d. Analisis Konsistensi HCV Berdasarkan PP No. 26 tahun 2008
Peraturan pemerintah PP No 26 Tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional menyebutkan bahwa perencanaan tataguna lahan merupakan
bagian dari rencana tataguna ruang, karena lahan merupakan bagian dari ruang yang berupa daratan.
Penilaian kawasan bernilai konservasi tinggi jasa lingkungan pengendali erosi dan sedimentasi HCV 4.2, dijelaskan sebagai kawasan hutan lindung
dalam PP No 26 Tahun 2008. Kriteria dan tata cara penetapan kawasan lindung menggunakan faktor penentu kelerengan, jenis tanah, dan curah hujan yang
menjadi kriteria dalam perhitungan. Adapun skor masing-masing faktor penentuan kawasan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4, 3.5, dan 3.6.
Tabel 3.4 Skor Erosi Berdasarkan Kelas Lereng Fisiografi
Kelas Lereng Skor
Datar – 8
20 Landai
8 – 15
40 Agak Curam
15 – 25
60 Curam
25 – 40
80 Sangat Curam
40 100
Sumber: SK Mentan Nomor 837KptsUm1180
Tabel 3.5 Skor Erosi Berdasarkan Jenis Tanah Jenis Tanah
Kepekaan Terhadap Erosi Skor
Aluvial, Tanah Glei, Planosol, Hidromorf Kelabu, Literit Air Tanah
Tidak Peka 15
Latosol Oxisol Agak Peka
30 Brown Forest Soil Inceptisol, Non
Calcic Brown inceptisol, Mediteran Alfisol
Kurang Peka 45
Andosol Andisol, Laterit Oxisol, Grumosol Molisol, Podsol Spodosol,
Podsolik Ultisol Peka
60 Regosol, Litosol, Organosol, Renzina
Sangat Peka 75
Sumber: SK Mentan Nomor 837KptsUm1180
Tabel 3.6 Skor Erosi Berdasarkan Intensitas Curah Hujan Kriteria
Intensitas Hujan mmhari hujan Skor
Sangat Rendah 13.6
10 Rendah
13.6 – 20.7
20 Sedang
20.7 – 27.7
30 Tinggi
27.7 – 34.8
40 Sangat Tinggi
34.8 50
Sumber: SK Mentan Nomor 837KptsUm1180
Perhitungan skor dilakukan dengan penjumlahan ketiga faktor di atas dan apabila nilai perhitungan akhir total skor
≥175, maka kawasan tersebut termasuk ke dalam kawasan lindung, dan jika nilainya 175, maka kawasan termasuk
kedalam kawasan penyangga buffer zone. Pembagian kawasan berdasarkan skor dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kriteria Sub Zona Kawasan Berdasarkan Skor No.
Zona Kawasan Skor
1. Kawasan Lindung
≥175 2.
Kawasan Produksi Terbatas 125 - 174
3. Kawasan Produksi Bebas
≤124
Sumber: SK Mentan Nomor 837KptsUm1180
e. Penyusunan Arahan Pengelolaan DAS
Penyusunan arahan pengelolaan dilakukan untuk mengendalikan praktek perubahan tataguna lahan atau alih fungsi lahan yang akan
mempengaruhi tingkat erosi dan sedimentasi. Penyusunan arahan pengelolaan DAS dilakukan dengan mempertimbangkan faktor erosi dan lereng. Arahan
pengelolaan DAS meliputi:
1. Peningkatan kawasan hutan sesuai dengan fungsi kawasan. Lahan dengan kelerengan 40 dijadikan kawasan hutan lindung.
2. Penerapan agroteknologi pada lahan kering di luar kawasan lindung.