PENGARUH VARIASI CAMPURAN ABU VULKANIK GUNUNG SINABUNG DAN SERAT ALUMINIUM TERHADAP KEKUATAN BETON.

PENGARUH VARIASI CAMPURAN ABU VULKANIK
GUNUNG SINABUNG DAN SERAT ALUMINIUM
TERHADAP KEKUATAN BETON

Oleh:

Gloria Simangunsong
NIM 4123240011
Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Medan pada tanggal 3 Januari 1995. Ayah bernama Hotma
Simangunsong dan Ibu bernama Debora Siregar. Penulis telah menempuh
pendidikan formal dimulai pada tahun 2000. Penulis masuk SDN 106165, Deli
Serdang dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan
sekolah SMP Negeri 22 Medan dan lulus pada tahun 2009. Penulis melanjutkan
sekolah di SMA Negeri 13 Medan dan lulus pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis
diterima di Program Studi Fisika, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan (UNIMED).

iii

PENGARUH VARIASI CAMPURAN ABU VULKANIK
GUNUNG SINABUNG DAN SERAT ALUMINIUM TERHADAP
KEKUATAN BETON


Gloria Simangunsong (4123240011)

ABSTRAK
Pembuatan beton pada penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variasi campuran bahan pengganti sebagian semen, yaitu
abu vulkanik gunung sinabung dan serat aluminium terhadap kekuatan beton.
Parameter kekuatan beton yang diuji meliputi kuat tekan beton, kuat terik belah
beton, dan modulus elastisitas beton. Variasi campuran abu vulkanik dan serat
aluminium yang digunakan adalah 10% abu vulkanik Gunung Sinabung, 20% abu
vulkanik Gunung Sinabung, 30% abu vulkanik Gunung Sinabung, 40% abu
vulkanik Gunung Sinabung, 10% serat aluminium, 20% serat aluminium, 30%
serat aluminium, 40% serat aluminium, 5% abu vulkanik Gunung Sinabung + 5%
serat aluminium, 10% abu vulkanik Gunung Sinabung + 10% serat aluminium,
15% abu vulkanik Gunung Sinabung + 15% serat aluminium, dan 20% abu
vulkanik Gunung Sinabung + 20% serat aluminium. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin besar nilai variasi bahan pengganti sebagian semen
(abu vulkanik Gunung Sinabung dan serat aluminium) maka parameter kuat beton
(kuat tekan beton, kuat terik belah beton, dan modulus elastisitas beton) semakin
kecil. Nilai kuat tekan beton yang paling optimum terdapat pada beton dengan
variasi 10% serat aluminium yaitu 28,27 MPa, nilai kuat tarik belah beton yang

paling optimum terdapat pada beton dengan variasi 10% abu vulkanik Gunung
Sinabung yaitu 2,86 MPa, dan nilai modulus elastisitas yang paling optimum
adalah beton dengan variasi substitusi 5% abu vulkanik Gunung Sinabung + 5%
serat aluminium yaitu 63694,268 MPa.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan kasih Nya karena telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada
sehingga penelitian skripsi ini dapat terselasikan. Adapun judul skripsi ini yang
berjudul ”Pengaruh Variasi Campuran Abu Vulkanik Gunung Sinabung Dan
Serat Aluminium Terhadap Kekuatan Beton” disusun untuk memperoleh gelar
Sarjana Sain, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada
pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan
proposal penelitian, pelaksanaan penelitian sampai penyusunan skripsi antara lain
Kepada Bapak Dr.Karya Sinulingga,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, yang

telah memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis selama masa
pembuatan skripsi. Kepada Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si selaku dosen penguji
I, Bapak Prof.Drs.Motlan Sirait, M.Sc, Ph.D selaku dosen penguji II, Bapak Dr.
Ridwan Sani, M.Si selaku dosen penguji III yang telah memberikan kritikan dan
masukan demi penyempurnaan skripsi ini serta kepada Bapak Prof.Dr.Mara
Bangun Harahap M.S selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan dan nasehat selama masa perkuliahan.
Secara khusus saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang
teristimewa, kedua orang tua saya Hotma Simangunsong dan Debora Siregar yang
telah mendidik dan membesarkan saya serta telah mendukung saya dari awal
masa pendidikan saya sampai saat ini, dan juga kepada keluarga saya yang telah
mendukung serta mendoakan dengan kasih sayang yang tulus selama penulis
melakukan penelitian di Laboratorium USU. Begitu juga saya berterima kasih
kepada seluruh staf, pegawai dan asisten laboratorium Beton USU.

