Tabel hasil pengujian LM35 Pengujian Rangkaian pemancar Infra Merah

Gambar 4.4 Rangkaian pengujian sensor LM35 Agar dapat mengukur besar Output dari sensor LM35 pada saat mendeteksi kenaikan suhu, maka output sensor dihubungkan dengan multimeter. Dari hasil pengujian didapatkan hasil seperti yang ditampilkan pada tabel 4.2 berikut ini Suhu Terukur Output LM35 Output ADC Tampilan Display 27 derajat 270 mili volt 00011011 027 28 derajat 280 miliVolt 00011100 028 29 derajat 290 miliVolt 00011101 029 30 derajat 300 miliVolt 00011110 030 31 derajat 310 miliVolt 00011111 031 32 derajat 320 miliVolt 00010000 032 33 derajat 330 miliVolt 00010001 033

4.2. Tabel hasil pengujian LM35

Universitas Sumatera Utara

4.5. Pengujian Rangkaian pemancar Infra Merah

Agar dapat mengetahui rangkaian pemancar infra merah bekerja dengan baik dan dapat mengirimkan data dengan baik maka dilakukan pengujian terlebih dahulu. Untuk dapat mengujinya, rangkaian pemancar infra merah dihubungkan dengan system minimum uCAT89S51. adapun rangkaiannya dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.5. Rangkaian pengujian Pengirim Data Melalui Infra Merah Untuk dapat memancarkan frekuensi 38 KHz dari LED infra merah, langkah yang harus dilakukan adalah dengan mengedipkannya menghidupkan dan mematikannya dengan frekuensi tersebut, yaitu dengan memberikan logika high dan low pada P2.7 dengan selang waktu perioda : 3 1 1 1 0, 0000263 26, 3 38 38 10 T s s f KHz x Hz µ = = = == Untuk mendapatkan perioda tersebut, maka program yang harus diberikan pada mikrokontroler AT89S51 adalah: Universitas Sumatera Utara 38KHz: clr p3.7 nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop setb p3.7 nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop sjmp 38KHz Universitas Sumatera Utara Mikrokontroler AT89S51 memerlukan 12 Clock setiap satu siklus mesin. Dengan demikian, jika digunakan kristal 12 MHz, maka waktu yang diperlukan untuk satu siklus mesin adalah : 6 12 1 10 1 12 Clock x sekon s MHz µ = = Jika dihitung lamanya mikrokontroler AT89S51 mengerjakan perintah di atas : Instruksi Siklus mesin Waktu μS CLR NOP SETB SJMP 1 1 1 2 1 1 1 2 Berdasarkan tabel di atas, maka lamanya logika low 0 pada P3.7 adalah 13 μ dan lamanya logika high 1 adalah 13 μs, sehingga periodanya menjadi 26 μs. 13 μs 13 μs Low High 26 μs Dengan demikian frekuensi yang dihasilkan oleh P2.7 adalah : 6 6 1 1 1 1 10 38461 38, 461 26 26 10 26 x f Hz KHz T s x s µ − = = = = = = Jika LED infra merah dipancarkan dengan frekuensi ini, maka pancaran LED infra merah dari rangkaian tidak akan terganggu oleh frekuensi infra merah alam. Sebagai catatan frekuensi infra merah yang tidak dipengaruhi oleh frekuensi infra merah dari Universitas Sumatera Utara alam adalah anatara 38 KHz sd 40 KHz, frekuensi inilah yang digunakan sebagai frekuensi remote kontrol dari TV, VCD dan DVD di seluruh dunia. Ketika penerima infra merah menerima pancaran infra merah dengan frekuensi 38 KHz dari rangkaian pemancar, maka output dari penerima akan berlogika high 1, jika pancaran infra merah ini dihentikan, maka penerima akan mendapatkan logika low 0 sesaat ± 1200 μs kemudian berubah menjadi high 1 kembali walaupun tidak ada pancaran infra merah dengan frekuensi 38 KHz. Ini sudah merupakan karakteristik dari penerima infra merah yang digunakan TSOP 1738. Pada alat ini, logika high setelah setelah logika low sesaat itulah yang dijadikan sebagai