Demi menjaga perkembangan usahanya didalam persaingan yang semakin ketat serta menanggapi akan kebutuhan masyarakat, maka pihak manajemen Bank Umum
berusaha mengelola dana agar beroperasional dengan baik. Penerapan manajemen Bank Umum yang semakin profesional menjadi lebih efektif dan efisien. Melihat
pentingnya Kesehatan Bank maka penulis tertarik untuk mengkaji analisis CAMEL dalam penilaian tingkat kesehatan pada Bank BRI Cabang Putri Hijau Medan.
B. Perumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, secara sederhana dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan diteliti, yaitu “ bagaimanakah tingkat kesehatan pada
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Putri Hijau Medan dengan penerapan
analisis CAMEL “.
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka penulis memberikan batasan penelitian yaitu penelitian yang dilakukan dalam menilai tingkat kesehatan pada Bank Rakyat
Indonesia yaitu periode tahun 2007 dan 2008 tanpa mengikutsertakan faktor manajemen.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Putri Hijau Medan dengan menerapkan analisis
CAMEL
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini selain untuk peneliti diharapkan juga bermanfaat bagi perusahaan dan pembaca.
1. Peneliti, untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai tingkat kesehatan Bank dengan penerapan analisis CAMEL, khususnya pada
perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian 2. Perusahaan, sebagai bahan mengenai pentingnya kesehatan Bank untuk
menunjang kegiatan operasional perusahaan 3. Pembaca, untuk menambah pengetahuan sehingga dapat dijadikan sumber
informasi dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan Bank.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan
perekonomian, masyarakat membutuhkan uang untuk melakukan transaksi. Dalam melakukan transaksinya masyarakat dapat melakukannya dengan
mendapatkan bantuan dari sebuah lembaga keuangan yang kita kenal dengan nama bank. Dengan adanya bank masyarakat menjadi terbantu untuk dapat
menukarkan uangnya, transfer, membayar rekening listrik, air, telepon ataupun pembayaran lainnya.
Bank berasal dari kata banco yang artinya adalah bangku. Kata ini berasal dari bahasa Italia. Kata bangku inilah yang digunakan seorang bangkir untuk
melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah atau pelanggannya sampai kemudian istilah ini resmi dan populer menjadi Bank.
Definisi bank menurut UU No. 14 tahun1967 Pasal 1 tentang Pokok-Pokok Perbankan adalah “lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit
dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan,
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
Universitas Sumatera Utara
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak”. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa Bank adalah
lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya adalah sebagai
lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter. Karena fungsi-fungsinya tersebut, maka keberadaan bank
yang sehat, baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem, merupakan prasyarat bagi suatu perekonomian yang sehat. Untuk
menciptakan bank sehat tersebut antara lain diperlukan pengaturan dan pengawasan bank secara efektif.
Sebagaimana diatur dalam undang-undang, bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan maka bank
bertindak sebagai lembaga intermediasi atau lembaga perantara untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro ataupun
deposito berjangka. Sementara itu, pihak-pihak yang kekurangan dan membutuhkan dana akan mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Kredit
tersebut dapat berupa kredit investasi, kredit modal kerja ataupun kredit konsumsi.
Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan
Universitas Sumatera Utara
dana tersebut. Pada dasarnya bank mempunyai empat alternatif untuk menghimpun dana untuk kepentingan usahanya, yaitu dana sendiri, dana dari
deposan, dana pinjaman dan sumber dana lainnya. Dana yang telah dihimpun bukanlah dana yang semuanya murah tapi
sebagian besar adalah dana dari deposan yang menimbulkan kewajiban bagi bank untuk membayar imbal jasa berupa bunga. Untuk memperoleh penerimaan
bank dalam rangka menutup biaya-biaya lain serta mendapatkan keuntungan, maka bank berusaha mengalokasikan dananya dalam berbagai bentuk aktiva
dengan berbagai macam pertimbangan. Sebelum bank memutuskan untuk memilih suatu bentuk aktiva tertentu dalam pengalokasian dana pihak ketiga,
banyak hal yang harus dipertimbangkan. Terdapat tiga hal menjadi perhatian bank untuk menjadi bahan pertimbangan yaitu risiko, hasil dan jangka waktu.
2. Jenis – jenis Bank
Penggolongan bank tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan juga mencakup bentuk badan hukum, pendirian dan kepemilikan,
dan target pasarnya.
