Analisis Dan Visualisasi Persamaan Schrodinger Pada Partikel Bebas Dan Partikel Bebas Dalam Sumur Potensial Dengan Menggunakan Program Mathematica 7
ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA
PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR
POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN
PROGRAM MATHEMATICA 7
SKRIPSI
YAMANOTONA HULU
070801035
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA
PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL DALAM SUMUR
POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN
PROGRAM MATHEMATICA 7
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
YAMANOTONA HULU 070801035
(3)
PERSETUJUAN
Judul : ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATICA 7
MM Kategori : SKRIPSI
Nama : YAMANOTONA HULU Nomor Induk Mahasiswa : 070801035
Program studi : SARJANA (S1) FISIKA Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Diluluskan di Medan, 09 Agustus 2011
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing
Dr.Marhaposan Situmorang Drs.Kurnia Sembiring MS NIP.19551030198003100 NIP.195801311986011001
(4)
PERNYATAAN
ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR POTENSIAL
DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATICA 7
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 09 Agustus 2011
YAMANOTONA HULU 070801035
(5)
PENGHARGAAN
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas Segala berkat serta kasihnya senantiasa melindungi, menyertai , memimpin dan membimbing penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATICA 7” tepat pada waktunya/
ini dengan baik.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu serta mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini :
1. Drs.Kurnia Sembiring, MS , selaku dosen pembimbing skripsi.
2. Ketua jurusan Departemen Fisika FMIPA USU, Dr.Marhaposan Situmorang beserta sekretaris jurusan Dra.Justinon, MS.
3. Dosen penguji dan pembanding dalam pelaksanaan tugas akhir ini yaitu bapak Drs.Tenang Ginting,MS,Drs.Milangi Ginting,MS,dan terlebih kepada bapak Tua Raja Simbolon,S.Si,M.Si yang telah banyak memberi saran dan masukan demi penyempurnaan skripsi ini
4. Seluruh Dosen dan pegawai Departemen Fisika USU yang telah memberikan bimbingan dan membantu dalam mengurus administrasi selama perkuliahan
5. Yang tercinta Papa terhebat sedunia (W.Hulu) dan Mama terbaik (Y. Hulu), kakak A/I Frans Tel,A/I Albert,A/I Jessica,A/I Puan Hulu,dan kak Seni dan seluruh ponakanku yang cakep dan cantik, yang banyak mendorong untuk segera menyelesaikan skripsi ini secara moril dan materil.
(6)
6. Keluarga besar GENERASI MUDA NIAS (GEMA NIAS),Teman-teman di rumah bahagia 41,Harmonika 82,Bahagia 37,Mandolin 27,Spesial buat adek ku Cardinal,Darlan,Yoel,Margaret,Arif, kak Elsa, Jhon meitan, Jhonatan, kak Dewi, Juang, Gunawan,bang Eve,bang Ferry,Terkhusus buat adik dan sahabat terkasih Weli harefa dan teman-teman lain yang yang selalu mengingatkan dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
7. Buat teman-teman di kampus secara khusus buat teman-teman fisika stambuk 2007 Semoga Tuhan selalu memberkati.Amin.
Terima kasih atas semua dukungan, bantuan dan semangat yang selama ini penulis terima guna menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak khilaf dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis juga pembaca.
(7)
ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR POTENSIAL
DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATICA 7
ABSTRAK
Persamaan Schrodinger merupakan persamaan gelombang yang menyatakan perilaku electron termasuk tingkat-tingkat energy mengikuti persamaan differensial untuk gelombang. Agar materi pelajaran tersebut menjadi asyik dan menarik untuk dipelajari, dirancang program visualisasi persamaan Schrodinger menggunakan Mathematica 7. Fungsi dari program visualisasi tersebut adalah menganimasikan dan menvisualisasikan Persamaan schrodinger. Hasil dari program visualisasi dianalisis secara matematis untuk memperoleh hubungan antara variabel-variabel yang terkait.
(8)
ANALYSIS AND VISUALIZATION SCHRODINGER EQUATION OF FREE PARTICLES AND FREE PARTICLES OF INFINITE SQUARE POTENTIAL WELL BY USING
MATHEMATICA 7
ABSTRACT
Schrodinger Equation is the wave aquation which clarify electron behavior include the energy levels which followed the wave. To make this lesson become absorbed and attractive to study, made a Schrodinger Equation visualization program by using Mathematica 7. Function of visualization program are animate and visualize Schrodinger’s Equation. Result of visualization program analyzed mathematically to procure relation between related variables.
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv Abstrak vi
Abstract vii
Daftar isi viii
Daftar gambar x
Daftar lampiran xi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan.Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Sistematika Penulisan 4
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Persamaan Schrödinger 5
2.2 Persamaan Schrödinger Bebas waktu 5
2.3 Fungsi Gelombang 6
2.4 Probabilitas dan Normalisasi 8
2.5 Penerapan Persamaan Schrödinger 9
2.5.1 Pada Partikel Bebas 9
2.5.2 Partikel dalam Sumur Potensial 11
(10)
BAB III Metodologi Penelitian
3.1 Rancangan Penelitian 18
3.2 Teknik Analisis Data 18
3.3 Perangcangan Program 19
3.4 Algoritma 19
3.5 Diagram Alir penelitian 20
BAB IV Hasil Dan Pembahasan
4.1 Analisis Persamaan Schrodinger 21
4.1.1 Analisis Persamaan Schrodinger dalam sumur potensial tak
hingga 22
4.2 Hasil Visualisasi Program 24
4.2.1 Visualisasi Persamaan Schrodinger pada partikel bebas 24 4.1.1 Visualisasi Persamaan Schrodinger dalam sumur potensial tak
hingga 25
BAB V Kesimpulan
5.1 Kesimpulan 32
5.2 Saran 32
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Partikel dalam sumur potensial daerah II11
Gambar 2.2. Tingkat Energi dalam sumur secara konstan 15 Gambar.2.3. Probabilitas Keberadaan Elektron dalam sumur Potensial 15 Gambar 2.4. Pengaruh Lebar Sumur terhadap Energi 16
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 20
Gambar 4.1. Visualisasi fungsi gelombang partikel bebas 25 Gambar 4.2. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
potensial n=1 26
Gambar 4.3. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
potensial n=2 27
Gambar 4.4. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
potensial n=3 28
Gambar 4.5. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
potensial n=4 29
Gambar 4.5. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
potensial n=5 30
Gambar 4.5. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam Sumur
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Kode Pemrograman Visualisasi Gelombang Pada Partikel
Bebas 34
Lampiran 2.Kode pemrograman Visualisasi gelombang pada Partikel
Dalam Sumur Potensial 35
(13)
ANALISIS DAN VISUALISASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA PARTIKEL BEBAS DAN PARTIKEL BEBAS DALAM SUMUR POTENSIAL
DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATHEMATICA 7
ABSTRAK
Persamaan Schrodinger merupakan persamaan gelombang yang menyatakan perilaku electron termasuk tingkat-tingkat energy mengikuti persamaan differensial untuk gelombang. Agar materi pelajaran tersebut menjadi asyik dan menarik untuk dipelajari, dirancang program visualisasi persamaan Schrodinger menggunakan Mathematica 7. Fungsi dari program visualisasi tersebut adalah menganimasikan dan menvisualisasikan Persamaan schrodinger. Hasil dari program visualisasi dianalisis secara matematis untuk memperoleh hubungan antara variabel-variabel yang terkait.
