Freddy A. E. Tambunan : Manfaat Klinis Sukralfat Secara Topikal Sebagai Terapi Iritasi Kulit Pada Peristoma, 2008 USU e-Repository © 2008
9 yang bersifat korosif. Sedangkan kolon kurang menimbulkan masalah dan
kurang merusak.
Saat ini banyak bahan yang dapat digunakan untuk melindungi kulit dan memberikan kwalitas hidup yang lebih baik pada pasien.
Pada tahun 2000 CC Lyon dkk menggunakan sukralfat pada perawatan kulit peristomal. Pada tahun 2002 di “Plastic surgery Center, Xijing
Hospital, Fourth Military, Medical University, China melakukan studi pada hewan dengan menggunakan sukralfat untuk melihat penebalan serabut
kolagen, densitas fibroblast dan peningkatan kapiler.
S.Mantoo dan VK Raina dari Departemen Bedah,”Medical College” Jabalpur India yang dipublikasikan 1 Mei 2005 menggunakan sukralfat pada
perawatan ekskoriasi peristomal dan perineal dan ekskoriasi disekitar fistula gastrointestinal. Pasien yang mendapat terapi dengan sukralfat topikal
mengalami respon yang baik terhadap iritasi yang terjadi dan lebih dari 90 mengalami complete healing.
Sukralfat dibandingkan dengan bahan lain seperti alumunium paint and siloderm ointment memiliki efek terapi yang lebih baik .
Sukralfat juga memiliki sifat non toxic dan non alergi walaupun digunakan dalam waktu yang cukup lama serta complete re-epitelisasi lebih
dari 90 . Selain itu sukralfat juga memiliki harga yang cukup murah dan mudah
di dapat.
1.2 . Perumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah suralfat bermanfaat dalam
mengatasi iritasi kulit peristoma ?
Freddy A. E. Tambunan : Manfaat Klinis Sukralfat Secara Topikal Sebagai Terapi Iritasi Kulit Pada Peristoma, 2008 USU e-Repository © 2008
10
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui manfaat klinis sukralfat dalam perawatan stoma
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah : Mengetahui manfaat klinis sukralfat dalam mengatasi iritasi kulit peristoma.
2. Manfaat praktis : sukralfat sebagai obat lambung yang dapat digunakan untuk mengatasi iritasi kulit peristoma yang harganya
murah, aman dan mudah didapatkan.
1.5 Kontribusi Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan calon Ahli bedah tentang sukralfat sebagai obat lambung yang dapat
digunakan untuk mengatasi iritasi kulit peristoma yang harganya murah, aman dan mudah didapatkan.
Freddy A. E. Tambunan : Manfaat Klinis Sukralfat Secara Topikal Sebagai Terapi Iritasi Kulit Pada Peristoma, 2008 USU e-Repository © 2008
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sucralfate merupakan bahan yang telah lama digunakan dalam pengobatan kelainan dilambung. Efektif dalam penyembuhan ulkus duodeni,
tapi semakin jarang digunakan setelah adanya obat-obatan yang lebih efektif seperti proton pump inhibitors yang telah berkembang penggunaannya.
Diketahui bahwa sukralfat mempunyai efek secara local yang lebih baik, dari pada aksi sistemik.Secara kimiawi sucralfate merupakan gabungan
dari gula disakarida, sukrosa, dikombinasi dengan sulfat dan aluminium. Pada larutan asam seperti asam lambung sukralfat membentuk suatu “thick paste”
yang mempunyai suatu “strong negative charge”.
Mekanisme kerja sukralfat
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerjanya. Sucralfate, with its strong negative charge, binds to exposed positively-charged proteins at the
base of ulcers. Dengan cara ini, sukralfat melapisi ulkus dan membentuk suatu “physical barrier” yang melindungi permukaan ulkus dari injuri lebih
lanjut oleh asam dan pepsin. Sukralfat secara langsung menginhibisi pepsin suatu enzim yang merusak protein bersamaan dengan asam lambung dan
ikatan garam empedu yang berasal dari melalui empedu juga melindungi dinding lambung dari injuri yang disebabkan oleh asam empedu. Sukralfate
dapat meningkatkan produksi prostaglandin , dan prostaglandin diketahui melindungi lapisan lambung dan dapat juga mengikat “epithelial growth factor”
Freddy A. E. Tambunan : Manfaat Klinis Sukralfat Secara Topikal Sebagai Terapi Iritasi Kulit Pada Peristoma, 2008 USU e-Repository © 2008
12 dan “fibroblast growth factor”, keduanya mempertinggi mekanisme perbaikan
dan pertumbuhan dari dinding lambung.
