RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN MANFAAT HASIL PENELITIAN RUANG LINGKUP PENELITIAN 1

1.2 RUMUSAN MASALAH

Data diatas menggambarkan tingginya kasus balita dengan status gizi kurang dari tahun 2003 yang mencapai 12,16, pada tahun 2004 mengalami peningkatan prosentase menjadi 15,38 dan tahun 2005 terdapat 1,8 balita gizi buruk , 12,7 balita gizi kurang. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut : “Apakah status gizi balita usia 4-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Medang Kabupaten Blora ada hubungannya dengan pola asuh gizi?”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan pola asuh gizi dengan status gizi pada anak balita usia 4–12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Medang Kabupaten Blora. 1.3.2 Tujuan Khusus 1 Mendeskripsikan pola asuh gizi yang meliputi praktek pemberian makananminuman prelaktal, praktek pemberian kolostrum, praktek pemberian ASI, praktek pemberian MP-ASI, dan praktek penyapihan pada bayi. 2 Mendeskripsikan status gizi balita usia 4–12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Medang Kabupaten Blora. 3 Menguji hubungan praktek pemberian makananminuman prelaktal, praktek pemberian kolostrum, praktek pemberian ASI, praktek pemberian MP-ASI, praktek penyapihan dengan status gizi balita usia 4– 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Medang Kabupaten blora.

1.4 MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.4.1 Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan guna menambah bekal ilmu pengetahuan yang diperoleh peneliti dari perkuliahan. 1.4.1 Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya ibu yang memiliki balita untuk dijadikan sebagai informasi program penyebarluasan dan penyuluhan tentang pengolahan gizi dalam keluarga dan dampak yang diakibatkan karena masalah gizi pada anak balita. 1.4.1 Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat manjadi masukan dalam pengelolaan program gizi di wilayah kerja Puskesmas Medang Blora.

1.5 KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1 Keaslian Penelitian No. Judul Penelitian Nama Peneliti Tahun dan Tempat Penelitian Rancangan Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 1. Hubungan pola asuh gizi dengan gangguan pertumbu han Growth Faltering pada anak usia 0-12 bulan. Amy Prahesti 2001 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Case Control 1.Pola asuh gizi yang meliputi: praktek pemberian makananmin uman prelaktal, praktek pemberian kolostrum, pola • Variabel yang menunjukan hubungan dengan growth faltering adalah : Praktek pemberian makananminuman prelaktal nilai p=0,01, OR=4,449. • Variabel yang lain tidak menunjukan hubungan, yaitu : Praktek pemberian kolostrum nilai p=0,069, 1 2 3 4 5 6 7 2. 3. Hubungan pola asuh gizi dengan perkemban gan bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pagar Agung Provinsi Sumatera Selatan. Hubungan antara pendapatan keluarga dan pola asuh gizi dengan status gizi anak balita Kurniati Ninik Asri .R 2003 Wilayah kerja Puskesmas Pagar Agung Provinsi Sumatera Selatan. 2005 Betokan Demak Cross Sectional Cross Sectional pemberian ASI, praktek pemberian MP-ASI, masukan zat gizi dan praktek penyapihan. 2. Gangguan pertumbuhan 1.Pola asuh gizi yang meliputi: praktek pemberian makananmin uman prelaktal, praktek pemberian kolostrum, pola pemberian ASI, pola pemberian MP-ASI, dan praktek penyapihan. 2.Perkembangan bayi. 1. Pendapatan keluarga 2. Pola Asuh gizi 3. Status gizi OR=2,672, Pola pemberian ASI nilai p=0,812, OR=1,893, masukan zat gizi nilai p=0,365, OR=1,509, praktek penyapihan nilai p=0,237, OR=2,697 • Ada hubungan riwayat pemberian makananminuman prelaktal dg perkembangan p=0,011 • Ada hubungan riwayat pemberian kolostrum dg perkembangan bayi p=0,039 • Ada hubungan pola pemberian ASI dg perkembangan bayi p=0,025 • Ada hubungan pola pemberian MP-ASI dg perkembangan bayi p=0,028. • Tidak ada hubungan praktek penyapihan dg perkembangan bayi 0,246. • Tidak ada hubungan antara pendapatan dg status gizi • Ada hubungan antara pola asuh gizi dengan status gizi anak balita. 1 2 3 4 5 6 7 4.

