Sifat Fisika dan Kimia Gelatin Struktur Kimia Gelatin

UIN Syarif Hidayatullah berasal dari prekusor yang dibasakan dikenal dengan tipe B Farmakope Indonesia ed IV, 1995 Nama gelatin merupakan turunan dari Bahasa Latin “gelatus” yang berarti kaku atau beku. Gelatin pertama kali digunakan sebagai bahan pangan pada masa Napoleon ketika digunakan sebagai sumber protein bagi tentara Prancis selama blokade Inggris. Gelatin diproduksi secara komersial pertama kali di Belanda tahun 1685, kemudian berlanjut di Inggris tahun 1700 dan produksi komersial gelatin pertama kali di Amerika Serikat adalah di Massachussettes pada tahun 1808. Gelatin adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit, tulang dan jaringan ikat, merupakan suatu polipeptida larut berasal dari kolagen, yang merupakan konstituen utama dari kulit, tulang, dan jaringan ikat binatang. Gelatin diperoleh melalui hidrolisis parsial dari kolagen. Ketika kolagen diperlakukan dengan asam atau basa dan diikuti dengan panas, struktur fibrosa kolagen dipecah secara irreversibel menghasilkan gelatin Zhou dan Regenstein, 2004. Gelatin diperoleh dari pelepasan ikatan cross-linking ikatan silang diantara rantai polipetida pada kolagen dengan disertai sejumlah perusakan pada rantai ikatan peptida Yifen, 2007. Menurut data dari SKW Biosystem INC suatu perusahaan gelatin multinasional bahwa produk gelatin dunia pada tahun 1999 sebanyak 254.000 ton terdiri dari sumber kulit jangat sapi sebanyak 28,7 ; kulit babi sebanyak 41,4 serta kontribusi tulang sapi sebesar 29,8 ; dan sisanya dari ikan. Pada umumnya, gelatin yang berasal dari mamalia banyak digunakan karena ketinggian titik lebur, titik gelasi dan reversibilitas termalnya.

2.2.1 Sifat Fisika dan Kimia Gelatin

Gelatin hampir tidak berasa dan tidak berbau, lembaran gelatin bersifat rapuh, padat dan jernih kekuningan, gelatin memiliki kelembaban 8-13 dan kepadatan relatif 1,3-1,4. Partikel gelatin dalam air dingin akan menyerap air dan membesar sedangkan dalam air panas partikel akan terlarut. Gelatin larut dalam gliserol, propilen glikol, asam asetat, UIN Syarif Hidayatullah trifluoroethanol, dan formamida. Gelatin tidak larut dalam benzene, aseton, alkohol primer dan dimetilformamida. Gelatin yang dipanaskan diatas suhu 45 o C di udara secara bertahap akan kehilangan kemampuan untuk mengembang. Gelatin adalah turunan dari kolagen yang merupakan perotein dengan bahan penyusun utama 50,5 karbon, 6,8 hidrogen, 17 nitrogen, 25,2 oksigen, karena gelatin merupakan protein maka gelatin akan mengalami reaksi yang sama seperti protein jika berinteraksi dengan enzim-enzim proteolitik, terhidrolisis menjadi komponen rantai polipeptidanya atau asam-asam aminonya. Tabel 2.1 Komposisi asam amino gelatin Sumber : GMIA, 2012 Gelatin memiliki sifat ampoterik yang akan menjadi kation dalam larutan asam dan anion dalam larutan basa dengan titik isoelektrik pH 4,7- 5,4 untuk gelatin tipe A dan pH 4,6-9 untuk gelatin tipe B. Nilai kekuatan gel dari gelati adalah 50-300 bloom dan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi gelatin, kekuatan intrinsik, suhu, pH, dan keberadaan bahan. Viskositas larutan gelatin 20-75 mps dimana viskositas gelati meningkat seiring dengan peningkatan konsetrasi gelatin dan penurunan suhu. UIN Syarif Hidayatullah

