Tekstur tanah adalah susunan relatif dari ukuran butir primer. Berdasarkan ukuran butir primer, tekstur tanah digolongkan dalam tiga fraksi utama yaitu pasir
sand, debu silt dan liat clay. Di alam, terutama tanah pertanian secara umum, teksturnya tidaklah murni pasir, debu atau liat, tetapi kebanyakan merupakan
kombinasi ketiga tekstur tersebut Islami dan Utomo,1995. Tidak kurang pentingnya ialah struktur tanah, yaitu penyusunan zarah
tanah dalam agregat. Bersama -sama, kedua sifat itu membantu menentukan tidak hanya daya penyediaan unsur hara, tetapi juga penyediaan air da n udara yang
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman Soepardi, 1983. 2.3. Ruang Pori Tanah
Ruang pori tanah merupakan bagian tanah yang ditempati air dan udara tidak terisi bahan padat tanah. Jumlah ruang pori tanah ditentukan oleh cara
tersusunnya zarah tanah. Bila tersusun secara berhimpitan maka jumlah ruang pori sedikit. Tetapi bila zarah tersusun secara sarang maka akan dijumpai banyak pori
Soepardi, 1983. Ukuran besar kecilnya pori dinyatakan dengan porositas tanah. Ruang pori
total dapat dihitung dengan persamaan Hansen, Israelsen dan Stringham, 1979 : n = 100 1- AsRs………………………………………….…..3
dimana, n = persentase ruang pori As = bulk density, gcm
3
Rs = partikel density, gcm
3
2.4. Karakteristik Air Permukaan
Air permukaan terdiri atas air danau, waduk dan sungai. Danau dan waduk dinyatakan dengan kapasitas dan sungai dinyatakan oleh debit alirannya. Data
debit sungai diperoleh dari hasil pengamatan tinggi muka air di stasiun hidrometri yang disusun menjadi debit harian atau bulanan Pawitan et al., 1996.
Air hujan yang tercurah pada suatu daerah sebagian terinfiltrasi melalui pori tanah dan sebagian lagi akan membentuk aliran air permukaan runoff yang
mengalir ke bagian bawah tanah yang selanjutnya me nuju ke danau atau waduk dan laut Kartasapoetra, Sutedjo dan Pollein, 1994.
Laju aliran permukaan adalah jumlah atau volume air yang mengalir melalui suatu titik per satuan waktu. Besarnya laju aliran permukaan ditentukan
oleh luas penampang saluran dan kecepatan alirannya, yang dapat dinyatakan dengan persamaan Arsyad, 2000 :
Q = A V …………………………………………………..…...4 dimana, Q = laju aliran permukaan m
3
detik atau m
3
jam A = luas penampang saluran m
2
V = kecepata n air melalui penampang tersebut mdetik Faktor-faktor yang mempengaruhi laju aliran permukaan dibagi menjadi
dua, yaitu iklim meliputi tipe hujan, intensitas hujan, lama hujan, distribusi hujan, curah hujan, temperatur, angin dan kelembaban dan kondisi atau sifat Daerah
Aliran Sungai DAS yang meliputi kadar air tanah awal, ukuran dan bentuk, elevasi dan topografi DAS, vegetasi yang tumbuh di atasnya serta geologi dan
tanahnya Haridjaja et al. , 1990.
2.5. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi ET ada lah ukuran total kehilangan air penggunaan air lahan melalui evaporasi dari permukaan tanahair dan transpirasi dari permukaan
tanaman. Secara potensial ET ditentukan hanya oleh unsur iklim, sedangkan
secara aktual ET ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat tanaman. Evapotranspirasi potensial ETp menggambarkan laju maksimum kehilangan air
yang ditentukan oleh kondisi iklim pada keadaan penutupan tajuk tanaman pendek yang rapat dengan penyediaan air yang cukup. ETp adalah gambaran kebutuhan
atmosfer untuk penguapan dan merupakan batas atas dari evapotranspirasi aktual ETa. Nilai ETa akan lebih kecil dari ETp pada saat penutupan tajuk belum
penuh, permukaan tanah yang kering, atau ketika terjadi peningkatan tahanan stomata karena terbatasnya air tanah yang tersedia Handoko, 1995.
Untuk mengukur ETp secara praktis digunakan pengertian evapotranspirasi standar ET
o
Doorenbos and Pruitt, 1977. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB FAO menganjurkan 4 cara menaksir ETo : Blaney-Criddle,
Radiasi, Penman dan Evaporasi Panci Pasandaran dan Taylor, 1984. ET
o
adalah ET untuk lahan dengan penutupan tajuk penuh oleh rerumputan hijau dengan
tinggi 8-15 cm dan karakteristik kekasaran aerodinamik yang relatif konstan serta minimum selama musim tumbuhnya. Nilai relatif antara ETa, ETp dan ET
o
untuk jenis tanaman dan lokasi tertentu adalah ETa
≤ ET
o
≤ ETp.
Istilah evapotranspirasi pertanaman ETc umumnya digunakan untuk perencanaan irigasi. Tidak seperti pada ET
o
yang nilainya relatif konstan, nilai ETc berubah-ubah menurut umur dan fase pertumbuhan tanaman. Perubahan nilai
ETc berkaitan dengan penutupan tajuk tanaman sebagai bidang penguapan. ETc bukan merupakan kehilangan aktual melalui evapotranspirasi ETa, karena tidak
memperhitungkan pengaruh fluktuasi kadar air tanah dan kejadian hujan yang mempengaruhi laju evaporasi tanah. Dalam perencanaan irigasi, ETc dianggap
merupakan kebutuhan air optimum yang didekati dari :
ET
c
= K
c
. ET
o
…………………………………………………….5 Kc : koefisien tanaman yang tergantung umur dan fase perkembangan tanaman.
Menurut Doorenbos dan Pruitt 1977 secara umum tanaman mempunyai empat tahapan pertumbuhan yaitu, tahap awal initial stage, tahap perkembangan
development stage, tahap pertengahan mid season stage dan tahap akhirpenuaan late season stage.
Evapotranspirasi merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana pengairan bagi lahan pertanian dan merupakan proses yang penting
dalam siklus hidrologi Kartasapoetra, Sutedjo dan Pollein, 1994.
Evapotranspirasi dipengaruhi oleh suhu, aplikasi irigasi, panjang musim tanam dan musim hujan Hansen, Israelsen dan Stringham, 1979.
2.6. Neraca Air