5. Hubungan

pola pemberian ASI dan MP-ASI dengan kejadian KEP pada bayi usia 4- 12 bulan Pengaruh status pemberian ASI thd status gizi bayi usia 4- 11 bulan. Theresia Spika N. Etty Dwi Lastani 2004 Muktiharjo Kidul Kec. Pedurungn Kota Semarang 2001 Kec. Kalibawng, Kulon Progo, DIY Cross Sectional Case control 1. Pola pemberian ASI 2. Pola pemberian MP-ASI 3. Kejadian KEP 1. ASI Eksklusif 2. Status Gizi • Ada hubungan pola pemberian ASI dg kejadian KEP nilai p=0,023, R=0,266 • Ada hubungan pola pemberian MP-ASI dg kejadian KEP nilai p=0,024, R=0,265 Ada pengaruh status pemberian ASI terhadap status gizi tingkat kemaknaan 0,027, R=3,898 Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan seperti terdapat pada tabel diatas, penelitian yang akan dilaksanakan ini berbeda dalam hal waktu dan tempat penelitian, selain itu dalam penelitian tersebut di atas terdapat hasil yang kurang konsisten, seperti pada penelitian pertama terdapat hasil tidak ada hubungan antara praktek pemberian kolostrum, ASI, asupan zat gizi dan praktek penyapihan dengan gangguan pertumbuhan. Sedangkan pada penelitian kedua, ketiga, keempat dan kelima ada hubungan antara praktek pemberian kolostrum, ASI, MP-ASI, dengan perkembangan bayi, status gizi dan kejadian KEP, oleh karena itu perlu diadakan penelitian kembali. 1.6. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1.6.1 Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Medang yang meliputi 10 Desa. 1.6.2 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sd Agustus dan pengambilan data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada saat yang bersamaan. 1.6.3 Ruang Lingkup Materi Materi yang akan diteliti adalah tentang gizi. 11

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pola Asuh Gizi. Pola asuh gizi merupakan praktek dirumah tangga yang diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan kesehatan serta sumber lainnya untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Soekirman 2000: 84, pola asuh adalah berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal memberi makan, kebersihan, memberi kasih sayang, dan sebagainya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan fisik dan mental. Sedangkan menurut Zeitlin Marian 2000:122 yang dikutip oleh Amy Prahesti 2001: 21 mengatakan bahwa salah satu aspek kunci dalam pola asuh gizi adalah praktek penyusuan dan pemberian MP-ASI. Lebih lanjut praktek penyusuan meliputi pemberian makanan prelaktal, kolostrum, menyusui secara eksklusif, dan praktek penyapihan. Adapun aspek kunci pola asuh gizi adalah :

2.1.1.1 Praktek pemberian makananminuman prelaktal.

1 Batasan makananminuman prelaktal Makanan prelaktal adalah makanan dan minuman yang diberikan kepada bayi sebelum ASI keluar, misal air kelapa, air tajin, madu, pisang, susu bubuk, susu sapi, air gula, dan sebagainya Depkes RI, 2000:2. 12 Kebiasaan memberikan makanan prelaktal harus dihindari karena dirasa tidak perlu dan malah bisa membahayakan bagi bayi dan ibu bayi Savage, 1991:37. 2 Bahaya pemberian makananminuman prelaktal Untuk bayi: a. Bayi tidak mau mengisap susu dari payudara karena pemberian makanan ini menghentikan rasa lapar. b. Diare sering terjadi karena makanan ini mungkin tercemar. c. Bila yang diberikan susu sapi alergi sering terjadi. d. Bayi bingung mengisap puting susu ibunya bila pemberian makanan lewat botol. e. Saluran pencernaan bayi belum cukup kuat untuk mencerna makanan selain ASI. Untuk Ibu: a ASI keluar lebih lama karena bayi tidak cukup mengisap. b Bendungan dan mastitis mungkin terjadi karena payudara tidak mengeluarkan ASI. c Ibu sulit menyusui dan cenderung berhenti menyusui. Savage, 1991:37. 3 Hal-hal yang berpengaruh terhadap pemberian makananminuman prelaktal Pemberian makananminuman prelaktal masih sering dilakukan terutama bagi bayi yang lahir di Rumah Sakit RS atau Rumah Sakit Bersalin RSB. Pemberian ini didorong oleh sulitnyasedikitnya ASI