Erodibilitas Tanah K
Erodibilitas tanah K menunjukkan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi yaitu mudah tidaknya tanah mengalami erosi. Erodibilitas tanah
dipengaruhi oleh tekstur pasir sangat halus, debu dan liat, struktur tanah, permeabilitas tanah dan kandungan bahan organik tanah. Erodibilitas tanah
dihitung dengan persamaan Wischmeier Smith 1978 dalam Arsyad 2010 yaitu:
100K = 2.1M
1.14
10
-4
12-a + 3.25b-2 + 2.5c-3 dimana:
K = nilai erodibilitas tanah, M = ukuran partikel debu + pasir sangat halus x 100 - liat,
a = kandungan bahan organik tanah , b = kelas struktur tanah
c = kelas permeabilitas tanah cmjam.
Panjang dan Kemiringan Lereng LS
Moore Burch 1986 dalam Kinnell 2008 telah mengembangkan suatu persamaan untuk mencari nilai LS dengan memanfaatkan data DEM
menggunakan SIG. Adapun persamaan yang digunakan adalah:
LS = XCZ22.13
0.4
sin ɵ0.0896
1.3
dimana: LS = Faktor lereng
X = Akumulasi aliran CZ = Ukuran pixel
ɵ = Kemiringan lereng
c. Analisis Konsistensi HCV Berdasarkan Kemampuan Lahan
Analisis kemampuan lahan dilakukan menurut metoda yang dideskripsi dalam Arsyad 2010, dengan modifikasi dan Hardjowigeno Widiatmaka
2007. Penentuan kelas kemampuan lahan didasarkan pada tujuh kriteria yang sudah ditetapkan yaitu tekstur tanah, lereng permukaan, drainase, kedalaman
efektif, keadaan erosi, kerikilbatuan dan banjir. Namun dalam penelitian ini penentuan kelas kemampuan lahan hanya didasarkan pada kriteria lereng
permukaan dan keadaan erosi Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan
No Faktor
PembatasPenghambat Kelas Kemampuan
I II
III IV
V VI
VII VIII 1.
2. Lereng Permukaan
Keadaan erosi i
e i
1
e
1
i
2
e
1
i
3
e
2
i
4
e
3
i
5
e
4
i
6
Keterangan: = dapat mempunyai sembarang sifat faktor penghambat dari kelas yang lebih rendah
Sumber: Arsyad 2010; Hardjowigeno Widiatmaka 2007.
Analisis kesesuaian antara kawasan HCV 4.2 dan kemampuan lahan dilakukan dengan overlay peta HCV 4.2 dan peta kemampuan lahan. Hasil
analisis dikategorikan sesuai jika teridentifikasi kawasan HCV 4.2 pada kemampuan lahan kelas VIII sebagai kawasan hutan. Dikategorikan tidak sesuai
jika teridentifikasi kawasan HCV 4.2 pada kemampuan lahan kelas I sampai VII.
d. Analisis Konsistensi HCV Berdasarkan PP No. 26 tahun 2008
Peraturan pemerintah PP No 26 Tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional menyebutkan bahwa perencanaan tataguna lahan merupakan
bagian dari rencana tataguna ruang, karena lahan merupakan bagian dari ruang yang berupa daratan.
Penilaian kawasan bernilai konservasi tinggi jasa lingkungan pengendali erosi dan sedimentasi HCV 4.2, dijelaskan sebagai kawasan hutan lindung
dalam PP No 26 Tahun 2008. Kriteria dan tata cara penetapan kawasan lindung menggunakan faktor penentu kelerengan, jenis tanah, dan curah hujan yang
menjadi kriteria dalam perhitungan. Adapun skor masing-masing faktor penentuan kawasan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4, 3.5, dan 3.6.
Tabel 3.4 Skor Erosi Berdasarkan Kelas Lereng Fisiografi
Kelas Lereng Skor
Datar – 8
20 Landai
8 – 15
40 Agak Curam
15 – 25
60 Curam
25 – 40
80 Sangat Curam
40 100
Sumber: SK Mentan Nomor 837KptsUm1180
Tabel 3.5 Skor Erosi Berdasarkan Jenis Tanah Jenis Tanah
Kepekaan Terhadap Erosi Skor
Aluvial, Tanah Glei, Planosol, Hidromorf Kelabu, Literit Air Tanah
Tidak Peka 15
Latosol Oxisol Agak Peka
30 Brown Forest Soil Inceptisol, Non
Calcic Brown inceptisol, Mediteran Alfisol
Kurang Peka 45
Andosol Andisol, Laterit Oxisol, Grumosol Molisol, Podsol Spodosol,
Podsolik Ultisol Peka
60 Regosol, Litosol, Organosol, Renzina
Sangat Peka 75
Sumber: SK Mentan Nomor 837KptsUm1180
Tabel 3.6 Skor Erosi Berdasarkan Intensitas Curah Hujan Kriteria
Intensitas Hujan mmhari hujan Skor
Sangat Rendah 13.6
10 Rendah
13.6 – 20.7
20 Sedang
20.7 – 27.7
30 Tinggi
27.7 – 34.8
40 Sangat Tinggi
34.8 50
Sumber: SK Mentan Nomor 837KptsUm1180
Perhitungan skor dilakukan dengan penjumlahan ketiga faktor di atas dan apabila nilai perhitungan akhir total skor
≥175, maka kawasan tersebut termasuk ke dalam kawasan lindung, dan jika nilainya 175, maka kawasan termasuk
kedalam kawasan penyangga buffer zone. Pembagian kawasan berdasarkan skor dapat dilihat pada Tabel 3.7.