GAMBARAN UMUM DESA SILO BARU

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SILO BARU

2.1. Sejarah Desa Silo Baru

Pada masa pemerintahan Jepang, wilayah Desa Silo merupakan wilayah kekuasan Alm. Tuan Sekh Silo Alm. Abdul Rahman yan dimakamkan di desa Silo Bento. Selain sebagai penguasa yang baik, beliau juga dikenal sangat sakti dan penolong bagi masyarakat. Salah satu kesaktian beliau adalah dapat mengobati berbagai penyakit, bahkan beliau selalu bersedia mengobati masyarakat dengan sukarela. Sampai sekarang makam beliau selalu dikunjungi oleh masyarakat bahkan setiap acara pengajian, kenduri dan lain-lain oleh masyarakat untuk mengirim doa kepada beliau. Pada tahun 1956 desa Silo Laut dimekarkan menjadi desa Silo Lama dan Silo Bento. Disebut Silo Laut karena wilayah desa ini dekat dengan laut sebelah timur desa dan silau jika memandang kearah laut sebagai arah terbitnya matahari, sehingga disebutlah silo karena terasa silau jika memandang. Kemudian pada tahun 1993 desa Silo Bento dimekarkan menjadi Silo Bento dan Silo Baru hingga saat ini. Desa Silo Baru yang dulunya satu kesatuan dengan Silo Bento merupakan hamparan hutan dan rawa bento rumput bento, oleh karena itulah hingga sekarang dikenal dengan sebutan Silo Bento, sedangkan Silo Baru disebut karena merupakan wilayah pecahan pemekaran Silo Laut yang Baru. Dahulu, sebelum tahun 1974 wilayah desa Silo Baru yang merupakan wilayah dataran rendah yang dekat dengan laut selalu terendam air jika musim penghujan datang. Berdasarkan penuturan orang-orang tua di desa, dulunya wilayah Universitas Sumatera Utara ini terendam air selama 6-8 bulan pertahun. Hal itu terjadi karena sungai Silo yang membelah sungai Silo Baru mulai dari pekan kamis perbatasan Silo Bento hingga kemuara sungai dilaut tidak dapat menampung air karena sungai Silo terpengaruh pasang surut. Pada tahun 1974, dimasa kepemimpinan Bapak Abdul Manan Simatupang sebagai Bupati Asahan, dibangunlah kanal untuk menyalurkan genangan air tawar pada musim hujan. Pada tahun yang sama dibangun jalan sepanjang pinggiran sungai Silo yang dulunya adalah pematangbenteng sungai Silo. Dengan selesainya kanal dan jalan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat tersebut maka Bupati Abdul Manan Simatupang dianggap oleh masyarakat sebagai pahlawan Silo Baru. Setelah berfungsinya kanal dan jalan tersebut maka mulailah bertambah penduduk desa Silo Baru dari luar, karena dianggap desa tersebut sudah layak untuk pemukiman. Berdasarkan penuturan masyarakat, pada tahun 1981 air pasang mulai masuk kepemukiman penduduk. Dampaknya sampai sekarang adalah masuknya air pasang kepemukiman dan perkebunan yang sangat meresahkan masyarakat desa Silo Baru, karena efeknya yang dialami adalah: - Sebagai pemukiman yang terendam air pasang 2 kali sebulan; - Tanaman kelapa dan kelapa sawit terancam mati; - Banyak tambak yang jebol bentengnya, sehingga menjadi terlantar; - Ada penduduk yang pindah kedesa lain. Sebelum pemekaran, ketika masih bergabung dalam wilayah administrasi desa Silo Bento, maka yang menjadi kepala desa antara tahun 1956 sd 1993 adalah : - Mariadi, - Jiman D, Universitas Sumatera Utara - Jairing Mangunsong, - Yusuf saat pemekaran. Pada tahun 1993 terjadi pemekaran desa menjadi desa Silo Bento dan desa Silo Baru. Pimpinan pemerintah definitif desa Silo Baru pada saat itu adalah Jairing Mangunsong 1993 sd 1994. Kemudian pada tahun 1994 dilakukan pemilihan kepala desa yang dimenangkan kembali oleh Jairing Mengunsong unruk periode 1994 sd 2000. selanjutnya melalui pemilihan kepala desa terpilih Syafruddin untuk periode 2000 sd sekarang.

