Analisis Kawasan Pengendali Erosi dan Sedimentasi HCV 4.2

Erodibilitas Tanah K Erodibilitas tanah K menunjukkan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi yaitu mudah tidaknya tanah mengalami erosi. Erodibilitas tanah dipengaruhi oleh tekstur pasir sangat halus, debu dan liat, struktur tanah, permeabilitas tanah dan kandungan bahan organik tanah. Erodibilitas tanah dihitung dengan persamaan Wischmeier Smith 1978 dalam Arsyad 2010 yaitu: 100K = 2.1M 1.14 10 -4 12-a + 3.25b-2 + 2.5c-3 dimana: K = nilai erodibilitas tanah, M = ukuran partikel debu + pasir sangat halus x 100 - liat, a = kandungan bahan organik tanah , b = kelas struktur tanah c = kelas permeabilitas tanah cmjam. Panjang dan Kemiringan Lereng LS Moore Burch 1986 dalam Kinnell 2008 telah mengembangkan suatu persamaan untuk mencari nilai LS dengan memanfaatkan data DEM menggunakan SIG. Adapun persamaan yang digunakan adalah: LS = XCZ22.13 0.4 sin ɵ0.0896 1.3 dimana: LS = Faktor lereng X = Akumulasi aliran CZ = Ukuran pixel ɵ = Kemiringan lereng

c. Analisis Konsistensi HCV Berdasarkan Kemampuan Lahan

Analisis kemampuan lahan dilakukan menurut metoda yang dideskripsi dalam Arsyad 2010, dengan modifikasi dan Hardjowigeno Widiatmaka 2007. Penentuan kelas kemampuan lahan didasarkan pada tujuh kriteria yang sudah ditetapkan yaitu tekstur tanah, lereng permukaan, drainase, kedalaman efektif, keadaan erosi, kerikilbatuan dan banjir. Namun dalam penelitian ini penentuan kelas kemampuan lahan hanya didasarkan pada kriteria lereng permukaan dan keadaan erosi Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan No Faktor PembatasPenghambat Kelas Kemampuan I II III IV V VI VII VIII 1. 2. Lereng Permukaan Keadaan erosi i e i 1 e 1 i 2 e 1 i 3 e 2 i 4 e 3 i 5 e 4 i 6 Keterangan: = dapat mempunyai sembarang sifat faktor penghambat dari kelas yang lebih rendah Sumber: Arsyad 2010; Hardjowigeno Widiatmaka 2007. Analisis kesesuaian antara kawasan HCV 4.2 dan kemampuan lahan dilakukan dengan overlay peta HCV 4.2 dan peta kemampuan lahan. Hasil analisis dikategorikan sesuai jika teridentifikasi kawasan HCV 4.2 pada kemampuan lahan kelas VIII sebagai kawasan hutan. Dikategorikan tidak sesuai jika teridentifikasi kawasan HCV 4.2 pada kemampuan lahan kelas I sampai VII.

d. Analisis Konsistensi HCV Berdasarkan PP No. 26 tahun 2008

Peraturan pemerintah PP No 26 Tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional menyebutkan bahwa perencanaan tataguna lahan merupakan bagian dari rencana tataguna ruang, karena lahan merupakan bagian dari ruang yang berupa daratan. Penilaian kawasan bernilai konservasi tinggi jasa lingkungan pengendali erosi dan sedimentasi HCV 4.2, dijelaskan sebagai kawasan hutan lindung dalam PP No 26 Tahun 2008. Kriteria dan tata cara penetapan kawasan lindung menggunakan faktor penentu kelerengan, jenis tanah, dan curah hujan yang menjadi kriteria dalam perhitungan. Adapun skor masing-masing faktor penentuan kawasan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4, 3.5, dan 3.6. Tabel 3.4 Skor Erosi Berdasarkan Kelas Lereng Fisiografi Kelas Lereng Skor Datar – 8 20 Landai 8 – 15 40 Agak Curam 15 – 25 60 Curam 25 – 40 80 Sangat Curam 40 100 Sumber: SK Mentan Nomor 837KptsUm1180 Tabel 3.5 Skor Erosi Berdasarkan Jenis Tanah Jenis Tanah Kepekaan Terhadap Erosi Skor Aluvial, Tanah Glei, Planosol, Hidromorf Kelabu, Literit Air Tanah Tidak Peka 15 Latosol Oxisol Agak Peka 30 Brown Forest Soil Inceptisol, Non Calcic Brown inceptisol, Mediteran Alfisol Kurang Peka 45 Andosol Andisol, Laterit Oxisol, Grumosol Molisol, Podsol Spodosol, Podsolik Ultisol Peka 60 Regosol, Litosol, Organosol, Renzina Sangat Peka 75 Sumber: SK Mentan Nomor 837KptsUm1180 Tabel 3.6 Skor Erosi Berdasarkan Intensitas Curah Hujan Kriteria Intensitas Hujan mmhari hujan Skor Sangat Rendah 13.6 10 Rendah 13.6 – 20.7 20 Sedang 20.7 – 27.7 30 Tinggi 27.7 – 34.8 40 Sangat Tinggi 34.8 50 Sumber: SK Mentan Nomor 837KptsUm1180 Perhitungan skor dilakukan dengan penjumlahan ketiga faktor di atas dan apabila nilai perhitungan akhir total skor ≥175, maka kawasan tersebut termasuk ke dalam kawasan lindung, dan jika nilainya 175, maka kawasan termasuk kedalam kawasan penyangga buffer zone. Pembagian kawasan berdasarkan skor dapat dilihat pada Tabel 3.7.