(14)
ANALYSIS AND VISUALIZATION SCHRODINGER EQUATION OF FREE PARTICLES AND FREE PARTICLES OF INFINITE SQUARE POTENTIAL WELL BY USING
MATHEMATICA 7
ABSTRACT
Schrodinger Equation is the wave aquation which clarify electron behavior include the energy levels which followed the wave. To make this lesson become absorbed and attractive to study, made a Schrodinger Equation visualization program by using Mathematica 7. Function of visualization program are animate and visualize Schrodinger’s Equation. Result of visualization program analyzed mathematically to procure relation between related variables.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut setiap insan untuk mencari, mengikuti dan menciptakan inovasi-inovasi baru sehingga ilmu pengetahuan yang dipelajari dapat dikemas lebih menarik serta mempermudah pemahaman baik bagi pengajar maupun bagi yang ingin mempelajarinya. Salah satu teknologi yang saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang ilmu dan khususnya pendidikan adalah pemakaian komputer. Komputer merupakan sebuah media yang dapat membantu dalam menganalisis gejala fisika yang terjadi di alam. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan berbagai metode. Diantara beberapa metode, metode pendekatan komputasi memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode yang lainnya. Metode pendekatan komputasi dapat meminimalkan resiko dalam penggunaan alat-alat dan mampu menunjukkan angka-angka yang tidak ditunjukkan oleh penggunaan alat-alat dalam metode yang lainnya (Joachim S,Dieter suter, 2007)
Permasalahan-permasalahan dalam bidang inovasi ilmu pengetahuan khususya fisika dapat digambarkan dalam bentuk persamaan matematika. Jika persamaan tersebut mempunyai bentuk yang sederhana maka persamaan dapat diselesaikan secara analitis (Bambang Triatmodjo, 2002). Tetapi, dalam kenyataannya masih terdapat masalah matematika yang bersifat kompleks sehingga dalam menyelesaikanya memerlukan banyak parameter dan varibel yang saling berkaitan satu dengan yang lain, sehingga diperlukan metode yang lebih mudah dan dapat menyelesaikan persoalan tersebut.
(16)
Salah satu gejala fisika yang menarik untuk diamati atau dipelajari adalah perilaku gelombang dari sebuah pertikel. Perilaku gelombang tersebut dijelaskan oleh Schrodinger dalam analisis persamaan Schrodinger (Krene, 1992). Analisis tersebut menceritakan tentang azaz korespondensi yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, yaitu membahas peristiwa fisika pada daerah relativitas dan daerah kuantum yang dapat dikembalikan pada daerah klasik dengan menyesuaikan besaran fisika yang terlibat pada kondisi klasik (Dayana, 2002). Dalam penelitian ini akan dilakukan metode komputasi dengan menggunakan suatu program Matematika yakni
Mathematica 7 untuk memperoleh hasil yang benar dalam pemahaman fisis dari system yang dikaji.
Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan untuk membuat animasi dan visualisasi persamaan Schrodinger tersebut adalah Mathematica versi 7. Sebab Mathematica versi 7 merupakan perangkat lunak dengna bahasa pemrograman tingkat tinggi yang mampu menampilkan teori materi pelajaran, rumus secara simbolik, animasi dan visualisasi dengan GUI (Graphics User Interface) dalam satu jendela (window) sekaligus serta bahasa pemrogramannya yang ringkas dan mudah dipahami. Dengan animasi dan visualisasi ini diharapkan mampu memberi gambaran yang jelas dan mendasar serta menimbulkan ketertarikan dan kemudahan dalam mempelajari persamaan Schrodinger pada khususnya dan Fisika pada umumnya. Tampilan dari penelitian ini adalah berupa kurva fungsi gelombang dari partikel bebas.
(17)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana menganalisis persamaan schrodinger dan penerapannya pada partikel bebas dan partikel bebas dalam sumur potensial tak hingga tidak tergantung waktu?
2. Bagaimana membuat rancangan program untuk menganimasikan dan memvisualisasikan persamaan schrodinger pada partikel bebas dan pada sumur potensial tak hingga tidak tergantung waktu?
3. Bagaimana menganalisis hasil dari setiap program visualisasi untuk mendapatkan hubungan antara variabel-variabel yang terkait?
1.3 Batasan Masalah
1. Penelitian ini dibatasi untuk membahas penerapan persamaan Schrodinger pada partikel bebas dan partikel bebas dalam Sumur potensial tak hingga tidak tergantung waktu
2. Bentuk visualisasi persamaan Schrodinger ditampilkan dalam bentuk satu dimensi menggunakan perangkat lunak Mathematica versi 7 yang dijalankan pada sistem operasi (operating system) Windows 7.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan menganalis bentuk penyelesaian persamaan Schrodinger dalam berbagai potensial dengan menggunakan methematica 7
2. Merancang suatu program bantu yang dapat menganimasikan dan memvisualisasikan persamaan schrodinger pada pertikel bebas dan pertikel bebas dalam sumur potensial dengan pendekatan komputasi
3. Mengetahui bentuk visualisasi perilaku gelombang,tingkat energi dalam keadaan dasar dan keadaan tereksitasi
(18)
1.5 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah penelitian dan sumber bacaan ilmiah bagi pihak yang berkepentingan.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya para peneliti di bidang ilmu fisika komputasi.
3. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi berupa teori dan analisis secara matematis, khususnya yang berkaitan dengan persamaan Schrodinger dalam kajian ilmu fisika komputasi.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang masalah, Rumusan masalah,,tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan pustaka
Bab ini berisi teori yang mendasari penelitian.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang diagram alir penelitian, peralatan, bahan-bahan dan pembuatan algoritma.
BAB IV Hasil dan pembahasan
Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian.
