Teknik bangunan 700 - Kesenian

710 - Seni tata lingkungan 720 - Arsitektur

730 - Seni pahat & ukir 740 - Menggambar 750 - Melukis & lukisan


(3)

770 - Fotografi 780 - Musik

790 - Rekreasi dan seni pertunjukan 800 - Kesusastraan

810 - Sastra Indonesia 820 - Sastra Inggris 830 - Sastra Jerman 840 - Sastra Perancis 850 - Sastra Itali, Romania

860 - Sastra Spaanyol dan Portugis

Klasifikasidan Katalogisasi: Sebuah Pengantar 17-20 870 - Sastra Latin

880 - Sastra Yunani 890 - Sastra bahasa lain 900 - Geografi dan Sejarah 910 - Geografi dan perjalanan 920 - Biografi

930 - Sejarah dunia purba s.d 499 940 - Sejarah Eropa

950 - Sejarah Asia 959.8 Sejarah Indonesia 960 - Sejarah Afrika

970 - Sejarah Amerika Utara 980 - Sejarah Amerika Selatan 990 - Sejarah dunia lainnya


(4)

Lampiran 2


(5)

Lampiran 3


(6)

Lampiran 4