2.2.2 Struktur Kimia Gelatin

Gelatin merupakan protein turunan dari kolagen dimana susunan asam amino pada struktur primernya mirip dengan kolagen sumbernya Gomez et al.,2009. Stuktur gelatin merupakan susunan asam amino yang terikat melalui ikatan peptida membentuk rantai alpha. Pada proses hidrolisis termal struktur triple-helix kolagen terdenaturasi dengan pemutusan ikatan kovalen cross-link menghasilkan 3 rantai alpha yang terpisah. Pada proses hidrolisis dengan basa, basa memutus ikatan cross- link piridinolin sehingga kolagen terdenaturasi menghasilkan rantai alpa dalam larutan dengan bobot molekul berkisar 100-700 kda dengan IEp isoelectric point 4,6-9. Pada proses ektraksi gelatin dengan metode asam, terjadi pemutusan ikatan peptida sehingga gelatin yang dihasilkan pada proses asam memiliki rantai alpha yang lebih pendek dengan nilai IEp yang lebih sempit 4,5-5,4 Gorgieva dan Kokol, 2011 . Gambar 2.3 Proses denaturasi kolagen Sumber : Hikada, 2002 Struktur gelatin terdiri atas rantai asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Susunan asam amino gelatin berupa Gly-X-Y dimana X umumnya asam amino prolin dan Y umumnya asam amino hidroksiprolin. Tidak terdapatnya triptofan pada gelatin menyebabkan gelatin tidak dapat digolongkan sebagai protein lengkap Grobben et al., 2004. UIN Syarif Hidayatullah Gambar 2.4 Struktur gelatin Sumber : Ofori, 1999 Rantai asam amino dominan yang terdapat dalam gelatin adalah glysin 26-34, prolin 10-18 dan hidroksiprolin 7-15. Beberapa jenis asam amino lain terdapat pula dalam gelatin, misalnya alanin 8- 11, arginin 8-9, asam aspartat 6-7, dan asam glutamat 10-12. Meskipun demikian, gelatin bukan merupakan protein yang lengkap. Hal ini karena gelatin tidak mengandungasam amino triptofan dan hanya sedikit mengandung asam amino isoleusin, treonin,metionin, sistein, dan sistin Gorgieva dan Kokol, 2011 . Gelatin terdiri dari 300 sampai 4.000 rantai asam amino terutama glycine dan proline hydroxyproline. Kekhususan struktur gelatin adalah tingginya kandungan asam amino glisin, prolin dan hidroksiprolin. Gelatin mengandung sejumlah 18 asam amino spesifik yang berbeda dan bekerja sama berurutan untuk membentuk rantai polipeptida dengan 1000 asam amino setiap rantai. Sebanyak 3 rantai polipeptida terbentuk bekerja sama sebagai spiral sisi kiri untuk memberi struktur sekunder. Dalam struktur tersier, spiral menggulung dan melipat sendiri pada sisi kanan triple- helix membentuk molekul bentuk tangkai, yang disebut protofibril Gorgieva dan Kokol, 2011 .

2.3 Pepsin

Dokumen yang terkait

Aplikasi Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis) untuk Mengidentifikasi Sumber Gelatin pada Kapsul Keras

1 11 59

Analisa Profil Protein Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Gummy Vitamin C Menggunakan Metode SDSPAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis)

2 21 79

Purifikasi dan karakterisasi imunoglobulin Y (lgY) kuning telur ayam spesifik Streptococcus mutans menggunakan metode sodium dodecyl sulphate-poly acrilamide gel electrophoresis (SDS-page)

0 8 45

Purifikasi dan karakteristik imunoglobulin Y (lgY) kuning telur ayam spesifik Salmonelaenteritidis menggunakan metode sodium dedocyl sulphate poly acrilamide gel electrophoresis (SDS-page)

0 4 43

Karakteristik Protein Imunoglobulin Y (Ig Y) Kuning Telur H5N1, H5N2 Dan H5N9 Menggunakan Metode Sodium Dodecyl Sulphate-Poly Acrilamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE)

0 10 36

Karakterisasi Protein IgG Anti H5N1 Menggunakan Metode SDS-Page (Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrilamide Gel Electrophoresis) Dari Kolostrum Sapi Yang Divaksin H5N1

1 14 75

Analisa Profil Protein Gelatin Babi dan Gelatin Sapi Cangkang Kapsul Lunak Menggunakan Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis)

2 16 70

Remediasi Pasir Terkontaminasi Dengan Metode Pencucian Kolom Dengan Peningkatan Surfaktan Berbahan Baku Sodium Dodecyl Sulphate (SDS)

0 15 88

Remediasi Pasir Terkontaminasi Dengan Metode Pencucian Kolom Dengan Peningkatan Surfaktan Berbahan Baku Sodium Dodecyl Sulphate (SDS)

0 0 18

Protein Profilesof Beef (Bos indicus), Pork (Sus domesticus),and SausagesBy Using SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophoresis) Method | Zilhadia | Journal of Food and Pharmaceutical Sciences 2432 4129 2 PB

0 0 6