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Schrödinger
Persamaan Schrödinger merupakan fungsi gelombang yang digunakan untuk memberikan informasi tentang perilaku gelombang dari partikel. Suatu persamaan differensial akan menghasilkan pemecahan yang sesuai dengan fisika kuantum. 2.2 Persamaan Schrödinger Bebas-waktu
Aplikasi persamaan Schrödinger dalam banyak hal akan berkaitan dengan energy potensial, yaitu besaran yang merupakan fungsi posisi dan tidak merupakan fungsi waktu. Perhatian kita tidak tertuju pada keberadaan elektron dari waktu ke waktu, melainkan tertuju pada kemungkinan dia berada dalam selang waktu yang cukup panjang. Jadi jika faktor waktu dapat dipisahkan dari fungsi gelombang, maka hal itu akan menyederhanakan persoalan. Kita tinjau persamaan Schrodinger kasus satu dimensi dan menuliskan persamaan gelombang sebagai berikut
+ P (x) Atau
+ P (x)
Inilah persamaan Schrödinger satu dimensi yang bebas-waktu. Untuk tiga dimensi persamaan itu menjadi :
∇ , ,
Perlu kita sadari bahwa adanyan persamaan Schrödinger bebas-waktu bukanlah berarti bahwa elektron atau partikel yang ingun kita pelajari dengan mengaplikasikan persamaan ini adalah partikel bebas-waktu. Partikel tersebut memiliki kecepatan gerak, dan kecepatan adalah turunan terhadap waktu dan posisi. Oleh karena itu dalam memeberi arti pada penurunan matematis dan persamaan Schrödinger bebas-waktu, dalam hal-hal tertentu kita perlu mempertimbangkan masalah waktu, sesuai dengan logika.
(2.2)
(2.3) (2.1)
(20)
Dengan persamaan Schrödinger bebas-waktu (2.1) atau (2.2) fungsi gelombang yang dilibatkan dalam persamaan ini juga fungsi gelombang bebas-waktu, ψ(x) Dari bentuk gelombang komposit untuk elektron
S(x,t) dengan S(x,t) = ∑
kita mengambil bentuk ψ(x) sebagai ψ(x) A(x)e –jkx, dengan A(x) adalah selubung paket gelombang, untuk mencari solusi persamaan Schrödinger.
Persamaan Schrödinger adalah persamaan gelombang dan yang kita maksudkan adalah gelombang sebagai representasi elektron atau partikel. Mencari solusi persamaan Schrödinger adalah untuk memperoleh fungsi gelombang yang selanjutnya digunakan untuk melihat bagaimana perilaku atau keadaan elektron. Hubungan antara momentum p dan energi E dengan besaran-besaran gelombang (k, ,f,λ) adalah
p =
λ λ
2.3 Fungsi Gelombang
Persamaan Schrödinger adalah persamaan diferensial parsial dengan adalah fungsi gelombang, dengan pengertian bahwa
Adalah probabilitas keberadaan elektron pada waktu tertentu dengan volume dx, dy, dz di sekitar titik (x,y,z), * adalah konjugat dari . Jadi persamaan Schrödinger tidak menentukan posisi elektron melainkan memberikan probabilitas bahwa ia akan ditemukan di sekitar posisi tertentu. Kita juga tidak mengatakan secara pasti bagaimana elektron bergerak sebagai fungsi waktu karena posisi dan momentum elektron dibatasi oleh prinsip ketidakpastian Heisenberg.
(2.5) (2.4)
(21)
Dalam kasus satu dimensi dengan bentuk gelombang. ∆ /
Dan
∆ /
Maka
∆ /
Apa yang berada dalam tanda kurung pada (2.9) adalah selubung paket gelombang yang merupakan fungsi x sedangkan A0memiliki nilai konstan. Jadi selubung paket gelombang itulah yang menentukan probabilitas keberadaan partikel.
Persyaratan Fungsi Gelombang, Fungsi gelombang (x) hasil solusi persamaan Schrödinger mempunyai arti fisis. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut.
• Elektron sebagai suatu yang nyata harus ada di suatu tempat. Oleh karena itu fungsi gelombang (untuk satu dimensi) harus memenuhi
• Fungsi gelombang (x), harus kontinyu sebab jika terjadi ketidak-kontinyuan hal itu dapat ditafsirkan sebagai rusaknya elektron, suatu hal yang tidak dapat diterima.
• Turunan fungsi gelombang terhadap posisi, d / dx, juga harus kontinyu. Kita telah melihat bahwa turunan fungsi gelombang terhadap posisi terkait dengan momentum elektron sebagai gelombang. Oleh karena itu persyaratan ini dapat diartikan sebagai persyaratan kekontinyuan momentum.
• Fungsi gelombang harus bernilai tunggal dan terbatas sebab jika tidak akan berarti ada lebih dari satu kemungkinan keberadaan elektron.
• Fungsi gelombang tidak boleh sama dengan nol disemua posisi sebab kemungkinan elektron haruslah nyata, betapapun kecilnya.(Kamal Singh,2006)
(2.6)
(2.7)
(22)
2.4 Probabilitas dan Normalisasi
Fungsi gelombang (x) menyatakan suatu gelombang yang memiliki panjang gelombang dan bergerak dengan kecepatan fase yang jelas. Masalah yang muncul ketika hendak menafsirkan amplitudonya. Apakah yang dinyatakan oleh amplitudo (x) dan variabel fisika apakah yang bergetar? Ini merupakan suatu jenis gelombang yang berbeda, yang nilai mutlaknya memberikan probabilitas untuk menemukan partikelnya pada suatu titik tertentu. Dimana | (x)|2 dx memberikan probabilitas untuk menemukan partikel dalam selang dx di x. Rapat probabilitas P(x) terhadap
(x) menurut persamaan Schrödinger sebagai berikut:
P(x)dx=| (x)|2dx (2.9) Tafsiran| (x)|2 ini membantu memahami persyaratan kontinu (x), walaupun amplitudonya berubah secara tidak jelas dan kontinu. Probabilitas untuk menemukan partikel antara x1 dan x2 adalah jumlah semua probabilitas P(x)dx dalam selang antara x1 dan x 2 adalah sebagai berikut:
∫
=∫
2 1 2 2 1 ) ( ) ( x x x x dx x dx x P ψ (2.10)Dari aturan ini, maka probabilitas untuk menemukan partikel disuatu titik sepanjang sumbu x, adalah 100 persen, sehingga berlaku:
∫
( )2 =1+∞ ∞ − dx x ψ (2.11)
