perairan Marganof, 2007. Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai TSS disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan TSS
Nilai TSS mgL Pengaruh Terhadap Kepentingan Perikanan
25 Tidak ada pengaruh
25-80 Sedikit berpengaruh
81-400 Kurang baik untuk kepentingan perikanan
400 Tidak baik untuk kepentingan perikanan
Sumber: Alabaster dan Lloyd 1982 diacu oleh Effendi 2003
3. TDS Padatan Terlarut Total
TDS mempengaruhi ketransparanan dan warna air. Sifat transparan air ada hubungannya dengan produktifitas. Transparan yang rendah menunjukkan
produktivitas tinggi. Cahaya tidak dapat tembus banyak jika konsentrasi bahan tersuspensi tinggi. Padatan terlarut total mencerminkan jumlah kepekatan padatan
dalam suatu contoh air. Penentuan padatan terlarut total dapat cepat menentukan kualitas air, caranya dengan mengukur derajat konduktifitas air. Derajat
konduktivitas air sebanding dengan padatan terlarut total dalam air tersebut. Pada umumnya suatu danau menjadi eutrofikasi bila padatan terlarut total melebihi 100
bpj bagian per juta Sastrawijaya, 2000. Parameter Kimia Perairan
1. pH
Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat
keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH=7 adalah netral,
Universitas Sumatera Utara
pH7 dikarakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa. Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion
Hidrogen dalam suatu larutan. Dalam air yang bersih jumah konsentrasi ion H
+
dan OH
-
berada dalam keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai
nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah dan basa lemah. pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik umumnya berkisar antara 7-8,5.
Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan
mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik Sihaloho, 2009. Derajat Keasaman air Sungai Diwak Semarang di 4 stasiun pengamatan
pada musim penghujan berkisar antara 7,6-8,2 sedangkan musim kemarau antara 6,5-7. Sedangkan air limbah dari kegiatan industri yang masuk ke dalam badan air
sungai memiliki pH antara 7,5-7,8 yang berarti masih dalam rentang baku mutu pH air limbah yang diijinkan yaitu antara 6-9. Hal ini menunjukan bahwa
masuknya air limbah industri ke dalam aliran Sungai Diwak tidak banyak berpengaruh terhadap perubahan pH air sungai baik pada musim kemarau maupun
penghujan. Derajat keasaman air Sungai Diwak ternyata masih memenuhi baku mutu kriteria kualitas air untuk semua kelas yang berada pada rentang nilai 6-9
Rahmawati, 2011.
2. DO