PenggunaanKonsumsi kertas board. Pada umumnya kertas dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu:
a. Cultural paper kertas budaya, yang terdiri dari jenis kertas news print
kertas koran writing, printing business kertas cetak, tulis dan keperluan bisnis dan kertas khusus.
b. Industrial paper kertas industri yang terdiri dari wrapping, packaging,
dan craft, boards, cigarette dan kertas khusus. c.
Other paper Kertas lainya, yang terdiri dari Tissued, household dan kertas lainnya.
Berdasarkan penggolongan kertas tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada umumnya cultural paper adalah kertas yang digunakan untuk keperluan
kebudayaan secara umum, misalnya surat kabar, buku-buku, dan lain–lain Anonim. 1982.
2.2 Pengeringan Kertas
Dengan meringkas berbagai teknologi pengeringan kertas, baik yang konvensional maupun yang baru. Meskipun terdapat kebutuhan untuk memperbaiki teknologi
pengeringan kertas, untuk mengganti pengeringan sillinder ganda yang sudah ada berabad umurnya, tetapi belum pernah terlaksana. Konsep pengeringan uap super-panas untuk
keras pertama kali diajukan dan didemonstrasikan oleh penulis tahun 1981 masih memerlukan veldiasi pada skala mill. Kertas yang dikeringkan pada uap super-panas
menggunakan impinging jet atau melalui penegeringan telah ditunjukkan dapat menghasilkan sifat kekuatan yang lebih baik khususnya jika pulp yang digunaan adalah
pulp mekanik, yaitu yang mempunyai kandungan lignin yang rendah. Pulp mekanik disebut sebagai high-yield pulp karena dapat memperoleh hasil pulp mekanik yang lebih
tinggi untuk setiap ton kayu yang digunakan.
Pulp kimiawi dinilai mempunyai hasil yang rendah dengan kadar polusi yang tinggi, sehingga tidak ramah lingkukngan. Oleh karena itu, dengan menggunakan
pengeringan uap, penggunaan pulp kimiawi dapat dikurangi tetapi tetap menghasilkan kertas dengan kekuatan mekanik yang baik. Oleh karena itu penggunaan pengeringan uap
untuk kertas dapat menghemat energi dan sumber daya. Karena sifat mesin kertas yang sangat padat, sulit untuk memasukkan teknologi pegeringan yang sama sekali baru dalam
sekala besar. Kelihatanya, harus di lakukan pengujian terlebih dahulu pada mesin yang lebih kecil untuk menghasilkan kertas khusus Sakomon D. 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kayu Memiliki Komponen Dan Unsur Kimia Penyusun Kayu.
Komponen dan unsur yang terdapat pada kayu tersebut dalam bidang distribusi dinding kayu tidak merata. Kadar selulosa dan hemiselulosa banyak
terdapat dalam dinding sekunder, sedangkan lignin banyak terdapat dalam dinding primer. Zat ekstarktif terdapat di luar dinding sel kayu.
Tabel 2.3.1 Komposisi Unsur–Unsur Kimia Kayu
Eero Sjostrom 1998. Unsur
Komposisi Karbon
50 Hidrogen
6 Nitrogen
0,4 - 0,10 Abu
0,02 - 0,05 Oksigen
43,85 - 43,94
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Komposisi Kayu
Komposisi kayu terbagi menjadi empat bagian yaitu : Tabel 2.3.1 Komposisi Serat Kayu
Komponen Komposisi
Kayu Lunak Softwood
Kayu Keras Hardwood
Selulosa 40 – 44
43 – 47 Hemiselulosa
25 – 29 23 – 35
Lignin 25 – 31
16 – 24 Ekstraktif
01– 05 02 – 08
2.3.2 Komponen – Komponen Penyusun Kayu
Sepanjang menyangkut komponen kimia kayu, maka perlu dibedakan antara komponen-komponen makromolekul utama dinding sel selulosa, poliosa
hemiselulosa dan lignin, yang terdapat pada semua kayu, dan komponen komponen polimer minor dengan berat molekul kecil ekstraktif dan zat zat
mineral, yang biasanya lebih berkaitan dengan jenis kayu tertentu dalam jenis dan jumlahnya.