Persamaan (2.12) dikenal dengan syarat Normalisasi, yang menunjukkkan bagaimana mendapatkan tetapan A. Dimana tetapan A tidak dapat ditentukan dari persamaan Differensialnya. Sebuah fungsi gelombang yang tetapan pengalinya ditentukan dari persamaan (2.12) disebut ternormalisasikan. Hanyalah fungsi
(23)
m sa di sy ak di p m p se ra 2 D m 2 b d en y m b p mengesampin ama dengan ifferensial m yaratnya A
kan menjad ibatasi dalam emecahanny Kedud menjamin kep ada keduduk etiap kooord ata-rata hasil
.5 Penerap Persam Dimana pem memberikan i .5.1. Pada p Yang ergerak tanp
dV(x) / dx = 0
nergi potens Partik ang mengak mekanika k
ergantung w ersamaan (2
2
2
m
− h
ngkan suatu n nol. Seba
menghasilka
= 0 agar pe di tak hingg m selang 0
ya berlaku p dukan suatu pastian hasil kannnya. N dinat, maka d
l dari sejuml
pan Persam maan Schrö mecahan pe informasi te partikel Beb dimaksud pa dipengaru
0 sehingga m silnya nol. kel bebas dal
kibatkan en kuantum da waktu. Persa 2.13) berikut ) ( 2 2 V x x ψ ψ + ∂ ∂
u pemecaha gai contoh, j an (x) = A
emecahannn ga untuk x m
0 < x < L, m pada seluruh u partikel tid
l suatu kali p amun jika m ditemukan h lah besar pen
aan Schröd ödinger dapa ersamaan S
ntang perilak bas
d dengan “P uhi gaya ap menempuh l
lam mekanik nergi totalny apat dipeca amaan Schro : ( ) (x E Vψ = ψ
an dengan jika pemec
A + B
nya mempun menuju tak h maka A tidak h daerah neg dak dapat d pengukuran menghitung asil yang mu ngukuran be
dinger at diterapka chrödinger, ku gelomban
Partikel Be papun dalam lintasan luru
ka klasik ber ya jadi kon ahkan deng odinger pada
) (x
mengemba cahan matem
bagi selu nyai makna hingga ( Teta k boleh sama gatif sumbu x
dipastikan,da suatu besara
probabilitas ungkin dari p erkali-kali (E
an dalam be yang dise ng dari parti
ebas” adalah m suatu ba us dengan ke
rgerak denga nstan. Tetap gan persam
a partikel be
alikan faktor matika bagi uruh daerah fisika. Jika api jika pe a dengan nol
x < 0, maka alam hal in an fisika yan s yang berk pengukuran Eisberg,1970
erbagai pers ebut fungsi ikel.
h sebuah p agian ruang, elajuan konst
an momentu pi partikel maan Schröd
ebas dapat d
r pengaliny i persamaa
x > 0 , mak tidak | (x)
emecahanny l). Tetapi jik a B = 0.
i tidak dapa ng bergantun kaitan denga satu kali ata 0).
soalan fisika gelombang
partikel yan yaitu, F =
tan. Sehingg
um konstan P
bebas dalam dinger tida diperoleh da (2.12) ya an ka )| ya ka at ng an au a. g, ng - ga P, m ak ri
(24)
Untuk partikel bebas V = 0, maka persamaannya menjadi ) ( ) ( 2 2 2 2 x E x x m ψ ψ = ∂ ∂
− h (2.13)
atau 2 2 ) ( x x ∂
∂
ψ
=2 2 h m ) (x
E
ψ
(2.14)Atau: 0 ) ( 2 ) ( 2 2 2 = + ∂
∂ mE x
x x
ψ
ψ
h (2.15)
Karena:
2
2 2
h mE k = atau
m k E 2 2 2 h
= (2.16)
Dengan demikian diperoleh:
) ( ) ( 2 2 2 x k x x ψ
ψ =−
∂ ∂ (2.17) 0 ) ( ) ( 2 2 2 = + ∂
∂ k x
x x
ψ
ψ (2.18)
Persamaan (2.19) adalah bentuk umum dari persamaan differensial biasa berorde dua, dengan k2 adalah positif, dimana (x) merupakan kuantitas kompleks yang memiliki bagian real (nyata) dan bagian imajiner,Maka :
0 ) ( ) ( 2 2 = +
∂ x k x
ψ
(25)
karena integral normalisasi tidak dapat dihitung dari -∞ hingga +∞ , bagi fungsi gelombang itu. (Krane, 1992).
2.5.2. Partikel dalam sumur potensial
Sumur Potensial adalah daerah yang tidak mendapat pengaruh potensial. Hal ini berarti bahwa partikel selama berada dalam sumur potensial, merupakan electron bebas. Kita katakan bahwa electron terjebak di sumur potensial, dan kita anggap bahwa dinding potensial sangat tinggi menuju ∞, atau kita katakan sumur potensial sangat dalam. Dalam gambar (2.1) berikut kita akan menggambarkan sumur potensial. Daerah I dan daerah III adalah daerah-daerah dengan V= ∞, Sedangkan di daerah II, yaitu antara 0 dan L, V= . Kita katakan bahwa lebar sumur potensial ini adalah L.
V(x) = 0, 0 ≤ x ≤ L V(x) = ∞, x < 0, x > L,
I II III Ep=∞ Ep= 0 Ep=∞ Ψ1 Ψ2 Ψ3
Gambar 2.1 Partikel dalam sumur potensial daerah II
Pada sumur potensial yang dalam, daerah I dan III adalah daerah dimana kemungkinan berada elektron bisa dianggap nol, Ψ1(x) = 0 dan Ψ2(x) = 0. Sedangkan pada daerah dua Kita dapat memberi spesifikasi pada gerak partikel dengan mengatakan bahwa gerak itu terbatas pada gerak sepanjang sumbu-x antara x = 0 dan x = L disebabkan oleh dinding keras tak berhingga. Sebuah partikel tidak akan kehilangan Energinya jika bertumbukan dengan dinding, energi totalnya tetap konstan.
Dari per nyataan tersebut maka energi potensial V dari partikel itu menjadi tak hingga di kedua sisi sumur, sedangkan V konstan di dalam sumur, dapat dikatakan V = 0 seperti yang terlihat pada gambar (2.1) di atas. Karena partikel tidak bisa memiliki Energi tak hingga, maka partikel tidak mungkin ditemukan di luar sumur, sehingga fungsi gelombang = 0 untuk 0 ≤ x ≤ L. Maka yang perlu dicari adalah
(26)
nilai di dalam sumur, yaitu antara x = 0 dan x = L . Persamaan Schrodinger bebas waktu adalah :
(2.21)
Dengan
(2.22) Dimana
(2.23)
Sesuai dengan persamaan gelombang maka :
(x)=Asinkx+B coskx (2.24) Pemecahan ini belum lengkap, karena belum ditentukan nilai A dan B, juga belum menghitung nilai energi E yang diperkenankan. Untuk menghitungnya, akan diterapkan persyaratan bahwa (x) harus kontinu pada setiap batas dua bagian ruang. Dalam hal ini, akan dibuat syarat bahwa pemecahan untuk x < 0 dan x > 0 bernilai sama di x = 0. Begitu pula pemecahan untuk x > L dan x < L haruslah bernilai sama di x = L. Jika x = 0, Untuk x < 0 Jadi harus mengambil (x) = 0 pada x = 0.
