Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Alur Penelitian Analisis Data

14

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan teknik disc diffusion.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Ekstrak umbi bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr. yang telah diekstraksi oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat BALITRO dengan menggunakan konsentrasi 2,5 mgml, 5 mgml, 10 mgml, 20 mgml, 40 mgml dengan pelarut etanol 96. Bakteri Streptococcus pyogenes diisolasi pada media agar darah dan diinkubasi pada suhu 37

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

C selama 18-24 jam.

3.4.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah tabung reaksi; gelas ukur; vortex; bunsen; korek api; ose; spatula; cawan petri; alat ukur panjang penggaris; rak tabung; timbangan; autoclave; baki; kertas; kapas lidi swab; pengukur waktu jam; inkubator; label; alat tulis; kamera; laminar air flow; tissue; pinset; alkohol. 14 15

3.4.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr.; agar darah; etanol 96 sebagai kontrol negatif; biakan bakteri Streptococcus pyogenes; cakram uji antibiotik Eritromisin sebagai kontrol positif; thioglikolat cair; larutan standar 0,5 Mc Farland; cakram uji kosong blank disc.

3.5 Cara Kerja Penelitian

3.5.1 Tahap Persiapan

3.5.1.1 Sterilisasi Alat dan Bahan Seluruh alat yang akan digunakan dicuci bersih lalu dikeringkan dan dibungkus dengan kertas. Alat yang sudah dibungkus kertas dimasukan kedalam plastik tahan panas kemudian disterilkan dengan menggunakan autoclave selama 30 menit pada suhu 121°C. 3.5.1.2 Persiapan Sampel Bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr. dibeli dari pasar Parit Besar di daerah Pontianak Kalimantan Barat yang homogen sebanyak 3 kilogram. 3.5.1.3 Pembuatan Ekstrak Umbi Bawang Sabrang Proses pembuatan ekstrak bawang sabrang dilakukan oleh BALITRO menggunakan metode maserasi. Ekstrak umbi bawang sabrang yang dihasilkan akan digunakan untuk proses penelitian selanjutnya. 3.5.1.4 Proses Aliquote Setelah didapatkan ekstrak umbi bawang sabrang, ekstrak teersebut di aliquote kedalam beberapa botol ukuran 10 ml yang sebelumnya telah dibungkus kertas coklat. 16 3.5.1.5 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Umbi Bawang Sabrang Stok variabel ekstrak umbi bawang sabrang akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu 2,5 mgml; 5 mgml; 10 mgml; 20 mgml; 40 mgml. Etanol 96 sebagai kontrol negatif dan antibiotik Eritromisin sebagai kontrol positif. 3.5.2 Tahap Pengujian Uji efektivitas ekstrak umbi bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr. terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dilakukan dengan menggunakan metode disc diffusion. Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose suspensi bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam tabung reaksi yang berisi tioglikolat cair steril lalu divortex untuk menghomogenkan. Kemudian bandingkan kekeruhannya dengan larutan standar 0,5 Mc Farland serta atur agar kekeruhannya sama. Lalu oleskan larutan bakteri Streptococcus pyogenes menggunakan kapas lidi swab steril pada agar darah. Cakram uji kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr. selama 10-15 menit, setelah itu cakram dibiarkan kering. Lalu cakram uji yang telah dicelupkan ke ekstrak umbi bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr. dan cakram uji antibiotik Eritromisin diletakkan diatas permukaan agar darah secara higienis didalam laminar air flow. Kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 o Pada penelitian ini pertama kali dilakukan uji pendahuluan untuk melihat efek ekstrak umbi bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr. terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes. Uji pendahuluan C selama 20-24 jam, kemudian lakukan pengamatan dengan mengukur diameter zona terang clear zone yang mengelilingi cakram yang telah direndam ekstrak umbi bawang sabrang dengan menggunakan penggaris. Jika tidak terdapat zona hambat maka tidak terlihat zona terang disekitar cakram. 17 menggunakan satu cawan petri agar darah dengan menggunakan konsentraksi ekstrak umbi bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr. pada berbagai jenis konsentrasi yang telah ditentukan. Uji pendahuluan mengalami kegagalan sebanyak dua kali karena kontaminasi. Kegagalan yang terjadi karena melakukan pengolesan bakteri tidak didalam laminar air flow, tidak menggunakan masker ketika melakukan pengolesan bakteri, dan melakukan penelitian bersamaan dengan peneliti lain. Kemudia dilakukan perbaikan dengan melakukan pengolesan bakteri didalam laminar air flow, menggunakan masker, dan melakukan penelitian tidak bersamaan dengan peneliti lain. Setelah dilakukan perbaikan, uji pendahuluan berhasil dan selanjutnya dilakukan uji triplo. Pada uji triplo, pada sekali perlakuan digunakan tiga cawan petri agar darah secara sekaligus dengan menggunakan berbagai konsentrasi ekstrak umbi bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr. yang telah ditentukan. Pada uji triplo ini terjadi kegagalan sebanyak empat kali karena bakteri yang terlalu tebal, terkontaminasi, dan bakteri yang tidak tumbuh. Hal tersebut dikarenakan pembuatan larutan bakteri yang terlalu keruh, pengolesan bakteri yang berkali-kali, media agar darah yang mudah terkontaminasi, dan biakan bakteri yang terlalu tipis. Kemudian dilakukan perbaikan dengan membuat larutan bakteri yang kekeruhannya sangat mendekati larutan 0,5 Mc Farland, pengolesan bakteri tidak berkali-kali, dan membuat biakan bakteri yang tidak terlalu tipis. Setelah dilakukan perbaikan, uji triplo berhasil kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data dan didapatkan hasil serta pembahasan. 18

3.6 Alur Penelitian

3.7 Analisis Data

Data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan analisis statistik SPSS 16.0. Data penelitian ini merupakan variabel numerik dengan lebih dari 2 Pembuatan konsentrasi ekstrak bawang sabrang Eleuthrine palmifolia L. Merr. Siapkan cawan petri sebanyak konsentrasi ekstrak yang akan dibuat Larutkan ekstrak dengan etanol 96 sesuai dengan konsentrasi masing-masing Masukan ekstrak bawang sabrang dengan ukuran masing- masing 2,5 mgml; 5mgml; 10mgml; 20 mgml; 40mgml Kultur bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah Masukan 1 ose Streptococcus pyogenes dari hasil kultur ke medium thioglikolat Thioglikolat cair dan Streptococcus pyogenes divortex hingga homogen Cakram disk yang telah berisi ekstrak diletakan pada media agar darah yang telah ditumbuhi bakteri Usapkan bakteri ke media agar darah menggunakan kapas lidi swab steril Kekeruhan distandarisasi menggunakan larutan standar larutan 0,5 Mc Farland Rendam cakram disk kedalam masing-masing konsentrasi selama 10-15 menit Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C Amati dan ukur zona hambat 19 kelompok sehingga analisis data yang digunakan adalah uji statistik parametrik One-Way ANOVA dengan syarat distribusi data normal dan varian data homogen. Tetapi, bila hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji statistik non-parametrik Kruskal-Wallis. 20

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Efek Ekstrak Bawang Sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr.

terhadap Streptococcus pyogenes Gambar 4.1 dibawah ini menunjukan zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada berbagai konsentrasi ekstrak bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr.. Gambar 4.1 Zona Hambat Ekstrak Bawang Sabrang Eleuthrine palmifolia L. Merr. terhadap Pertumbuhan Streptococcus pyogenes pada cawan pertama 2,5 mgml K + 5 mgml 10 mgml 20 mgml 40 mgml K - 20