2.2. Lokasi dan Lingkungan Alam.

Desa Silo Baru merupakan salah satu yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan. Jarak Desa Silo baru dengan ibu kota Kecamatan lebih kurang 5 Km. Dari ibu kota Kabupaten lebih kurang 10 Km. sedangkan dari ibu kota Propinsi lebih kurang 186 Km. Desa Silo Baru memiliki laut yang cukup luas dengan panjang pantai 7,2 km. Dimana di sepanjang pinggiran pantai ditumbuhi oleh hutan mangrove atau hutan bakau yang cukup luas dengan ketebalan 100 – 300 meter. Tetapi saat ini kondisi hutan manggrovenya sudah mengalami kerusakan dan sudah ada dilakukan pembenahan dari Dinas Kehutanan dengan menanam tumbuhan bakau. Untuk mencapai Desa Silo Baru, transportasi yang dipergunakan adalah jenis kendaraan pengangkutan pedesaan atau mopen, dan bisa juga dengan menggunakan beca mesin dari kisaran dengan tarif ongkos untuk penganggkutan pedesaan atau mopen sebesar Rp. 10.000. sedangkan jika menggunakan beca mesin sebesar Rp. 15.000,-. Jalan yang menghubugi Desa Silo Baru dengan Ibukota Kecamatan dan Universitas Sumatera Utara Ibukota Kabupaten belum baik karena belum ada pengerasan jalan, sehingga jika air laut pasang besar maka jalan menuju desa akan terendam karena badan jalan desa terlalu rendah dari permukaan laut. Sedangkan drenase jalan hanya sebagian desa yang ada dan hanya satu sisi dari jalan yang dibuatkan drenase. Desa Silo Baru secara rinci luasnya sekitar 3.400 ha dengan batas wilayahnya sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatas dengan desa Bagan Baru. - Sebelah Selatan berbatas dengan desa Lubuk PalasPematang Sei baru Kecamatan Tanjung Balai - Sebelah Barat berbatas dengan desa Silo Bento - Sebelah Timur berbatas denga Selat Malaka. Desa Silo Baru terbagai lagi atas wilayah-wilayah administrativ pemerintahan yang lebih kecil disebut dengan dusun. Desa Silo Baru terdiri dari 11 sebelas dusun dengan 4 empat dusun berada hampir ditepi Selat Malaka. Di Desa Silo Baru banyak dijumpai ikan hasil tangkapan masyarakat karena sebagian masyarakat berstatus sebagai nelayan. Dimana Pemerintahan desa terletak di dusun V. Tiap-tiap dusun dikepalai oleh satu orang kepala dusun yang mana dipilih oleh warga masyarakat melalui musyawarah dusun dan dengan disahkan oleh Kepala Desa. Potensi sumber daya alam sebagai salah satu desa pesisir di Kabupaten Asahan, Desa Silo Baru memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Keragaman Desa Silo Baru yang cukup tinggi yang terdiri dari berbagai jenis hewan dan tumbuhan, baik yang hidup didarat maupun yang ada dilaut dan di air payau seperti yang terdapat pada table dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Table 1. Potensi Sumber Daya Alam Desa Silo Baru No Kelompok HewanTumbuhan Jenis Hewantumbuhan 1 Ikan Kembung, Belanak, Senagin, Belukang, Sembilang, Gulama, Teri, Ketang, Kerapu, Jenahar, Sebelah, Buntal, Sepat, Lele Lokal, Sepat Siam, Betik, Puyu- puyu, Nila, Siakap Kedah, Belangkas. 2 Kepiting Kepiting kelapa, Ranjungan, Kepiting Harimau, Rama-rama. 3 Udang Kecepe, Batu, Kapur, Kelong, Tiger, Kertak, Swallow, Lipan 4 Binatang Melata Ular Sawah, Kalajengking, Biawak, Selipat Bakau, Ular Air, Gendang. 