ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN BERTEMPAT TINGGAL DI PERUMAHAN PONDOK UNGU PERMAI BEKASI UTARA BAGI PENDUDUK MIGRAN YANG BEKERJA DI DKI JAKARTA

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN BERTEMPAT TINGGAL DI PERUMAHAN PONDOK UNGU PERMAI BEKASI

UTARA BAGI PENDUDUK MIGRAN YANG BEKERJA DI DKI JAKARTA

ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING THE DECISION RESIDES IN THE HOUSING PONDOK UNGU PERMAI NORTH BEKASI FOR MIGRANT

POPULATIONS WORKING IN DKI JAKARTA SKRIPSI

Digunakan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan bisnis Program studi Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

FIRDA NANA KARLINA 20130430161

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

iii Dengan ini saya,

Nama : Firda Nana Karlina

Nomor Mahasiswa : 20130430161

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: „‟ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN BERTEMPAT TINGGAL DI PERUMAHAN PONDOK UNGU PERMAI BEKASI UTARA BAGI PENDUDUK MIGRAN YANG BEKERJA DI DKI JAKARTA‟‟ adalah hasil karya saya sendiri untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi, dan yang saya tahu juga tidak ada karya atau pendapat dari penulis lain, yang saya akui sebagai tulisan saya sendiri. Kecuali yang secara tertulis yang ada dalam naskah ini dan di tuliskan di dalam daftar pustaka.

Apabila saya melalukan tindakan tersebut, baik di sengaja maupun tidak di sengaja. Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia karya tersebut di batalkan.

Yogyakarta, 27 Desember 2016 Materai, 6000


(3)

iv MOTTO

Jika kamu berusaha dan bersungguh-sungguh maka kamu akan berhasil karna tidak ada usaha yang menghianati hasil. “Barang siapa bertakwa pada Allah, maka Allah memberikan jalan keluar kepadanya

dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barang siapa yang bertaqwa pada Allah, maka Allah jadikan urusannya menjadi mudah. Barang siapa yang bertaqwa pada Allah akan dihapuskan dosa-dosanya dan mendapatkan pahala

yang agung” (QS. Ath-Thalaq: 2, 3, 4).

“Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat ; orang yang menuntut ilmu berarti menjalankan rukun Islam dan Pahala yang diberikan kepada sama dengan para

Nabi”.


(4)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk……

Untuk kedua orang ku tercinta, Mamah Halimah dan Ayah Karnedi, yang slalu mendoakan tiada henti, yang cintanya tak menuntut pamrih.

Untuk adik tersayang yang slalu membuat tersenyum, dan memberi kebahagiaan. Untuk semua saudara-saudara serta sahabat-sahabat yang telah memotivasi dan

menyemangatiku. Almamaterku tercinta……


(5)

vi INTISARI

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh aksesibilitas, persepsi harga, jarak/waktu tempuh, dan pendapatan terhadap keputusan bertempat tinggal di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara bagi penduduk migran yang bekerja di DKI Jakarta. Menurut teori mobilitas,bahwa tempat tinggal penduduk migran yang bekerja di DKI Jakarta dan bertempat tinggal di Kota Bekasi merupakan golongan yang sudah agak lama tinggal di daerah perkotaan dan mereka cendrung memilih tempat tinggal di pinggiran kota yang menurut mereka dapat memberikan kenyamanan bertempat tinggal dibandingkan di pusat kota. Dengan harga perumahan di pinggiran kota relatif lebih murah dan terjangkau. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dan pengujian asumsi klasik.Data primer yang di gunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui pengisian kuesioner yang disebarkan kepada seratus orang responden yang memenuhi kriteria sampel.Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat di ketahui bahwa secara simultan, aksesibilitas, persepsi harga, jarak/waktu tempuh, dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap keputusan bertempat tinggal di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara.Selanjutnya secara parsial, aksesibilitas, persepsi harga, jarak/waktu tempuh, dan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan bertempat tinggal di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara.

Kata kunci : keputusan bertempat tinggal, aksesibilitas, persepsi harga, jarak/waktu tempuh, pendapatan, regresi linier berganda


(6)

vii ABSTRACT

This study was conducted to analyze the effect of accessibility, price perception, distance/travel time, and the revenue of the decision resides in the housing Pondok Ungu Permai, North Bekasi for migrant populations working in Jakarta. According to the theory of mobility, that residence migrant population working in Jakarta and resides in the city of Bekasi is a group that has been long lived in urban areas and they tend to choose a place to stay on the outskirts of the city, with this stand they still can provide comfort reside than in downtown. Where the price of housing in the suburbs relatively cheaper and affordable. This study uses multiple linear regression and classical assumption test. The primary data used in this study were obtained through questionnaires distributed to a hundred respondents who meet the criteria for a sample. Based on the research results obtained, it can be seen that simultaneous, accessibility, price perception, distance/travel time, and earnings significantly influence the decision resides in the housing Pondok Ungu Permai, North Bekasi. Furthermore, the partial, accessibility, price perception, distance/travel time, and earnings positive and significant impact on the decision resides in the housing Pondok Ungu Permai, North Bekasi.

