BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Umum
Pada bab II dan III telah diuraikan teori perhitungan gangguan sambaran dan proses pengolahan datanya. Dengan mengikuti teori yang telah dijelaskan
tersebut, maka pada bab ini akan dilakukan perhitungan probabilitas kegagalan kerja arester dan usia arester akibat tegangan lebih gangguan sambaran petir pada
saluran distribusi 20 kV 3φ 100 kVA Unit Ranting Medan Johor.
4.2. Analisis Gangguan Petir Saluran Udara Tegangan Menengah
Berdasarkan data hari guruh pada Lampiran 1 sejak tahun 2008 hingga 2012 dimana IKLnya adalah 140, maka nilai
pada Persamaan 2.3 dapat dihitung sebagai berikut:
= 0,15 = 0,15 ∙ 140
= 21
sambaran Dan,
= 8.
.
= 8.24
.
= 63.128
m
Universitas Sumatera Utara
Dengan didapatnya banyak jumlah sambaran diatas, maka banyaknya
jumlah sambaran petir ke jaringan dapat dihitung dengan Persamaan 2.3 dengan perhitungan sebagai berikut :
= ∙
.
= 21 ∙
.
.
= 21 ∙ 18.748 = 393.7
sambaran100km.tahun
Besar kegagalan perisaian yang membuat petir menyambar kawat fasa dengan panjang isolator yang diberikan oleh PLN Ranting Medan Johor w = 30
cm dengan α 60 adalah:
= 1 + sin − = 63.128 1 + sin60 − 30
= 63.128 1.5 = 94.692
m
Dengan jarak pemasangan antar arester dalam 1 tiang = 30 cm, maka :
= +
= 0.3 + 94.692 = 94.992
m
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar grafik hasil simulasi dianalisis bahwa semakin lama waktu-ekor yang diatur maka kenaikan arus petir semakin tinggi. Dimana secara
terperinci nilai-nilai kenaikan arus dan waktu-ekor diperlihatkan pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Tabel Hasil Simulasi Arus Petir dan Waktu-Ekor Arus Puncak
kA Waktu-ekor
μ s 2.8
30
3.8
40
4.9 50
6.1 60
8.7
80
10.2
90
11.7 100
14.9 120
20.7
150
27.6 180
33.1 200
35.7
210
45.3 240
48.8 250
56.6
270
69.9
300
85.6 330
104 360
125.6
390
133.6 400
150.9 420
180.5
450
215.2 480
238.8 500
Universitas Sumatera Utara
4.4. Analisis Probabilitas Kegagalan dan Usia Arrester