Unsur-unsur Dakwah Ruang Lingkup Dakwah 1. Pengertian Dakwah

mad’u, dari kondisi apa adanya kepada kondisi apa yang seharusnya, meliputi aspek kehidupan.

2. Unsur-unsur Dakwah

Berbicara mengenai unsur-unsur dakwah, merupakan suatu rangkaian yang tak terpisahkan dari sudut prosesnya, maka bila salah satu diantara komponen tersebut tidak terpenuhi, bisa jadi proses dakwah itu akan mengalami hambatan bahkan kegagalan. Komponen-komponen dakwah tersebut adalah :

a. Da’i

b. Mad’u

c. Materi dakwah d. Metode dakwah e. Media dakwah f. Tujuan dakwah

a. Da’i

Menurut Shidiq Amin yang dimaksud subjek dakwah yaitu : “Da’I atau muballigh dan pengelola dakwah DKM, Pengurus Majlis Ta’lim, Panitia, Ormas Dakwah, Pengelola TV, Radio dan sebagainya. 26 Untuk melakukan aktivitas dakwah seorang Da’I perlu memiliki syarat- syarat dan kemampuan tertentu agar dapat berdakwah dengan hasil yang baik dan sampai pada tujuan. Adapun syarat-syarat dan kemampuan secara teoritis dapat kita lihat sebagaimana dikemukakan oleh Slamet Muhaimin Abda, bahwa kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang Da’I yaitu : 26 Miftah Faridl,et.,all., Dakwah Kontemporer : Pola Alternatif Dakwah Melalui TV, Bandung : Pudai Press,2000, cet.ke-1.h.36 1. Kemapuan berkomunikasi 2. Kemampuan menguasai diri 3. Kemampuan pengetahuan Psikologi 4. Kemapuan pengetahuan pendidikan 5. Kemampuan pengetahuan di bidang umum 6. Kemampuan pengetahuan di bidang Al-Qur’an 7. Kemampuan membaca Al-Qu’an dengan fasih 8. Kemampuan pengetahuan di bidang hadist 9. Kemampuan pengetahuan di bidang agama secara umum. 27

b. Mad’u

Sedangkan mad’u atau sasaran dakwah menurut A.H.Hasanudin, yaitu : “Orang yang diseru, dipanggil atau diundang”. 28

c. Materi Dakwah

Pada dasarnya materi dakwah adalah mencakup agama Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadist. Sedangkan dalam pengembangannya kemudian akan mencakup seluruh kultur Islam yang murni yang bersumber dari kedua sumber pokok yang berkaitan dengan masalah sosial kemasyarakatan, pendidikan maupun masalah lainnya. Berkaitan dengan materi dakwah ini, Barmawi Umary menjelaskan bahwa materi dakwah ada sepuluh bagian : 27 Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah Surabaya : Usaha Nasional,1994, cet.ke-1,h.69-77 28 A.H. Hasanudin, Rhetorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan. Surabaya : Usaha nasional, 1982, cet.ke-1,h..33 1. Aqidah, yaitu menyebarkan dan menanamkan pengertian aqidah Islamiyah yang berpangkal dari rukun iman yang prisipil dengan berbagai perinciannya. 2. Akhlaq, yaitu menerangkan akhlaqul karimah akhlaq yang mulia dan akhlaqul mazmumah akhlaq yang tercela dengan segala dasarnya, hasilnya dan akibatnya. Kemudian diikuti dengan contoh-contoh yang telah berlaku dalam sejarah. 3. Ahkam, yaitu menjelaskan aneka ragam hukum yang meliputi soal-soal ibadah, muamalah, ahwalus sahsiah, yang wajib diamalkan oleh setiap muslim dan masalah lainnya. 4. Ukhuwah, yaitu mengagambarkan persaudaraan yang dikehendaki Islam antar penganutnya sendiri serta sikap pemeluk Islam terhadap golongan lain non muslim 5. Pendidikan, yaitu melukiskan sistem pendidikan ala Islami yang telah di praktekan oleh tokoh-tokoh pendidikan Islam dimasa sekarang dan masa yang akan datang. 6. Sosial, yaitu mengemukakan bagaimana solidaritas menurut hukum agama, tolong menolong, kerukunan hidup sosial dengan ajaran Al-Qur’an dan hadist- hadist Nabi. 7. Kebudayaan, yaitu memupuk bentuk-bentuk kebudayaan yang tidak bertentangan dengan norma-norma agama mengingat pertumbuhan kebudayaan dengan sifat asimilasi dan akulturasi sesuai dengan ruang dan waktu. 8. Kemasyarakatan, yaitu menguraikan konstruksi masyarakat yang penuh berisi ajaran Islam, dengan tujuan keadilan dan kemakmuran bersama. 9. Amar ma’ruf, yaitu mengajak manusia untuk berbuat baik guna memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. 10. Nahi mungkar, yaitu melarang manusia dari berbuat jahat agar terhindar dari malapetaka yang akan datang. 29

d. Metode Dakwah

Metode dakwah merupakan salah satu unsur dakwah, keberadaannya sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dakwah, seperti firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125 : Artinya : “Serulah semua manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmulah Dialah yang sangat mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk” .Q.S An-Nahl :125 Dari pengertian ayat diatas metode dakwahnya adalah dengan hikmah yaitu contoh yang baik, dengan memberikan pelajaran yang baik tidak menakut- nakuti, kemudian bantahlah dengan cara yang baik.

