284
Center support bearing terdiri dari sebuah bracket baja cap stamped steel bracket yang digunakan untuk mensejajarkan dan mengikat bearing
pada frame. Sebuah dudukan karet rubber mount di dalam bracket mengelilingi bearing Gambar 7.17.
Bearing yang disekat menopang dua connecting driveshaft driveshaft penghubung, sedangkan dudukan bearing karet sintetis
synthetic rubber bearing mount menyerap guncangan getaran. Center support biasanya dijumpai pada driveshaft lebih dari 60” 150cm. Center
support disebut juga sebagai hanger bearing.
D. RANCANGAN DRIVESHAFT
Ada dua jenis dasar rancangan driveline yang mentransmisi torsi ke roda-roda; yaitu:
1.
Jenis parallel joint sambungan paralel
2. Jenis Non-parallel atau broken back
Gambar 7.18 – Rancangan Parallel Joint Drive Line
Dalam jenis paralel, semua flensa flange dan yoke di dalam driveline sejajar satu sama lain dengan sudut kerja joint A dan B pada shaft
sama dan berhadapan, yaitu, jika transmission main shaft center line diturunkan empat derajat dari bidang horisontal, center line pada bagian
depan center pinion harus naik empat derajat.
285
Gambar 7.19 – Driveshaft jenis “Non-parallel”; Sudut “A” dan “B” adalah sama
Pada instalasi jenis non-parallel broken back, sudut kerja joint pada A dan B adalah sama, namun demikian, flangeyoke tidak sejajar, yaitu jika flange
atau yoke diturunkan 3 derajat dari bidang horisontal, sedangkan axle pinion flange dinaikkan 12 derajat, sudut kerja AB driveshaft ini harus sama untuk
shaft agar bekerja lancar.
E. Sudut-sudut Kerja Driveshaft Universal Joint
Universal joint memiliki sudut maksimum dimana joint ini mampu mentransmisi torsi dengan lancar; sudut ini tergantung dari sebagian dari ukuran
dan rancangan joint.
Melampaui sudut kerja maksimum yang dianjurkan akan sangat mengurangi masa pakai universal joint.
Sudut-sudut besar yang dipadukan dengan rpm tinggi merupakan kombinasi terburuk, yang dapat mengakibatkan masa pakai universal joint
menjadi lebih pendek karena getaran berlebihan dan fluktuasi kecepatan yang tidak merata.
Secara ideal, sudut kerja pada masing-masing ujung driveshaft harus sama atau dalam satu derajat antara satu sama lain, memiliki sudut kerja
maksimum 3 derajat dan sekurang-kurangnya sudut kerja setengah derajat.