2.1.1. Sifat karet
Semua jenis karet adalah polimer tinggi dan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan memungkinkan untuk diubah menjadi bahan-bahan yang bersifat elastis. Namun,
bahan-bahan itu berbeda sifat bahan dasarnya misalnya, kekuatan tensil, daya ulur maksimum, daya lentur dan terutama pada proses pengolahannya serta prestasinya
sebagai barang jadi.
Karet alam adalah suatu komoditi homogen yang cukup baik. Kualitas dan hasil produksi karet alam sangat terkenal dan merupakan dasar perbandingan yang
baik untuk barang-barang karet buatan manusia. Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi, kekuatan tensil dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah. Daya
tahan karet terhadap benturan, gesekan dan koyakan sangat baik. Namun, karet alam tidak begitu tahan terhadap faktor-faktor lingkungan, seperti oksidasi dan ozon. Karet
alam juga mempunyai daya tahan yang rendah terhadap bahan-bahan kimia seperti bensin, minyak tanah, pelarut lemak, pelumas sintetis, dan cairan hidrolik. Karena
sifat fisik dan daya tahannya, karet alam dipakai untuk produksi-produksi pabrik yang membutuhkan kekuatan yang tinggi dan panas yang rendah misalnya ban pesawat
terbang, ban truk raksasa dan ban-ban kendaraan dan produksi-produksi teknik lain yang memerlukan daya tahan sangat tinggi.
2.1.2. Komposisi karet alam
Komposisi karet alam terdapat pada tabel 2.1 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Komposisi Lateks Segar dari Kebun
Komponen komposisi dalam
lateks segar
Karet hidrokarbon 36
Protein 1,4
Karbohidrat 1,6
Lipida 1,6
Persenyawaan organik 0,4
Persenyawaan anorganik 0,5
Air 58,5
Ompusunggu, 1987
Sedangkan komposisi lateks dalam karet kering adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Komposisi Lateks dalam Karet Kering Komponen
komposisi dalam lateks kering
Karet hidrokarbon 92–94
Protein 2,5–3,5
Karbohidrat -
Lipida 2,5–3,2
Persenyawaan organik -
Persenyawaan anorganik 0,1-0,5
Air 0,3–1,0
Ompusunggu, 1987
Hasil yang diambil dari tanaman karet adalah lateks yang diolah menjadi sit, lateks pekat dan lateks karet remah. Lateks dapat diperoleh dengan cara menyadap antara
Universitas Sumatera Utara
kambium dan kulit pohon yaitu merupakan cairan berwarna putih atau kekuning- kuningan. Secara singkat komposisi lateks segar dari kebun adalah sebagai berikut :
Apabila lateks havea bracileansis segar dipusingkan pada kecepatan 32.000 putaran per menit RPM selama 1 jam, akan terbentuk 4 fraksi :
1. Fraksi karet
Fraksi karet terdiri dari partikel-partikel karet yang berbentuk bulat dengan diameter 0,05–3 mikron µ. Partikel karet diselubungi oleh lapisan pelindung yang terdiri dari
protein dan lipida dan berfungsi sebagai pemantap.
2. Fraksi kuning
Fraksi ini terdiri dari partikel-partikel berwarna kuning yang mula-mula ditemukan oleh Frey Wyssling, sehingga disebut partikel Frey wyssling. Ukuran partikel dan
berat jenisnya lebih besar dari partikel karet dan bentuknya seperti bola. Setelah pemusingan dilakukan, partikel Frey wyssling biasanya terletak di bawah partikel
karet dan di atas fraksi dasar.
3. Fraksi serum
Fraksi serum juga disebut fraksi C centrifuge serum mengandung sebagian besar komponen bukan karet yaitu air, karbohidrat, protein dan ion-ion logam.