Keywords: decision resides, accessibility, price perception, distance/travel time, income,multiple linear regression.


(7)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah.Alhamdulillah.Alhamdulillahirobbil’alamin..

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat serta kemudahan dalam hidup ini, sehingga penulisan skripsi yang berjudul „‟ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN BERTEMPAT TINGGAL DI PERUMAHAN PONDOK UNGU PERMAI BEKASI UTARA BAGI PENDUDUK MIGRAN YANG BEKERJA DI DKI JAKARTA‟‟ ini dapat terselesaikan.

Berbagai kemudahan yang di dapatkan dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas oleh bantuan dari banyak pihak yang membantu. Oleh Karena itu dengan rasa bangga serta bahagia saya ucapkan rasa sykur dan terimakasih kepada :

1. Allah SWT, karena hanya atas izin Nya serta karunia Nya lah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Puji syukur kepada Allah SWT yang sebesar-besarnya yang telah meridhoi dan mengabulkan segala do‟a. dan Nabi Muhammad SAW serta para sahabat yang telah membimbing seluruh umat manusia dari zaman jahiliah hingga ke zaman yang terang benerang yang penuh rahmat seperti sekarang ini.

2. Bapak Dr. Nano Prawoto. SE., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi. 3. Ibu Yuli Utami, S.Ag., M.Ec. yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang

yang telah memberikan masukan serta bimbingan selama proses penyelesaian skripsi.

4. Ayah Karnedi dan Mamah Halimah, yang telah memberi dukungan dan motivasi semangat kepada saya tiada hentinya untuk kelancaran dan kesuksesan saya. Karna tiada do‟a yang ampuh selain do‟a dari orang tua untuk anaknya. Kata terima kasih saja tidak cukup untuk membalas kebaikan


(8)

ix kepada kalian Ayah dan Mamah.

5. Sahabat yang dari SMA, Nisa, Rany, Ine yang telah mebantu saya untuk mencari data di Kota Bekasi sehingga studi ini selesai dengan cepat. Serta canda tawa kalian yang bisa membuat saya melupakan keluh kesah selama saya membuat skripsi ini.

6. Mas mahrus yang telah mengajarkan saya tentang regresi linier berganda di spss tanpanya saya tidak bisa mengelolah data dengan sempurna dan benar. 7. Bapak/Ibu di kantor Wali Kota Bekasi khususnya bagian Dinas Tata Kota

Bekasi, Kantor Badan Pusat Statistika Kota Bekasi yang telah memberikan ijin kepada saya untuk meneliti Kota Bekasi

8. Fazrur Ilyana, yang slalu mendukung terus walaupun saya suka hilang kemana, serta nasehat yang menjadi penguat saya, serta teman cerita dikala saya sedang kesusahan.

9. Mutafaqottun Fauziah, teman sekaligus sahabat yang hampir 6 tahun lamanya slalu mendukung kapanpun dimanapun, jarak tidak mengahalangi persahabatan tetapi saling menyemangati satu sama lain perlu.

10.Nurul Puspitasari dan Mba Juju Juhairiah, yang mendukung terus serta membantu merapihkan tulisan ini serta menemani jalan-jalan kemana saja sehingga skripsi ini dapat selesai dengan cepat.

11.Teman-teman kost Angsana tercinta, Mba juju, Nurul, Fikri, Nisa, Mayang yang menemani, mendukung, menghibur hari-hari dikos, serta membukakan pintu kalau pulang telat, dan menonton korea kalau sedang jenuh. terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita pasti bisa! Semangat!!

12.Yulia Ayu Iswandari, terimakasih sudah menjadi teman terbaik dikuliahan dan menemani disaat saya siding dan bisa menghilangkan kegelisahan saat sebelum siding.


(9)

x

13.Seluruh teman KKN Kelompok 107 UMY, yang mengisi hari-hari, serta canda tawa selama satu bulan penuh dan memberi pengalaman baru selama perkuliahan.

14.Teman-teman halaqoh yang memberi kekuatan serta kajian rohani yang memperkuat iman, dan pengetahuan mendalam tentang islam.

15.Sheren, Amel, dan Ririn, yang menjadi sabahatku di perkulihan ini yang membuat kenangan disaat masa-masa kuliah. Serta menjadi motivasi saya dalam memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi.

