Gambaran umum lokasi penelitian Bahan dan cara penelitian 1. Penelitian vektor malaria

BAB 3 METODOLOGI

3. 1. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di Kemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Penelitian dilakukan selama 6 bulan, dimulai pada bulan Juli 2009 sampai dengan Desember 2009 Gambar 6.

3.2. Gambaran umum lokasi penelitian

Wilayah kemukiman Lamteuba adalah bagian dari Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar, merupakan daerah endemis malaria dengan Luas 175,21 Km2, berjarak lebih kurang 22 km dari kota kecamatan, 40 km dari ibukota kabupaten, 60 km dari ibukota propinsi, 40 km ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten dan 60 km ke Rumah Sakit Umum Provinsi BPS, 2009 Kemukiman lamteuba terdiri atas 8 desa yaitu Lampante 23,00 Km2, Lamteuba Dro 32,20 Km2, Pulo 14,01 Km2, Meurah 13,00 Km2, Lambada 27,00 Km2, Lam Apeng 20,00, Blang Tingkeum 29,00 Km2 dan Ateuk 17,00. Kemukiman lamteuba berpenduduk 5058 jiwa terdiri atas laki-laki 2415 orang, perempuan 2643 orang. Selain itu di kemukiman ini terdapat pendatang yaitu di Area Kompi Senapan E Glee Dua, jumlah penduduknya 161 terdiri dari laki-laki 140 orang, perempuan 21 orang BPS, 2009. Curah hujan bervariasi setiap bulannya, pada bulan Juni sebesar 18, 4 mm dan pada bulan Januari, Oktober dan November mencapai 160,9-302 mm, sedangkan pada bulan -bulan lain berkisar 49,1- 86,4 mm. Curah hujan rata rata per tahun 1500 mm, Universitas Sumatera Utara kelembaban udara mencapai rata rata 70-85, penyinaran matahari berkisar 26,0- 59,3 .Temperatur rata rata 22 -25 C, ketinggian 300-500 m dpal. BMG, 2009 Provinsi NAD Gambar 5. Peta lokasi penelitian Universitas Sumatera Utara ALUR PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH Data Primer Data Skunder Vektor Parasit Masyarakat Lingkungan Penangkapan nyamuk Mikroskopis Kuesioner TPV Spesies vektor Kasus malaria Persepsi Pemetaan MODEL REKOMENDASI Gambar 6. Alur penelitian Pemodelan control malaria di Kemukman Lamteuba 3.3. Bahan dan cara penelitian 3.3.1. Penelitian vektor malaria

3.3.1.1. Penangkapan nyamuk Anopheles, spp

Tujuan : Untuk mendapatkan dan menentukan jenis nyamuk Anopheles yang tertangkap di areal penelitian. Lokasi : Desa Glee dua, Meurah, Blang Tingkem, Lamapeng, Lampante, Pulo, Lamteuba Dro, lambada dan Ateuk. Alat : Peralatan yang dipakai meliputi Aspirator, senter, paper cup, kain kasa, karet dental, label, naftalen dan aspirator. gelas objek, giemsa, lanset, anisol, jarum halus dan mikroskop dan GPS. Universitas Sumatera Utara Metoda : Prosedur penangkapan nyamuk dengan menggunakan metoda umpan orang secara langsung human landing rate. Relawan penangkap nyamuk terlebih dahulu menandatangani informed concent sebelum penelitian dimulai. Kegiatan diawali dengan penangkap nyamuk duduk di tempat yang tidak didatangidikerumuni orang lain dengan membuka kedua kakinya mulai dari telapak kaki hingga lutut. Nyamuk yang hinggap pada kedua kaki ditangkap dengan memakai aspirator, kemudian dimasukkan ke dalam mangkuk kertas yang ditutup dengan kain kasa dan kapas serta diikat dengan karet gelang. Penangkapan nyamuk dilakukan setiap 2 minggu sekali selama 3 bulan dimulai pada malam hari mulai pukul 18.00 sampai dengan pukul 05.00. dan pagi hari pukul 0.600-0.7.00 WIB di pemukiman sekitarnya dengan menggunakan peralatan entomologi serta formulir penangkapan. Nyamuk Anopheles dewasa yang tertangkap selanjutnya dilakukan identifikasi menggunakan kunci identifikasi O’Connor dan dan Soepanto, 1994. Hasil identifikasi Anopheles selanjutnya dikonfirmasi di laboratorium entomologi Balai Pengembangan dan Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit BP2VRP, Salatiga.

3.3.1.2 Menghitung kepadatan nyamuk

Menghitung kepadatan namuk menggigit setiap jam disebut Man Bitting rate MBR, menggunakan rumus: Universitas Sumatera Utara Jumlah nyamuk per spesies Jumlah jam penangkapan x jumlah kolektor MBR =

3.3.1.3. Deteksi sprozoit a. Pembedaan kelenjar ludah nyamuk

Metode pembedahan dan pemeriksaan kelenjar ludah dengan menggunakan dua jarum halus, kepala nyamuk ditarik dan dipisahkan dari toraks, sehingga kelenjar ludah tertarik keluar. Kelenjar ludah kemudian dipindahkan ke dalam larutan garam fisiologis pada slide dan ditutup gelas penutup. Dengan perlahan dan sangat hati-hati gelas penutup ditekan menggunakan jari. Pemeriksaan dilakukan di bawah mikroskop, pembesaran 400- 1000 kali WHO, 1975.

b. Uji Enzyme –Linked Immunosorbent Assay ELISA