Pekerjaan Lapangan Audit TINJAUAN PUSTAKA

b. Sajikan pelaporan temuan inspeksi dan tindakan pemantauan yang dilaksanakan atau direncanakan, kepada tingkat manajemen yang semestinya. Langkah yang dapat dilakukan ialah: 1 Lakukan pembahasan temuan review inspeksi terhadap perikatan yang di-review, dengan staf pelaksana perikatan. 2 Lakukan pembahasan temuan inspeksi mengenai unit, fungsi, departemen yang di-review, dengan personal manajemen yang bersangkutan. 3 Laporkan temuan dan rekomendasikan inspeksi, bersama dengan tindakan perbaikan yang diambil atau direncanakan, kepada manajemen KAP. 4 Pastikan bahwa tindakan perbaikan yang direncanakan telah dilaksanakan. Dari hasil tindakan inspeksi, hasil pekerjaan lapangan audit akan dapat terlihat baik atau buruk, sehingga inspeksi memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap pekerjaan lapangan audit.

C. Pekerjaan Lapangan Audit

Dalam melakukan pekerjaan audit, tentunya terdapat berbagai macam tahap yang harus dilewati yang dimana tahapan tersebut disesuaikan terhadap jenis klien yang auditor hadapi. Sebelum melakukan tahapan tersebut, auditor harus tetap mengacu kepada aturan profesional auditing, yakni mengacu kepada Standar Profesional Akuntan Publik SPAP, 2001. Pekerjaan lapangan audit termasuk di dalam standar auditing dalam bagian standar pekerjaan lapangan. Standar pekerjaan lapangan menurut SPAP, 2001 SA seksi 150 No.2 b. ialah: 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Dalam pekerjaan lapangan audit terdapat beberapa langkah umum yang diperlukan. Berikut tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan menurut Boynton, 2004: 190 yaitu: 1. Memahami terlebih dahulu terhadap jenis bisnis dari klien. 2. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan. 3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan keuangan. 4. Membuat keputusan tentang komponen resiko audit. 5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantif. 6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah. 7. Mengkomunikasikan temuan-temuan. Gambar 2.1. Pengujian bertujuan ganda Gambaran umum proses pekerjaan lapangan audit menurut Boynton, 2004: 191 Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri Membuat keputusan tentang komponen resiko audit Menetapkan bagaimana menggunakan bukti Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan Membuat keputusan tentang materialitas Memperoleh bukti melalui prosedur audit Pengujian substantif: prosedur analitis, rincian transaksi, rincian saldo Pengujian Pengendalian Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian klien Komunikasi kepada para pengguna laporan keuangan melalui pendapat audit Komunikasi lain yang diperlukan kepada komite audit Komunikasi temuan yang berkaitan dengan jasa bernilai tambah lain Gambar 2.1 merupakan gambaran umum proses pekerjaan lapangan audit. Auditor harus mengembangkan pemahaman tentang bisnis dan industri agar dapat memahami substansi ekonomi suatu transaksi entitas serta untuk mengembangkan harapan tentang laporan keuangan entitas. Auditor harus membagi audit berdasarkan fungsinya tersendiri seperti audit atas saldo akun utama, penggolongan transaksi dan audit atas asersi laporan keuangan untuk setiap saldo akun dan golongan transaksi. Kemudian auditor membuat keputusan perencanaan penting tentang apa yang dianggap material bagi laporan keuangan materialitas, dan tentang resiko salah saji yang material dalam laporan keuangan risiko audit. Keputusan pendahuluan ini akan membimbing kinerja prosedur audit untuk mengumpulkan bukti tentang asersi laporan keuangan dan secara keseluruhan, kewajaran penyajian laporan keuangan. Ketika auditor mengumpulkan bukti tentang kewajaran penyajian laporan keuangan, ia juga menggunakan pengetahuan yang diperoleh dalam proses audit untuk menentukan apakah terdapat jasa bernilai tambah lain yang mungkin bermanfaat bagi manajemen dan dewan direksi. Akhirnya, audit akan berakhir pada komunikasi temuan audit, pernyataan pendapat atas laporan keuangan, komunikasi dengan komite audit, serta komunikasi lain dengan dewan direksi dan manajemen berkaitan dengan jasa bernilai tambah. Dari penjelasan mengenai tahapan pekerjaan lapangan audit, tentunya terdapat banyak hal yang mempengaruhi pekerjaan lapangan audit. Untuk menjaga agar pekerjaan lapangan audit berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka kantor akuntan publik harus menerapkan sistem pengendalian mutu secara terus menerus. Tindakan yang sering dilakukan oleh auditor ketika sedang mengaudit dilapangan yaitu supervisi, konsultasi dan inspeksi. Untuk supervisi dilakukan terhadap pekerjaan lapangan agar auditor mendapat pengarahan yang tepat ketika dalam mengaudit. Untuk konsultasi, auditor dapat mengkomunikasikan kesulitan pekerjaan lapangan auditnya kepada pihak yang mengerti terhadap masalah pekerjaan tersebut. Untuk Inspeksi, dilakukan agar segala bentuk pekerjaan lapangan audit itu telah dipastikan sesuai dengan aturan pekerjaan lapangan audit yang berlaku, sehingga inspeksi bersifat untuk meninjau kembali terhadap pekerjaan lapangan audit yang telah dilakukan.

D. Kerangka Pemikiran