16.Sahabat dari asrama UNIRES yang mempunyai kenangan berharga selama awal masuk kuliah.

17.Teman-teman yang berada di Cirebon, yang memberikan hal baru dan mengisi kegiatan dikala saya senggang.

18.Seluruh pihak yang terkait atas terselesaikannya skripsi ini, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Aamiinnn.

Yogyakarta, 14 November 2016

Penulis


(10)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

INTISARI ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1. Pengertian Perumahan dan Pemukiman ... 7

2. Teori Lokasi Perumahan ... 9

3. Teori Migrasi ... 12

4. Teori Mobilitas Tempat Tinggal ... 13

5. Faktor Aksesibilitas ... 16

6. Persepsi Harga ... 17

7. Pendapatan ... 18


(11)

xii

9. Teori Permintaan ... 20

10. Permintaan Rumah ... 24

B. Penelitian Terdahulu ... 27

C. Kerangka Pemikiran ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Objek Penelitian Dan Subjek Penelitian ... 36

B. Jenis Data ... 36

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data... 38

E. Definisi Oprasional ... 39

F. Metode Analisis ... 41

G. Uji Kualitas Data ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reabilitas ... 42

H. Pengujian Asumsi Klasik ... 43

1. Uji Multikolienaritas... 43

2. Uji Heterokedastisitas ... 43

3. Uji Autokorelasi ... 44

J. Uji Hipotesis ... 44

1. Uji t ... 44

2. Uji F ... 45

3. Uji R2 ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 47

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 47

B. Karakteristik Responden ... 51

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

C. Uji Kualitas Data ... 54

1. Uji Validitas ... 54

2. Uji Reabilitas ... 55

D. Uji Asumsi Klasik ... 55


(12)

xiii

3. Uji Autokorelasi ... 58

E. Hasil Estimasi Regresi ... 58

F. Pengujian Hipotesis ... 60

a. Uji t ... 60

b. Uji F ... 66

c. Uji R2(Koefisien Determinasi) ... 67

G. Pembahasan ... 68

BAB VI KESIMPULAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA


(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk per Kecamatan/Kota di Bekasi tahun 2014...…...3

Tabel 3.1 Kriteria Waktu Yang di Perlukan………...41

Table 4.1 Responden Menurut Jenis Kelamin dan Usia………... 52

Table 4.2 Responden Menurut Pendapatan Perbulan………... 52

Table 4.3 Jarak / Waktu Tempuh Bekerja……….53

Table 4.4 Uji Validitas Data………..………... 54

Table 4.5 Uji Reabilitas……… 55

Table 4.6 Hasil Uji Multikolienaritas………... 56

Table 4.7 Uji Heterokedastisitas………... 57


(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mobilitas Tempat Tinggal : Model Turner (1968)……….. 16

Gambar 2.2 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya….………... 19

Gambar 2.3 Kurva Permintaan………...……….. 24

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran……….. 32

Gambar 4.1 Distribusi t : X1 terhadap Y………... 61

Gambar 4.2 Distribusi t : X2 terhadap Y………. 63

Gambar 4.3 Distribusi t : X3 terhadap Y………... 64

Gambar 4.4 Distribusi t : X4 terhadap Y………... 66


(15)

(16)

(17)

INTISARI

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh aksesibilitas, persepsi harga, jarak/waktu tempuh, dan pendapatan terhadap keputusan bertempat tinggal di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara bagi penduduk migran yang bekerja di DKI Jakarta. Menurut teori mobilitas,bahwa tempat tinggal penduduk migran yang bekerja di DKI Jakarta dan bertempat tinggal di Kota Bekasi merupakan golongan yang sudah agak lama tinggal di daerah perkotaan dan mereka cendrung memilih tempat tinggal di pinggiran kota yang menurut mereka dapat memberikan kenyamanan bertempat tinggal dibandingkan di pusat kota. Dengan harga perumahan di pinggiran kota relatif lebih murah dan terjangkau. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dan pengujian asumsi klasik.Data primer yang di gunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui pengisian kuesioner yang disebarkan kepada seratus orang responden yang memenuhi kriteria sampel.Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat di ketahui bahwa secara simultan, aksesibilitas, persepsi harga, jarak/waktu tempuh, dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap keputusan bertempat tinggal di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara.Selanjutnya secara parsial, aksesibilitas, persepsi harga, jarak/waktu tempuh, dan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan bertempat tinggal di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara.

