rekreasi. Air limbah domestik yang dihasilkan dari pemukiman umumnya berupa buangan limbah cair dari kamar mandi, dapur, cucian mengandung
99,9 air dan 0,1 padatan. Zat padat tersebut terbagi atas 70 zat organik protein, karbohidrat, dan lemak dan sisanya berupa zat anorganik
sebanyak 30 pasir, air limbah, garam-garam dan logam. 2.
Limbah cair industri, yaitu limbah cair yang dikeluarkan oleh industri sebagai akibat dari proses produksi. Limbah cair ini dapat berasal dari air bekas
pencuci, bahan pelarut ataupun air dari industri-industri tersebut. Pada umumnya limbah cair industri lebih sulit dalam pengelolaannya, hal ini
disebabkan karena zat-zat yang terkandung didalamnya yang berupa bahan atau zat pelarut, mineral, logam berat, zat-zat organik, lemak, garam-garam,
zat warna, nitrogen, sulfida, amoniak, dan lain-lain yang bersifat toksik. 3.
Limbah pertanian, yaitu limbah yang bersumber dari kegiatan pertanian seperti penggunaan pestisida, herbisida, fungisida dan pupuk kimia yang
berlebihan. 4.
Infiltrasi, yaitu limbah yang berasal dari perembesan air yang masuk kedalam dan luapan dari sistem pembuangan air kotor.
Parameter Fisika Perairan
1. Suhu Air
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses metabolisme organisme diperairan. Perubahan suhu yang mendadak atau kejadian
suhu yang ekstrim akan menggangu kehidupan organisme bahkan dapat menyebabkan kematian. Suhu perairan dapat mengalami perubahan sesuai dengan
musim, letak lintang suatu wilayah, ketinggian dari permukaan laut, letak tempat
Universitas Sumatera Utara
terhadap garis edar matahari, waktu pengukuran dan kedalaman air. Suhu air mempunyai peranan dalam mengatur kehidupan biota perairan, terutama dalam
proses metabolisme. Kenaikan suhu menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen, namun di lain pihak juga menyebabkan turunnya kelarutan
oksigen di dalam air. Oleh karena itu, maka pada kondisi tersebut organisme akuatik sering kali tidak mampu memenuhi kadar oksigen terlarut untuk keperluan
proses metabolisme dan respirasi Silalahi, 2009. Nilai suhu air pada sungai Diwak berada pada kisaran 25-27°C. Jika
dilihat dari suhu air limbah yang masuk ke badan air adalah antara 28-29°C, maka suhu air limbah industri tidak banyak berpengaruh terhadap suhu air sungai.
Kondisi ini sesuai dengan kondisi optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan yaitu antara 20-30°C. Suhu optimum untuk aktivitas bakteri pada proses
dekomposisi adalah antara 25-35°C Rahmawati, 2011.
2. TSS Padatan Tersuspensi Total
Padatan tersuspensi total
total suspended solid
adalah bahan-bahan tersuspensi diameter 1 m yang tertahan pada saringan
millipore
dengan diameter pori 0,45 m. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad
renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air Effendi, 2003.
Tipe substrat akan sangat mempengaruhi morfologi fungsional dan tingkah laku hewan bentik. Levinton menyatakan bahwa tipe substrat adalah faktor utama
yang mengendalikan distribusi benthos. Adaptasi terhadap substrat akan menentukan morfologi, cara makan dan adaptasi fisiologi organisme benthos
terhadap suhu, salinitas serta faktor kimia lainnya. Karakter dasar suatu perairan
Universitas Sumatera Utara
yang sangat menentukan penyebaran makrozoobenthos adalah substrat dasar perairan seperti lumpur, pasir, liat, berkerikil, dimana masing-masing tipe
menentukan komposisi makrozoobenthos. Penilaian tercemar atau tidaknya suatu ekosistem tidak mudah terdeteksi dari hubungan antara keanekaragaman dan
kestabilan komunitasnya. Sistem yang stabil, dalam pengertian tahan terhadap gangguan atau bahan pencemar bisa saja memiliki keanekaragaman yang rendah
atau tinggi, hal ini tergantung dari fungsi aliran energi yang terdapat pada perairan tersebut Setiawan, 2009
.
TSS merupakan sifat fisik suatu perairan yang berkaitan dengan kekeruhan. Kandungan zat padat tersuspensi bervariasi pada keempat stasiun
pengamatan. Konsentrasi TSS tertinggi terjadi pada musim penghujan yaitu 70 mgL. Angka ini melebihi baku mutu kriteria air Kelas III sebesar 50 mgL. Hal
ini kemungkinan sebagai akibat dan kontribusi bahan pencemar dari air limbah oleh industri A sebesar 55 mgL, serta akibat lain seperti erosi tanah di Sempadan
Sungai. TSS terdiri dari lumpur, pasir halus serta jasat renik yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah yang terbawa ke badan air. Pada saat musim
penghujan mudah terjadi erosi tanah dan memebentuk lumpur sehingga meningkatkan konsentrasi TSS pada air sungai Sukadi, 1999.
Penetuan padatan tersuspensi sangat berguna dalam analisis perairan tercemar dan buangan serta dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan air,
buangan domestik, maupun menentukan efisiensi unit pengolahan. Padatan tersuspensi mempengaruhi kekeruhan dan kecerahan air. Oleh karena itu
pengendapan dan pembusukan bahan-bahan organik dapat mengurangi nilai guna
Universitas Sumatera Utara
perairan Marganof, 2007. Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai TSS disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan TSS
Nilai TSS mgL Pengaruh Terhadap Kepentingan Perikanan
25 Tidak ada pengaruh
25-80 Sedikit berpengaruh
81-400 Kurang baik untuk kepentingan perikanan
400 Tidak baik untuk kepentingan perikanan
Sumber: Alabaster dan Lloyd 1982 diacu oleh Effendi 2003
3. TDS Padatan Terlarut Total