BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Lokasi
Secara morfologis kata ”kraton” terbentuk dari kata ratu dengan mendapat awalan ka dan akhiran an, ke-ratu-anyang kemudian luluh menjadi Kraton yang berarti tempat
tinggal raja. Di Yogyakarta ada dua buah tempat tinggal raja yang disebut dengan Kraton
Kesultanan dan Pura Pakualam.Secara administratif, Kraton Yogyakarta termasuk wilayah kelurahan Suryaputran, Kecamatan Kraton, Kotamadya Yogyakarta, Propinsi
daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah Kecamatan Kraton dikelilingi tembok yang di sebut benteng, yang ada di hulu dipergunakan sebagai benteng pertahanan bagi Kraton
Yogyakarta. Oleh karena itu wilayah Kecamatan Kraton sering disebut dengan istilah jero benteng, maksudnya daerah yang terletak di dalam benteng kraton.
2.2 Penduduk
Jumlah penduduk pada Kecamatan Kraton sebanyak 19.741 jiwakm2 Tahun 1984. Di wilayah Kraton dan sekitarnya tidak terdapat keturunan warga Negara asing
seperti warga keturunan Cina. Hal ini disebabkan karena adanya larangan orang yang bukan penduduk asli pribumi untuk menetap di sana.
3
Universitas Sumatera Utara
2.3 Agama
Dalam Masyarakat tradisional terdapat pola berfikir bahwa segala sesuatu selalu dikaitkan dengan kekuatan gaib yang dianggap ada di alam semesta dan di sekitar tempat
tinngal manusia. Pola berfikir demikian ini selalu mengaitkan peristiwa-peristiwa hidup tertentu dengan kejadian-kejadian kodrati yang terdapat di alam semesta. Terhadap alam
semesta ini manusia bersikap lemah dan tak kuasa berbuat sesuatu. Begitu pula halnya dengan masyarakat Jawa, khususnya di Kraton Yogyakarta.
Sebagaimana halnya masyarakat Jawa pada umumnya, di Kraton Yogyakarta juga tampak adanya sistem kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang dianggap
mengandung kekuatan gaib dan kepercayaan terhadap roh atau arwah orang yang sudah meninggal di anggap masih berada disekitar dan mempengaruhi hidup manusia, yang
dalam ilmu antropologi disebut kepercayaan animisme. Oleh karena itulah sampai saat ini di Kraton Yogyakarta masih selalu diselenggarakan berbagai macam upacara ritual.
2.4 Mata Pencaharian