Tabel. 4.14 Perkembangan rasio keuangan berdasarkan analisis Time Series
Komponen Perkembangan
2007 2008
2009
1. Likuiditas
a. Current Ratio
b. Cash Ratio
100 100
112 134
102 104
2. Solvabilitas
a. Rasio Total Hutang dg Total Asset
b. Rasio Hutang J. Pnjng dg Modal Sendiri
100 100
97 179
97 134
3. Rentabilitas
a. Return of Investment
b. Return on Equity
100 100
246 271
112 105
Sumber : Data yang diolah Rumus yang digunakan untuk menghitung perkembangan analisis rasio pada
tabel. 4.14 tersebut di atas adalah sebagai berikut :
4.3.1. Likuiditas
Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu koperasi untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban keuangan tepat pada saat ditagih. Koperasi yang dapat memenuhi kewajibannya tepat pada saat ditagih
disebut likuid, sedangkan kopersi yang tidak dapat memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya disebut Illikuid.
1. Current Ratio
Koperasi BMT Bina Usaha pada kurun waktu 3 tahun yaitu 2007, 2008 dan 2009 memiliki angka rasio lancar berturut-turut, yaitu 144,31, 128,36
dan 125,95 dimana ketiga angka rasio tersebut menunjukkan kriteria yang cukup baik. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa koperasi Bina Usaha
mempunyai harta yang cukup likuid dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Kinerja keuangan yang dapat dicapai berdasarkan hasil
analisis tersebut menunjukkan bahwa ativa lancar yang dimiliki koperasi menunjukkan criteria yang cukup baik dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban lancarnya atau disebut juga dengan likuid. Hal itu dapat dilihat dari perkembangan tiga tahun berturut-turut yang menunjukkan angka yang cukup
stabil dimana angka yang dihasilkan tidak mengalami fluktuasi yang terlalu signifikan dan masih dalam criteria dari standar yang telah ditentukan.
2. Cash Ratio
Cash Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara kas beserta setara kas dengan hutang lancar. Dan pada kurun waktu tiga tahun, yaitu pada
tahun 2007, 2008 dan 2009 analisis Cash Ratio pada koperasi BMT Bina Usaha menghasilkan menghasilkan angka rasio berturut-turut sebesar
63,56, 47,45 dan 45,49. Sama halnya dengan hasil analisis Quick Ratio di atas, analisis Cash Ratio juga menghasilkan angka yang jauh dibawah
standar, hal ini disebabkan karena pada analisis tersebut tidak melibatkan akun piutang. Sedangkan koperasi BMT Bina Usaha ini bergerak dalam
bidang simpan pinjam dimana sebagian besar aktivanya diperoleh dari hasil perputaran pinjaman yang diberikan koperasi kepada para nasabahnya.
Analisis Cash Ratio ini menunjukkan bahwa kas dan setara kas yang dimiliki koperasi BMT Bina Usaha tidak cukup likuid dalam membayar hutang
lancarnya, keadaan ini sering disebut juga dengan istilah illikuid.
Kas yang terlalu sedikit dapat memperlambat kegiatan koperasi dan menghambat dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, untuk itu pihak
koperasi senantiasa agar kas yang tersedia tetap banyak agar dapat memenuhi kewajibannya dengan cara mengerahkan bagian merketing untuk dapat
menambah jumlah anggota yang masuk menjadi anggota baru serta menambah himpunan dana yang dititipkan pada pihak koperasi, dengan
begitu perputaran keuangan yang ada pada koperasi akan sedikit teratasi.
4.3.2. Solvabilitas