BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL PENELITIAN
Selama periode seleksi penelitian ini berlangsung dari tanggal 19 Agustus 2010 hingga 30 Desember 2010, diperoleh subyek penelitian sebanyak 63 subyek,
setelah dilakukan pemeriksaan penyaring yang meliputi : data identitas pribadi, tekanan darah TD, berat badan BB, tinggi badan TB, indeks massa tubuh IMT,
riwayat lama merokok, jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap setiap hari, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang meliputi : darah rutin,
pemeriksaan fungsi hati, ureum-kreatinin, serta pemeriksaan kadar gula darah dan foto toraks PA didapat 2 subyek yang dikeluarkan dari alur penelitian, yang terdiri
dari karena didiagnosis pneumonia dengan gejala batuk berdahak, pemeriksaan fisik kesan ronki basah pada lapangan paru, foto toraks menunjukkan gambaran infiltrat
yang dianggap baru pada lapangan paru, dan laboratorium rutin menunjukkan leukositosis.
Dari 61 subyek penelitian yang lulus kriteria dimasukkan dalam penelitian dan kriteria dikeluarkan dari penelitian, dilakukan pemeriksaan spirometri. Dari hasil
spirometri, 1 subyek dikeluarkan dari penelitian karena didapat nilai FEV1FVC 0,7.
Dari 60 subyek penelitian yang telah dilakukan pemeriksaan spirometri, didapat hasil spirometri berupa nilai FEV1 pasien yang kemudian dimasukkan
kedalam rumusan nilai normal FEV1 laki-laki Indonesia Tim Pneumobile
R
Project Indonesia 1992, sehingga didapat nilai FEV1prediksi untuk mendapatkan tingkat
keparahan stadium pasien PPOK stabil.
Universitas Sumatera Utara
Dari 60 subyek penelitian yang telah ditentukan tingkat keparahan stadium PPOK stabil, dilakukan wawancara menggunakan kuesioner International Index of
Erectile Function IIEF. Pada wawancara didapat 2 subyek tenyata sudah tidak punya istri lagi meninggal dunia sehingga tidak dapat dilanjutkan pemeriksaan
fungsi ereksinya menurut kuesioner IIEF. Pada akhir pemeriksaan didapat subyek
penelitian sebanyak 58 orang Gambar 7
Gambar 7 Bagan Alur Penelitian
63 subyek penelitian
61 subyek penelitian
60 subyek penelitian
58 subyek penelitian
Analisa Data Spirometri
Pemeriksaan penyaring
Kuesioner IIEF 2 subyek dikeluarkan :
pneumonia
1 subyek dikeluarkan : FEV1FVC 0,7
2 subyek dikeluarkan : istri sudah meninggal
dunia
Universitas Sumatera Utara
4.1.1. Karakteristik Dasar Pasien
Dari 58 orang pasien, seluruhnya adalah pria dan masih mempunyai istri 100. Rerata umur pasien 66,21±8,12 tahun. Rerata merokok 21,00±9,75 batang rokok
perhari, dan rerata lama merokok 36,90±8,95 tahun. Rerata Indeks Massa Tubuh IMT 22,27±4,00. Seluruh pasien 100,n=58 memiliki nilai FEV1FVC 70,
dengan rerata FEV1FVC 51,02±13,54. Rerata nilai FEV1prediksi 48,43±21,58.
Dan rerata skor fungsi ereksi 11,72±8,56. Tabel 2
Tabel 2 Karakteristik dasar pasien
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Tingkat Keparahan PPOK Stabil
Bila dibagi berdasarkan tingkat keparahan stadium PPOK stabil, ditemukan paling banyak yaitu 25 orang 43,10 berada pada PPOK Stadium III, selanjutnya
diikuti PPOK stadium II, PPOK stadium IV dan PPOK stadium I, berturut turut
sebesar 22,42, 20,69 dan 13,79. Tabel 3.
Tabel 3 Tingkat Stadium Keparahan Pasien PPOK stabil
Keterangan : Stadium PPOK stabil berdasarkan FEV1prediksi : stadium
I Ringan, FEV1 80 prediksi, stadium II Sedang, 50 FEV1 80 prediksi, stadium III Berat, 30 49, stadium IV Berat, FEV1 30
prediksi atau FEV1 50 prediksi ditambah gagal napas kronik adanya komplikasi cor pulmonale.