(0) =Asin 0 + B cos 0
(27)
Disini ada dua pemecahan yaitu A = 0, yang memberikan (x) = 0 dan 2
(x) = 0, yang berarti bahwa dalam sumur tidak terdapat partikel (Pemecahan tidak masuk akal) atau sin kL = 0, maka yang benar jika:
kL = π,2π,3π,…… n=1,2,3 …. (2.28) Dengan:
(2.29) Dari persamaan (2.28) dan persamaaan (2.29) diperoleh bahwa energi partikel mempunyai harga tertentu yaitu harga eigen. Harga eigen ini membentuk tingkat energisitas yaitu:
Dimana energy yang kita tinjau disini berbeda dengan energy Born dimana pada energy Born menyatakan energy tingkat atomic sedangkan tingkat energy pada persamaan Schrodinger menyatakan tingkat energy untuk electron.
Fungsi gelombang sebuah partikel didalam sumur yang berenergi En ialah:
(2.31)
Untuk memudahkan E1 =ħ2π2/2mL2, yang mana tampak bahwa unit energi ini ditentukan oleh massa partikel dan lebar sumur. Maka E = n2E1 dan demikian partikelnya hanya dapat ditemukan dengan energi E1, 4 E1, 9 E1, 16 E1 dan seterusnya. Karena dalam kasus ini energi yang diperoleh hanya pada laju tertentu yang diperkenankan dimiliki partikel. Ini sangat berbeda dengan kasus klasik, misalnya manik-manik (yang meluncur tanpa gesekan sepanjang kawat dan menumbuk kedua dinding secara secara elastik) dapat diberi sembarang kecepatan awal dan akan bergerak selamanya, bolak-balik, dengan laju tersebut.
2 2 2 2
2mL n
En =
π
hx mE
A n
n
h 2 sin =
(28)
Dalam kasus kuantum, hal ini tidaklah mungkin, karena hanya laju awal tertentu yang dapat memberikan keadaan gerak tetap, keadaan gerak khusus ini disebut keadaan stasioner (Disebut keadaan”stasioner”karena ketergantungan pada waktu yang dilibatkan untuk membuat ψ(x,t),ψ(x,t)2 tidak bergantung waktu). Hasil pengukuran energi sebuah partikel dalam sebuah sumur potensial harus berada pada salah satu keadaan stasioner, hasil yang lain tidaklah mungkin. Pemecahan bagi
) (x
ψ belum lengkap, karena belum ditentukan tetapan A. Untuk menentukannya, ditinjau kembali persyaratan normalisasi, yaitu
∫
( )2 =1+∞ ∞ −
dx x
ψ . Karena (x)=0,
kecuali untuk 0 ≤ x ≤ Lsehingga berlaku: .
| | (2.32)
.
Maka diperoleh A = 2/L. Dengan demikian, Pemecahan lengkap bagi fungsi gelombang untuk 0 ≤ x ≤ L adalah:
.
L x n L
n
π
ψ
= 2sin n=1,2,3,… (2.33).
Dalam gambar 2.2 dan 2.3 akan dilukiskan berbagai tingkat energi, fungsi gelombang dan rapat probabilitas ψ 2 yang mugkin untuk beberapa keadaan terendah. Keadaan energi terendah, yaitu pada n =1 , dikenal sebagai keadaan dasar dan keadaan dengan energi yang lebih tinggi (n > 1) dikenal sebagai keadaan eksitasi.
(29)
Gambar 2. 2 Tingkat energi dalam sumur secara konstan ( Kamal Sing,2005)
Gambar 2.3 Probabilitas keberadaan electron dalam sumur potensial
Kita lihat di sini bahwa energi elektron mempunyai nilai-nilai tertentu yang diskrit, yang ditentukan oleh bilangan bulat n. Nilai diskrit ini terjadi karena pembatasan yang harus dialami oleh ψ2, yaitu bahwa ia harus berada dalam sumur potensial. Ia harus bernilai nol di batas-batas dinding potensial dan hal itu akan terjadi bila lebar sumur potensial L sama dengan bilangan bulat kali setengah panjang gelombang. Jika tingkat energi untuk n = 1 kita sebut tingkat energi yang pertama, maka tingkat energi yang kedua pada n = 2, tingkat energi yang ketiga pada n = 3 dan seterusnya.Jika kita kaitkan dengan bentuk gelombangnya, dapat kita katakan bahwa tingkat-tingkat energi tersebut sesuai dengan jumlah titik simpul gelombang. Dengan
(30)
demikian maka diskritisasi energi elektron terjadi secara wajar melalui Pemecahan persamaan Schödinger.
Persamaan (2.30) memperlihatkan bahwa selisih energy antara satu tingkat dengan tingkat berikutnya, misalnya antara n=1 dan n =2, berbanding terbalik dengan kuadrat lebar sumur potensial. Makin lebar sumur ini, makin kecil selisih energy tersebut, artinya tingkat-tingkat energy semakin rapat. Untuk L sama dengan satu satuan misalnya, selisih energy untuk n=2 dan n=1 adalah E2- E1 = 3ћ2 / 8m dan jika L 10 kali lebih lebar maka selisih ini menjadi E2 – E1 = 0.03ћ2/8m.
Gambar 2.4. Pengaruh lebar sumur terhadap energy
Jadi makin besar L maka perbedaan nilai tingkat-tingkat energy akan semakin kecil dan untuk L semakin lebar maka tingkat-tingkat energy tersebut akan semakin rapat sehingga mendekati kontinyu.( Neuredine Zettili, 2009)
(31)
2.6 Pemrograman dengan Mathematica 7
Mathematica merupakan perangkat lunak yang diproduksi dan dikembangkan oleh Wolfram Research, Inc. Pendiri dan presiden perusahaan tersebut adalah Stephen Wolfram, P.hD. Beliau adalah fisikawan di bidang fisika teoritis dan berkebangsaan Inggris. Mathematica dapat digunakan untuk aplikasi matematika, ilmu pengetahuan, teknologi, bisnis dan aplikasi lainnya.
Pada Penelitian ini, program lebih banyak dibuat dengan menggunakan perintah-perintah berikut ini
1.Graphics: perintah untuk menampilkan grafik dua dimensi berdasarkan data yang diberikan.
Sintaks umumnya: Graphics[primitives,options].
