Aktivitas fisik Landasan Teori

8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah kerja fisik yang menyangkut sistem lokomotor tubuh yang ditunjukan dalam menjalankan aktivitas hidup sehari-harinya, jika suatu aktivitas fisik memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan tertentu secara sistematis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain-lain disebut latihan, sedangkan yang dimaksud dengan olahraga adalah latihan yang dilakukan dengan mengandung unsur rekreasi Novita Sari Harahap, 2008:8. Aktivitas fisik akan menyebabkan perubahan-perubahan pada faal tubuh manusia, baik bersifat sementara maupun yang bersifat menetap. Aktivitas fisik dengan intensitas tinggi antara sub maksimal dengan maksimal menyebabkan otot berkontraksi secara anaerobik. Kontraksi otot secara anaerobik membutuhkan penyediaan energi ATP melalui proses glikolisis anaerobik atau sistem asam laktat. Glikolisis anaerobik menghasilkan produk akhir berupa asam laktat. Jadi, aktivitas dengan intensitas sub maksimal hingga intensitas maksimal menyebabkan akumulasi asam laktat dalam otot dan darah Agus Coco Sianturi, 2011:6. Aktivitas fisik berdasarkan sumber tenaganya atau pembentukan ATP melalui tiga sistem,yaitu 1 sistem aerobik, 2 Sistem glikolisis anaerobik Lactic acid system dan 3 Sistem ATP- creatin phosoat phosphagen system Novita Sari Harahap, 2008:8. Aktivitas aerobik merupakan aktivitas yang bergantung 9 terhadap ketersediaan oksigen untuk membantu proses pembakaran sumber energi sehingga juga akan bergantung pada kerja optimal organ tubuh seperti jantung, paru-paru dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut oksigen agar proses pembakaran sumber energi dapat berjalan sempurna. Aktivitas ini biasanya merupakan aktivitas olahraga dengan intensitas rendah-sedang yang dapat dilakukan dengan continue dalam waktu yang cukup lama, seperti jalan kaki, bersepeda atau jogging Novita Sari Harahap, 2008:8. Aktivitas anaerobik merupakan aktivitas dengan intensitas tinggi yang membutuhan energi yang cepat dalam waktu yang singkat namun tidak dapat dilakukan secara continue untuk durasi waktu yang lama Novita Sari Harahap, 2008:8. Aktivitas ini biasanya memerlukan interval istirahat agar ATP Adenosin Tri Phospat dapat diregenerasi sehingga kegiatanya dapat di lanjutkan kembali. Jenis olahraga yang memiliki aktivitas anaerobik dominan adalah lari cepat sprint, push-up, body building, gimnastik atau loncat jauh Novita Sari Harahap, 2008:8. Aktivitas fisik menyebabkan perubahan pada faal tubuh manusia, baik bersifat sementarasewaktu-waktu respons maupun yang bersifat menetap adaption Novita Sari Harahap, 2008:8. Adaptasi tergantung pada kompleksitas keterampilan dan kesulitan fisiologis dan psikologis dari olahraga Bompa, T.O., and Haff, G.G. 2009:10. Aktivitas fisik dengan intensitas tinggi antara sub maksimal hingga maksimal akan menyebabkan otot berkontraksi secara anaerobik Novita Sari Harahap, 2008:9. Kontraksi otot secara anaerobik membutuhkan penyediaan energi ATP melalui proses glikolisis anaerobik atau sistem asam laktat lactid acid system. Glikolisis anaerobik akan menghasilkan produk akhir berupa asam laktat, jadi aktivitas dengan intensitas sub maksimal 10 hingga intensitas maksimal akan menyebabkan akumulasi asam laktat dalam otot dan darah Novita Sari Harahap, 2008:9.

2.1.2 Prinsip latihan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap Kadar Hormon Estrogen dan Gambaran Histopatologi Tulang Alveolar Mencit (Mus musculus L.) yang Melakukan Latihan Fisik Maksimal

1 43 78

Pengaruh Pemberian Tocopherol Terhadap Kadar Testosteron, Jumlah Sperma, dan Berat Testis Mencit Jantan Dewasa (Mus musculus L.) Yang Mendapat Latihan Fisik Maksimal

3 65 88

Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap Gambaran Histologis Tubulus Proksimal Ginjal Pada Mencit Betina Dewasa (Mus musculus L) Yang Mendapat Latihan Fisik Maksimal

0 59 66

Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap Jumlah, Morfologi Dan Motilitas Sperma Serta Kadar Malondialdehyde (MDA) Testis Mencit Jantan Dewasa (Mus musculus L) Yang Mendapat Latihan Fisik Maksimal

0 66 81

Pengaruh Vitamin C Sebelum Latihan Fisik Maksimal Terhadap Kualitas Eritrosit Mencit Jantan (Mus Musculus)Strain DD Webster

1 23 74

Pengaruh Aktivitas Fisik Maksimal Terhadap Jumlah Dan Hitung Jenis Leukosit Pada Mencit (Mus musculus L) Jantan

0 29 101

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATOGENIK DAN DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT JANTAN (Mus musculus L) YANG DIPAPARKAN ASAP ROKOK

0 13 68

PENGARUH VITAMIN E TERHADAP JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (Mus musculus L) YANG DIPAPARKAN ASAP ROKOK

1 51 65

MORFOLOGI NORMAL SPERMATOZOA MENCIT ( Mus musculus L) JANTAN YANG DIPAPARKAN ASAP ROKOK SETELAH PEMBERIAN VITAMIN E

0 10 59

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TUBULUS PROKSIMAL GINJAL PADA MENCIT BETINA DEWASA (Mus musculus L) YANG MENDAPAT LATIHAN FISIK MAKSIMAL

0 0 7