data, sehingga dengan mengatur lebar pulsa high 1 tersebut dengan suatu nilai tertentu dan menjadikan nilai tersebut sebagai datanya, maka pengiriman data dapat dilakukan. Pada alat ini, data yang dikirimkan sebanyak 3 data, yaitu data untuk nilai ratusan, nilai puluhan dan nilai. Setiap pengiriman masing-masing data dari ketiga data tersebut, didahului dengan pengiriman sinyal low, jadi ada 3 sinyal low dan ada 3 data. Akan terjadi masalah jika pengiriman data dilakukan seperti ini, yaitu data yang diterima urutannya tidak sesuai dengan data yang dikirimkan. Misalnya 3 data yang dikirimkan adalah 567, kemungkinan data yang diterima adalah: 675, dan 756. Sehingga hanya 13 kemungkinannya data yang dikirimkan benar. Kesalahan pengambilan data oleh penerima disebabkan karena adanya penghalang atau karena kesalahan pengambilan data ketika alat pertama kali dihidupkan. Seharusnya penerima mengambil sinyal low dari data yang pertama, kemudian mengambil data pertama, setelah itu mengambil sinyal low dari data kedua, kemudian mengambil data kedua, dan demikian seterusnya, sehingga data tersebut sesuai dengan urutannya. Namun jika ada penghalang sesaat atau ketika pertama kali dihidupkan terjadi kesalahan pengambilan sinyal low, maka pengambilan data seterusnya akan salah. Misalnya jika ada penghalang sesaat, sehingga sinyal low yang diterima adalah sinyal low yang kedua, maka data kedua akan dianggap sebagai data pertama, dan data ketiga akan dianggap sebagai data kedua, demikian seterusnya, sehingga urutan data menjadi salah. Untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan data, maka pada alat ini ditambahkan satu data yang berfungsi sebagai startbit atau data awal. Data awal ini Universitas Sumatera Utara mempunyai nilai tertentu, jadi ketika penerima mendapatkan sinyal low, penerima akan mengambil 1 data setelah sinyal low tersebut dan membandingkannya apakah sesuai dengan data awal atau tidak. Jika tidak sama, maka penerima akan mengambil data berikutnya , kemudian membandingkan lagi sesuai atau tidak dengan data awal. Langkah ini dilakukan terus sampai didapat data awal. Ketika penerima mendapatkan data yang sesuai dengan data awal, maka penerima akan mengambil data pertama setelah data awal sebagai data pertama, data kedua setelah data awal sebagai data kedua, dan seterusnya hingga data ketiga. Dengan demikian tidak akan terjadi kesalahan urutan data, walaupun ada penghalang sesaat. Setiap data mempunyai lebar pulsa high 1 tertentu. Untuk nilai data 0, maka lebar pulsa high yang dikirim adalah ± 1131 μ sekon. Programnya seperti berikut: Mov 70h,0 Inc 70h Kirim: Mov r0,70h Acall data Sjmp kirim data: acall pulsa djnz r0,data ret pulsa: Clr P0.0 ; 1μs Mov r7,2 ; 1μs pls: Universitas Sumatera Utara mov r6,255 ; 1μs djnz r6, ; 2x255=510μs djnz r7,pls ; 2μs =513x2=1026μs mov r7,50 ; 1μs djnz r7, ; 2x50=100μs ret ฀ ; 2μs Total 1131μs Demikian juga seterusnya jika yang dikirimkan data 1 sd data 9, maka data ini akan ditambah dengan nilai 1, dan kemudian hasil penjumlahannya digunakan sebagai banyaknya perulangan dalam pengiriman pulsa. Sebagai contoh jika data yang dikirimkan adalah data 1, maka data ini akan ditambahkan 1 sehingga hasilnya menjadi 2. 2 inilah yang merupakan banyaknya perulangan pengiriman pulsa. Jadi lebar pulsa untuk data satu ± 2 x 1.131 μs = 2.262 μs. Demikian pula untuk data-data yang lainnya.

4.6 . Rangkaian pengujian penerima infra merah