Kata kunci : keputusan bertempat tinggal, aksesibilitas, persepsi harga, jarak/waktu tempuh, pendapatan, regresi linier berganda


(18)

This study was conducted to analyze the effect of accessibility, price perception, distance/travel time, and the revenue of the decision resides in the housing Pondok Ungu Permai, North Bekasi for migrant populations working in Jakarta. According to the theory of mobility, that residence migrant population working in Jakarta and resides in the city of Bekasi is a group that has been long lived in urban areas and they tend to choose a place to stay on the outskirts of the city, with this stand they still can provide comfort reside than in downtown. Where the price of housing in the suburbs relatively cheaper and affordable. This study uses multiple linear regression and classical assumption test. The primary data used in this study were obtained through questionnaires distributed to a hundred respondents who meet the criteria for a sample. Based on the research results obtained, it can be seen that simultaneous, accessibility, price perception, distance/travel time, and earnings significantly influence the decision resides in the housing Pondok Ungu Permai, North Bekasi. Furthermore, the partial, accessibility, price perception, distance/travel time, and earnings positive and significant impact on the decision resides in the housing Pondok Ungu Permai, North Bekasi.

Keywords: decision resides, accessibility, price perception, distance/travel time, income,multiple linear regression.


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara berkembang yang masih mempunyai permasalaahan besar dalam perkembangan perkotaan. Salah satunya yaitu fenomena urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan tataruang kota. Seperti halnya dalam fasilitas perumahan dan pemukiman. Dalam Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan adalah suatu kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian

yang di lengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan”

Pembangunan perumahan juga diyakini mampu mendorong kegiatan industri yang berkaitan dengan bidang perumahan dan pemukiman (sumber: kebijakan strategi Nasional perumahan dan pemukiman Departemen permukiman dan prasarana pemukiman). Setiap keluarga maupun individu mempunyai cara sendiri untuk menentukan kebutuhan untuk bertempat tinggal. Keinginan untuk bermukim atau tidak bermukim menjadi pilihan sendiri. Keinginan seseorang untuk bertempat tinggal di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan, fasilitas kota, pendapatan, transportasi, dan akses untuk menuju tempat kerja. Namun faktor tersebut tidak sama dengan semua rumah


(20)

tangga (Annisa Purbosari, 2012). Bagi masyarakat yang bergolongan berpendapatan rendah akan memilih perumahan yang sederhana sedangkan bagi masyarakat yang bergolongan berpendapatan tinggi akan memilih perumahan yang mewah dan akan meningkatkan status sosial dan lingkungan yang mereka inginkan (Sinulingga, 2005)

Kota Bekasi sabagai salah satu kota megapolitan yang terbesar di Indonesia dengan pusat kegiatannya lebih banyak di DKI Jakarta. Kota Bekasi juga termasuk dalam kota besar dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 2.523.032 jiwa. Dengan jumlah tersebut maka berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor ekonomi sehingga urbanisasi penduduk semakin meningkat dan kebutuhan akan lahan pemukiman di Kota Bekasi juga makin meningkat.


(21)

3

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk per Kecamatan/Kota di Bekasi tahun 2014 Kecamatan

Sub Regency

Luas Wilayah

Region on Area

(Km2)

Jumlah Kelurahan Number of Village Jumlah Penduduk Number of Population1)

(1) (2) (3) (4)

1. Pondokgede 16,29 5 267.310 2. Jatisampurna 14,49 5 117.170 3. Pondokmelati 18,57 4 139.725 4. Jatiasih 22,00 6 216.260 5. Bantargebang 17,04 4 105.019 6. Mustikajaya 24,73 4 187.229 7. Bekasi Timur 13,49 4 255.928 8. Rawalumbu 15,67 4 227.198 9. Bekasi Selatan 14,96 5 215.050 10. Bekasi Barat 18,89 5 286.142 11. Medansatria 14,71 4 171.769 23. Bekasi Utara 19,65 6 334.232

Kota Bekasi 210,49 56 2.523.032

Tahun 20112) 210,49 56 2.422.922

Tahun 20103) 210,49 56 2.334.871

Tahun 20093) 210,49 56 2.319.518

Sumber : Badan Pusat Statisika Kota Bekasi (BPS)

Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa jumlah penduduk dari tahun 2009 – 2014 mengalami kenaikan di setiap tahunnya.Dan kecamatan Bekasi utara adalah kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya.Bekasi Utara adalah daerah yang lebih dekat dengan DKI Jakarta maka banyak penduduk yang dari DKI Jakarta berpindah ke Bekasi Utara. Sebagai salah satu contoh perumahan yang ada di Bekasi Utara adalah perumahan Pondok Ungu Permai yang terletak di Kecamatan Bekasi Utara.