2.Manipulate: perintah untuk memanipulasi secara interaktif ekspresi-ekspresi program, grafik dan objek lainnya.
Sintaks umumnya: Manipulate[expr,{u,umin,umax}].
3.Module: perintah untuk membuat variabel lokal dengan nama tertentu yang dapat dipanggil.
Sintaks umumnya: Module[{x,y,…},expr].
4.If: perintah untuk memberikan suatu ekspresi tertentu jika kondisi benar dan ekspresi lainnya jika kondisi salah.
Sintaks umumnya: If[condition,t,f].
5.ListLinePlot: perintah untuk memplot grafik linier dua dimensi berdasarkan pasangan data yang telah ditentukan.
Sintaks umumnya: ListLinePlot[{{x1,y1},{x2,y2},…}].
Untuk informasi yang lebih mendetail tentang Mathematica dapat melihatnya di situs resmi Wolfram (www.wolfram.com).
(32)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Langkah awal yang dilakukan adalah memecahkan persamaan Schrodinger dengan metode analitik kemudian mencari pemecahannnya dengan metode komputasi, maka langkah-langkah penyusunan program dilakukan sebagai berikut:
a. Membahas Persoalan fisika
b. Mengkonfirmasikan persoalan fisika ke dalam bentuk numerik c. Penyusunan algoritma
d. Pengkodean yaitu menterjemahkan algoritma kedalam kode bahasa pemograman.
e. Menjalankan program f. Analisis hasil visualisasi g. Penulisan laporan
3.2 Teknik Analisis Data
1. Mengumpulkan data yang diperoleh dalam program dan data tersebut dibuat dalam bentuk visualisasi.
2. Hasil visualisasi fungsi gelombang persamaan Schrodinger dengan metode komputasi akan dilihat kesesuaiannya dengan hasil analitik
3. Harga-harga peluang pada grafik visualisasi fungsi gelombang dengan metode komputasi akan dilihat tingkat kesesuaiannya dengan hasil analitiknya
(33)
3.3 Perancangan program
Adapun Proses perancangan program penelitian ini dirancang melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Perancangan diagram alir (flowchart) dan algoritama simulasi persamaan Schrodinger pada partikel bebas dan partikel bebas dalam sumur potensial tak hingga
b. Pembuatan program lengkap berdasarkan rancangan diagram alir dan algoritma dengan menggunakan bahasa pemrograman Mathematica Versi 7.
3.4 Algoritma
Adapun algoritma program bantu yang digunakan dalam perancangan program
INPUT
1. Memasukkan persamaan schrodinger tidak bergantung waktu untuk menghasilkan fungsi gelombang elektron.
2. Memasukkan persamaan schrodinger tidak bergantung waktu dan menormalisasikannya untuk menghasilkan probabilitas keberasaan elektron. 3. Menentukan lebar sumur ( L ) yang digunaakan
4. Memvisualisasikan persamaan Schrodinger dengan menggunakan fungsi Plot
OUTPUT
a. Hasil ditampilkan dengan menekan tombol Shift + Enter.
b. Menampilkan hasil visualisasi Persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu
c. Menganimasikan visualisasi Schrodinger tidak bergantung waktu dengan menekan tombol “Animasi” pada hasil eksekusi program.
(34)
3.5 Diagram Alir Penelitian
Menjalankan program
Memasukkan data input output
Menganalisis probabilitas elektron
Persamaan Schrödinger pada partikel bebas, dan partikel dalam kotak tidak bergantung waktu
Mulai
L x n L
n π
ψ = 2 sin
) ( )
(
2 2
2 2
x E x
x
m ψ
ψ =
∂ ∂ − h
(35)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Persamaan Schrodinger
Persamaan schrodinger secara umum dapat kita lihat pada persamaan 2.11
) ( ) ( ) ( 2 2 2 2 x E x V x x
m ψ ψ
ψ + =
∂ ∂ − h
(4.1) Pada pembahasan yang kita lakukan kita membahas persamaan schrodinger bebas waktu dengan menganggap V=0 maka
) ( ) ( 2 2 2 2 x E x x m ψ ψ = ∂ ∂ − h (4.2) Atau dapat ditulis
2 2 ) ( x x ∂
∂ψ =
2 2 h m ) (x
E
ψ
(4.3)Atau: 0 ) ( 2 ) ( 2 2 2 = + ∂
∂ mE x
x x
ψ
ψ
h (4.4) Karena:
2
2 2
h
mE
k = atau
m k E 2 2 2 h
= (4.5)
Dengan demikian diperoleh:
) ( ) ( 2 2 2 x k x x ψ
ψ =−
∂ ∂ (4.6) 0 ) ( ) ( 2 2 2 = + ∂
∂ k x
x x
ψ
(36)
Dengan memisalkan ) (x
ψ
= (4.8)(4.9)
(4.10)
(4.11) (4.12)
, (4.13)
) (x
ψ
C e (4.14)Dengan
e-ikx = cos kx – i sin kx (4.15)
eikx = cos kx + i sin kx (4.16)
sehingga
) (x
ψ
C cos kx i sin kx cos kx – i sin kx (4.17)Sehingga dari persamaan diatas didapatkan
) (x
ψ
C sin kx cos (4.18)Bila koefisien C1 dan C2 diganti dengan A dan B maka
) (x
(37)
dan x < L haruslah bernilai sama di x = L. Jika x = 0, Untuk x < 0 Jadi harus mengambil (x) = 0 pada x = 0.Maka
(0) =Asin 0 + B cos 0 (4.20)
(0) = 0 + B.1 = 0 (4.21)
Jadi,didapat B = 0. Karena =0 untuk x > L, maka haruslah berlaku (L) = 0,
Ψ(L) = AsinkL + Bcos kL = 0 (4.22) Karena telah didapatkan bahwa B = 0,maka haruslah berlaku:
AsinkL = 0 (4.23)
Disini ada dua pemecahan yaitu A = 0, yang memberikan (x) = 0 dan 2
(x) = 0, yang berarti bahwa dalam sumur tidak terdapat partikel (Pemecahan tidak masuk akal) atau sin kL = 0, maka yang benar jika:
kL = nπ
kL = π,2π,3π,…… n=1,2,3 …. (4.24) Sehingga
(4.25) Sedangkan nilai energy
m k E
2
2 2
h =
Maka energy pada tingkat energisitas adalah
(4.26) Maka
(4.27)
Maka fungsi gelombang menjadi
2 2 2 2
2mL n En
h
π
(38)
(4.28)
Untuk mendapatkan nilai A maka Untuk menentukannya, ditinjau kembali persyaratan normalisasi, yaitu
∫
( )2 =1+∞ ∞ −
dx x
ψ . Karena (x)=0, kecuali untuk 0 ≤ x ≤ L sehingga berlaku:
| | | | (4.29)
| | (4.30)
Maka diperoleh A = 2/L. Dengan demikian, Pemecahan lengkap bagi fungsi gelombang untuk 0 ≤ x ≤ L adalah:
L x n L
n
π
ψ
= 2sin n=1,2,3,… (4.31)Inilah fungsi gelombang adalah solusi persamaan Schrodinger bebas waktu dalam sumur potensial yang akan kita visualisasikan.