v

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat–sahabat terbaik,
teman-teman seperjuangan Fisika Nondik 2012 (Martha, Ulfa, Clara, Denny, Rita,
Suryani, Viktor, Hery, Isrin, Marnala, Nurhidayah, Nurhayati, Evan, Hendro,

Andy, Gordon, Reza, Dinie, Elvi, Peter, Wahyu, Marlina, Irma, Cindy, Lily, Erni,
Renny, Kartika, Ibrahim, Intan, Sri, Habibi) yang telah menemani dan memberi
semangat dari awal perkuliahan. Terutama untuk Juliana, Alfrina, dan Nila yang
telah memberikan semangat dan dukungan dari awal kuliah hingga akhir dalam
penyelesaian skripsi ini. Selain teman-teman Fisika Nondik 2012, saya juga
berterima kasih kepada Johanes Simanjuntak yang telah membantu dalam
pembuatan benda uji penelitian. Saya juga berterima kasih kepada Jefryanto
Hutauruk yang selalu mendukung, membantu, dan memberi semangat dalam
penelitian.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi
maupun tata bahasa dan penulisan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang beton
sains. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan ,

Agustus 2016
Penulis,


Gloria Simangunsong
NIM 4123240011

vi

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan

i

Riwayat

ii

Abstrak

iv

Kata Pengantar


v

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

viii

Daftar Tabel

ix

Daftar Lampiran

x

Bab I Pendahuluan


1

1.1 Latar Belakang
1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat penelitian
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Beton
2.2 Beton Serat
2.3 Material Penyusun
2.3.1 Semen Portland
2.3.2 Agregat
2.3.2.1 Agregat Kasar
2.3.2.2 Agregat Halus
2.3.2.3 Abu Vulkanik
2.3.3 Air
2.3.4 Serat Aluminium
2.4 Faktor Air Semen (FAS)

2.5 Kuat Tarik Beton
2.6 Kuat Tekan Beton
2.7 Modulus Elastisitas
Bab III Metode Penelitian
3.1 Tempat dan Waku Penelitian
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan

1
3
4
4
5
6
6
8
10
10
12

13
14
14
16
17
18
19
19
20
21
21
21
21
21

vii

3.3 Prosedur Penelitian

22


3.3.1 Pengujian Agregat

22

3.3.1.1 Agregat Halus

22

3.3.1.2 Agregat Kasar

22

3.3.2 Pembuatan Benda Uji

22

3.3.3 Pengujian Kekuatan Tekan
3.3.4 Pengujian Kekuatan Tarik
3.3.5 Pengujian Modulus Elastisitas
3.3.6 Standar yang Dipakai pada Pembuatan Dan Pengujian Benda Uji
3.3.7 Komposisi Campuran Beton
3.4 Diagram Alir
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Pengujian
4.1.1 Hasil Pengujian Agregat Halus
4.1.2 Hasil Pengujian Agregat Kasar
4.1.3 Hasil Pengujian Serat Aluminium
4.1.4 Hasil Pengujian XRF Abu Vulkanik Gunung Sinabung
4.1.5 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
4.1.6 Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
4.1.7 Hasil Pengujian Modulus Elastisitas Beton
4.1.8 Hasil Pengujian SEM Beton
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
4.2.2 Pembahasan Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
4.2.3 Pembahasan Hasil Pengujian Modulus Elastisitas Beton
4.3 Analisis Regresi Linier Kuat Tekan Beton
4.4 Analisis Regresi Linier Kuat Tarik Belah Beton
4.5 Analisis Regresi Linier Modulus Elastisitas Beton
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

