BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Saat ini lingkungan dan ukuran bisnis entitas suatu perusahaan telah menjadi kompleks dan rumit. Keanekaragaman jenis entitas bisnis tersebut
harus diikuti dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman informasi terhadap suatu entitas bisnis tertentu.
Keanekaragaman entitas bisnis tentunya diikuti juga dengan keanekaragaman cara dalam menjalankan bisnis yang bisa menimbulkan keanekaragaman
kualitas dari suatu entitas perusahaan. Salah satu tolak ukur untuk melihat sehat atau tidaknya kualitas suatu
entitas perusahaan, publik biasanya melihat dari opini audit. Opini audit ini dibuat oleh auditor yang tergabung dalam suatu kantor akuntan publik. Dalam
pembuatan opini terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan, sehingga bisa menghasilkan opini yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Auditor dalam menjalankan profesinya, harus memahami segala bentuk perubahan dan perkembangan terhadap entitas bisnis saat ini, maka dalam
menyikapi hal tersebut, auditor dituntut untuk terus belajar dan menggali informasi berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan
yang diadakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ataupun oleh lembaga lainnya yang terkait.
Dalam menjalankan profesinya, auditor memiliki pedoman standar yaitu Standar Profesional Akuntan Publik yang merupakan ketentuan dan pedoman
audit yang harus dipatuhi oleh auditor. Dalam standar ini terdapat standar audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan. Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan seorang auditor . Standar pekerjaan lapangan memuat hal-hal yang harus ada
dan dikerjakan dalam suatu aktivitas audit. Standar pelaporan memuat hal-hal yang harus dipenuhi dalam penyusunan dan penyajian laporan hasil audit.
Auditor sebagai praktisi yang professional dapat memberikan jasa atestasi yang terdiri dari jasa audit, pemeriksaan examination, penelaahan
review dan jasa atestasi lainnya, maupun jasa non atestasi, yang terdiri dari jasa perpajakan, konsultasi manajemen dan jasa akuntansi atau pembukuan.
Atestasi ialah suatu pernyataan tertulis atau pertimbangan tentang apakah asersi atau pernyataan tertulis suatu usaha sesuai dalam semua hal yang
material dengan kriteria yang telah ditetapkan, menurut Lilis Maryasih, 2002.
Auditor dengan jasa profesionalnya dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan investor, maupun calon investor,
pemegang saham, kreditur maupun calon kreditur, badan pemerintah, manajemen dan pihak-pihak lain dengan memberikan tingkat keyakinan yang
tinggi dalam rangka digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi ialah
laporan keuangan yang berkualitas memenuhi kriteria relevansi dan
reliabilitas. Kriteria relevansi dipenuhi bila laporan keuangan tersebut memiliki nilai prediktif dan disajikan tepat pada waktunya. Kriteria reliabilitas
dipenuhi bila laporan keuangan dapat diuji netral dan dapat dipercaya. Berdasarkan hasil pekerjaan auditor yang dituangkan dalam opini audit, para
pemakai laporan keuangan memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang diaudit telah memenuhi kedua kriteria tersebut. Mereka menjadi lebih
yakin terhadap kualitas laporan keuangan suatu perusahaan yang telah diaudit. Kantor akuntan publik dalam menjaga kualitas auditor dan staff audit
menerapkan sistem pengendalian mutu, agar hasil kerja para auditor tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menurut SPAP, 2001, dalam
SPM seksi 100 no. 03 menyatakan bahwa “sistem pengendalian mutu KAP mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang diterapkan KAP
untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan SPAP, 2001. Sistem pengendalian mutu harus
komprehensif dan harus dirancang selaras dengan struktur organisasi, kebijakan, dan sifat praktik KAP.”
Dari pernyataan dalam SPAP, 2001 tersebut, maka sistem pengendalian mutu ini mengendalikan terhadap tiap unsur yang terdapat
dalam kantor akuntan publik. Namun yang masih belum diketahui adalah unsur apa yang sangat berpengaruh dari adanya sistem pengendalian mutu ini.
Menurut SPAP, 2001 dalam SPM seksi 100 no 07 terdapat sembilan unsur prosedur dalam penerapan pengendalian mutu di suatu kantor akuntan publik.
