BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan dan minuman yang dihasilkan oleh industri makanan sebagai produsen bahan makanan diolah sedemikian rupa sehingga makanan dan
minuman dapat disukai oleh konsumen, salah satunya dengan menambahkan bahan kimia sebagai bahan tambahan makanan. Bahan tambahan makanan
digunakan untuk membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna. Bahan-bahan kimia tersebut ditambahkan
hanya dalam jumlah sedikit Windy, 2013. Dewasa ini, masyarakat bukan hanya tertarik pada aspek apakah bahan
pangan memberikan cita rasa enak atau apakah anak-anak mau menikmati pangan yang disajikan, tetapi lebih dari itu masyarakat telah tertarik pada hal-hal apakah
pangan itu baik untuk dikonsumsi dan komponen apa saja yang terdapat didalamnya Cahyadi, 2009.
Penggunaan bahan tambahan pangan BTP dalam proses produksi pangan perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun oleh konsumen. Dampak
penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat. Penyimpangan dalam penggunaannya akan membahayakan kita bersama,
khususnya generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa. Dibidang pangan kita memerlukan sesuatu yang lebih baik untuk masa yang akan datang,
Universitas Sumatera Utara
yaitu pangan yang aman untuk dikonsumsi, lebih bermutu, bergizi dan lebih mampu bersaing dalam pasar global Cahyadi, 2009.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
a. kadar asam benzoat yang terdapat di dalam kismis sesuai dengan kadar
pengawet buatan yang diizinkan.
b. analisis penetapan kadar asam benzoat yang terdapat di dalam kismis
secara kromatografi cair kinerja tinggi.
1.2.2. Manfaat
Manfaat tulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, khususnya tentang penetapan kadar asam benzoat dalam kismis
menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kismis
Kismis adalah buah anggur yang dikeringkan. Kismis memiliki rasa dan aroma yang khas sangat dimakan. Kismis mengandung konsentrat gula yang
tinggi. Selama proses dekristalisasi, buah akan direndam dalam sari buah atau air mendidih untuk melarutkan gula. Proses ini juga yang membuat kulit kismis
menjadi kasar. Buah kismis digunakan sebagai hiasan kue, campuran coklat ataupun topping pada ice cream atau pengganti permen. Kismis memiliki
kandungan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh. Kandungan gizi pada kismis berupa : raisin, air, energi, protein, lemak, abu, karbohidrat, serat, gula, kalsium,
zat besi, magnesium, fosfor, potasium, sodium, zinc, tembaga, mangan, selenium, vitamin C, riboflavin, niasin, folat, vitamin K, vitamin E Putra, 2004.
Kultivar anggur yang baik untuk kismis adalah yang berbiji kecil atau tidak berbiji. Tekstur dagingnya lunak dan tidak melekat satu dengan yang lain
selama penyimpanan, serta mempunyai aroma yang baik Arifin, 1999.
2.2 Bahan Tambahan Makanan
Pengertian bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 772MenkesperIX88 No. 1168MenkesPerX1999 secara umum adalah
bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai
Universitas Sumatera Utara