14
BAB III WiMAX DAN PEMBANGUN SIMULASI
3.1 Umum
WiMAX adalah sebuah teknologi wireless broadband yang menyediakan solusi mendukung bandwidth yang lebih tinggi dan beberapa kelas layanan
dengan berbagai kualitas kebutuhan pelayanan [1]. Teknologi ini banyak memberikan keunggulan dari teknologi sebelumnya baik dari kecepatan,
jangkauan, kualitas layanan dan juga tetap baik pada kondisi Non Line of Sight NLOS, aplikasinya baik untuk fixed, nomadic, portable maupun mobile [2].
Pada bab ini menjelaskan bagaimana cara mengambil data dengan mensimulasikan metode bandwidth request dengan NS-2. Pada WiMAX terdapat
bagian uplink dan downlink, dimana pada sisi uplink terdapat mekanisme bandwidth request yang akan dibahas. Sebuah video trace digunakan sebagai
sumber trafik yang diproses, untuk menyelidiki bagaimana pengaruh bandwidth request terhadap kualitas video tersebut, dibangun sebuah simulasi dengan NS-2.
Untuk menguji kinerja bandwidth request, parameter seperti packet delay, packet loss, jitter, dan PSNR dihitung dari data. Adapun mekanisme bandwidth request
yang dibandingkan adalah polling, piggyback dan contention request.
3.2 Standart WiMAX
IEEE 802.16 merupakan standard dari WiMAX yang digabungan dengan ETSI HiperMAN. Dari awal terbentuknya standard IEEE 802.16 bekerja
direntang frekuensi 10-66 GHz, tetapi kemudian IEEE mengembangkan 802.16a lalu disahkan pada bulan Maret 2004 dengan penggunaan frekuensi yang lebih
Universitas Sumatera Utara
15
rendah yaitu sebesar 2-11 GHz, dimaksud agar mudah diatur, dan tidak memerlukan Line of Sight LOS. WiMAX dapat mencakup area sekitar 50 km
dan kecepatan pengiriman data sebesar 70 Mbps [14]. Kemudian WiMAX terus mengalami
perkembangan hingga
memiliki beberapa
varian pada
standartnya,yaitu : a.
Standar IEEE 802.16 Standar 802.16 beroperasi pada rentang frekuensi 10
–66GHz, memungkinkan komunikasi NLOS dari BS ke MS dengan adaptive modulation dan teknologi
Orthogonal frequency-division multiplexing OFDM. Standar ini juga telah menerapkan teknik error correction, transmit-receive diversity, dan power
control, serta sistem penjaminan kualitas layanan, QoS [15]. b.
IEEE 802.16a Menggunakan frekuensi 2-11 GHz, dapat digunakan untuk daerah NLOS.
Standart ini mulai dikenalkan pada januari 2003. Terdapat 3 bagian pada physical layer didalam 802.16a, yaitu :
- Wireless MAN-SC : menggunakan format modulasi single carrier.
- Wireless MAN-OFDM : menggunakan OFDM dengan 256 poin Fast
Fourier Transform FFT. -
Wireless MAN-OFDMA : mengunakan Orthogonal Frequency Division Multiple Access OFDMA dengan 2048 point Fast Fourier Transform
FFT [16]. c.
IEEE 802.16d Standar ini merupakan gabungan 802.16 dan 802.16a dengan beberapa
perbaikan. 802.16d disebut juga dengan 802.16-2004. Sedangkan frekuensi
Universitas Sumatera Utara
16
operasinya 11 GHz. Standar ini telah dikenalkan pada 24 Juni 2004. Terdapat dua pilihan dalam tranmisi pada 802.16d yaitu Time Division Duplex TDD maupun
Frequency Division Duplex FDD [16]. d.
IEEE 802.16e IEEE 802.16e-2005 merupakan standart yang digunakan untuk aplikasi
portable dan mobile, standart ini telah difinalisasi di akhir tahun 2005. Terdapat perbedaan dengan standart sebelumnya, maka antara standart 802.16d dan
802.16e tidak bisa dilakukan interoperability sehingga diperlukan hardware tambahan bila akan mengoperasikan 802.16e [16].
3.3 Bandwidth Request