4.2 Hasil Visualisasi Program
Hasil dari penelitian ini berupa penyelesaian komputasi persamaan Schrödinger yaitu pada partikel bebas, dan partikel dalam Sumur potensial menggunakan program matehmatica 7. Kemudian akan dihasilkan visualisasi persamaan gelombang yang terjadi pada setiap potensial
4.2.1 Visualisasi PersamaanSchrödinger pada partikel bebas
Persamaan Schrödinger pada partikel bebas memiliki syarat bahwa
x mE
A n
n
h 2 sin =
(39)
Gambar.4.1.Visualisasi fungsi gelombang Partikel bebas
Pada Gambar 4.1. Visualisasi Gelombang Partikel Bebas pada bentangan bidang –L/2 sampai dengan L/2, dengan L = 1.5 Jelas terlihat bahwa visualisasi Partikel bebas merupakan sebuah paket gelombang yang dapat dipandang sebagai superposisi sejumlah besar gelombang, yang berinterferensi secara maksimum di sekitar partikel dengan Probabilitas tertinggi ditemukannya partikel berada pada posisi x= 0.
4.2.2 Visualisasi Persamaan Schrödinger pada partikel dalam Sumur Potensial Tak hingga
Berdasarkan persamaan (2.12) visualisasi persamaan Schrödinger pada partikel dalam kotak atau disebut juga partikel dalam sumur tak berhingga dapat dilihat pada gambar (2.1) Persamaan Schrödinger pada partikel dalam kotak untuk potensial yang konstan atau dapat dikatakan nol V(x) = 0, identik dengan persamaan Schrödinger pada partikel bebas. Sehingga memiliki pemecahan yang sama. Berikut hasil running dan visualisasi gelombangnnya.
(40)
a. Orde gelombang n = 1,. Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.2. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial dengan n = 1.
Persamaan Schrödinger pada partikel dalam sebuah kotak dalam selang 0 ≤ x ≤ L, dengan L = 1 bila V(x) = 0 dapat diterapkan syarat bahwa (x) harus kontinu pada setiap batas dua bagian ruang. Dalam hal ini disyaratkan bahwa pemechan untuk
x<0 dan x>0 bernilai sama di x= 0, begitu juga pemecahan untuk x>0 dan x<L
haruslah bernilai sama di x =L
(41)
Untuk keadaan energi terendah, yaitu pada n = 1 probabilitas terbesarnya pada x = L/2 artinya partikel berada di dalam sumur potensial berangsur-angsur berkurang begitu bergerak menjauhi pusatnya dan akhirnya menuju nol.
b. Orde gelombang n = 2,. Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.3. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial dengan n = 2.
Gambar.4.3. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam kotak n = 2, maksimum probabilitasnya terjadi pada x = L/4 dan x = 3/4 L, sedangkan probabilitas nol terjadi pada x = L/2 . Dengan demikian partikelnya haruslah bergerak sedemikian rupa sehingga sewaktu-waktu dapat ditemukan di x = L/4 dan x = 3/4 L tanpa pernah ditemukan di x = L/2. Hal itu mengilustrasikan perbedaan antara fisika klasik dengan fisika kuantum (seperti dijelaskan diatas). Tidak mungkin partikel dapat mencapai 3/4 L dari L/4 tanpa melewati L/2 , hal ini disebabkan karena kecenderungan berfikir dalam pandangan partikel sedangkan fisika kuantum berfikir dalam pandangan gelombang.
(42)
c. Orde gelombang n = 3, Visualisasi gelombangnya sebagai berikut :
Gambar.4.4. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial dengan n = 3.
Gambar.4.4. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam kotak n=3, maksimum probabilitas dalam selang 0 ≤ x ≤ L, terjadi pada x = L/6, x =L/2, dan x = 5/6 L. Sedangkan probabilitas nol terjadi pada x = 2/3L dan x = 4/6 L. Artinya
(43)
d. Orde gelombang n =4, Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.5. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial dengan n = 4.
Gambar.4.5. Visualisasi fungsi gelombang partikel bebas untuk orde gelombang n = 4, maksimum probabilitas dalam selang 0 ≤ x ≤ L dengan L=1 terjadi pada x = L/8, x = 3/8 L, x = 5/8L, dan x = 7/8 LL. Sedangkan probabilitas nol terjadi pada x= L/4, x = L/2, dan x = 2/3 L. Pemecahan persamaan Schrödinger bagi sebuah partikel yang terperangkap dalam suatu daerah linier sepanjang L tidak lain adalah sederetan gelombang berdiri deBroglie karena arah merambat gelombang partikel dalam sumur sama dengan arah kecepatan partikel. ( Krane,1982).
(44)
e. Orde gelombang n =5, Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.6. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial dengan n =5.
Gambar.4.6. Visualisasi fungsi gelombang partikel bebas untuk orde gelombang n = 5, maksimum probabilitas dalam selang 0 ≤ x ≤ L dengan L=1 terjadi pada x = 1/10 L, x = 3/10 L, x = L/2, x = 7/10 L dan x = 9/10 L. Sedangkan probabilitas nol terjadi pada x = L/5, x = 4/10 L, x = 6/10 L dan x = 8/10 L.
(45)
f. Orde gelombang n =10, Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.7. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial dengan n = 10.
Gambar.4.7. Visualisasi fungsi gelombang partikel bebas untuk orde gelombang n = 5, maksimum probabilitas dalam selang 0 ≤ x ≤ L dengan L=1 terjadi pada x = 1/20 L, x = 3/20 L,x=L/4, x=7/20L, x=9/20L, x=11/20L, x=13/20L, x=15/20L, x=17/20L, dan x =19L/20L. Sedangkan probabilitas nol terjadi pada x = L/10, x = L/5, x = 6/20 L,x=8/20L,x=L/2,x=12/20L,x=14/20L,x=16/20 dan x =18/20 L. Pemecahan persamaan Schrödinger bagi sebuah partikel yang terperangkap dalam suatu daerah linier sepanjang L tidak lain adalah sederetan gelombang deBroglie karena arah merambat gelombang partikel dalam sumur sama dengan arah kecepatan partikel. ( Krane,1982).
