Prosedur Pemeliharaan Hewan Uji

35 Keterangan: V 1 = volume larutan standar yang diencerkan V 2 = volume larutan pengenceran C 1 = konsentrasi larutan yang diencerkan C 2 = konsentrasi larutan pengenceran

3.5.4. Prosedur Pembedahan

Tikus dinarkosis atau dietanasi dengan menggunakan ketamin pada hari ke- 21 kehamilan, untuk menceegah kanibalisasi induk terhadap fetus pasca melahirkan. Nekropsi dilakukan dengan laparatomi di bagian perut dan uterus tempat fetus dibedah. Adapun metode nekropsi hewan uji coba laboratorium yaitu : a. Hewan telah dietanasi secara IP. b. Hewan diletakkan pada papan nekropsi dengan posisi rebah dorsal perut menghadap ke atas dan posisi kepala hewan menjauhi operator. c. Permukaan tubuh hewan dibasahi dengan air atau etanol supaya bulu hewan tidak rontok dan mengotori organ atau fetus yang akan diambil. d. Dengan menggunakan forceps angkat kulit abdomen dan buat irisan sepanjang ventral midline dengan gunting sampai dagu bawah. Irisan hanya pada daerah subkutan. e. Setelah terlihat otot di bawah kulit berupa lapisan tipis otot, dibuat irisan pada otot abdomen, selanjutnya singkirkan otot ke samping dengan cara memotong dengan gunting sehingga organ dalam abdomen dapat diamati. 36 f. Tentukan letak uterus dengan fetus yang ada di dalamnya, tarik sedikit ke arah luar, kemudian mengeluarkan fetus dari uterus tikus. g. Bersihkan fetus dari lendir sisa selaput dan darah yang ada dengan larutan NaCl 4,25 gr NaCl dalam 500 ml air.

3.5.5. Prosedur Pengamatan Angka Resorpsi Fetus

Fetus yang sudah dikeluarkan dari uterus dan sudah dibersihkan dengan larutan NaCl, dilanjutkan dengan menghitung jumlah kejadian resorpsi fetus setiap ekor tikus pada setiap kelompok perlakuan. Pada tiap ekor tikus, dihitung jumlah kelahiran fetus normal dan jumlah resorpsi fetus abnormal dengan bentuk seperti gumpalan. Selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk angka. 3.6. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1. Variabel Penelitian Adapun variabel independen dan dependen dari penelitian ini, yaitu: a. Variabel Independen Variabel independen adalah periode pemberian asam folat. b. Variabel Dependen Variabel dependen adalah angka resorpsi fetus tikus putih Rattus norvegicus galur Sprague Dawley.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

PENGARUH PEMBERIAN HERBISIDA PARAQUAT DIKLORIDA PER−ORAL TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN ESOFAGUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

6 31 68

PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN ASAM FOLAT SELAMA KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN NEURAL TUBE DEFECTS (NTD) PADA FETUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR SPRAGUE DAWLEY

2 19 68

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI MIOKARDIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 4 65

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP KETEBALAN DINDING AORTA ABDOMINAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 5 72

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ARTERI KORONARIA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 13 66

PERBEDAAN PANJANG SERTA BERAT TUBUH FETUS TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) GALUR SPRAGUE-DAWLEY TERHADAP PEMBERIAN ASAM FOLAT PADA PERIODE KEHAMILAN YANG BERBEDA

0 3 61

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 26 71

Ragam jenis ektoparasit pada hewan uji coba tikus putih (Rattus norvegicus) galur sprague dawley

2 11 47