a. Menurut kegiatan usaha
Sesuai dengan UU No 10 Tahun1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan jenis bank terdiri atas :
Universitas Sumatera Utara
1. Bank umum
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu-lintas pembayaran. Kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum yaitu:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Menerbitkan surat pengakuan utang. c. Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
2. Bank Perkreditan Rakyat
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Tugas dari Badan Perkreditan Rakyat meliputi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit kepada pengusaha kecil dan rumah tangga. c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
b. Menurut bentuk badan usaha
Untuk memperoleh izin usaha sebagai bank umum atau bank perkreditan rakyat, suatu lembaga keuangan wajib memenuhi persyaratan mengenai
susunan organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, dan kelayakan rencana kerja. Badan hukum suatu bank umum dapat berupa
perseroan terbatas, koperasi atau perusahaan daerah. Sedangkan badan hukum bank perkreditan rakyat dapat berupa perusahaan daerah, koperasi,
perseroan terbatas, bentuk lainnya yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
c. Menurut pendirian dan kepemilikan
Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan izin Direksi Bank Indonesia oleh warga negara Indonesia dan atau badan
hukum Indonesia dengan warga negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan. Modal disetor untuk mendirikan bank ditetapkan sekurang-
kurangnya sebesar tiga triliun rupiah. Modal disetor bagi bank yang berbadan hukum koperasi adalah simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah
sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang perkoperasian. Sedangkan modal disetor yang berasal dari warga negara asing dan atau badan hukum
asing setinggi-tingginya sebesar 99 dari modal bank. Bank Perkreditan Rakyat hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga
negara Indonesia. Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang bentuk badan hukumnya perseroan terbatas sangat dimungkinkan untuk mengalami
perubahan kepemilikan. Perubahan kepemilikan ini terutama karena Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang bentuknya Perseroan terbatas
dapat menerbitkan saham, meskipun hanya saham atas nama. Saham yang harus diterbitkan berupa saham atas nama agar Bank Indonesia tetap dapat
memonitor perubahan kepemilikan bank. Meskipun kepemilikannya sangat mungkin terjadi dengan cara jual beli saham dibursa efek, tetapi mengingat
sahamnya atas nama maka perubahan tersebut dapat terus dipantau oleh Bank Indonesia untuk tujuan pengawasan dan pembinaan.
Universitas Sumatera Utara
d. Menurut target pasar
Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Retail Bank, Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-nasabah retail. Retail disini adalah nasabah-nasabah individual,
perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. Biasanya ditinjau dari jasa kredit yang diberikan, nasabah debitor yang dilayani adalah
memerlukan fasilitas kredit tidak lebih daripada Rp 20 miliar. 2. Corporate Bank, Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah-nasabah yang berskala besar. Biasanya berbentuk korporasi, maka bank yang berkelompok ini disebut corporate bank.
Pelayanan transaksi yang diberikan kepada suatu perusahaan sering kali membawa konsekuensi berupa pelayanan yang harus diberikan juga
kepada karyawan, direksi dan komisaris dari perusahaan tersebut secara individual. Pelayanan yang diberikan secara perorangan disini diarahkan
untuk menjalin kerja sama yang lebih baik dengan nasabah-nasabah korporasi.
3. Retail-Corporate Bank, Bank jenis ini memberikan pelayanan tidak hanya
kepada nasabah retail tetapi juga kepada nasabah korporasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Usaha Pokok Bank
Bank pada dasarnya merupakan perantara antara SSU Surplus Spending Unit dengan DSU Deficit Spenddung Unit, usaha pokok bank didasarkan atas
empat hal pokok yaitu: 1. Denomination Divisibility
adalah bank yang menghimpun dana dari SSU Surplus Spending Unit yang masing-masing nilainya relatif kecil, tetapi secara keseluruhan jumlahnya
akan sangat besar. Dengan demikian bank dapat memenuhi permintaan DSU yang membutuhkan dana tersebut dalam bentuk kredit.
2. Maturity Flexibility adalah bank dalam menghimpun dana menyelenggarakan bentuk-bentuk
simpanan yang bervariasi jangka waktu dan penarikannya seperti rekening giro, rekening koran, deposito berjangka, sertifikat deposito, buku tabungan
dan lain sebagainya. 3. Liquidity Tranformation
adalah dana yang disimpan oleh para penabung SSU kepada bank umumnya bersifat likuid. Karena itu, SSU dapat dengan mudah
mencairkannya sesuai dengan bentuk tabungannya. 4. Risk Diversification
adalah bank dalam menyalurkan kredit kepada banyak pihak atau debitur dan sektor-sektor ekonomi yang beraneka ragam, sehingga resiko yang dihadapi
bank dengan cara menyebarkan kredit semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
B. Tingkat Kesehatan Bank 1. Pengertian Tingkat Kesehatan bank
Bank yang sehat adalah Bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik, yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat,
dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat dipergunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan
berbagai kebijakan, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi tersebut bank dapat memberikan layanan yang baik kepada masyarakat dan
bermanfaat bagi perekonomian Indonesia Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik bank harus mempunyai
modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan
yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu,
bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang berlaku. Menurut Selamet 2006 : 185 “Tingkat kesehatan bank adalah penilaian
atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai
dengan standar Bank Indonesi.”
Menurut Veithzal Rivai 2007 : 118 “Tingkat kesehatan bank adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik, yang dapat menjaga dan
memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat melancarkan lalu lintas pembayaran serta dapat dipergunakan oleh
Universitas Sumatera Utara
pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakan, terutama kebijakan moneter”.
