Kulit Telur PEMANFAATAN KULIT TELUR AYAM, BEBEK DAN BURUNG PUYUH PADA PROSES PEMBEKUAN DARAH

antara darah dengan darah, sperma, atau cairan tubuh makhluk hidup tersebut. Oleh karena penularan penyakit dapat terjadi melalui darah, objek yang mengandung darah dianggap sebagai biohazard atau ancaman biologis.

2.2. Kulit Telur

Kulit telur merupakan lapisan terluar dari telur yang berfungsi untuk melindungi semua bagian telur. Bila dilihat dengan mikroskop maka kulit telur terdiri dari 4 lapisan yaitu: a. Lapisan kutikula Lapisan kutikula merupakan protein transparan yang melapisi permukaan kulit telur. Lapisan ini melapisi pori-pori pada kulit telur, tetapi sifatnya masih dapat dilalui gas sehingga keluarnya uap air dan gas CO 2 masih dapat terjadi. b. Lapisan busa Lapisan ini merupakan bagian terbesar dari lapisan kulit telur. Lapisan ini terdiri dari protein dan lapisan kapur yang terdiri dari kalsium karbonat, kalsium fosfat, magnesium karbonat dan magnesium fosfat. c. Lapisan mamilary Lapisan ini merupakan lapisan ketiga dari kulit telur yang terdiri dari lapisan yang berbentuk kerucut dengan penampang bulat atau lonjong. Lapisan ini sangat tipis dan terdiri dari anyaman protein dan mineral. d. Lapisan membran Merupakan bagian lapisan kulit telur yang terdalam. Terdiri dari dua lapisan selaput yang menyelubungi seluruh isi telur. Tebalnya lebih kurang 65 mikron Nasution, 1997. Menurut Umar 2000, cangkang telur mengandung hampir 95,1 terdiri atas garam- garam organik, 3,3 bahan organik terutama protein, dan 1,6 air. Sebagian besar bahan organik terdiri atas persenyawaan Calsium karbonat CaCO 3 sekitar 98,5 dan Magnesium karbonat MgCO 3 sekitar 0,85. Jumlah mineral didalam cangkang telur beratnya 2,25 gram yang terdiri dari 2,21 gram kalsium, 0,02 gram magnesium, 0,02 gram fosfor serta sedikit besi dan Sulfur. Selama ini masyarakat menganggap bahwa cangkang telur hanyalah sampah yang tidak dapat dimanfaatkan dan dibuang begitu saja, masyarakat tidak menyadari bahwa cangkang telur mengandung kalsium dengan persentase yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber kalsium. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan kalsium dalam cangkang telur ayam, bebek dan burung puyuh sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan suplemen kalsium untuk membantu dalam proses pembekuan darah. Penelitian ini mengekstraksi cangkang telur untuk memperoleh kalsium dalam bentuk kalsium karbonat dengan mengendapkan ekstrak cangkang telur, sehingga dapat ditentukan dosis kalsium karbonat. Dalam mengekstraksi cangkang telur ini digunakan metode maserasi. Maserat yang didapatkan diendapkan dengan larutan ammonium karbonat didapat kalsium karbonat. Bahan pengendapan diteteskan sambil diaduk dengan batang pengaduk. Serbuk kalsium karbonat hasil pengendapan ditetapkan kadar kalsium dengan metode spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang absorbansi maksimum 422,7 nm.

2.3. Kalsium