Mentransmisi torsi melalui suatu sudut Memberikan aliran torsi yang lancar smooth, tidak Bekerja di luar kecepatan kritis
272
2. Two Joint and Shaft Assembly Driveshaft
Gambar 7.1
Two joint and shaft assembly terdiri dari dua buah universal joint Gambar 7.1, sebuah slip joint dan sebuah shaft atau tube section.
Komponen-komponen tersebut kadang-kadang disebut sebagai two piece driveshaft dan digunakan di dalam setiap driveline dimana terjadi fluktuasi
sudut dan panjang.
Komponen-komponen tersebut dapat digunakan sendiri sebagai driveline yang lengkap atau sebagai komponen akhir sebuah multiple section
driveline driveline banyak bagian.
Single two joint and shaft assembly sering digunakan pada kendaraan penggerak tunggal dengan alas roda pendek short wheelbase
single-drive vehicle. Driveline mentransmisi torsi dari gearbox output shaft ke pinion pada final drive assembly di dalam rear axle yang, pada gilirannya,
dipasang pada suspensi belakang rear suspension.
Jika suspensi bekerja, axle naik dan turun secara terus menerus dalam bentuk lengkungan arc yang ber-pivot pada front spring eye atau
torque arm mounting.
273
Gambar 7.2
Seperti diperlihatkan pada Gambar 7.2, lengkungan ini menyebabkan rear axle juga bergerak maju dan mundur yang kemudian mengubah sudut
pinion. Bagian depan pinion juga didorong ke atas selama akselerasi dan ke bawah selama pengereman breaking.
Walaupun adanya berbagai gerakan tersebut, driveshaft harus mentransmisi torsi secara terus menerus dan lancar. Driveshaft yang digunakan
dalam situasi ini terdiri dari dua buah universal joint dan sebuah slip joint untuk mengakomodasi perubahan panjang. Satu universal joint dipasang pada satu
ujung shaft dan yang lain dipasang pada slip joint yang biasanya terletak pada ujung transmisi pada driveshaft.
3. Permanent Joint and Shaft Assembly Center Bearing Shaft
274
Gambar 7.3
Permanent joint and shaft assembly atau jackshaft pada dasarnya adalah memberi sambungan extension member sebuah driveline Gambar
3.
Permanent joint dan shaft assembly digunakan semata-mata untuk menambah panjang driveline dimana, karena kecepatan putar dan panjang
driveline total, single two joint dan shaft assembly, satu ujung jenis driveshaft ini selalu dihubungkan ke, dan ditopang oleh, output shaft pada gearbox atau transfer
case, sedangkan ujung yang lain ditopang oleh center support atau midship center bearing.
275
Gambar 7.4
Seperti diperlihatkan pada Gambar 7.4, jenis driveshaft ini terdiri dari sebuah single fixed universal joint dan sebuah splined stubshaft yang dipasang melalui center
support bearing untuk dihubungkan. dengan universal joint pada driveshaft berikutnya.
276
4. Short-coupled Joint Assembly
Gambar 7.5
Short-coupled joint assembly atau yoke shaft digunakan jika terjadi kekurangan ruangan, seperti antara gearbox dan transfer case. Seperti
diperlihatkan pada Gambar 7.5, short-coupled joint assembly mirip dengan two joint and shaft assembly kecuali bahwa bagian tubing tidak digunakan.
5. Prinsip Kerja Universal Joint
Gambar 7.6 – Prinsip kerja dasar sebuah cross universal joint
277
Fungsi universal joint adalah menghubungkan dua buah shaft sambil memungkinkan gerakan putar dan torsi dari satu shaft untuk ditransmisi ke
shaft yang lain, walaupun kedua shaft tersebut mungkin berada pada sudut yang berbeda dengan yang lainnya dan berada pada bidang yang berbeda.
Sebagian besar universal joint yang digunakan pada kendaraan- kendaraan berat adalah Cardan joint, Hookes joint atau Cross joint. Prinsip
dasar pengoperasian jenis universal joint ini diperlihatkan pada Gambar 7.6
Shaft A dibentuk ke dalam sebuah fork yoke pada ujungnya, dan berputar di dalam fork ini adalah potongan vertikal cross C. Oleh karena itu,
cross tersebut dapat berputar pivot di sekeliling aksis X-X terhadap shaft A. Shaft B yang lain juga dibentuk ke dalam fork tetapi tegak lurus terhadap
fork pada shaft A.
Ber-pivot di dalam fork ini adalah potongan horisontal cross C. Oleh karena itu, cross ini juga berputar di sekeliling sumbu Y-Y terhadap shaft B.
Jika shaft A dapat berputar di sekeliling cross pada sumbu X-X dan shaft B dapat juga berputar di sekeliling cross pada sumbu Y-Y, ini memungkinkan
shaft A ber-pivot pada sudut berapapun terhadap shaft B.
Gambar 7.7
Universal joint jenis cross memiliki satu keunggulan utama. Jika input shaft berputar pada kecepatan konstan mutlak, kecepatan output shaft tidak
278
akan konstan, tetapi akan lebih cepat pada dua titik selama setiap putaran, dan lebih lambat pada dua titik selama setiap putaran.
Besaran variasi kecepatan tergantung dari sudut antara kedua shaft dan akan nol jika sudut tersebut nol.
Variasi ini diperlihatkan dalam bentuk grafik pada Gambar 7.7
Gambar 7.8
Variasi kecepatan putar dari universal joint jenis single cross dibatalkan bila universal joint jenis second cross digunakan. Second universal joint ini
dipasang pada ujung lain driveshaft dan yoke untuk kedua universal joint tersebut berada dalam fase yang sama satu sama lain lurus dan paralel.
6. Konstruksi Universal joint
Gambar 7.9
279
Seperti diperlihatkan pada Gambar 7.9, universal joint jenis cross terdiri dari sebuah cross atau spider dengan empat buah bearing journal,
dimana empat needle roller bearing dipasang.
Gambar 7.10
Bearing journal ini Gambar 7.10 menahan beban yang sangat tinggi untuk ukurannya sambil berosilasi pada kecepatan tinggi.
Gambar 11
280
Bearing-bearing disekat secara terpisah untuk menahan bahan pelumas dan mencegah masuknya kontaminan. Universal joint bearing dikandung oleh
fork pada driveshaft yoke, dan oleh fork pada transmisi atau driving axle yoke. “Companion flange” sering digunakan sebagai pengganti transmisi dan driving
axle yoke.