5 Binatang Kaki Empat Kambing, Kucing, Musang, Tupai, Tikus Kera. 6 Cumi Cumi-cumi, Sotong Kereta, Gurita Halus 7 Kerang Bulu, BatuDagu, Dayak, Remis, Bare, Kepah 8 Siput Mas, Lonceng, Bekicot, Unam-unam, Dokceng, Umang-umang, Leneng 9 Burung Elang, Gereja, Pungguk, Emprit, Entok air, Angsa, Balam, Ruak-ruak, Perkutut, Bangau, Kuntul, Universitas Sumatera Utara 10 Kodok Barat, berot, Beret 11 Kayu Bluntas, Truntun, Bakau, Api-api, Buta- buta, Mata-mata, LautLenggadi, Tumus, Kemiri, kelapa. 12 Palawija Tomat, Cabai, terong, Labu, Timun, Pitulo Gambas, Paria 13 Tanaman Keras Kelapa, Kelapa Sawit, Nagka, Cokelat, Remai, Kuini, Ring Nipah, Rumbia Sumber data : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2006 Keragaman hayati di Desa Silo Baru cukup tinggi yang terdiri dari berbagai jenis hewan dan tumbuhan, baik yang hidup didarat maupun dilaut dan di air tawar. Daerah pesisir Desa Silo Baru memiliki kondisi pantai berlumpur dan banyak ditumbuhi hutan mangrove seperti jenis api-api, bakau, beluntas, dan nipah merupakan habitat yang sesuai untuk perkembang biakan dan pertumbuhan berbagai jenis udang, kepiting, kerang, ikan, siput, dan belangkas. Dilaut, berrbagai jenis ikan laut dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak secara musiman, sehingga para nelayan dapat menangkapnya secara musiman pula. Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Berbagai Potensi Sumberdaya Alam Desa Silo Baru Kerang laut mempunyai potensi yang cukup besar didesa ini, sehingga menjadi andalan nelayan desa yang dapat ditangkap dikumpulkan setiap harinya, sedangkan udang kecepe dapat ditangkap dalam jumlah yang lumayan tapi bersifat musiman. Seperti dapat dilihat pada table dibawah ini : Table 2 : Kalender Musim Perikanan di Desa Silo Baru Musim Nelayan Bulan Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Musim Barat - - - - - - V V V V V V Musim Timur V V V V V V - - - - - - Musim Perdani - V - - - - - - - - - V Musim Kepiting - - - - - V V V V V V V Musim Udang - - - - - - - V V V V V Musim Cumi - - V V V V - - - - - - Musim Kerang V V V V V V V V V V V V Musim KecepaiRebon V V V V V V V V V V V V Universitas Sumatera Utara Musim Blangkas V V V V V V V V V V V V Musim Campur V V V V V V V V V V V V Musim Ubur-ubur - - - - - - - - V - - - Sumber data : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2006 Lahan perkebunan khususnya kelapa sangat luas, sedangkan lahan pertanian tidak begitu potensil karena terdapat rawa yang cukup luas yang belum dimanfaatkan. Secara rinci desa Silo Baru yang luasnya sekitar 3.400 Ha dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 2 : Luas dan Peruntukan Wilayah desa Silo Baru No Jenis Luas 1 Perkebunan kelapa rakyat 2.040 ha 2 Areal pertambakan 170 ha 3 Hutan lindung 170 ha 4 Lahan tidur 680 ha 5 Lahan pasang surut 272 ha 6 Pemukiman sarana umum 64 ha Jumlah 3.400 ha Sumber data : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2006 Pohon kelapa salah satu jenis tumbuhan khas pesisir cukup luas dijumpai di Desa Silo Baru yang mencapai 60 dari luas