Modifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Subyek Peneletian Obyek Penelitian Waktu Penelitian

16 Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani, yang penting adalah memaksimalkan partisipasi dari semua siswa. Partisipasi siswa dapat terjadi bila atmosfer belajar menggairahkan dan keadaan lingkungan belajar mendukung, maksudnya siswa merasa aman, merasa diakui dan berharga dikelasnya. Semua kemampuan siswa diakui oleh gurunya, penampilan guru sangat hangat dan bersahabat, tidak menimbulkan rasa takut, tegang atau resah. Untuk mencapai suasana tersebut, guru pendidikan jasmani harus memahami tugasnya dan menguasai keterampilan dalam menerapkan strategi belajar mengajar yang tepat.

2.7. Modifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Sebagai pendekatan pembelajaran, modifikasi untuk mengganti model pengajaran tradisional yang selama ini diterapkan. Pengajaran model ini sama dengan pengajaran efektif yang pada hakikatnya menolak pendekatan secara linier, rutin, dan monoton. Modifikasi dapat dilakukan pada alat, ukuran lapangan, aturan permainan dan sebagainya. Modifikasi artinya adalah merekayasa sesuatu agar lebih sederhana, lebih mudah, lebih efektif dan lebih efisien dalam pelaksanaannya. Berbagai hal yang dapat dimodifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani di antaranya, aturan mainnya, waktu mainnya, gerakannya, jumlah pemainnya, sarana dan prasarananya. Memodifikasi sarana prasarana merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru pendidikan jasmani agar pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa Siti Safariatun, 2008:4.15. 17 Lutan dalam Siti Safariatun, 2008:4.15 mengatakan modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar: 1 Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran; 2 Siswa meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berprestasi; 3 Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

2.8. Kedudukan Evaluasi dalam Sistem Pengajaran

Evaluasi adalah suatu proses pemberianpenentuan nilai atau penghargaan terhadap data yang diperoleh dari hasil pengukuran berdasarkan kriteria. Pengertian evaluasi dapat diungkapkan dalam yngkapan lainnya yakni sebagai proses penilaian secara kualitatif dari data yang diperoleh dari hasil pengukuran Nurhasan 2008:1.5. Evaluasi merupakan bagian penting dalam pebdidikan terutama kaitannya dengan proses pembelajaran untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. Para penyelenggara pendidikan, yang meliputi guru, pendidik, atau petugas di lembaga pendidikan harus memliki kemampuan mengevaluasi. Dalam proses pembelajaran ada empat aspek yang terkait didalamnya yang saling berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek lainnya, yaitu kaitan antar tujuan pendidikan, materi, proses belajar dan prosedur evaluasi.

2.8.1. Fungsi Evaluasi Ditinjau Dari Fungsi Pengajaran

Dari sudut pengajaran, fungsi evaluasi bermanfaat untuk: 1 Merangsang guru untuk memahami makna dan tujuan pengajaran 2 Merupakan umpan balik bagi guru dan siswa 18 3 Membangkitkan motivasi belajar 4 Merangkum atau menata kembali bahan-bahan yang telah diajarkan

2.8.2. Fungsi Evaluasi Ditinjau Dari Sudut Administrasi

Dari fungsi administrasi, evaluasi berfungsi untuk: 1 Dimanfaatkan sebagai mekanisme mengontrol kualitas suatu sekolah atau sistem sekolah 2 Memenuhi kebutuhan program evaluasi 3 Membuat keputusan yang lebih baik tentang pengelompokan siswa 4 Meningkatkan kualitas sekolah 5 Menetukan kelulusan siswa

2.8.3. Fungsi Evaluasi Ditinjau Dari Fungsi Bimbingan

Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa, dapat dilakukan berbagai upaya bimbingan terhadap siswa. Upaya yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan proses hubungan antara lain, yaitu: 1 Mengadakan diagnosis 2 Bimbingan program studi

2.9. Permainan Sepak Bola

2.9.1. Pengertian Permainan Sepak Bola

Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola ke berbagai arah. Tujuannya adalah untuk memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang tim sendiri agar tidak kemasukan bola Edy Sih Miranto 2010:29. 19 Bagian badan yang tidak boleh digunakan untuk memainkan bola adalah tangan. Namun, hanya penjaga gawang yang boleh memainkan bola dengan tangan. Sepak bola termasuk olahraga berskala internasional ketentuan dan peraturannya harus ditetapkan secara internasional. Badan permainan sepak bola internasional adalah The Federation Internationale de Foot Ball Association FIFA yang bermarkas di Amerika Serikat. Dalam permainan ini terdapat wasit yang bertugas menerapkan peraturan permainan dan berkuasa di lapangan dan dibantu dua penjaga garis, permainan sepak bola dimainkan oleh dua regu yang setiap regu berjumlah 11 orang pemain, ditambah pemain cadangan. Permainan ini dimainkan dua babak, tiap-tiap babak terdiri atas 1 x 45 menit dengan istirahat antara babak selama 15 menit.