Ileostomi suatu tindakan membuka ileum yang umumnya dilakukan
paling tidak 20 cm dari “ileocaecal junction”..Usus halus dilekatkan pada
dinding abdomen dengan maksud untuk mem-by pass usus besar, sisa hasil percernaan keluar dari tubuh melallui lubang yang disebut stoma. Ileostomy
merupakan pembukaan secara temporer atau permanent antara ileum dan dinding abdomen.
Temporer ileostomy direkomendasikan untuk pasien yang menjalani operasi pengambilan 1 segmen dari saluran cerna. Sehingga dapat
memberikan waktu sementara bagi usus untuk sembuh tanpa stress dari system pencernaan. Ileostomi sering diletakkan di fossa iliaka kanan. Feses
yang keluar dikenal dengan “effluent” yang sangat lembut dan encer dan memerlukan perawatan yang harus di kosongkan sampai 6 kali sehari.
Sering pada pasien yang menjalani pengangkatan kolon total, pasien bisa mengalami masalah penyerapan cairan dan dehidrasi pada minggu-
minggu awal setelah operasi. Keluarnya cairan dari ileostomi setelah pembedahan dapat mencapai 1500 cc perhari yang mengandung sejumlah
besar garam. Pengeluaran cairan secara bertahap akan berkurang hingga 600 – 800 cc perhari.
Colostomy adalah suatu tindakan membuka dan mengeluarkan
bagian dari Colon baik colon Asenden,Tranversum, Desendens maupun Colon Sigmoid. Colostomy dapat bersifat sementara ataupun permanent.
Trauma colon dan kelainan Congenital merupakan salah satu colostomy sementara. Dan operasi dari tumor Rektum sering menjadi indikasi
colostomy permanent.
Pada stoma masalah kulit merupakan komplikasi yang sering dijumpai. Pada pasien-pasien dengan operasi pembuatan stoma baik elektif maupun
Freddy A. E. Tambunan : Manfaat Klinis Sukralfat Secara Topikal Sebagai Terapi Iritasi Kulit Pada Peristoma, 2008 USU e-Repository © 2008
13 emergensi kulitnya selalu sehat. Beberapa hari pasca operasi atau beberapa
waktu setelah dirumah sejumlah pasien mengeluhkan masalah dikulit.
Kadang pasien mengalami dermatitis alergi yang bisa sebagai akibat hipersensitif terhadap bahan plastik dan perekat kantong stoma ataupun oleh
karena iritasi langsung. Perubahan pada kulit berhubungan dengan usia, stres dan penyakitnya sendiri. Hal ini disebabkan oleh perubahan
permeabilitas kulit.
Freddy A. E. Tambunan : Manfaat Klinis Sukralfat Secara Topikal Sebagai Terapi Iritasi Kulit Pada Peristoma, 2008 USU e-Repository © 2008
14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan Rancangan Penelitian Experimental Pre dan Post pemberian Sukralfat.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Sub.bagian Bedah Digestive Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dan Rumah sakit
jejaring. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret 2008 – Juni 2008.
3.3. Objek Penelitian
3.3.1. Sampel
Semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian selama periode Maret 2008 – Juni 2008
3.3.2. Kriteria Inklusi
Pasien pada sub bagian bedah digestive yang menjalani operasi dengan pembuatan stoma di dinding perut yang disertai iritasi kulit peristoma.
3.3.3. Kriteria Eksklusi
- Pasien-pasien dengan penyakit penyerta seperti : - Diabetes Mellitus
- Tuberkulosis
Freddy A. E. Tambunan : Manfaat Klinis Sukralfat Secara Topikal Sebagai Terapi Iritasi Kulit Pada Peristoma, 2008 USU e-Repository © 2008
15 - Pasien - pasien yang mendapat terapi kortikosteroid
- Pasien-pasien yang sedang menjalani Kemoterapi - Pyoderma ganggrenosum
3.4. Cara Kerja
Semua subjek peneltian dicatat identitasnya dan dilakukan pencatatan iritasi kulit peristoma yang terjadi serta diukur diameter luas hiperemis dalam
cm, dan nyeri. Pada daerah yang mengalami komplikasi diberikan sukralfat sirup setiap 6 jam 4 kali sehari dan diikuti perubahan yang terjadi selama 7
hari pemberian. Cara pemberian sukralfat yaitu : daerah peristoma yang mengalami
iritasi dibersihkan dari sisa effluen atau feses dengan mempergunakan NacCl 0,9 sampai bersih. Kemudian seluruh daerah yang mengalami iritasi diolesi
sukralfat sirup dengan mempergunakan cotton bath.
Sebelum dimasukkan dalam penelitian, subjek yang bersedia dimintakan izin kepada orang tuawali, setelah diberitahukan maksud, tujuan
dan cara-cara penelitian dengan jelas. Orang tua atau wali diminta menandatangani formulir izin.
3.5. Batasan Operasional