total desa, namun kondisinya kurang produktif karena sering terendam air asin. Bahkan secara rutin pohon kelapa banyak diserang oleh hama seperti monyet, babi, tupai, dan kumbang perusak daun kelapa. Kelapa merupakan salah satu sumber mata pencaharian bagi masyarakat desa Silo Universitas Sumatera Utara Baru. Tanaman kelapa sawit juga dijumpai didesa Silo Baru tetapi tidak begitu luas dan kurang produktif karena bibit kurang bagus dan kurang dirawat. Ternak ayam juga cukup banyak dijumpai didesa Silo Baru yang diusahakan oleh masyarakat sebagai kegiatan sambilan dalam skala kecil bukan skala bisnis. Secara rutin setiap tahun banyak ayam yang diserang penyakit, terutama pada musim kemarau Maret - April. Sementara itu kegiatan pertanian diusakan juga oleh masyarakat secara sambilan dan skala usaha yang kecil seperti bertanam cabe, sayur, terong, labu, timun, gambas dan paria untuk kebutuhan rumah tangga dan untuk dipasarkan didesa tersebut. Secara lengkap kelender musim didesa Silo Baru dapat dilihat pada table dibawah ini: Table 3 ; kalender Musim Pertaniaan di Desa Silo Baru Musim Melayan Bulan Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Musim Panen - - - - - - - - V V - - Musim Palawija V V V - - - - - - - - V Musim Penjemuran - V V V V - - - - - - - Musim Kelapa V V V V V V V V V V V V Musim Panen Palawija V V V V V V - - - - - V Musim Panen Raya - - - - - - - - V V - - Musim Penyakit Tanaman - V V - - - - - - - - - Musim Paceklik - - - - - V V V V V V V Sumber data : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2006 2.3. Keadaan Penduduk 2.3.1. Distribusi penduduk berdasarkan suku bangsa Universitas Sumatera Utara Masyarakat Desa Silo Baru terdiri dari beberapa aneka suku bangsa, dimana masyarakat Desa Silo Baru hidup rukun satu sama yang lain. Suku yang dominan di desa ini adalah suku Jawa dan Melayu. Suku Melayu merupakan suku pertama yang menempati desa Silo baru. Sedangkan Suku jawa mulai masuk kira-kira pada akhir tahun 1958 dan kemudian berkembang sekitar tahun 1970. berdasarkan data dari pemerintahan desa suku Jawa mencapai 65 dari jumlah penduduk desa Silo Baru. Selengkapnya distribusi penduduk desa Silo Baru dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Table 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa No Suku Bangsa Jumlah Persentase 1 Melayu 715 25 2 Jawa 1861 65 3 BatakKaro 173 6 4 Dan lain-lain 114 4 Jumlah 2863 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Silo Baru Dari tabel diatas suku bangsa yang dominan di desa Silo Baru adalah Suku bangsa Jawa yang berjumlah 65, diikuti oleh suku bangsa Melayu 25, BatakKaro 6, dan lain-lainnya 4. Didesa Silo Baru ini ditemukan bahwa garis genetic tidak selalu besesuaian dengan dunia sosial budaya. Terutama bila pengelompokan itu diterapkan pada mereka yang secara genetik berasal dari suku bangsa batak. Mereka ini selalu saja mengaku sebagai orang Melayu, sekalipun dengan antusias menyebut nama Universitas Sumatera Utara marganya klen di Batak sewaktu ditanyakan. Sehingga tidak mengherankan bila pihak pemerintah desa mengolongkan mereka kedalam suku Melayu.

