Topologi Jaringan Algoritma Simulasi

25 file-file ini digunakan untuk memperoleh hasil yang diinginkan, misalnya, loss rate, jitter, dan kualitas video [25]. Evaluasi data dilakukan disisi pengirim, sehingga informasi dari penerima harus dipindahkan kesisi pengirim. Teori praktisnya, video baku yang terkompresi sangat besar, misalnya ukuran video tersebut 680 MB untuk 3 menit PDA-screen. Di sisi lain EvalVid ini merekontruksi video yang akan ditampilkan dari informasi yang tersedia di sisi pengirim. Informasi tambahan yang diperlukan pada sisi penerima adalah file yang yang di tandai dengan waktu di setiap paket yang diterima [25].

3.7 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penulisan Tugas Akhir ini adalah melalui studi literatur terhadap bandwidth request yang ada. Metode yang dilibatkan dalam evaluasi kinerja adalah mekanisme yang umum digunakan dalam sub-frame uplink bandwidth request WiMAX yang terkait dengan video. Selanjutnya metode evaluasi kinerja mekanisme bandwidth request adalah melalui simulasi. Simulasi dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman network simulator 2 NS-2 melalui perangkat lunak Linux Ubuntu.

3.8 Topologi Jaringan

Topologi yang digunakan adalah point-to-multipoint, yaitu terdapat satu BS yang melayani beberapa SS. Pada penelitian ini terdapat empat SS yang ditetapkan, tiap SS akan melakukan proses dari mekanisme bandwidth request.. SS mengirimkan video menggunakan WiMAX ke BS, dan kemudian BS melanjutkan kepada receiver menggunakan wired. Simulator yang digunakan Universitas Sumatera Utara 26 adalah NS-2 dengan tambahan modul QoS included WiMAX untuk simulasi jaringan, dan Evalvid untuk evaluasi kualitas video [2]. Pada gambar 3.4 menunjukkan skema sederhana dari topologi jaringan point-to-multipoint. Gambar 3.4 Topologi Point-to-Multipoint

3.9 Pemodelan dan Asumsi

Disini terlihat apa saja yang dimodelkan pada simulasi jaringan WiMAX dan apa saja asumsi-asumsi yang dibuat agar tercapai hasil yang diinginkan. Pemodelan dibuat dengan motode-metode pendekatan saja yang dibuat sesuai dengan asumsi-asumsi yang sudah ditentukan.

3.9.1 Pemodelan

Pemodelan jaringan dilakukan berdasarkan MAC-Layer dan Phy-layer, dimana pada simulasi akan ditetapkan parameter-parameternya. Pada MAC-layer mengatur parameter QoS dan kontrol penjadwalan yang diletakkan pada sisi BS. Sedang pada Phy-layer diatur topologi, modulasi dan bandwidth. Kemudian wireless node juga mengatur parameter berupa tipe kanal, model propagasi radio, network interface, tipe MAC, link layer, jenis antena, dan routing protocol. Pada gambar 3.5 menunjukkan pemodelan parameter jaringan simulasi. Universitas Sumatera Utara 27 Gambar 3.5 Pemodelan Parameter Jaringan Simulasi

3.9.2 Asumsi

Pada simulasi diasumsikan dengan jumlah BS satu dan terdapat empat user SS. Besar coverage area BS adalah 1000m, sedang pada saat simulasi berjalan terdapat 4 kondisi SS dilakukan secara acakrandom yaitu kondisi dimana SS hanya diam ditempat kemudian mengirimkan data, lalu ada kondisi SS sedang berjalan dengan kecepatan 5kmh kemudian mengirimkan data, lalu kondisi SS sedang berada didalam tram dengan kecepatan 16kmh kemudian mengirimkan data, dan yang terakhir SS sedang berada didalam bus dengan kecepatan 16kmh kemudian mengirimkan data. Pada keadaan tersebutlah SS mengirimkan suatu paket data ke BS, dimaksudkan apakah keadaan dimana saat mengirimkan data pada kondisi-kondisi tersebut berpengaruh pada hasil yang diperoleh. SS hanya boleh mengirimkan data saat 30 detik simulasi mulai dijalankan karena SS diharapkan mengirimkan data secara bersamaan, juga karena ada faktor Universitas Sumatera Utara 28 jarak dan kecepatan dapat berpengaruh pada paket delay dan loss yang diharapkan tidak terlalu jauh berbeda pada SS tertentu dengan SS yang lainnya. Adapaun besar bandwidth adalah 30 untuk downlink dan 70 uplink, dimana SS meminta bandwidth pada BS yang hanya bisa dilakukan pada kondisi uplink.

3.10 Algoritma Simulasi

Simulasi dilakukan berdasarkan pemograman berorientasi objek, dalam hal ini NS-2 digunakan sebagai media simulasinya. Untuk mempermudah pengiriman video, maka sebelum memulai simulasi terlebih dahulu melakukan proses trace video. Proses trace tersebut bertujuan untuk memisahkan frame I, frame P, frame B, dan frame H, kemudian frame-frame tersebut dikodekan. Setelah proses tersebut selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan mengatur parameter-parameter jaringan yang dibutuhkan saat proses simulasi berjalan. Pada saat simulasi berjalan maka file video yang sudah ditrace dipanggil untuk dijadikan sebagai trafik untuk masing-masing user. Kemudian user akan mengirimkan video tersebut melalui BS dan BS melakukan proses mekanisme bandwidth request didalam simulasi. Pada saat bersamaan dicatat durasi pengiriman video pada NS-2 dan dicatat juga urutan paket data yang dikirimkan dan urutan frame video pada transmisi. Dari proses tersebut didapat juga beberapa paket data yang hilang dan beberapa delay waktu pengirman yang terjadi pada transmisi data. Kemudian untuk mendapatkan nilai PSNR video dievaluasi menggunakan perangkat lunak EvalVid. Pada gambar 3.6 menunjukan Diagram Alir Simulasi. Universitas Sumatera Utara 29 Gambar 3.6 Diagram Alir Simulasi Permintaan bandwidth oleh SS dilakukan secara acak, BS akan mengumpulkan permintaan oleh SS dalam frame uplink yang sama. Alokasi bandwidth tersebut kemudian diteruskan kepada user melalui frame downlink. User akan menerima trafik video permintaan yang sesuai dengan bandwidth yang dialokasikan. Skenario yang menunjukkan pada masing-masing user diberikan satu video yang sama, kemudian user akan mengirimkan request bandwidth untuk Universitas Sumatera Utara 30 transmisi video. Skenario ini menerapkan mekanisme bandwidth request sebagai salah satu cara mendapatkan hasil dari penelitian yang diinginkan.

3.11 Evaluasi kinerja