23
24
24
27
27
29
30
30
30
32
34
34
35
36
37
38
46
46
47
48
49
52
54
58
58
59

Daftar Pustaka

60

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Beton dan Komponennya

7

Gambar 2.2 Mekanisme Kerja Serat pada Pembebanan Tekan

9

Gambar 4.1 Kurva Gradasi Agregat Halus

31

Gambar 4.2 Kurva Gradasi Agregat Kasar

33

Gambar 4.3 Hasil SEM Beton Kuat Tekan AV

38

Gambar 4.4 Hasil SEM Beton Kuat Tarik Belah AV

39

Gambar 4.5 Hasil SEM Beton Modulus Elastisitas AV

40

Gambar 4.6 Hasil SEM Beton Kuat Tekan SA

41

Gambar 4.7 Hasil SEM Beton Kuat Tarik Belah SA

42

Gambar 4.8 Hasil SEM Beton Modulus Elastisitas SA

43

Gambar 4.9 Hasil SEM Beton Kuat Tekan AV+SA

44

Gambar 4.10 Hasil SEM Beton Kuat Tarik Belah AV+SA

45

Gambar 4.11 Hasil SEM Beton Modulus Elastisitas AV+SA

46

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Semen Portland

11

Tabel 2.2 Karakteristik dari Semen Portland Tipe I

11

Tabel 2.3 Komposisi Kimia Semen Padang

12

Tabel 2.4 Karakteristik Abu Vulkanik Gunung Merapi

15

Tabel 2.5 Spesifikasi Serat-Serat yang Sering Digunakan

17

Tabel 3.1 Alat-Alat yang Digunakan dalam Penelitian

21

Tabel 3.2 Bahan-Bahan Untuk Penelitian

21

Tabel 3.3 Standar yang Dipakai pada Pembuatan dan Pengujian Benda Uji 27
Tabel 3.4 Komposisi Campuran Beton

27

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Agregat Halus

30

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Halus

31

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Agregat Kasar

32

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar

33

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Serat Aluminium

34

Tabel 4.6 Hasil XRF Abu Vulkanik Gunung Sinabung

34

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

35

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton

36

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Modulus Elastisitas Beton

37

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Analisa Agregat Halus

62

Lampiran 2 Perhitungan Analisa Agregat Kasar

63

Lampiran 3 Perhitungan Kuat Tekan Beton

64

Lampiran 4 Perhitungan Kuat Tarik Belah Beton

66

Lampiran 5 Perhitungan Modulus Elastisitas Beton

68

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

112

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian

117

Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian

118

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Beton adalah bahan yang didapat dengan mencampurkan semen portland
atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau
tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Beton sebagai material
digunakan secara luas dibidang konstruksi seperti bendungan, drainase perkotaan,
gorong-gorong, jalan raya, bahkan hampir seluruh struktur konstruksi akan
menggunakan beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. (Mulyono, 2004).
Menurut (Mulyono, 2004), beton banyak digunakan sebagai material
bangunan disebabkan karena biaya pemeliharaan yang terjangkau, tahan terhadap
temperatur tinggi, mudah dibentuk, dan mampu memikul beban berat. Namun
selain memiliki banyak kelebihan, beton juga memiliki beberapa kelemahan
seperti kuat tarik yang rendah sehingga beton mudah retak, sulit kedap air, dan
getas. Oleh karena itu, banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaiki sifatsifat beton. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menambahkan
beberapa bahan tambahan pada campuran beton. Dalam penelitian ini, bahan
tambahan yang akan dicampurkan pada campuran beton adalah abu vulkanik
Gunung Sinabung dan serat aluminium.
Saat ini limbah abu vulkanik tersedia sangat banyak dan kurang
dimanfaatkan, terutama di daerah Sumatera Utara. Aktivitas Gunung Sinabung
terjadi pada tanggal 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu
vulkanis. Kemudian, tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB,
gunung Sinabung mengeluarkan lava. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur
dari arah barat daya menuju timur laut. Tanggal 3 September, terjadi 2 letusan.
Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi
sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan Gunung Sinabung menyemburkan debu
vulkanis setinggi 3 kilometer dan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga
25 kilometer di sekitar gunung ini. Tanggal 7 September, Gunung Sinabung