Perumahan Pondok Ungu Permai terletak di dua kelurahan yaitu kelurahan Kaliabang Tengah dan kelurahan Bahagia. Di kelurahan Kaliabang


(22)

Tengah mencakup peumahan pondok ungu lama sedangkan kelurahan Bahagia mencakup pondok ungu baru. Pondok ungu permai dapat dikatakan sebagai perumahan yang pertumbuhannya sangat pesat. Karna setiap tahunnya mendirikan sebuah bangunan perumahan padahal dilingkungan tersebut sudah termasuk padat penduduk.Terhitung sudah ribuan perumahan yang di bangun. Adapun jumlah penduduk di kelurahan Kaliabang Tengah pada tahun 2014 menurut jenis kelamin sebesar 100.690 jiwa. Sedangkan dikelurahan Bahagia pada tahun 2014 sebesar 99.003 jiwa. Jadi total jumlah penduduk perumahan pondok ungu permai sebesar 199.693 jiwa.

Sebagai daerah yang dekat dengan DKI Jakarta, terutama dalam hal pemukiman sangat di butuhkan angkutan umum atau transportasi. Di Kota Bekasi sudah tercatat jumlah transportasi umum sebanyak 3200 hingga 3500 unit dengan beragam trayek. Sementara ideal jumlah angkutan umum di Kota Bekasi adalah 1600 unit. Hal ini salah satu penyebab dari kemacetan lalu lintas di Kota Bekasi (Andi, 2016)

Dari permasalahan-permasalahan tersebut maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah penduduk migran yang tinggal di Kota Bekasi namun bekerja di Kota Jakarta. Adapun yang dimaksud migran didalam penelitian ini adalah penduduk migran yang permanen (yang bukan penduduk asli Kota Bekasi maupun Kota Jakarta) yang telah menetap di Kota Bekasi dan bekerja di Kota Jakarta minimal selama satu tahun untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi keputusan bertempat tinggal di Kota Bekasi bagi penduduk


(23)

5

migran yang bekerja di Kota Jakarta, maka peneliti mengambil faktor-faktor yang berpengaruh antara lain faktor aksesibilitas, fakor pendapatan, persepsi harga, dan jarak/waktu tempuh. Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti mengambil judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bertempat tinggal di perumahan Pondok Ungu Permai Bekasi Utara bagi penduduk migran yang bekerja di DKI Jakarta’’.

B. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang akan diteliti, maka dirumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu: Apakah ada pengaruh antara aksesibilitas, persepsi harga, pendapatan, dan jarak/waktu tempuh antara keputusan bertempat tinggal di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara bagi penduduk migran yang bekerja di DKI Jakarta.

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa pengaruhnya aksesibilitas, persepsi harga, pendapatan, dan waktu/jarak tempuh terhadap keputusan bertempat tinggal di perumahan Pondok Ungu Pemai, Bekasi Utara bagi penduduk migran yang bekerja di DKI Jakarta.


(24)

D. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan dapat menambahkan sumber informasi yang bermanfaat untuk memilih tempat tinggal di Kota Bekasi bagi penduduk migran yang bekerja di DKI Jakarta

2. Dapat juga dijadikan sebagai refrensi dalam melakukan penelitian lainnya

3. Sebagai refrensi bahan masukan juga terhadap pemerintah daerah atau pihak-pihak yang serupa dalam penetapan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan perumahan di Kota Bekasi

4. Penelitian ini diharapkan juga sebagai pengembangan fasilitas atau sarana yang ada di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara 5. Sebagai masukan pemikiran dalam mengembangkan tingkat kualitas


(25)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Perumahan dan Pemukiman

Dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman, perumahan diartikan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana. Secara fisik perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari kumpulan unit-unit rumah tinggal dimana dimungkinkan terjadinya interaksi sosial diantara penghuninya.

Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya. Perumahan memberikan kesan tentang rumah beserta prasarana dan sarana lingkungannya. Pemukiman yang berasal dari kata „to sattle‟ atau berarti menempati atau mendalami ini berkembang menjadi sebuah proses yang berkelanjutan, yaitu pemukiman tidak menetap, semi menetapkan dengan pemukiman sementara atau musiman. Perumahan didefinisikan pula sebagai satu sisi rumah yang disatukan di sebuah kawasan pertempatan. Didalam unsur perumahan terdapat beberapa sub unsur rumah-rumah dengan segala kemudahan fisikal seperti kedai-kedai, sekolah dan lain-lain. Di kawasan perumahan, masyarakat hidup berkelompok dan bersosialisasi antara satu sama lain (Sastra M., 2007).