Menurut Kasmir 2008 : 41 “Tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank
untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan perbankan yang berlaku.”
2. Faktor – faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Faktor – faktor yang dinilai dalam penilaian kesehatan Bank meliputi :
a. Permodalan Capital
Setiap bank yang beroperasi di Indonesia diwajibkan untuk memelihara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM sekurang-kurangnya 8.
Minimum Capital Adequecy Ratio sebesar 8 ini, dari waktu ke waktu akan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perbankan yang terjadi, dengan
tepat mengacu pada standar International, yaitu Bank for International Settlement BIS yang berpusat di Geneva.
Tinggi rendahnya CAR suatu bank akan dipengaruhi oleh 2dua faktor utama yaitu besarnya modal yang dimiliki bank dan jumlah Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko ATMR yang dikelola oleh bank tersebut. Hal ini disebabkan penilaian terhadap factor permodalan didasarkan pada rasio ATMR.
Universitas Sumatera Utara
Penilaian terhadap Pemenuhan KPMM Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank:
a. Pemenuhan KPMM sebesar 8 diberi kredit ‘sehat’ dengan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0,1 dari pemenuhan KPMM sebesar 8, maka
nilai kredit ditambah 1 hingga maksimum 100. b. Pemenuhan KPMM kurang dari 8 samapi dengan 7,9 diberi predikat
‘kurang sehat’ dengan nilai kredit 65 dan untuk penurunan 0,1 dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9 nilai kredit dikurangi 1 dengan maksimum
Perlu dikeatahui disini adalah bahwa pemenuhan KPMM sebesar 8 pada waktunya akan ditingkatkan.disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia.
b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif
Adalah penilaian terhadap factor Kualitas Aktiva Produktif KAP didasarkan pada 2 dua rasio yaitu:
a. Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif b. Rasio Penyisihan Pengahapusan Aktiva Produktif Yang Dibentuk PPAPYD
oleh Bank terhadap Penyisihan Pengahapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk PPAPWD oleh Bank.
Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau
menimbulkan kerugian, yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. 25 dari kredit yang digolongkan dalam Perhatian Khusus Special Mention b. 50 dari kredit yang digolongkan Kurang Lancar Substandard
c. 75 dari kredit yang digolongkan diragukan Doubtful d.100 dari kredit yang digolongkan Macet Loss yang masih tercatat dalam
pembukuan Bank dan surat berharga yang digolongkan macet.
c. Faktor Manajemen
Meliputi penilaian terhadap factor manajemen yang mencakup 2dua komponen yaitu manajemen umum dan manajemen risiko, dengan menggunakan daftar
pertanyaanpernyataan, yang jumlahnya ditetapkan sebagai berikut: a. Bagi bank devisa sebesar 100
b. Bagi bank non devisa sebanyak 85 Setiap pertanyaanpernyataan mempunyai nilai kredit sebagai berikut:
a. Bagi bank devisa sebesar 0,25 b. Bagi bank non devisa 0,294
Skala penilaian untuk setiap pertanyaanpernyataan ditetapkan antara 0 sampai dengan 4, dengan criteria sebagai berikut:
a. Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah b. Nilai 1,2, dan 3 mencerminkan kondisi antara
c. Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik
Universitas Sumatera Utara
d. Faktor Rentabilitas
Dalam penilaian faktor rentabilitas didasarkan pada 2 dua rasio yaitu: a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12bulan terakhir terhadap rata-rata volume
usaha dalam periode yang sama b. Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan
operasional dalam periode yang sama. Untuk hal ini sering digunakan dengan singkatan BOPO, yaitu Biaya Opersional dibanding dengan
Pendapatan Operasional
e. Faktor Likuiditas
Dalam penilaian factor likuiditas didasarkan pada 2dua rasio yaitu: a.
Cash Ratio, penilaian Alat Liquid terhadap hutang lancar. b. Loan to deposit ratio LDR, mengukur perbandingan jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
C. Kriteria Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu
bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan penilaian terhadap faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas,
likuiditas. Pendekatan kuantitatif diperlukan karena masing-masing faktor tersebut mengandung berbagai aspek yang saling berkaitan antara satu dengan
lainnya serta saling mempengaruhi.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan dengan cara: 1. Mengkuantifikasi beberapa komponen penting dari masing-masing faktor.
2. Atas dasar kuantifikasi komponen-komponen penting tersebut dilakukan penilaian lebih lanjut dengan memperhatikan aspek lain yang secara materil
berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan masing-masing faktor. Sedangkan tata cara kuantifikasi penilaian kesehatan dilakukan dengan
reward system yaitu memberikan nilai kredit 0 sampai dengan 100 bagi masing-masing faktor komponen penilaian tingkat kesehatan Bank Umum
beserta dengan bobotnya. Predikat kesehatan Bank Umum digolongkan menjadi empat kriteria yaitu
sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.
Tabel 2.1 Penggolongan Tingkat Kesehatan
Sumber : SK DIR BI No. 3011KEPDIR97
D. Manfaat Penilaian Kesehatan Bank