Sekaredi 2011 menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, sementara menurut Xie et al. 2003 ukuran
komite audit dapat meningkatkan efektivitas komite audit sehingga mampu mencegah tindakan manajemen laba dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut Jensen dan Meckling 1976 kepemilikan manajerial dan institusional merupakan dua mekanisme corporate governance utama yang
dapat membantu mengurangi masalah keagenan, yaitu tidak selarasnya kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Pengaruh investor
institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan
pemegang saham Ndaruningpuri, 2005; dalam Sukaredi, 2011. Penelitian yang dilakukan oleh Faisal 2005; dalam Noviawan, 2013 menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional belum efektif untuk mengontrol manajemen dan meningkatkan kinerja, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Porter
1992; dalam Sekaredi, 2011 mengatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
2.7.4 Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Keuangan
Struktur kepemilikan dalam suatu perusahaan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori. Struktur kepemilikan dapat dikelompokkan dalam
kepemilikikan terkonsentrasi dan menyebar. Selain itu juga dapat dikelompokkan secara lebih spesifik lagi dalam kategori struktur kepemilikan
yang meliputi kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing, pemerintah, karyawan, dan individual domestik Xu, 1997. Xu dan Wang 1999
membuktikan bahwa struktur kepemilikan mix dan konsentrasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.
2.7.5 Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan
Intervensi manajemen laba terhadap pelaporan keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan judgement, misalnya judgement yang
dibutuhkan dalam mengestimasi sejumlah peristiwa ekonomi di masa depan untuk ditunjukan dalam laporan keuangan, seperti perkiraan umur ekonomis
dan nilai residu aktiva tetap, tanggung jawab untuk pension, pajak yang ditangguhkan, kerugian piutang dan penurunan nilai asset. Disamping itu
manajer memiliki pilihan untuk metode akuntansi, seperti metode penyusutan dan metode biaya. Kedua, tujuan manajemen laba untuk menyesatkan
stakeholders mengenai kinerja keuangan perusahaan Healy dan Wahlen, 1999; dalam Wahyuni, 2010.
Manajemen laba dilakukan oleh manajer pada faktor -faktor fundamental perusahaan, yaitu dengan intervensi pada penyusunan laporan
keuangan berdasarkan akuntansi akrual. Padahal kinerja fundamental perusahaan tersebut digunakan oleh pemodal untuk menilai prospek
perusahaan, yang tercermin pada kinerja saham. Manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja saham Haris, 2004; dalam Sekaredi, 2011.
2.7.6 Pengaruh Corporate Goverrnance Terhadap Kinerja Keuangan dengan