(46)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan:
1. Pemecahan persamaan Schrödinger bagi sebuah partikel yang terperangkap dalam suatu daerah linier sepanjang L menggunakan mathematica 7 dimana fungsi gelombang dan potensial konstan(V=0) akan membentuk sederetan gelombang berdiri deBroglie karena arah merambat gelombang partikel dalam sumur sama dengan arah kecepatan partikel yaitu menuju positif
2. Nilai Energi dan probabilitas ditemukannya elektron atau partikel dalam suatu daerah ditentukan oleh bilangan kuantum n.Nilai energi sesuai dengan nilai bilangan kuantum jika n = 1 maka disebut tingkat energi pertama,maka tingkat energi kedua pada n=2 dan seterusnya.sedangkan nilai n juga menentukan probabilitas maksimum ditemukan elektron ditentukan oleh jumlah n dimana semakin besar jumlah n maka probabilitas maksimum didapatkannya elektron akan semakin besar.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan penulis untuk mengembangkan penelitian ini pada kesempatan penelitian berikutnya adalah:
1. Untuk mencari solusi persamaan Schrodinger dapat diterapkan pada metode lain 2. Dilakukan penyempurnaan pada program visualisasi untuk melihat pengaruh
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Dayana,Indri,2004,Visualisasi Persamaan Schrodinger Satu Dimensi Untuk Analisa Azas Korespondensi, Skripsi FMIPA, Unimed, Medan
Eisberg, R.dan Resnick, R, 1970, Quantum Physics, John Wiley & Sons,New York, California
http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_Schrodinger, diakses tanggal 01 maret 2011
http://www.unhas.ac.id/~mkufisika/quantum/node22.html, diakses tanggal 01 maret
2011
http://www.wolfram.com, diakses tanggal 1 Juni 2010. diakses tanggal 03 maret
2011
Krene, K.,1992, Fisika Modern (Medern Physhics), Terjemahan, Jakarta, Penerbit UI – Press
Singh,Kamal,2006, Element Of Quantum Mechanics, S.Chand & Company LTD, Ram Nagar, New Delhi
Stolze,Joachim dan Dieter, 2007, Quantum Computing, University Of Dartmond, Institute Of Physics,Weinheim,Germany
Triatmodjo,Bambang,2002,Metode Numerik, Yokyakarta, Penerbit Universitas Gajah Mada
Zettili,Neuredine, 2009, Quantum Mechanics concepts and Applications, John Wiley & Son,New York,California
(48)
(49)
Lampiran 2. Kode Pemrograman Visualisasi gelombang pada partikel dalam
sumur potensial
(1)
e. Orde gelombang n =5, Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.6. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial dengan n =5.
Gambar.4.6. Visualisasi fungsi gelombang partikel bebas untuk orde gelombang n = 5, maksimum probabilitas dalam selang 0 ≤ x ≤ L dengan L=1 terjadi pada x = 1/10 L, x = 3/10 L, x = L/2, x = 7/10 L dan x = 9/10 L. Sedangkan probabilitas nol terjadi pada x = L/5, x = 4/10 L, x = 6/10 L dan x = 8/10 L. Pemecahan persamaan Schrödinger bagi sebuah partikel yang terperangkap dalam suatu daerah linier sepanjang L tidak lain adalah sederetan gelombang deBroglie karena arah merambat gelombang partikel dalam sumur sama dengan arah kecepatan partikel. ( Krane,1982).
(2)
f. Orde gelombang n =10, Visualisasi gelombangnya sebagai berikut:
Gambar.4.7. Visualisasi fungsi gelombang partikel dalam sebuah sumur potensial dengan n = 10.
Gambar.4.7. Visualisasi fungsi gelombang partikel bebas untuk orde gelombang n = 5, maksimum probabilitas dalam selang 0 ≤ x ≤ L dengan L=1 terjadi pada x = 1/20 L, x = 3/20 L,x=L/4, x=7/20L, x=9/20L, x=11/20L, x=13/20L, x=15/20L, x=17/20L, dan x =19L/20L. Sedangkan probabilitas nol terjadi pada x
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan:
1. Pemecahan persamaan Schrödinger bagi sebuah partikel yang terperangkap dalam suatu daerah linier sepanjang L menggunakan mathematica 7 dimana fungsi gelombang dan potensial konstan(V=0) akan membentuk sederetan gelombang berdiri deBroglie karena arah merambat gelombang partikel dalam sumur sama dengan arah kecepatan partikel yaitu menuju positif
2. Nilai Energi dan probabilitas ditemukannya elektron atau partikel dalam suatu daerah ditentukan oleh bilangan kuantum n.Nilai energi sesuai dengan nilai bilangan kuantum jika n = 1 maka disebut tingkat energi pertama,maka tingkat energi kedua pada n=2 dan seterusnya.sedangkan nilai n juga menentukan probabilitas maksimum ditemukan elektron ditentukan oleh jumlah n dimana semakin besar jumlah n maka probabilitas maksimum didapatkannya elektron akan semakin besar.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan penulis untuk mengembangkan penelitian ini pada kesempatan penelitian berikutnya adalah:
1. Untuk mencari solusi persamaan Schrodinger dapat diterapkan pada metode lain 2. Dilakukan penyempurnaan pada program visualisasi untuk melihat pengaruh
variabel-variabel lain yang berhubungan dengan penyelesaian persamaan Schrodinger dan menerapkannya dalam dua dimensi dan tiga dimensi untuk lebih memahami perilaku partikel
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Dayana,Indri,2004,Visualisasi Persamaan Schrodinger Satu Dimensi Untuk Analisa Azas Korespondensi, Skripsi FMIPA, Unimed, Medan
Eisberg, R.dan Resnick, R, 1970, Quantum Physics, John Wiley & Sons,New York, California
http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_Schrodinger, diakses tanggal 01 maret 2011
http://www.unhas.ac.id/~mkufisika/quantum/node22.html, diakses tanggal 01 maret
2011
http://www.wolfram.com, diakses tanggal 1 Juni 2010. diakses tanggal 03 maret
2011
Krene, K.,1992, Fisika Modern (Medern Physhics), Terjemahan, Jakarta, Penerbit UI – Press
Singh,Kamal,2006, Element Of Quantum Mechanics, S.Chand & Company LTD, Ram Nagar, New Delhi
Stolze,Joachim dan Dieter, 2007, Quantum Computing, University Of Dartmond, Institute Of Physics,Weinheim,Germany
Triatmodjo,Bambang,2002,Metode Numerik, Yokyakarta, Penerbit Universitas Gajah Mada
Zettili,Neuredine, 2009, Quantum Mechanics concepts and Applications, John Wiley & Son,New York,California
(5)
(6)