2

kembali metelus. Ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif
pada tanggal 29 Agustus 2010. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di
udara. Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara erupsi
mulai tahun 2010 dan terus secara rutin mulai tahun 2013 sampai dengan
sekarang. Erupsi Gunung Sinabung mengeluarkan abu vulkanik yang sangat
banyak dan limbah abu vulkanik belum terlalu dimanfaatkan. Hal ini
menimbulkan semakin menumpuknya limbah abu vulkanik yang secara umum
dapat merusak kesehatan. Inilah yang menjadi dasar untuk memanfaaatkan limbah
abu vulkanik tersebut sebagai salah satu material pembentuk beton pada penelitian
ini. Penambahan abu vulkanik Gunung Sinabung sebagai pengganti sebagian
semen dimaksudkan untuk mempercepat pengikatan dan sebagai agregat halus.
Abu vulkanik adalah hasil dari letusan gunung merapi yang sebagian besar
kandungannya adalah SiO2 (54,56%) dan Al2O3 (18,37%) yang merupakan unsur
utama semen. Penambahan abu vulkanik

diharapkan mampu meningkatkan

kekuatan beton. (Baras, 2013).
Pada penelitian yang dilakukan Kurniawan, dkk (2011) dengan judul
Pembuatan Beton High-Strength Berbasis Mikrosilika dari Abu Vulkanik Gunung
Merapi, disimpulkan bahwa penambahan abu vulkanik Gunung Merapi dapat
meningkatkan kekuatan tekan beton. Pada penelitian tersebut dihasilkan bahwa
kekuatan tekan beton yang tidak memakai campuran abu vulkanik Gunung
Merapi adalah 36,72 kg/cm2, sedangkan kekuatan tekan beton yang memakai
campuran abu vulkanik Gunung Merapi adalah 52,23 kg/cm2.
Salah satu parameter mutu beton yang rendah adalah kekuatan tarik
beton. Untuk itu perlu diadakan usaha untuk memperbaikinya, salah satunya
adalah dengan usaha penambahan serat ke dalam campuran beton. Menurut
Mulyono (2004), beton serat merupakan campuran beton yang ditambah serat.
Penelitian yang oleh Suhendro (1991) membuktikan bahwa sifat-sifat kurang baik
dari beton yaitu getas, praktis tidak mampu menahan tegangan tarik dan momen
lentur dapat diperbaiki dengan menambahkan fiber lokal yang terbuat dari
potongan-potongan kawat pada adukan beton. Serat yang akan ditambahkan ke
dalam campuran beton pada penelitian ini adalah serat aluminium.

3

Penelitian tentang penambahan serat aluminium pada beton pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti salah satunya yaitu: Istianto (2010) dengan judul
Kajian Kuat Desak dan Modulus Elastisitas Beton dengan Bahan Tambah
Metakaolin Dan Serat Aluminium. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan
modulus elastisitas beton dengan kadar serat 0,00% adalah 4884,67 MPa dan kuat
tekan 16,0415 MPa, kadar serat 0,33% adalah 13926,67 MPa dan kuat tekan
20,0047, kadar serat 0,66% adalah 8958,67 MPa dan kuat tekan 11,8896, kadar
serat 1,00% adalah 8522,00 MPa dan kuat tekan 9,8136 MPa. Dapat disimpulkan
serat aluminium dapat meningkatkan kuat tekan dan modulus elastisitas beton.
Namun keterbatasan pada penelitian tersebut tidak dilakukan pengujian pengaruh
serat aluminium terhadap kekuatan tarik beton. Maka perlu dilakukan penelitian
yang membahas dan menguji pengaruh serat aluminium tersebut pada kekuatan
tarik beton. Oleh karena itu pada penelitian ini selain melakukan pengujian
pengaruh bahan tambah terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas beton, juga
akan dilakukan pengujian pengaruhnya terhadap kuat tarik beton.
Berdasarkan kandungan kimia yang terdapat pada abu vulkanik dan juga
manfaat penambahan serat aluminium ke dalam beton, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua bahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan tambah campuran
beton untuk memperbaiki parameter-parameter mutu beton dan juga dapat
memperkuat beton.

1.2 Batasan Masalah
1. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I.
2. Agregat halus yang dipakai adalah abu vulkanik Gunung Sinabung.
3. Serat yang digunakan adalah serat aluminium yang dipotong-potong
dengan panjang 50 mm dan lebar 2 mm dan tebal 6mm.
4. Variasi bahan pengganti sebagian semen pada campuran beton adalah:




10% abu vulkanik Gunung Sinabung,



30% abu vulkanik Gunung Sinabung,



20% abu vulkanik Gunung Sinabung,

40% abu vulkanik Gunung Sinabung,

4





10% serat aluminium,



10% serat aluminium,



5% abu vulkanik Gunung Sinabung+5% serat aluminium,



15% abu vulkanik Gunung Sinabung+15% serat aluminium,



10% serat aluminium,



10% serat aluminium,



10% abu vulkanik Gunung Sinabung+10% serat aluminium,

20% abu vulkanik Gunung Sinabung+20% serat aluminium.