4. Fraksi dasar
Fraksi dasar pada umumnya terdiri dari partikel-partikel dasar. Partikel dasar mempunyai diameter 2–5 mikron dan berat jenisnya lebih besar dari berat jenis
partikel karet, sehingga pada pemusingan partikel-partikel dasar berkumpul di bagian bawah dasar.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Spesifikasi karet
Karet alam merupakan komoditi perkebunaan yang unik karena penggunaannya sebagai bahan baku industri sedangkan komoditi perkebunan lainnya sebagian besar
adalah bahan makanan dan minuman. Sebelum menjadi barang jadi misalnya ban kendaraan, karet mengalami pengujian mutu teknis yang ketat dan kemudian diproses
dengan prosedur pengolahan yang cukup rumit. Karena itu masalah mutu karet jauh lebih canggih dibandingkan dengan mutu komoditi perkebunan lainnya
Karet spesifikasi teknis TSR yang dikenal dengan istilah “crumb rubber” mula-mula diolah oleh Malaysia tahun 1966, kemudian diikuti oleh Singapura dengan
bahan baku berasal dari Indonesia yang penentuan jenis mutunya berdasarkan SMR Standard Malaysia Rubber dan SSR Singapore Specified Rubber Sedangkan
Indonesia baru mulai mengolah crumb rubber pada tahun 1969 dengan spesifikasi jenis mutu berdasarkan SIR Standard Indonesia Rubber. Konsumen yang mula-mula
menerima dengan baik karet jenis crumb rubber ini adalah Amerika. Karena itu ekspor karet Indonesia terutama ditujukan ke Amerika Serikat dan memperoleh
pasaran yang baik. Tahun 1982 jumlah karet Indonesia yang dikonsumsi oleh Amerika Serikat adalah 54 dari konsumsi karet alam negara tersebut.
Untuk lebih jelasnya dapat kita tinjau proporsi jenis mutu karet alam ekspor dalam pasaran Internasional pada tahun 1982 yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Jenis Mutu Karet dalam Pasaran Internasional
No jenis mutu
1 TSR-20
34,7 2
RSS-3 23,4
3 RSS-1
12,3 4
RSS-4 6,4
5 TSR-10
5,6 6
RSS-2 4,5
7 TSR-50
4,1 Anwar, 1989
TSR = Karet Spesifikasi TeknisTechnical Specified Rubber TSR RSS = Lembar Karet AsapRibbed Smoke Sheet RSS
Proses pengolahan TSR dapat dibagi 2, yaitu: 1.
Proses pengolahan bahan baku lateks Proses pengolahan bahan baku lateks yaitu pengecilan ukuran, penipisan,
peremahan, pencacahan, pembutiran, pengeringan, pembalan dan pengepakan. 2.
Proses pengolahan bahan baku koagulum Proses pengolahan bahan baku koagulum juga ditentukan oleh kondisi bahan
baku yaitu bahan baku kotor dan bahan baku bersih.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Standard Indonesia Rubber SIR
Anwar, 1987
Pengujian mutu dilakukan sesuai dengan parameter skema SIR yang dikeluarkan berdasarkan SK Mentri Perdagangan N0. 321KpVIII83 seperti pada tabel 2.4. Hasil
pengujian yang diperoleh walaupun memenuhi standar mutu tapi mempunyai variasi yang cukup besar, apalagi bila diuji sifat-sifat fisika barang jadinya. Pada masing-
masing pabrik dapat juga terjadi variasi mutu untuk tiap kali produksi, begitu juga bila dibandingkan antar pabrik.
2.2. Pengeringan
Dalam industri kimia sering sekali bahan-bahan padat harus dipisahkan dari suspensi, misalnya secara mekanis dengan penjernihan atau filtrasi. Dalam hal ini pemisahan
yang sempurna sering kali tidak dapat diperoleh, artinya bahan padat selalu masih
spesifikasi SIR
5CV SIR
5LV SIR
5L SIR
5 SIR
10 SIR
20 SIR
50
Kadar kotoran, maks
0,05
0,05 0,05
0,05 0,10
0,20 0,50
Kadar Abu, maks 0,50
0,50 0,50
0,50 0,75
1,0 1,50
Kadar zat menguap, maks
0,8 0,8
0,8 0,8
0,8 0,8
0,8 Po, min
30 30
30 30
30 30
30 ASHT, maks
- -
5 5
5 5
5 Warna, angka
komparator lovibond, maks
- -
6 -
- -
- Uji kemantapan
viskositas satuan Wallace, maks
8 8
- -
- -
- Ekstrak aseton,
- 6,8
- -
- -
- Warna Lambang
Hijau Hijau
Hijau Hijau
Coklat Merah
Kuning Nitrogen, maks
0,6 O,6
0,6 0,6
0,6 0,6
0,6
Universitas Sumatera Utara