Sumber : Depkes 2008 dan GOLD 2009
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Derajat Fungsi Seksual
Bila dibagi berdasarkan derajat disfungsi seksual terhadap 6 masalah seksual; 1 untuk masalah disfungsi ereksi didapat disfungsi ereksi pada 45 orang
dari 58 orang subyek 77,59; 2 untuk masalah kepuasan ketika berhubungan seksual didapat disfungsi pada 55 orang dari 58 orang subyek 94,83; 3 untuk
masalah fungsi orgasme didapat disfungsi orgasme pada 48 orang dari 58 orang subyek 82,76; 4 untuk masalah hasrat seksual didapat disfungsi pada 51 orang
dari 58 orang subyek 87,93; 5 untuk masalah kepuasan seksual didapat disfungsi pada 53 orang dari 58 orang subyek 91,38; 6 untuk masalah
kepercayaan diri untuk ereksi didapat 55 orang dari 58 orang subyek 94,83
Tabel 4.
Tabel 4 Derajat Disfungsi Seksual terhadap 6 Masalah Seksual Pasien PPOK stabil
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Derajat Fungsi Ereksi
Bila dibagi berdasarkan derajat fungsi ereksi, terdapat 13 pasien 22,41 yang tidak ada disfungsi ereksi DE. Sedangkan 45 pasien 77,59 mengalami
disfungsi ereksi, yang terdiri dari DE berat, DE sedang, DE ringan-sedang, DE
ringan, berturut turut 32,76, 20,69, 13,79 dan 10,35.Tabel 5.
Tabel 5 Derajat Disfungsi Ereksi DE Pasien PPOK stabil
Keterangan : pembagian derajat DE berdasarkan skor fungsi ereksi, yaitu : Tidak ada DE skor 22 25, DE Ringan skor 17 21, DE Ringan-sedang
skor 12 16, DE Sedang skor 8 11, DE Berat skor 0 7 Sumber : IIEF score of National Institutes of Health
Universitas Sumatera Utara
4.1.5. Hubungan Tingkat Stadium Keparahan PPOK stabil dengan Derajat Disfungsi Ereksi
Hubungan antara stadium keparahan PPOK stabil dengan derajat disfungsi ereksi
disajikan dalam bentuk tabel B x K Baris x Kolom ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6 Hubungan Stadium Keparahan PPOK stabil dengan Derajat Disfungsi
Ereksi. Sumber : SPSS
Stadium keparahan PPOK stabil merupakan variabel kategorikal ordinal, karena stadium I, stadium II, stadium III dan stadium IV adalah kategori bertingkat
atau tidak sederajat. Derajat disfungsi ereksi merupakan variabel kategorikal ordinal, karena
tidak ada DE, DE ringan, DE ringan-sedang, DE sedang, dan DE berat adalah kategori bertingkat atau tidak sederajat.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena peneliti tidak hanya berkeinginan mencari hubungan antara Stadium keparahan PPOK stabil dengan Derajat disfungsi ereksi saja, tetapi juga
mencari seberapa besar kekuatan hubungan tersebut, maka uji hipotesis yang dipilih adalah uji hipotesis korelatif.
Berdasarkan kepustakaan Dahlan MS,2006
31
, pilihan uji hipotesis korelatif untuk variabel kategorikal ordinal stadium keparahan PPOK stabil dengan variabel
kategorikal ordinal derajat disfungsi ereksi, dimana kategori variabel ordinal tersebut sedikit sehingga dapat dibuat suatu tabel silang antara dua variabel, maka
yang dipilih adalah Uji Hipotesis Korelasi Gamma G, sebagaimana yang
ditunjukkan pada Tabel 7.
Tabel 7 Uji hipotesis korelatif Gamma terhadap hubungan antara stadium
keparahan PPOK stabil dengan derajat disfungsi ereksi Sumber : SPSS
Keterangan : value : besarnya kekuatan korelasi, yaitu sangat lemah 0,00-0,199, lemah 0,20-0,399, sedang 0,40-0,599, kuat 0,60-0,799,
sangat kuat 0,80-1,000; Approx.Sig. : nilai kemaknaan p, yaitu p0,05 bermakna, p0,05 tidak bermakna
Dari uji hipotesis korelatif Gamma Tabel 7 diperoleh kekuatan korelasi yang kuat 0,705 dengan nilai p0,05 0,000, menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara stadium keparahan PPOK stabil dengan derajat disfungsi ereksi.