Kesembilan unsur tersebut adalah : 1. Independensi
2. Penugasan personel 3. Konsultasi
4. Supervisi 5. Pemekerjaan
6. Pengembangan profesional 7. Promosi
8. Penerimaan dan keberlanjutan klien 9. Inspeksi
Dalam penerapan sistem pengendalian mutu, kesembilan unsur tersebut saling mempengaruhi. Kantor Akuntan Publik dalam meyakinkan bahwa
sistem pengendalian mutunya telah sesuai atau tidak dengan standar audit yang ditetapkan, maka diterapkanlah prosedur pengendalian mutu mengenai
supervisi yang mana dipengaruhi oleh faktor kerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana perikatan dan lingkup konsultasi yang digunakan. Prosedur
pengendalian mengenai konsultasi juga digunakan agar staf pelaksana atau personel audit dapat memperoleh informasi memadai sesuai yang dibutuhkan
dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan dan wewenang memadai.
Prosedur supervisi dan konsultasi digunakan secara berkesinambungan untuk mendukung jalannya prosedur pengendalian mutu kantor akuntan
publik. Dalam meyakinkan lebih lanjut mengenai kelengkapan elemen dalam
prosedur pengendalian mutu, inspeksi merupakan langkah yang dilakukan supaya keefektifan dari prosedur pengendalian mutu tetap terjaga.
1. Penelitian Terdahulu a. Parwanto 1999
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Parwanto 1999, yaitu meneliti dengan menganalisa terhadap penerapan sistem pengendalian
mutu pada KAP Djaka Surasa dan rekan. Di dalam penelitiannya tersebut, dijelaskan secara deskriptif mengenai penerapan sistem
pengendalian mutu pada KAP Djaka Surasa dan rekan. Masing-masing unsur sistem pengendalian mutu tersebut dipaparkan bagaimana
penerapan sistem tersebut di dalam KAP Djaka Surasa dan rekan. Selain memaparkan secara deskriptif terhadap pengaplikasian sistem
pengendalian mutu, penelitian ini juga menganalisis terhadap penerapan sistem pengendalian mutu pada KAP Djaka Surasa dan rekan. Dalam
analisa tersebut, dilakukan beberapa cara penelitian yakni seperti secara langsung ke lapangan dengan menanyakan atau mewawancara pihak
klien dan pihak KAP, membandingkan hasil pemeriksaan audit terhadap beberapa contoh kertas kerja audit dan laporan hasil audit, kemudian
menganalisa sistem pengendalian mutu dengan penerapannya. b. Wahyudiono 2000
Penelitian ini melakukan penelitian dengan mengevaluasi atas penerapan sistem pengendalian mutu pada KAP H dan M. Di dalam
penelitiannya, penulis mengevaluasi terhadap penerapan yang dilakukan oleh KAP H dan M terhadap sistem pengendalian mutu. Pengevaluasian
tersebut dipaparkan berdasarkan masing-masing unsur yang terkandung dalam sistem pengendalian mutu. Proses pengevaluasian diikuti penulis
sesuai dengan prosedur penerapan sistem pengendalian mutu yang diterapkan oleh KAP H dan M. Sehingga hasil dari penelitian ini
terdapat suatu penilaian tersendiri dari penulis terhadap hasil penerapan sistem pengendalian mutu yang dilakukan oleh KAP H dan M.
c. Meldasari 2002 Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi atas penerapan
standar pekerjaan lapangan pada KAP Husnul Mucharam dan Rosidi. Didalam penelitiannya, Meldasari mengevaluasi terhadap standar
pekerjaan lapangan yang telah dilakukan oleh KAP Husnul Mucharam dan Rosidi. Penulis lebih memperhatikan bagaimana penerapan tahap
pekerjaan lapangan audit yang dilakukan oleh KAP Husnul Mucharam dan Rosidi. Tahap pekerjaan lapangan audit yang diperhatikan ialah
mengenai perencanaan audit, supervisi audit, pemahaman terhadap SPI Sistem Pengendalian Internal dan terhadap bukti audit.
d. Rahmawati 2004 Dalam penelitiannya dibahas mengenai analisis faktor penentu
kualitas audit. Penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang menentukan kualitas audit
auditor independen di Indonesia. Sehingga terdapat dua golongan
variabel dalam penelitian ini, yaitu kualitas audit sebagai variabel terikat dan kedelapan faktor yang menentukan kualitas audit, yaitu 1
pengalaman audit, 2 pemahaman terhadap industri klien, 3 responsif terhadap kebutuhan klien, 4 ketaatan terhadap standar umum audit, 5
keterlibatan pimpinan KAP, 6 keterlibatan komite audit, 7 Independensi anggota tim audit, 8 komunikasi tim audit dan
manajemen klien, sebagai variabel bebas. Dari penelitian tersebut maka terdapat beberapa kesimpulan yang
dihasilkan, diantaranya mengenai faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas audit dengan faktor keterlibatan pimpinan KAP yang berpengaruh paling signifikan terhadap kualitas audit.
