Data Sekunder Analisa Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Petani Rakyat Kabupaten Labuhan Batu

sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 sampel petani kelapa sawit, karena bagaimanapun bentuk populasinya teori penarikan sampel menjamin akan diperolehnya hasil yang memuaskan. Untuk penelitian yang menggunakan analisis statistik, ukuran sampel paling minimum 30. Selain itu, merode ini digunakan karena keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian Walpole, 1992. Metode Pengumpulan Data a. Data Primer Data petani kelapa sawit akan diperoleh melalui wawancara interview dengan berpedoman pada kuisioner yang terstruktur, yang mana sampel atau responden memberikan jawaban berdasarkan pilihan yang tersedia dalam kuisioner. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan langsung terhadap objek studi. Data-data primer yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : • Karakteristik petani kelapa sawit, yang mencakup umur dan tingkat pendidikan petani. • Deskripsi usaha tani, yang mencakup lama bertani, luas lahan, rentang umur tanaman, dan persentase tanaman menghasilkan petani. • Petani responden dan jenis bibit • Petani responden dan kredit • Data pembentukan harga TBS ditingkat petani

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari BPS, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta instansi lain yang terkait baik pada Universitas Sumatera Utara tingkat propinsi maupun daerah sel, serta bahan-bahan yang telah diterbitkan berupa hasil penelitian terdahulu. Data-data skunder yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : • Data harga TBS Sumatera Utara • Data rendemen TBSCPO Sumatera Utara • Data Indeks Proporsi K Sumatera Utara • Data yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang diberlakukan di pasar TBS. Metode Analisis Data Untuk menguji hipotesis 1 dan 2, digunakan analisa deskriptif dan analisa uji-t populasi berpasangan pada tingkat petani untuk mengetahui kesesuaian antara harga TBS yang ditetapkan pemerintah berdasarkan Rumus Harga Pembelian dengan harga TBS yang diterima oleh petani rakyat hipotesis 1 serta perbedaan indeks proporsi K yang ditetapkan pemerintah berdasarkan Rumus Harga Pembelian dengan indeks proporsi K yang diterima petani hipotesis 2 Rumus harga pembelian yang digunakan adalah sebagai berikut: Htbs K = x 100 Hms X Rms + His X Ris dimana : Htbs = nilai TBS di pabrik. Hcpo = nilai realisasi rata-rata tertimbang penjualan ekspor dan lokal minyak sawit kasar harga FOB bersih. Universitas Sumatera Utara Hi = nilai realisasi rata-rata tertimbang penjualan ekspor dan lokal inti sawit. Rcpo = rendemen minyak sawit kasar. Ris = rendemen inti sawit. Tertimbang maksudnya disini adalah jumlah atau total yang diperoleh berdasarkan kenyataan yang sebenarnya PERMENTAN, 2005. Uji-t berpasangan paired t-test adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas berpasangan. Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu objek penelitian dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda Walpole, 2002. Rumus uji beda rata-rata t-hitung :     +     − + − + − − = 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 n n n n s n s n x x th H O = µ 1 = µ 2 H 1 = µ 1 ≠ µ 2 Untuk Hipotesis 1, dimana : x 1 = rata-rata harga TBS berdasarkan Rumus Harga Pembelian x 2 = rata-rata harga TBS yang diterima oleh petani n 1 = jumlah sampel variabel 1 n 2 = jumlah sampel variabel 2 Kriteria uji : t-hitung ≤ t-table ................................... H O diterima H 1 ditolak t-hitung t-table ................................... H O ditolak H 1 diterima Universitas Sumatera Utara Keterangan : H O = tidak ada perbedaan rata-rata harga TBS berdasarkan yang diterima petani dengan harga TBS berdasarkan Rumus Harga Pembelian H 1 = ada perbedaan rata-rata harga TBS berdasarkan yang diterima petani dengan harga TBS berdasarkan Rumus Harga Pembelian Untuk identifikasi masalah 3 dan 4 dianalisis secara deskriptif berdasarkan data sekunder dan fakta-fakta yang terjadi. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan masalah, keadaan, atau peristiwa sebagaimana adanya Wirartha, 2006. • Untuk masalah 3 digunakan analisa deskriptif untuk mengidentifikasi penyebab harga TBS produksi petani rendah. • Untuk masalah 4 digunakan analisa deskriptif untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi petani rakyat dan solusinya dalam kaitannya dengan rendahnya harga TBS yang diterimanya. Definisi dan Batasan Operasional