Universitas Sumatera Utara
4.1.6. Hubungan Keparahan FEV1prediksi pasien PPOK stabil dengan Derajat Disfungsi Ereksi
Mengenai distribusi rerata mean FEV1prediksi pasien PPOK stabil berdasarkan
derajat disfungsi ereksi disajikan dalam bentuk tabel Tabel 8
Tabel 8 Distribusi rerata mean FEV1prediksi pasien PPOK stabil berdasarkan
derajat disfungsi ereksi. Sumber : SPSS
Masalah skala pengukuran FEV1prediksi adalah skala pengukuran variabel numerik, karena terdapat parameter ukuran pemusatan reratamean dan
parameter ukuran penyebaran standar deviasi, serta penyajiannya dalam bentuk tabel.
Kelompok data FEV1prediksi dibagi berdasarkan derajat disfungsi ereksi menjadi lima kelompok data, yaitu pada tidak ada DE1, DE ringan2, DE ringan-
sedang3, DE sedang4, dan DE berat5 . Selanjutnya dapat disebut banyak kelompok data tidak berpasangan karena
terdapat banyak 2 kelompok data 5 kelompok data FEV1prediksi, dan individu dari kelima kelompok data tersebut berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena peneliti berkeinginan mencari hubungan antara perbedaan FEV1prediksi dengan Derajat disfungsi ereksi , maka uji hipotesis yang dipilih
adalah uji hipotesis komparatif. Berdasarkan kepustakaan Dahlan MS,2006
31
, pilihan uji hipotesis komparatif untuk skala pengukuran variabel numerik dengan banyak kelompok data tidak
berpasangan, adalah Uji Hipotesis Komparatif ANOVA. Sebelum melakukan uji hipotesis komparatif ANOVA, terlebih dahulu
dilakukan uji varians dengan Test of Homogeneity of Variances Tabel 9 untuk
melihat apakah kedua kelompok mempunyai varians data yang sama atau berbeda, karena syarat uji hipotesis komparatif ANOVA : varians data harus sama.
Tabel 9 Test of Homogeneity of Variances dari FEV1prediksi dan Derajat DE
Keterangan : df1 degrees of freedoms1 = k-1 =5-1=4, df2 degrees of freedoms2 = n-k =58-5=53. n : jumlah kelompok, k : jumlah total sampel.
Sig.:nilai kemaknaan p, yaitu p0,05 bermakna, p0,05 tidak bermakna.
Kemaknaan Test of Homogeneity of Variances menunjukkan angka 0,135 p0,05. Karena p 0,05 ; maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan varians antara kelompok data yang dibandingkan dengan kata lain varians data adalah sama .
Universitas Sumatera Utara
Karena varians data sama, maka uji hipotesis komparatif ANOVA pada tabel
berikutnya Tabel 10 adalah valid.
Tabel 10 Uji Hipotesis Komparatif ANOVA terhadap hubungan antara perbedaan
FEV1prediksi pasien PPOK stabil dengan derajat disfungsi ereksi
Keterangan : Between Groups : nilai rerata kelompok dibandingkan dengan rerata keseluruhan, df=k-1=5-1=4. Within Groups : nilai masing-
masing individu satu kelompok dibandingkan dengan rerata kelompoknya, df=n-k=58-5=53. Sum of Squares : jumlah kuadrat, Mean Square : kuadrat
rerata. F= Within Groups Mean Square Between Groups Mean Square= 0,288 0,028 = 10,147. Sig.:nilai kemaknaan p, yaitu p0,05 bermakna,
p0,05 tidak bermakna.
Pada uji hipotesis komparatif ANOVA, diperoleh nilai p=0,000 p0,05, yang artinya ada hubungan yang bermakna antara perbedaan FEV1prediksi pasien
PPOK stabil dengan derajat disfungsi ereksi .