2.3.2. Distribusi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin

Penduduk desa Silo Baru sebanyak 2.863 jiwa yang tersebar dalam 11 sebelas dusun yang kepadatanya bervariasi antara satu dusun dengan dusun yang lainnya, hal ini yang menyebabkan timbulnya beberapa buah dusun yang mempunyai kepadatan yang tinggi dan dusun yang mempunyai kepadatan yang rendah, sehingga tidak meratanya penyebaran penduduk di Desa Silo Baru. Seperti dapat kita lihat pada tabel dibawah ini : Table 5; jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin No Usia Pria Wanita Jumlah 1 0 – 9 2 10 – 16 3 17 – 25 4 26 – 34 5 35 – 44 6 45 tahun keatas Jumlah 1.473 1390 2863 Sumber data : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2006 Berdasarkan tabel diatas masyarakat Desa Silo Baru terdiri dari laki-laki sebanyak 1.473 jiwa dan perumpuan sebanyak 1.372 jiwa. Rasio penduduk laki-laki dan perempuan hampir berimbang, bahkan lebih banyak laki-laki. Kondisi ini berbeda dengan desa-desa lain, bahkan penduduk Indonesia secara keseluruhan yang Universitas Sumatera Utara didominasi oleh penduduk perempuan. Jumlah penduduk seluruhnya adalah 2.863 jiwa dengan jumlah kepala keluarga adalah 637 KK, dimana 374 KK diantaranya adalah keluarga miskin. Berdasarkan usia, penduduk desa berusia 17 tahun keatas dewasa berjumlah 1.664 jiwa sedangkan sisanya sebanyak 1.199 jiwa adalah anak- anak berusia dibawak 17 tahun.

2.3.3. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan

Didalam bidang pendidikan, di Desa Silo Baru ternyata dari seluruh jumlah penduduk yang berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk desa didominasi oleh lulusan SLTP 1.100 orang, kemudian diikuti oleh lulusan SLTA 800 orang, lulusan SD 647 orang, belum sekolah 274 orang buta huruf 39 orang, dan Sarjana 3 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 6 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah 1 Buta Huruf 39 2 Belum Sekolah 274 3 Tamatan SD 647 4 Tamatan SLTP 1.100 5 Tamatan SLTA 800 6 Tamatan Sarjana 3 Jumlah 2863 Sumber data : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2006 Untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah-sekolah agar sesuai dengan Kurikulum dan perkembangan ilmu pengetahuan, maka perlu adanya peningkatan Universitas Sumatera Utara mutu guru dengan mengadakan penataran dan menyediakan guru tambahan. Mengenai kepramukaan didesa ini tidak begitu baik, tentu saja hal ini berhubungan dengan rendahnya pendapatan masyarakat sehingga kurang mendapat perhatian orang tua sehingga mengakibatkan tidak adanya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak mereka.

2.3.4. Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaanmata pencaharian

Dalam tabel 7 terlihat berdasarkan mata pencahariannya penduduk desa Silo Baru mempunyai mata pencaharian yang bervariasi, tetapi sebagian besar dari mereka bekerja sebagai nelayan dan sebagai petani, tetapi ada juga yang bekerja sebagai nelayan dan sebagai petani yaitu berkebun kelapa. Hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel 7 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan No Mata Pencaharian Jumlah 1 PNS 2 2 Petani 322 3 Pedagang 62 4 Nelayan 1095 5 Mocok-mocok 125 6 Lainya 89 Jumlah 1695 Sumber data : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2006 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mata pencaharian penduduk terdiri dari petani 322 orang, mocok-mocok 125 orang, nelayan 1095 orang, pedagang Universitas Sumatera Utara 62 orang, PNS 2 orang, dan lainnya 31 orang. Sebagian masyarakat mengandalkan mata pencaharian dari hasil perkebunan, khususnya kebun kelapa yang cukup luas didesa silo baru mencapai 2.040 ha 60 dari luas desa. Sementara dilihat dari tabel diatas maka akan kita dapatkan jumlah penduduk yang tidak bekerja berdasarkan dari tabel diatas adalah dikurangi jumlah penduduk sebesar 2863 orang, maka yang tersisa adalah sebesar 2226 orang yang mana mereka tidak bekerja itu terdiri dari bayi dan anak-anak serta mereka yang tidak lagi dapat bekerja seperti biasanya para manula. Kaum ibu ada yang membantu bapak-bapak didalam mengolah hasil perkebunan kelapa menjadi kopra. Ibu-ibu nelayan ada juga yang membantu bapak- bapak nelayan didalam menambah pendapatan keluarga yang mengolah ikan asin. Kemudiaan pada dusun XI, X, IX, VIII kebanyakan ibu-ibu rumah tangga membantun perekonomian keluarga mereka dengan mengolah udang rebon atau kecepai menjadi terasi. Para nelayan yang menangkap ikan dilaut sesuai dengan musim ikan, sebagian besar masih menggunakan perahu tanpa motor, sedangkan perahu bermotor sangat sedikit, sehingga sulit bersaing dengan nelayan modern yang menggunakan kapal bermotor berukuran besar dilengkapi dengan peralatan yang canggih. Nelayan pada musim tertentu mencari udang kecepe, dan hasil tangkapannya langsung dijual kepada pedagang. Demikian juga dengan potensi budidaya perikanan udang, ikan nila dan kepiting belum banyak dilakukan karena keterbatasan modal dan keterampilan. Sebagian besar masyarakat tidak hanya memiliki satu macam sumber mata pencaharian, karena disamping sebagai nelayan mereka juga melakukan kegiatan Universitas Sumatera Utara lain seperti berkebun kelapa, berdagang, tukang ojek, bertanam palawija tetapi tidak ada yang ditekuni secara propesional karena kurangnya penyuluhan. Sepanjang pinggir jalan desa terdapat saluran yang langsung menuju kelaut yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut. Saluran tersebut terlihat kurang terawat dan tidak dimanfaatkan untuk memelihara ikan nila, karena belum menguasai teknis budidaya ikan nila.