(26)

Perumahan dan pemukiman mempunyai makna yang berbeda, karena makna pemukiman itu lebih luas di bandingankan dengan perumahan pemukiman memiliki sifat yang mencakup batasan wilayah yang lebih luas (Wahyuni Lasniah, 2010). Pemukiman ada karena terbentuknya kesatuan diantara manusia dan lingkungan. Menurut Wahyuni Lasniah (2010) faktor-faktor yang membentuk kesatuan terssbut terdiri atas adalah :

a. Alam, alam yang sangat mempengaruhi lokasi tempat kita untuk membuat bangunan dan harus dengan pertimbangan dan kondisi yang ada, kemiringan lahan akan mempengeruhi keamanan dan kenyamanan pada lokasi serta menghindari dari timbulnya bahaya.

b. Manusia, adalah pemeran utama dalam adanya sebuah pemukiman atau perumahan karna rumah merukan kebutuhn biologis bagi manusia. Persepsi manusia akan mempengaruhi terhadap jenis rumah.

c. Masyarakat, adalah sekelompok orang di salah satu pemukiman yang membentuk komunitas tertentu. Masyarakat juga akan membentuk kelompok sosial dengan cara kebudayaan tertentu yaitu dengan cara mengembangkan ekonomi, kesehatan dan pendidikan.

d. Rumah, tidak hanya bangunan saja namun juga fasilitas sosial seperti perdagangan, rekreasi, pusat perbelanjaan ,kesehatan, fasilitas pendidikan dan sebagaimya.

e. Networks, terkait dnegan pemukiman adalah adanya suatau sistem oprasional penunjang untuk berkativitas seperti jaringan air bersih, jaringan listrik, dan drainase.


(27)

9

Rumah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia karena menjadi penunjang dalam berkelanjutan hidup manusia. Selain itu manusia harus juga memperhatikan elemen-elemen yang membentuk kesatuan dengan unsur yang berbeda tetapi saling melengkapi satu sama lain.

2. Teori Lokasi Perumahan

Pemilihan dan penentuan sebuah lokasi perumahan bagi setiap individu berbeda-beda sesuai dengan pertimbagan masing-masing setiap individu. Kesimpulan mengenai pemilihan lokasi perumahan menurut beberapa ahli adalaha sebagai berikut (Richardson, 1978):

a. Filter Down Theory, teori ini muncul pada tahun 1920 oleh EW Burgess yang menerangkan pola pemukiman di Chicago, menurut EW. Bugerss, perkembangan CBD yang sangat pesat membuat pusat kota menjadi tidak menarik sehingga menyebabkan tanah menjadi mahal, macet, polusi. b. Hipotesis Tiebout (1956), Tiebout mengemukakan bahwa seseorang

memilih lokasi perumahan di kota atau di kabupaten yang memiliki pajak atau pelayanan publiknya bagus.

c. Trade off Model oleh Alonso (1964) dan Solow (1972,1973), secara sederhana diartikan sebagai adanya trade off aksesibilitas terhadap ruang yang dipilih rumah tangga sebagai lokasi untuk properti perumahan. Model ini juga mengasumsikan bahwa kota melingkar dengan sebuah pusat tenaga kerja dan transportasi yang tersedia dimana-mana, semua lokasi dipertimbangkan secara homogen kecuali jarak ke pusat kota.


(28)

Rumah tangga akan bersedia membayar lebih untuk properti dengan lokasi yang lebih dekat dengan CBD karena biaya commuting lebih rendah.

d. Ellis (1967), Ellis menekankan pentingnya preferensi lingkungan dan karakteristik sekitar dalam memilih lokasi perumahan.

e. Senior dan Wilson (1974), Senior dan Wilson menyatakan bahwa untuk beberapa rumah tangga, kemudahan pencapaian ke tempat kerja tidak berarti sama sekali.

f. Little (1974) dan Kirwan & Ball (1974), mereka meneliti mengenai implikasi dari keinginan sebagian besar keluarga untuk hidup dengan tetangga yang homogen.

g. Social Aglomeration Theory (1985), dikemukakan bahwa orang memilih rumah dengan pertimbangan utama bahwa dia akan nyaman bersama dengan kelompok sosial tertentu dimana kelompok ini bisa terbentuk berdasarkan ras, pendapatan, usia, dan lain sebagainya, yang kemudian timbul segregasi.

Pemilihan lokasi untuk bertempat tinggal menjelaskan suatu usaha setiap individu untuk menyeimbangkan dua pilihan yang bersifat bertentangan, diantaranya yaitu kemudahan ke pusat kota dan luas tanah yang dapat di peroleh. Terdapat kriteris yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi tempat tinggal (Catanese dan Synder, 1989) :

1. Hukum dan lingkungan, adalah hukum yang di berlakukan untuk mengizinkan pendirian gedung dengan ukuran tertentu, persyaratan tempat


(29)

11

parkir, batasan- batasan kemunduran, tinggi maksimum sebuah gedung dan kendala lain yang saling bekaitan.