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat hubungan antara FEV1prediksi pasien PPOK stabil dengan
derajat disfungsi ereksi, dijelaskan pada Gambar 8
Gambar 8 Grafik hubungan antara FEV1prediksi pasien PPOK stabil dengan
derajat disfungsi ereksi. Sumber : SPSS
Dari gambar 8 diatas mengenai hubungan antara FEV1prediksi pasien PPOK stabil dengan derajat disfungsi ereksi, tampak bahwa semakin rendah
FEV1prediksi berhubungan dengan semakin berat derajat disfungsi ereksi.
Universitas Sumatera Utara
4.1.7. Hubungan Rerata Umur pasien PPOK stabil dan Derajat Disfungsi Ereksi
Mengenai distribusi rerata mean umur pasien PPOK stabil berdasarkan derajat
disfungsi ereksi disajikan dalam bentuk tabel Tabel 11
Tabel 11Distribusi rerata mean umur pasien PPOK stabil berdasarkan derajat
disfungsi ereksi. Sumber : SPSS
Masalah skala pengukuran Umur adalah skala pengukuran variabel numerik, karena terdapat parameter ukuran pemusatan reratamean dan
parameter ukuran penyebaran standar deviasi, serta penyajiannya dalam bentuk tabel.
Kelompok data Umur dibagi berdasarkan derajat disfungsi ereksi menjadi lima kelompok data, yaitu pada tidak ada DE1, DE ringan2, DE ringan-
sedang3, DE sedang4, dan DE berat5 . Selanjutnya dapat disebut banyak kelompok data tidak berpasangan karena
terdapat banyak 2 kelompok data 5 kelompok data Umur, dan individu dari kelima kelompok data tersebut berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena peneliti berkeinginan mencari hubungan antara perbedaan Umur dengan Derajat disfungsi ereksi , maka uji hipotesis yang dipilih adalah uji
hipotesis komparatif. Berdasarkan kepustakaan Dahlan MS,2006
31
, pilihan uji hipotesis komparatif untuk skala pengukuran variabel numerik dengan banyak kelompok data tidak
berpasangan, adalah Uji Hipotesis Komparatif ANOVA. Sebelum melakukan uji hipotesis komparatif ANOVA, terlebih dahulu
dilakukan uji varians dengan Test of Homogeneity of Variances Tabel 12 untuk
melihat apakah kedua kelompok mempunyai varians data yang sama atau berbeda, karena syarat uji hipotesis komparatif ANOVA : varians data harus sama.
Tabel 12 Test of Homogeneity of Variances dari Umur dan Derajat DE
Keterangan : df1 degrees of freedoms1 = k-1 =5-1=4, df2 degrees of freedoms2 = n-k =58-5=53. n : jumlah kelompok, k : jumlah total sampel.
Sig.:nilai kemaknaan p, yaitu p0,05 bermakna, p0,05 tidak bermakna.
Kemaknaan Test of Homogeneity of Variances menunjukkan angka 0,053 p0,05. Karena p 0,05 ; maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan varians antara kelompok data yang dibandingkan dengan kata lain varians data adalah sama .
Universitas Sumatera Utara
Karena varians data sama, maka uji hipotesis komparatif ANOVA pada tabel
berikutnya Tabel 13 adalah valid.
Tabel 13 Uji Hipotesis Komparatif ANOVA terhadap hubungan antara perbedaan
umur pasien PPOK stabil dengan derajat disfungsi ereksi
Keterangan : Between Groups : nilai rerata kelompok dibandingkan dengan rerata keseluruhan, df=k-1=5-1=4. Within Groups : nilai masing-
masing individu satu kelompok dibandingkan dengan rerata kelompoknya, df=n-k=58-5=53. Sum of Squares : jumlah kuadrat, Mean Square : kuadrat
rerata. F= Within Groups Mean Square Between Groups Mean Square= 53,872 66,906 = 0,805. Sig.:nilai kemaknaan p, yaitu p0,05 bermakna,
p0,05 tidak bermakna.
Pada uji hipotesis komparatif ANOVA, diperoleh nilai p=0,527 p0,05, yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara perbedaan Umur pasien PPOK
stabil dengan derajat disfungsi ereksi .
Universitas Sumatera Utara
4.2. PEMBAHASAN