e. Murtanto 2005 Dalam penelitian ini dibahas mengenai tindakan supervisi, budaya
organisasi, dan kinerja akuntan publik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan bukti empiris hubungan tindakan supervisi yang
disarankan AECC Accounting Education Change Commision dalam Issues Statement No.4 dengan kepuasan kerja akuntan pemula di
Indonesia dan apakah terdapat perbedaan pelaksanaan tindakan supervisi terhadap akuntan pemula dan perbedaan kepuasan kerja akuntan pemula
di KAP besar dan KAP kecil.
Variabel Independen dari penelitian ini ialah Tindakan supervisi dan Budaya Organisasi. Untuk Variabel Intervening ialah Kepuasan Kerja.
Lalu untuk Variabel Independen ialah Kinerja Individual. Sehingga dalam penelitian ini dibahas secara rinci bagaimana pengaruh supervisi
dan dibahas juga mengenai hal budaya organisasi. f.
Christiawan 2005 Dalam penelitian ini dibahas mengenai aktivitas pengendalian mutu
jasa audit dalam laporan keuangan historis. Secara lebih ringkas saat ini mutu jasa audit lebih biasa dikenal dengan istilah mutu audit. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam dan menyeluruh tentang aktivitas pengendalian mutu jasa audit yang terjadi
di beberapa kantor akuntan publik di Surabaya. Sehingga hasil kesimpulan dari peneltian ini menunjukkan lima fenomena yaitu 1
sulitnya menetapkan suatu standar ukuran independensi in fact, 2 penggunaan aturan-aturan yang ditetapkan oleh organisasi profesi
sebagai dasar penetapan standar independensi in appearance, 3 digunakan prinsip dalam manajemen sumber daya manusia untuk
menjamin adanya kompetensi pendidikan personel, 4 digunakan perencanaan, supervisi dan evaluasi kinerja untuk dipenuhinya
kompetensi pengalaman personel dan 5 diberikannya sanksi tegas atas pelanggaran independensi dan kompetensi.
Dari beberapa peneltian sebelumnya tersebut, penulis tertarik untuk mengembangkan penelitian-penelitian sebelumnya yakni dengan meneliti
pengaruh sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik terhadap pekerjaan lapangan audit yang akan dilakukan oleh auditor.
Di dalam sistem pengendalian mutu terdapat sembilan unsur yang mempengaruhinya. Tanpa mengabaikan kesembilan unsur tersebut, penulis
tertarik terhadap tiga unsur dari kesembilam unsur tersebut, yaitu terhadap supervisi, konsultasi dan inspeksi. Penulis tertarik terhadap ketiga hal tersebut
karena dalam pelaksanaan kerja audit ketiga hal tersebut biasanya sering dilakukan oleh auditor. Dan tidak hanya terhadap auditor saja, ketiga hal
tersebut juga sangat umum digunakan terhadap proses pekerjaan di bidang lainnya seperti bidang hukum, kedokteran, teknik dan berbagai macam bidang
lainnya. Dalam standar pekerjaan lapangan, terdapat banyak faktor penentu
dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan audit. Pekerjaan lapangan audit ini merupakan hal-hal yang harus terdapat dalam proses pekerjaan audit. Faktor
penentu merupakan hal yang sangat mempengaruhi terhadap hasil audit yang akan disampaikan kepada klien. Tanpa mengabaikan kembali kesembilan
unsur dalam sistem pengendalian mutu, penulis ingin meneliti mengenai pengaruh ketiga unsur pengendalian mutu tersebut terhadap pekerjaan
lapangan yang akan dilakukan oleh auditor. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik ingin mengetahui lebih
dalam bagaimana pengaruh supervisi, konsultasi dan inspeksi dalam sistem
pengendalian mutu kantor akuntan publik terhadap pekerjaan lapangan audit. Untuk itu penelitian ini diberi judul:
“Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Terhadap Pekerjaan Lapangan Audit”.
B. Perumusan Masalah