5. Benda uji yang digunakan adalah benda uji berbentuk kubus dengan
ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm.
6. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kuat tarik beton, kuat
tekan beton, dan modulus elastisitas beton.
7. Umur pengujian beton adalah 28 hari.

1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Berapakah nilai kuat tarik beton pada masing-masing variasi kadar
pencampuran serat aluminium dan abu vulkanik ke dalam beton?
2. Berapakah nilai kuat tekan beton pada masing-masing variasi kadar
pencampuran serat aluminium dan abu vulkanik ke dalam beton?
3. Berapakah nilai modulus elastisitas beton pada masing-masing variasi
kadar pencampuran serat aluminium dan abu vulkanik ke dalam beton?
4. Bagaimanakah pengaruh serat aluminium dan abu vulkanik terhadap
beton sehingga dihasilkan beton yang berkualitas?

1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui nilai kuat tarik beton pada masing-masing variasi kadar
pencampuran serat aluminium dan abu vulkanik ke dalam beton.
2. Mengetahui nilai kuat tekan beton pada masing-masing variasi kadar
pencampuran serat aluminium dan abu vulkanik ke dalam beton.

5

3. Mengetahui nilai modulus elastisitas beton pada masing-masing variasi
kadar pencampuran serat aluminium dan abu vulkanik ke dalam beton.
4. Mengetahui pengaruh serat aluminium dan abu vulkanik terhadap beton
sehingga dihasilkan beton yang berkualitas.
5. Mengurangi pemakaian semen pada pembuatan beton.
6. Meningkatkan parameter-parameter mutu beton.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pada penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi untuk perkembangan ilmu pengetahuan beton.
2. Memanfaatkan limbah abu vulkanik Gunung Sinabung yang sampai saat
ini kurang dimanfaatkan.
3. Memberi alternatif komposisi beton dengan bahan penambah abu
vulkanik Gunung Sinabung dan penambahan serat aluminium.
4. Mengurangi pemakaian semen pada pembuatan beton.

58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan paling
optimum terdapat pada beton dengan campuran 10% serat aluminium
yaitu 28,27 MPa, sedangkan yang terendah berada pada campuran 15%
abu vulkanik Gunung Sinabung ditambah 15% serat aluminium yaitu
26,38 MPa.
2. Hasil pengujian kuat tarik belah beton menunjukkan bahwa kuat tarik
belah paling optimum terdapat pada beton dengan campuran 5% abu
vulkanik Gunung Sinabung ditambah 5% serat aluminium yaitu 3,13
MPa.
3. Hasil pengujian modulus elastisitas beton menunjukkan bahwa modulus
elastisitas paling optimum terdapat pada beton dengan 5% abu vulkanik
Gunung Sinabung ditambah 5% serat aluminium yaitu 59650,19 MPa,
sedangkan yang terendah berada pada campuran 20% abu vulkanik
Gunung Sinabung ditambah 20% serat aluminium yaitu 14664,77 MPa.
4. Penambahan abu vulkanik Gunung Sinabung dan serat aluminium ke
dalam campuran beton menghasilkan kuat tekan beton, kuat tarik belah
beton dan modulus elastisitas beton yang lebih tinggi daripada beton
yang tidak memakai abu vulkanik Gunung Sinabung dan serat
aluminium.

59

5.2 Saran
Untuk menindaklanjuti penelitian ini, diperlukan beberapa saran yang dapat
dijadikan pedoman dan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Adapun
saran-sarannya antara lain sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian dengan mix design dengan nilai FAS
yang berbeda.
2. Perlunya dilakukan penelitian dengan variasi abu vulkanik dan
serat aluminium berkisar antara 1% sampai 5% untuk melengkpi
variasi pembanding.
3. Perlu dilakukan penelitian dengan umur perawatan yang berbeda.