e. Media Dakwah

Media berasal dari bahasa latin yaitu “median” yang berarti alat perantara. Sedangkan dalam istilah dakwah, kata media adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan dakwah. 30 29 Barmawi Umary, Asas-asas Ilmu Dakwah, Solo: CV,Ramdani 1987, cet,ke-2,h.57-58 Hingga kini, dalam pelaksanaan dakwah ada berbagai media yang dapat digunakan sebagai alat perantara dalam menyampaikan pesan-pesan ajaran Islam. Bentuk media itu seperti : Lisan, tulisan cetak dan elektronik, audio visual, perbuatan, peragaan atau simbol-simbol, bahkan politik. 31 Jadi dalam berdakwah, dengan menggunakan media apapun dakwah dapat dilakukan asalkan tujuannya memang benar-benar untuk berdakwah, bahkan dengan politikpun dakwah dapat dilakukan asalkan politik yang mengedepankan unsur-unsur dakwah itu sendiri.

f. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridho Allah SWT. 32 Selain itu, tujuan dilaksanakannya dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Tuhan, jalan yang benar, yaitu Islam. Disamping itu, dakwah juga bertujuan untuk mempengaruhi cara berfikir manusia, cara merasa, cara bersikap dan bertindak, agar manusia bertindak sesuai dengan prisip-prinsip Islam. 33 Tujuan dakwah semata-mata karena Allah SWT. Dakwah yang bertujuan selain Allah, atau menyertai tujuan-tujuan lain, seperti tujuan dalam bentuk kepentingan pribadi selain tujuan kepada Allah, adalah suatu penyimpangan. 34 Dakwah adalah misi untuk menyelamatkan ummat manusia dari jurang kesesatan dan kebingungan, lalu mengangkatnya ke mahligai kegahagiaan. Dari 30 Asmuni Syukir,Op.cit.h.163 31 Barmawi Umar, Azas-azas Dakwah Islam, Jakarta : Cv Ramadhani,1997, cet.ke- 2.h.59 32 Wardhi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta : Logos, 1997,h.37 33 Rafiudin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah,Bandung : CV.Pustaka Setia, 1997, 32 34 Syaikh Mustafa Masyhur, Fiqh Dakwah, Jakarta : Al-Itishom, 2009, cet.ke-4,h.150 kegelapan yang mencekam menuju cahaya yang penuh dengan sinar terang benderang. 35 Tujuan dalam dakwah dimaksudkan untuk memberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia. Apalagi ditinjau dari segi pendekatan sistem, tujuan dakwah merupakan salah satu unsur dakwah, dimana antara dakwah yang satu dengan yang lain saling membantu, mempengaruhi, dan berhubungan. Tujuan dakwah itu sendiri ada dua, yaitu : Tujuan umum dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh dari seluruh tindakan dakwah. Tujuan umum dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhoi Allah SWT adalah merupakan suatu nilai atau hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh keseluruhan usaha dakwah. Ini berarti bahwa usaha dakwah baik dalam bentuk menyeru atau mengajak bahwa manusia agar bersedia menerima dan memeluk agama Islam, maupun dalam bentuk amar ma’ruf nahi mungkar, tujuannya adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhoi Allah SWT. Selain tujuan umum diatas, tujuan khusus dakwah adalah merupakan perantara. Sebagai perantara, tujuan khusus departemental berintikan nilai yang ditandai dengan adanya sistem pendidikan, objek pendidikan menjadi manusia yang bertaqwa, berakhlaq mulia dan berilmu pengetahuan tinggi dan sebagainya. Sedangkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam bidang sosial ekonomi misalnya, 35 Daud Rasyid, Islam dan Reformasi : Telaah Kritis atas Keruntuhan Rezim-rezim Diktator dan keharusan kembali kepada Syariah, Jakarta : Usamah Press, h.11 adalah salah satu nilai yang ditandai dengan tegaknya keadilan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup, timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup tolong menolong atas dasar taqwa, terkikisnya penindasan, perbudakan, kebodohan, kemiskinan, dan sebagainya. Kebahagian dan kesejahteraan dibidang kebudayaan misalnya, adalah nilai-nilai yang ditandai dengan terbinanya prilaku, cara bergaul, cara berpakaian masyarakat untuk membudayakan kekayaan alam yang dikarunia oleh Allah SWT buat kepentingan dan kemashlahatan masyarakat dan sebagainya.

D. Radio Sebagai Media Dakwah