2. Sarana, dalam suatu proyek membutuhkan pemasanhan air, listrik, telepon, gas, tanda bahaya (alrm), dan jaringan drainase.

3. Faktor teknis, yang berarti bagaiman keadaan topografi, tanah, dan drainase yang mempengaruhi terhadap desain tempat atau desain bangunan

4. Lokasi, yang menjadi pertimbangan adalah pemasarannya, aksesibilitas, dilewati oleh pejalan kaki dan kendaraan umum

5. Estetika, yang menjadi pertimbangan adalah pemandangan yang menarik. 6. Masyarakat, yang menjadi pertimbangan adalah dampak yang dihasilkan

oleh pembangunan real estate terhadap masyarakat yang ada di sekitar, kemacetan lalu lintas dan kebisingan

7. Fasilitas pelayanan, yang menjadi pertimbangan adalah pemadam kebakaran, pembungan sampah, sekolah, dan aparat kepolisian.

Tahapan pengembangan pada pemukiman secara besar dibagi ke dalam tahapan perencanaan awal dan pada tahap oprasional (ketia pemukiman telah mulai di huni). Dilihat dari sisi lingkungan, (Sudharto P Hadi, 2005) sebagai berikut :

1. Apakah daerah tersebut layak secara ekologi. Karena banyak perumahan atau pemukiman yang di bangun di daerah resapan air atau pegunungan sehingga dapat menimbulkan banjir dan berkurangnya cadangan air pada tanah.


(30)

2. Pemukiman yang di bangun oleh suatu badan usaha (real estate) hamper sebagian besar berada di pinggiran kota.

Menurut Leaf (1995), kondisi tersebut membawa dampak buruk bagi perkotaan. Karena menciptakan penghuni kota akan bergantung kepada alat transportasi seperti motor, dan terutama mobil.

3. Teori Migrasi

Migrasi penduduk merupakan perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Migrasi merupakan salah satu dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk dapat di bedakan menjadi dua mobilitas permanen (menetap) dan nonpermanent (sementara). Mobilitas nonpermanent (sementara) misalnya seperti turis baik nasional maupun internasional yang hanya sementara. Sedangkan mobilitas permanen (menetap) di sebut penduduk migrasi.

Teori dorong tarik (Everet S. Lee). Menurut Everet S, Lee migrasi sebagian besar dapat diartikan sebagai perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen. Ada empat faktor menurut Everet S. Lee yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi sebagai berikut :

1. Faktor- faktor yang terdapat di daerah asal 2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan 3. Rintangan-rintangan yang menghambat 4. Dan faktor pribadi

Selain itu penduduk migran juga beranggapan bahwa kaum migran dapat terserap dalam ekonomi kota dengan melalui sektor informal yang


(31)

13

memungkinkan suatu pencarian dengan menggunakan paramenter sebagai berikut (Chris Maning & Tadjuddin N Effendi, 1996) :

1. Kemungkinan memperoleh pekerjaan tetap dalam sektor formal 2. Kemungkinan memperoleh harian di sektor informal

3. Tingkat upah di sektor formal ditentukan oleh kelembagaan

4. Pendapatan rata-rata dalam sektor informal ditentukan oleh pemerintah dan persedian tenaga kerja dalam sektor informal.

4. Teori Mobilitas Tempat Tinggal

Pada tahun 1968 John Turner mengeluarkan teori mobilitas tempat tinggal (residential mobility), menurut teori Turner terdapat dimensi yang bergerak secara paralel dengan mobilitas tempat tinggal, diantaranya adalah : dimensi lokasi, dimensi siklus kehidupan, dimensi perumahan, dan dimensi pendapatan (Hadi Sabari Yunus, 2004)

Dimensi lokasi mengarah kepada tempat-tempat tertentu disuatu kota yang oleh seseorang atau sekelompok orang dianggap pas untuk bertempat tinggal dalam kondisi dirinya sendiri. Kondisi diri sendiri ini lebih mengarah kepada pendapatan dan siklus kehidupannya. Lokasi dalam hal tersebut berkaitan erat dengan jarak terhadap tempat kerja (accessibility to employment). Perspektif ini sering disebut sebagai “geographical space” (ruang geografi).

Dimensi pada perumahan disambungkan dengan inspirasi perorangan atau perkelompok orang yang terhadap macam- macam tipe perumahan yang ada.


(32)

Oleh karena itu luas aspek sebuah perumahan oleh Jhon Turner dibatasi pada sebuah aspek “penguasaan (tenure)‟‟. Seseorang berpandangan terhadap aspek

penguasaan tempat tinggal slalu dikaitkan dengan tingkat pendapatan yang didapat dan siklus kehidupannya. Misalnya, mereka yang berpendapatan lebih memilih menyewa atau mengontrak rumah dibandingkan membeli rumah karna sesuai dengan pendapatan yang mereka dapat.

