Permasalahan dalam pembuatan tablet hisap

31 d. Zat Warna Penggunaan zat warna dalam tablet memberikan keuntungan yaitu menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi dan membuat suatu produk menjadi lebih menarik. Penyediaan warna alami dari tumbuh - tumbuhan dibatasi karena warna-warni ini sering kali tidak stabil Lachman, 1994. Zat pewarna larut air dapat ditambahkan pada campuran serbuk selama pembuatan pembawa granulasi basah sebelum dilakukan granulasi eksipien dan zat aktif. Selain itu, pewarna dapat dilarutkan dalam larutan penggranulasi dan ditambahkan pengikat Siregar, 2010. e. Pemberi Rasa Bahan pemberi rasa biasanya pada tablet kunyah atau tablet lainnya yang ditujukan larut dalam mulut. Pada umumnya zat pemberi rasa yang larut dalam air jarang dipakai dalam pembuatan tablet oleh karena stabilitasnya kurang baik Lachman, 1994. Untuk tablet hisap, waktu huni tablet yang lama dalam rongga mulut mensyaratkan agar formulator mengembangkan tidak saja produk dengan penambah rasa yang menyenangkan, tetapi juga produk yang penambah rasanya dapat menutupi dasar pahit yang mungkin dimiliki formulasi Siregar, 2010.

2.6.3 Permasalahan dalam pembuatan tablet hisap

Masalah-masalah yang terjadi dalam pembuatan tablet hisap dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut : 1. Kekerasan Tablet Pada pembuatan formulasi granulasi basah, penambahan jumlah pengikat yang tidak cukup akan menghasilkan granul yang kekurangan gaya intragranul 32 atau intergranul. Pada pengempaan, tablet yang dihasilkan akan mengandung granul yang tidak terikat dalam area tekanan tinggi. 2. Lembab Tiap granul tablet yang memiliki rentang kandungan lembab kritis tertentu yang membantu membentuk granul yang memiliki gaya kohesif optimum. Jika kandungan lembab berada dalam rentang 0,75-2,0, granul yang terbentuk biasanya merupakan granul yang baik. 3. Penjeratan Udara Penjeratan udara merupakan sumber masalah yang biasa menyebabkan kaping pada tablet berbobot tinggi. Hal yang menyebabkan laminasi tablet ini biasanya diperbaiki dengan memadatkan granul, yaitu dengan menambahkan jumlah pengikat dalam produk granulasi basah. 4. Tekanan Berlebihan Selama Pengempaan Penggunaan tekanan pengempaan granul yang melebihi tekanan pengikatan optimum partikel-partikel mengakibatkan kerusakan ikatan intergranul. Sebagai penyebab kaping, laminasi, pengaruh tekanan dapat ditentukan dengan mengurangi tekanan pengempaan secara bertahap sampai terbentuk tablet yang dapat diterima atau sampai terbentuk tablet yang terlalu lunak untuk dikempa. 5. Kegagalan lubrikan Kesulitan pengeluaran tablet akibat kegagalan lubrikan biasanya ditunjukkan oleh keberadaan garis-garis yang tidak beraturan di pinggir tablet Siregar, 2010. 33

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental yang meliputi pengambilan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan nanopartikel daun sirih merah, pemeriksaan karakterisasi nanopartikel daun sirih merah, pembuatan tablet hisap, uji preformulasi tablet hisap dan evaluasi tablet hisap.

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi lemari pengering, neraca listrik HenHer BL-H2, Desintegration tester Copley, Strong Cob Copley, Roche Friabilator Copley, mesin pencetak tablet Erweka, penangas air, dan alat-alat gelas laboratorium.

3.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun sirih merah Piper crocatum Ruiz Pav. bentuk nanopartikel yang dibuat di Balai Inkubator Teknologi BPPT R.B07 Serpong, Banten. Maltodekstrin, gelatin, manitol, sugar, talkum, Mg stearat FACI dan aerosil.

3.3 Pengambilan Tumbuhan

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan tanaman serupa dari daerah lain. Sampel yang digunakan adalah daun sirih merah diambil dari halaman belakang rumah di jalan Pahlawan gang Anom No. 29, kecamatan Medan Perjuangan, Sumatera Utara.