2.3.5. Distribusi penduduk berdasarkan agama

Dari sisi keagamaan, penduduk desa Silo Baru sebanyak 2.863 jiwa seluruhnya 100 memeluk agama islam. hal ini dapat kita lihat dari banyaknya mushala yang berdiri, hampir di setiap desa kita temukan mushalla dan mesjid yang dibangun oleh masyarakat secara bergotong royang untuk membangun mushalla tersebut. Bahkan sampai sekarang masih dilakukan perehapan dan perbaikan dari bangunan mushalla yang ada hampir disetiap dusun.

2.4. Sarana-sarana dan prasarana

Sarana umum yang ada di desa Silo baru yang dibangun oleh pemerintah dan masyarakat untuk menunjang kemajuan desa, baik berupa fasilitas umum desa maupun untuk menunjang perekonomian desa seperti sekolah, jalan umum, rumah ibadah, dan tambatan perahu. Untuk menunjang kegiatan ekonomi masyarakat masih mengandalkan potensi sumber daya alam saja seperti pemanfaatan lahan perkebunan dan pemanfaatan laut untuk menangkap ikan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Salah satu sekolah dan kondisi jalan yang masih rusak di Desa Silo Baru Masyarakat nelayan didalam menangkap ikan dilaut masih menggunakan perahu tanpa motor tetapi masih ada juga yang menggunakan perahu bermotor tetapi dengan kapasitas yang sedang, sedangkan kondisi alam semakin sulit untuk mencari ikan, apalagi dengan beroperasinya pukat harimau trawl dan cakar kerang diperairan Desa Silo Baru yang merusak sumber daya ikan. Tambak udang milik pengusaha terdapat didusun X, tetapi tidak begitu luas, dalam kondisi terlantar sejak merebaknya penyakit udang. Tambak kepiting juga ada tetepi tidak berkembang karena keterbatasan sumber bibit kepiting hasil tangkapan dari alam. Jalan dan jembatan desa serta jalan keareal kebun kelapa tidak terawat dan banyak yang rusak sehingga menyulitkan bagi masuknya alat transportasi darat. Didusun IX dan dusun X jembatan masih darurat dan perlu dibangun. Sarana jalan yang sering terendam air pasang kondisinya banyak yang rusak sehingga sulit untuk dilalui oleh kendaraan roda empat. Hal tersebut juga menyebabkan angkutan pedesaan enggan masuk sampai ke Desa Silo baru. Sumur bor yang dibangun pemerintah kurang memadai jumlahnya, sehingga ada masyarakat yang membangun sumur bor secara perorangan. Sumur bor yang Universitas Sumatera Utara dibangun pemerintah dengan kondisinya kurang terawat dan tidak merata dibangun disetiap dusun, sehingga ada dusun yang kesulitan mendapatkan air bersih. Berbagai jenis sarana dan prasarana desa banyak yang dibangun pemerintah dan masyarakat, namun keberadaannya kurang terawat seperti gedung sekolah Mis didusun X dan XI dalam keadaan rusak. Jaringan PLN juga masih kurang memadai sehingga belum dapat melayani kebutuhan listrik seluruh desa. Secara rinci potensi sumberdaya buatan didesa silo baru dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7 : Identifikasi Potensi Sumberdaya Buatan No Potensi DUSUN I II III IV V VI VII VIII IX X XI 1 Tambak pengusaha - - - - - - - - A 4 A 2 Pengolahan teri - - - - - - - - 1 1 - 3 Pengolahan terasi - - - - - - 2 B B B B 4 Sumur bor pemerintah - - 1 - 2 1 - - 1 1 - 5 Sumur bor person - - 1 3 4 2 - - 4 3 1 6 Mushalla 1 1 1 1 - 1 1 - 1 - 1 7 MCK Umum - - - - - - - - - - - 8 Sekolah - - - - 4 1 - - - 1 1 9 Tambatan perahu - - - - - 1 - 1 1 3 - 10 Jembatan - - - 1 - - - - 1 1 - 11 Warung 1 2 1 1 1 - 2 1 2 2 1 12 Tempat rekreasi - - - - - - - - - - - 13 Kuburan - - - - - - 1 1 1 1 - 14 Kantor Kepala Desa - - - - A - - - - - - Universitas Sumatera Utara 15 Balai desa - - - - A - - - - - - 16 DamPintu Air - - - - - - - - - - - 17 Jaring A A A A A A A A A A A 18 Perahu A A A A A A A B B B B 19 Tangkul - - - - - A A A B B - 20 Perahu Bermotor - - - - A A A A A A A 21 Kelapa B B B B S S S S S - B 22 Kelapa Sawit - - - - A A A - - - B 23 Bakau - - - - - - A A A A A 24 Nipah - - - - - - A A A A - 25 Tambak Alam - - - - - - - - A A A Keteragan : A = ada, B = banyak, S = sedikit, 1,2,3,4 = Jumlah bangunan, - = tidak ada Sumber data : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2006

