2.2. Teori Legitimasi Legitimacy Theory
Teori legitimasi telah digunakan dalam kajian akuntansi untuk mengembangkan teori pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Definisi teori legitimasi menurut Gray, Kouhy, dan Lavers 1995 adalah sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat
society, pemerintah individu dan kelompok masyarakat. Sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada society, operasi perusahaan harus
kongruen dengan harapan masyarakat. Legitimasi perusahaan merupakan arah implikasi orientasi pertanggungjawaban perusahaan yang lebih menitik beratkan
pada stakeholders persepektive masyarakat dalam arti luas. Social disclosure dapat dijadikan satu representatif keberpihakan sosial tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap pihak eksternal. Teori legitimasi dapat dijadikan salah satu pijakan bagaimana seharusnya perusahaan merumuskan kebijakan agar tetap
memperoleh pengakuan dan kepercayaan dari stakeholders. Terlebih dalam hal kebijakan pengungkapan serta kebijakan keberpihakan sosial.
Kuznetsov dan Kuznetsova 2008 menyatakan bawa konsep teori legitimasi yaitu menekankan adanya suatu kontrak sosial yang implisit dimana
perusahaan bertanggung jawab terhadap harapan atau tuntutan masyarakat. Terlebih lagi legitimasi juga penting untuk menjamin arus modal masuk, tenaga
kerja, dan kebutuhan pelanggan untuk kelangsungan hidup perusahaan Pleffer dan Salanick, 1978; Neu et al., 1998; dikutip dari Michelon dan Parbonetti, 2010.
Legitimasi memiliki manfaat untuk mendukung keberlangsungan hidup perusahaan going concern. Secara spesifik, dianggap bahwa kelangsungan hidup
suatu organisasi akan terancam jika masyarakat mempersepsikan bahwa organisasi telah melanggar kontrak sosial Deegan 2002 dalam Cuganesan, Ward,
dan Guthrie, 2007. Cheers
2011 menjelaskan
bahwa perusahaan
untuk bisa
mempertahankan kelangsungan hidupnya harus mengupayakan sejenis legitimasi atau pengakuan baik dari investor, kreditor, konsumen, pemerintah maupun
masyarakat sekitar. Untuk memperoleh legitimasi dari investor, perusahaan senantiasa meningkatkan return saham bagi investor. Untuk memperoleh
legitimasi dari
kreditor, perusahaan
meningkatkan kemampuannya
mengembalikan utang. Untuk memperoleh legitimasi dari konsumen, perusahaan senantiasa meningkatkan mutu produk dan layanan. Untuk mendapatkan
legitimasi dari pemerintah, perusahaan mematuhi segala peraturan perundang- undangan yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk memperoleh legitimasi dari
masyarakat, perusahaan melakukan aktivitas pertanggungjawaban sosial. Teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan akan memiliki tanggung jawab yang
lebih besar daripada perusahaan kecil.
2.3. Tax Aggressiveness