2.3.3 Selulosa
Selulosa merupakan komponen kayu yang terbesar, yang dalam kayu lunak dan kayu keras jumlahnya mencapai hampir setengahnya. Selulosa merupakan
polimer linier dengan berat molekul tin ggi yang tersusun seluruhnya atas β-D-
glukosa. Karena sifat kimia dan fisiknya maupun stuktur supra molekulnya maka ia dapat memenuhi fungsinya sebagai struktur utama dinding sel tumbuhan.
2.3.4 Hemiselulosa
Poliosa Hemiselulosa sangat dekat asosiasinya dengan selulosa dalam dinding sel. Lima gula netral, yaitu heksosa-heksosa glukosa, manosa
galaktosa dan pentose-pentosa xilosa, dan arabinosa merupakan bahan utama
Universitas Sumatera Utara
poliosa. Rantai molekulnya jauh lebih pendek bila dibandingkan dengan selulosa, dan dalam beberapa senyawa mempunyai rantai-cabang. Kandungan poliosa
dalam kayu keras lebih besar dari pada dalam kayu lunak dan komposisi gulanya berbeda.
2.3.5 Lignin
Lignin merupakan komponen makromolekul kayu ketiga. Struktur lignin sangat berbeda bila dibandingkan dengan polisakarida karena terdiri atas
senyawa aromatik yang tersusun atas unit-unit fenilpropana. Dalam kayu terdapat perbedaan struktur lignin dalam kayu lunak dan dalam kayu keras. Dari suatu
morfologi lignin merupakan senyawa amorf yang terdapat dalam dinding sekunder. Lignin dapat menembus di antara fibril-fibril sehingga memperkuat
dinding sel.
2.3.6 Bahan Ekstraktif
Disamping komponen–komponen dinding sel terdapat juga sejumlah zat - zat yang disebut bahan tambahan atau ekstraktif. Bahan organik sangat lazim
disebut ekstraktif. Bahan ekstraktif mencakup sejumlah senyawa kimia yang luas, meskipun terdapatnya dalam kayu , biasanya dalam jumlah yang sedikit Dr.
Hardjono Sastrohamidjojo. 1999 .
2.3.7 Serat
Panjang serat mempengaruhi sifat-sifat tertentu pulp dan kertas, termasuk ketahanan sobek, kekuatan tarik dan daya lipat. Serat yang berdinding tipis
emngakibatkan serat tersebut mudah menipis sehingga mengahsilkan lembaran yang mempunyai kekuatan keteguhan sobek yang tinggi , tetapi kekuatan letup
rendah. Untuk memperoleh ketanguhan retak dan sobek yang tinggi, serat yang berdinding tebal perlu dicampur dengan serat yang panjang dan berdinding tipis,
misalnya dengan serat kayu daun 7 jarum, atau digiling sesudah diolah menjadi pulp selama beberapa waktu sehingga tarjadi penipisan dinding serat Nurrahman
da Silitonga, 1972.
2.3.8 Pembagian Serat Dari Bahan Kayu
Pembagian serat dari bahan kayu menurut penggunaanya dapat dibagi menjadi dua golongan besar:
1. Kayu daun lebar menghasilkan serat pendek LBKP = Lubholzt Bleach Kraft
Pulp denagn panjang sekitar 1,1 mm hardwood, seperti Eucalyptus
Universitas Sumatera Utara
Eucalyptus sp, Meranti Shorea sp, Bakau Rhizopur sp dan Akasia Accassia mangium.
2. Kayu daun jarum menghasilkan pulp serat panjang NBKP = Nadelholz
Bleach Kraft Pulp dengan serat panjang sekitar 2,5 mm softwood, seperti pinus pinus sp, Agata Agathis sp.
Komponen kimia kayu mempunyai arti penting, karena dapat menetukan susunan jenis kayu, juga dengan mengetahuinya dapat membedakan jenis-jenis
kayu. Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari atas unsur:
1. Unsur karbohidart terdiri dari selulosa dan hemiselulosa.
2. Unsur non-karbohidrat terdiri dari lignin.
3. Unsur yang diendapkan dari kayu selama peroses pertumbuhan dinamakan
zat ekstaktif.
2.4 Pembagian Kayu