60

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, Mengenal Kelas dan Mutu Beton, diakses
http://www.desainrumahsederhana.com (29 Januari 2016)

dari

Anonim, 2014, American Standard Testing And Material For Compressive
Strengh of Cylindrical Concrete Specimen, USA.
American Association of State Highway and Transportation Officials, 2007,
Spesific Gravity and Absorption of Fine Aggregate, USA.
Astariani, N., K., 2012, Pengaruh Semen Terhadap Mutu Beton, Denpasar.
Departemen Pekerjaan Umum, 2002, Tata Cara Perencanaan campuran Beton
Berkekuatan Tinggi Dengan Semen Portland Dengan Abu Terbang, SNI
03-6468-2000, Pd T-18-1999-03, Departemen Pemukiman Dan Prasarana
Wilayah, Badan Penelitian Dan Pengembangan, Jakarta.
Gunawan, P., Budi, A.S., Wicaksono, K.D., 2014, Kuat Lentur, Tougfness dan
Stiffnes pada Beton Ringan Teknologi Foam dengan Bahan Tambah Serat
Aluminium, Surakarta.
Istianto, Muson, M., 2010., Kajian Kuat Desak dan Modulus Elastisitas Beton
Dengan Bahan Tambah Metakaolin Dan Serat Aluminium, UNS,
Surakarta.
Kurniawan, C., Sebayang, P., Muljadi, Kuswoyo, A., 2011, Pembuatan Beton
High-Strength Berbasis Mikrosilika dari Abu Vulkanik Gunung Merapi,
Pusat Penelitian Fisika-LIPI, Tangerang.
Matawal, D.S., 2005, Application of Ashes as Pozzolan in Mortar and Concrete
Production, 1st National Academy Conference.
Mediyanto, A., 2004, Kajian Sifat Mekanik dan Kapasitas Elemen Struktural
Beton Ringan Berserat Alumunium, Penelitian Dosen Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Murdock, L. J. dan Brook, K. M., (ahli bahasa : Stephanus Hendarko), 1999,
Bahan dan Praktek Beton, Erlangga, Jakarta.
Mulyono, T., 2003, Teknologi Beton, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta,
Jakarta.
Nawy, Edward. G., 1990, Reinforce Concrete a Fundamental Approach
Terjemahan, Cetakan Pertama, PT. Eresco, Bandung.

61

Primasari, A.,P., 2010, Pengaruh Penambahan Serat Baja Ban Bekas dan
Penggunaan Agregat Daur Ulang Terhadap Susut Kering (Drying
Shrinkage) Pada Beton Precast, UNS, Surakarta.
Rhomdoni, D., 2014, Pengaruh Penambahan serat Polypropylene Pada Beton
Ringan Dengan Teknologi Foam Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah
dan Modulus Elastisitas, Surakarta.
Sondakh, I., J., R., Sumajouw, M., D., J., Pandaleke, R., Dapas, S., O., 2015,
Pemanfaatan Tailing Sebagai Substitusi Parsial pada Semen Ditinjau
Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Lentur, Universitas Sam Ratulangi.
Sorelli, Luca, G., Meda, Alberto dan Plizzari, Giovani, A., 2006, Steel Fiber
Concrete Slabs on Ground: A Structural Matter, ACI Structural Journal.
Soroushian, P. dan Bayasi, Z., 1987, Concept Of Fiber Reinforced Concrete,
MSU, Michigan.
Sugiyanto dan Wijoyo, 2013, Pengaruh Kekuatan Sambungan Komposit Serat
Nanas Terhadap Kekuatan Tarik dan Geser dengan Adhesive Epoksi,
Surakarta.
Suhendro, 1991, Sifat-sifat Kurang Baik dari Beton Pengaruh Pemakaian Fiber
Secara Parsial pada Perilaku dan Kapasitas Balok Beton Bertulang,
Seminar Mekanika Bahan Untuk Meningkatkan Potensi Bahan Lokal,
PAU UGM.
Tjokrodimuljo,K., 1996, Teknologi Beton, Nafiri, Yogyakarta.
Wicaksono, K., D. dan Sudjati, J., J.,2012, Pemanfaatan Limbah Keramik Sebagai
Agregat Kasar Dalam Adukan Beton, Universitas Trisakti, Jakarta.