2.9.2. Peraturan Permainan Sepak Bola

Peraturan permainan sepak bola adalah: 1 Lapangan Permainan a Panjang lapangan : 100 – 110 meter b Lebar lapangan : 64 -75 meter c Jari-jari lingkaran tengah : 9,15 meter d Luas daerah gawang : 18,35 x 5,5 meter e Luas daerah tendangan hukuman : 40,35 x 16,54 meter f Jarak titik tendangan pinalti : 11 meter g Tinggi gawang : 2,44 meter h Lebar gawang : 7,32 meter 20 i Diameter tiang dan palang gawang : 12 meter 2 Bola a Bola terbuat dari : kulit atau bahan sejenisnya b Berat bola : 396 gram – 453 gram atau 14-16 ons c Bentuk bola : bulat d Keliling bola lingkaran : 68-71 cm atau 27-28 inch 3 Sanksi dan Pelanggaran a Offside Jika seseorang pemain berada dekat dengan garis gawang daripada bola saat bola dimainkan, pemain mendapatkan sanksi berupa tendangan bebas langsung atau tidak langsung oleh regu lawan. b Tendangan Pinalti Tendangan ini terjadi jika ada pelanggaran oleh pemain di dalam daerah pinalt, pemain regu lawan berhak mendapatkan tendangan pinalti. c Peringatan Kartu kuning digunakan untuk memperingatkan pemain jika melakukan pelanggaran dan kartu merah digunakan untuk menandakan pemain telah dikeluarkan dari permainan jika pemain bersalah.

2.10. Model Pembelajaran

2.10.1. Pengertian Model Pembelajaran

Model Pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga 21 diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran http:belajarpsikologi.compengertian-model-pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. 2.10.2. Memilih Model Pembelajaran yang Baik Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber- sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. dalam http:belajarpsikologi.compengertian-model-pembelajaran , guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. 22 Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh dalam http:belajarpsikologi.compengertian-model-pembelajaran yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.

2.10.3. Permainan Sepak Bola Kucing-kucingan

Permainan sepak bola kucing-kucingan dimainkan oleh empat anak atau lebih bisa laki-laki atau perempuan umumnya dilakukan oleh anak laki-laki karena membutuhkan fisik untuk bermain, untuk ukuran lapangannya tidak ada ukuran yang baku hanya membutuhkan tempat yang luas. Cara bermainnya: lima anak membuat lingkaran kecil dan salah satu kaki anak tersebut maju membuat lingkaran kecil di sekeliling bola salah satu anak mengambil bola ke atas dan bola di jatuhkan kaki yang terkena bola pertama anak itu menjadi pemain jadi,empat anak lainnya membentuk lingkaran besar pemain jadi berada di tengah bola berada di salah satu bemain, kalau sudah ada aba-aba permainan dimulai pemain yang megang bola menendang bola ke teman dan pemain yang jadi berusaha mengejar sampai mengenai bola pemain yang lain mengontrol dan menendang lagi ke teman yang lain, 23 apabila bola mengenai pemain jadi pemain itu gantian menjadi pemain jadi kemudian permainan di mulai lagi, begitu terus selanjutnya. Gambar 2.1 Permainan Kucing-kucingan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas classroom action research. Penelitian Tindakan Kelas PTK dalam pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah suatu bentuk kaijan yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan gurucalon pelatih olahraga dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran pendidikan jasmani kepelatihan olahraga tersebut dilakukan, dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk setiap siklusnya Agus Kristiyanto, 2010:17. 24

3.1. Subyek Peneletian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2013 dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa.

3.2. Obyek Penelitian

Pembelajaran passing dan control melalui media permainan kucing- kucingan bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tahun 2013.

3.3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian dilangsungkan. Penelitian pada siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2013 sedangkan penelitian siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.

3.4. Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR LONCAT MELALUI PERMAINAN LONCAT KATAK BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KADENGAN 02 KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

14 300 151

PEMBELAJARAN DRIBBLE DAN PASSING DALAM BOLA BASKET MELALUI MEDIA BERMAIN BOLA PANTUL GAWANG MINI BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PENGARASAN 02 KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

0 9 139

PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA BERMAIN SIRKUIT BAGI SISWA KELAS V SDN SENGON 05 KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES TAHUN 2013

1 9 123

PENGAKEAGA Pengaruh Keteladanan Orangtua Terhadap Perilaku Keagamaan Anak Pada Siswa Kelas V Sdn Paketiban 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal 2016.

0 4 16

PENGARKEAGAM Pengaruh Keteladanan Orangtua Terhadap Perilaku Keagamaan Anak Pada Siswa Kelas V Sdn Paketiban 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal 2016.

0 5 16

PENDAHULUAN Pengaruh Keteladanan Orangtua Terhadap Perilaku Keagamaan Anak Pada Siswa Kelas V Sdn Paketiban 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal 2016.

0 3 5

PEMBELAJARAN PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SDN 2 PAGUNDAN KECAMATAN LEBAKWANGI KABUPATEN KUNINGAN.

0 1 47

MENINGKATKAN KELINCAHAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA SISWA KELAS IV SDN CIKARAMAS I KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG.

1 5 40

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING ATAS MELALUI PERMAINAN LEPAS PADA SISWA KELAS V SDN TINJUMOYO KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 -

0 0 33

PENINGKATAN PASSING SEPAK BOLA MELALUI PENERAPAN BERMAIN KUCING-KUCINGAN DI SDN 07 NANGA MONGKO

0 0 10