perubahan pada stress. Kedipan kelopak mata yang sederhana dapat meningkatkan tekanan intraokular 10 mmHg, sama juga seperti
konvergensi kuat dan pandangan ke lateral. Pada valsava manuver dapat meningkatkan tekanan intraokular 60 mmHg Sativa, 2003.
2.2.5. Faktor Resiko 2.2.5.1.Genetika
Beberapa penelitian telah melaporkan pengaruh ras terhadap prevalensi miopia. Pada populasi kulit putih, prevalensi miopia dilaporkan 17-26,2 sedangkan pada
populasi kulit hitam prevalensi miopia sebesar 13-21,5. Prevalensi miopia yang cenderung lebih tinggi lebih banyak dijumpai pada penduduk ras Asia Timur
Wong T.Y. et al, 2003.
2.2.5.2. Lingkungan
Bahwa membaca atau kerja dekat dalam waktu yang lama menyebabkan miopia. Terdapat korelasi kuat antara tingkat pencapaian pendidikan dan prevalensi serta
progresitivitas gangguan refraksi miopia. Individu dengan profesi yang banyak membaca seperti pengacara, dokter, pekerja dengan mikroskop, dan editor
mengalami miopia derajat lebih tinggi. Miopia dapat berkembang tidak hanya pada usia remaja, namun melewati usia 20-30 tahun Seet B. et al, 2001.
Iluminasi atau tingkat penerangan juga dianggap sebagai faktor pencetus yang mempengaruhi timbulnya miopia pada faktor lingkungan. Gangguan penerangan
dapat menimbulkan gangguan akomodasi mata, kontraksi otot siliar secara terus- menerus akan menimbulkan gangguan refraksi mata yaitu miopia Fredrick,
2002.
2.2.6. Gambaran Klinis
Gejala utama adalah gangguan penglihatan jarak jauh buram. Tanda-tanda mata miopik antara lain adalah bola mata memanjang, kamera okuli anterior dalam, dan
pupil melebar. Pada pemeriksaan dengan funduskopi, pembuluh darah koroid
Universitas Sumatera Utara
terlihat jelas, atrofi sebagian koroid sehingga sklera tampak terbayang putih, cakram optik lebar dan pucat, pada sisi temporal terdapat tanda myopic crescent,
sedangkan pada sisi nasal terdapat supertraction crescent. Perubahan degeneratif pada retina biasanya terjadi pada miopia progresif yang sebanding dengan derajat
miopia, bercak atrofi putih biasanya timbul di makula, namun perdarahan koroid tiba-tiba dapat menimbulkan bercak bulat merah gelap berbentuk kasar dibagian
luar makula Abrams D.A., 1993.
2.2.7. Diagnosis 2.2.7.1.Pengukuran Status Refraksi
Pengukuran status refraksi terlebih dahulu ditentukan dengan penentuan tajam penglihatan. Tajam penglihatan dinilai melalui bayangan terkecil yang terbentuk
di retina, dan diukur melalui obyek terkecil yang dapat dilihat jelas pada jarak tertentu. Makin jauh obyek dari mata, maka makin kecil bayangan yang terbentuk
pada retina sehingga ukuran bayangan tidak hanya merupakan fungsi ukuran obyek namun juga jarak obyek dari mata Abrams D.A, 1993.
Pemeriksaan kelainan refraksi secara obyektif dilakukan dengan menggunakan retinoskopi untuk melihat refleks fundus dan ultrasonografi USG untuk
mengukur panjang aksis bola mata sehingga dapat dipastikan bahwa miopia yang tejadi bersifat aksial, namun pemeriksaan dengan USG memerlukan biaya yang
relatif mahal Muhdahani, 1994.
2.2.8. Komplikasi
a. Abalasio retina
Resiko untuk terjadinya ablasio retina pada 0 D – -4,75 D sekitar 16662. Sedangkan pada -5 D – -9,75 D resiko meningkat menjadi
11335. Lebih dari -10 D resiko ini menjadi 1148. Dengan kata lain penambahan faktor resiko pada miopia rendah tiga kali sedangkan
miopia tinggi meningkat menjadi 300 kali Sativa, 2003. b.
Vitreal Liquefaction dan Detachment
Universitas Sumatera Utara
Badan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98 air dan 2 serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair
secara perlahan-lahan, namun proses ini akan meningkat pada penderita miopia tinggi. Hal ini berhubungan dengan hilangnya struktur normal
kolagen. Pada tahap awal, penderita akan melihat bayangan-bayangan kecil floaters. Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan viterus
sehingga kehilangan kontak dengan retina. Keadaan ini nantinya akan beresiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan retina
Sativa, 2003. c.
Miopic makulopaty Dapat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh
darah kapiler pada mata yang berakibat atrofi sel-sel retina sehingga lapangan pandang berkurang. Dapat juga terjadi perdarahan retina dan
koroid yang bisa menyebabkan kurangnya lapangan pandang Sativa, 2003.
d. Glauko ma
Resiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2, pada miopia sedang 4,2, dan pada miopia tinggi 4,4. Glaukoma pada
miopia terjadi dikarenakan stress akomodasi dan konvergensi serta kelainan struktur jaringan ikat penyambung pada trabekula Sativa,
2003. e.
Katarak Lensa pada miopia kehilangan transparansi. Bahwa pada orang dengan
miopia onset katarak muncul lebih cepat Sativa, 2003.
Universitas Sumatera Utara
f. Skotokmata
Komplikasi timbul pada miopia derajat tinggi. Jika terjadi bercak atrofi retina maka akan timbul skotomata sering timbul jika daerah makula
terkena dan daerah penglihatan sentral menghilang. Vitreus yang telah mengalami degenerasi dan mencair berkumpul di muscae volicantes
sehingga menimbulkan bayangan lebar di retina yang sangat mengganggu pasien dan menimbulkan kegelisahan. Bayangan tersebut cenderung
berkembang secara perlahan dan selama itu pasien tidak pernah menggunakan indera penglihatannya dengan nyaman sampai akhirnya
tidak ada fungsi penglihatan yang tersisa atau sampai terjadi lesi makula berat atau ablasio retina Abrams D.A., 1993.
2.2.9. Prognosis