2.3. Blok Emergency Medicine 2.3.1. Latar Belakang Blok Emergency Medicine
Secara klinis kegawatan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berada dalam keadaan kritis dan jika tidak dilakukan suatu usaha atau tindakan akan
menyebabkan kematian. Misi dari Emergency Medicine meliputi evaluasi, tatalaksana, pengobatan dan pencegahan penyakit dan cedera yang tidak
diharapkan.
Perawatan gawat darurat emergency senantiasa berkembang. Berbagai teknik mutakhir telah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan hidup survival
rate, dan pemahaman fisiologi yang lebih baik telah membawa pada pengobatan yang baru dan lebih baik.
Kegawatan membutuhkan pemikiran dan tindakan yang cepat dan luas. Setiap dokter umum harus terlatih dan siap secara intelektual maupun emosi untuk
berhadapan dengan setiap kegawatan. Dalam blok emergency mahasiswa dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mampu
menghadapi kegawatan. Mahasiswa diharapkan akan memiliki kepekaan terhadap
keadaan krisis sense of crisis sehingga mampu mengenali kegawatan dan segera
memberikan tindakan yang tepat. Blok Emergency Medicine dibagi dalam dua tahap, yaitu Blok Emergency
Medicine – 1 dan Blok Emergency Medicine – 2 yang masing-masing terdiri dari 3 SKS, dilaksanakan selama 9 sembilan minggu.
Tujuan umum blok ini, membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menilai pasien kritis, melakukan tindakan pendahuluan dan
merujuk ke konsultan institusi yang sesuai Medical Education Unit, 2014.
2.3.2. Tujuan Blok Emergency Medicine
Setelah menyelesaikan blok Emergency Medicine ini, mahasiswa diharapkan mampu :
Universitas Sumatera Utara
1. berkomunikasi efektif baik verbal maupun nonverbal secara santun
dalam upayanya mengelola pasien dengan masalah kegawatdaruratan dengan mengintegrasikan penalaran klinis dan biomedis sehingga
menunjang terciptanya kerja sama yang baik antara dokter dengan pasien, keluarga, komunitas, dalam penanganan masalah gawat darurat.
2. melakukan penilaian dan pemeriksaan fisik yang lengkap dengan teknik
yang tepat serta mencatat riwayat penyakit secara lengkap dan kontekstual.
3. menjelaskan semua prosedur klinik rutin dan menganalisis data
sekunder pasien gawat darurat dengan mengintegrasikan ilmu biomedik dan ilmu klinik.
4. memilih berbagai prosedur klinik, laboratorium, dan penunjang lain dan
menafsirkan hasilnya. 5.
melakukan tindak pencegahan dan tindak lanjut dalam tata laksana masalah gawat darurat dengan mempertimbangkan keterbatasan ilmu
dalam diagnosis maupun tata laksananya. 6.
peka terhadap tata nilai pasien dan mampu memadukan pertimbangan moral dan pengetahuanketerampilan klinisnya dalam memutuskan
masalah etik yang berkaitan dengan kegawatdaruratan. 7.
mengembangkan ketertarikan dalam melakukan riset yang berkaitan dengan masalah-masalah kegawatdaruratan.
2.4. Seminar dan Workshop Basic Life Support 2.4.1. Definisi Seminar dan Workshop Basic Life Support
Seminar adalah sebuah pertemuan khusus yang memiliki teknis dan akademis yang tujuannya untuk melakukan studi menyeluruh tentang suatu topik
tertentu dengan pemecahan suatu permasalahan yang memerlukan interaksi di antara para peserta seminar yang dibantu oleh seorang guru besar ataupun
cendikiawan. Workshop merupakan bentuk aplikasi dari materi. Biasanya Workshop
merupakan kelanjutan dari materi yang disampaikan pada sebuah seminar.
Universitas Sumatera Utara
Bantuan hidup dasar Basuc life support adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga jalan napas airway tetap terbuka, menunjang pernapasan dan
sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu Soerianata, 1996. Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan
napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu Alkatiri, 2007.
2.4.2. Tujuan Seminar dan Workshop Basic Life Support