2.5. Interaksi Sosial

Selain melakukan aktivitas bertani didarat dan menangkap ikan dilaut, masyarakat Desa Silo Baru juga melakukan berbagai kegitan sosial dan keagamaan. Interaksi antar penduduk desa dan penduduk desa lain juga terjadi dengan berbagai kegiatan. Di Desa Silo Baru terdapat kelompok tani “lestari”, tetapi kurang berfungsi karena kurangnya pembinaan dari pemerintah Kabupaten khususnya penyuluh pertanian. Demikian juga organisasi nelayan yang tergabug dalam himpunan nelayan seluruh Indonesia HNSI di Desa Silo Baru tidak berfungsi dengan baik karena kurang pembinaan dan pengurusnya yang tidak aktif. Kelompok nelayan Universitas Sumatera Utara yang mencakup dusun VIII, dusun XI, dan dusun X belum berfungsi, karena kurangnya kesadaran anggota dan kurangnya pembinaan, bahkan belum pernah melakukan pertemuan. Koperasi tani lestari yang terdapat di desa Silo Baru juga kurang berfungsi. Iuran anggota koperasi tidak dibayar karena kesadaran kurang, pengurus tidak aktif menagih iuran dan kurangnya sosialisasi tentang manfaat berkoperasi. Lembaga Pengembangan Desa LPM yang sudah terbentuk kurang berfungsi, karena pengurus ada yang meninggal dan yang pindah serta tidak segera disisip serta kurangnya dukungan dari Pemerintah Kabupaten Asahan. Kelompok- kelompok pengajian dan perwiritan yang terdapat dimasing-masing dusun berjalan dengan baik dan lancar. Namun disayangkan pembinaan generasi muda melalui remaja Mesjid kurang berperan, karena kurangnya pembinaan dan dukungan orang tua. P3n Desa Silo Baru tidak berfungsi karena petugasnya pindah dari desa tersebut dan sampai saat ini belum ada yang menggantikannya. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SILO BARU