Dimensi dalam siklus kehidupan membahas tentang tahap- tahap seseorang memulai dalam kehidupan mandirinya, artinya bahwa semua kebutuhan hidupnya di tanggung oleh pendapatannya sendiri. Maka secara umum semakin lanjut tahap hidupnya maka semakin tinggi “income”.

Dimensi dalam pendapatan lebih menekankan pada pembahsan besar kecilnya peghasilan yang di peroleh dalam persatuan waktu. Dengan asumsi bahwa, apabila semakin lama seseorang menetap disebuah kota, maka makin mantap posisi kepegawaian dalam pekerjaannya, maka tinggi pula tingkat pendapatan yang dapat diperolehnya.

Menurut Turner (1968), dalam memilih tempat tinggal penduduk juga di pengaruhi oleh status sosial, di antaranya sebagai berikut :

1. Bridgeheaders: golongan yang baru datang dikota dengan ekonomi yang tergolong rendah dan lebih senang bertempat tinggal di lokasi yang dekat dengan tempat kerjanya (pusat kota atau CBD) dengan asumsi agar pengeluaran untuk tranportasi lebih hemat


(33)

15

2. Consolidators: golongan yang sudah termasuk lama tinggal di daerah perkotaan dengan kemampuan ekonomi yang semakin meningkat. Pada golongan tersebut cendrung lebih memilih tempat tingal di pinggiran kota yang lebih menjanjikan dalam segi kenyamanan bertempat tinggal antara lain yaitu kodisi lingkungan masih terjaga dengan baik, harga rumah jauh lebih murah, polusi yang masih sedikit, kepadatan penduduk yang relatif lebih rendah, kepadatan lalu lintas lebih rendah sehingga dapat terhindar dari kemacetan, pemandangan alam yang relatif masih segar dan belum terusik sehingga udara yang segar sangat berperan dalam golongan ini. 3. Status seekers: golongan yang sudah lama menetap di dareah perkotaan

dengan kemampuan ekonomi yang sudah mampu sehingga mereka memilih rumah dengan tipe yang modern dan mewah sebagai wujud status social dalam masyarakat.

Berikut ini adalah bagan teori mobilitas tempat tinggal yang diungkapkan oleh Turner (1968) :


(34)

Gambar 2.1

Mobilitas Tempat Tinggal : Model Turner (1968)

5. Faktor Aksesibilitas

Aksesibilitas dapat diartikan sebagai sebuah ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai pecapaian lokasi dan hubungan satu sama lain, mudah atau sulitnya lokasi terseebut dalam mencapai transportasi (Leksono, 2010). Aksesibilitas Berdasarkan Tujuan dan Kelompok Sosial, aksesibilitas dapat menyediakan ukuran kinerja antara tata guna lahan dengan system trasportasi. Penghuni perumahan lebih melihat aksesibilitas menuju tempat kerja, rumah sakit, sekolah, toko, dan tempat rekreasi. Sedangkan pedagang lebih memperhatikan aksesibilitas menuju konsumen dan para pemilik industri lebih bergantung dengan aksesibilitas ke pasar tenaga kerja dan penyedian bahan baku untuk transportasi (J. Black, Urban Transport Planning, 1981).


(35)

17

Indikator aksesibilitas secara sederhana dapat diartikan dengan jarak. Jika sutau tempat dekat dengan tempat lainnya, maka dapat dikatakan aksesibilitas diantara keduannya tinggi. Sebaliknya jika berjauhan maka aksesibilitas tempat tersebut rendah. Selain itu indikator aksesibilitas dipengaruhi oleh biaya. Apabila kedua tempat meliki waktu jarak tempuh yang pendek maka dapat dikatakan tingkat aksesibilitas tersebut tinggi. Biaya tersbut merupakan biaya gabungan yang menggabungkan antara waktu dan biaya sebagai tolak ukut untuk transportasi (Ofyar Z. Tamin, Perencanaan & Pemodelan Transportasi, 2000). 6. Persepsi Harga

Harga merupakan unsur dalam pusaran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan. Misalnya pada perusahaan-perusahaan besar, pendapatan harga biasanya di tangani langsung oleh manajer divisi atau lini produk, tetapi pihak manajemen tetap menentukan kebijakan mengenai harga jual produk, dan menyetujui usulan harga yang di ajukan oleh para manajer (Kotler 1998:120).

Penetapan persepsi harga yang dilakukan oleh produsen, dalam hal developer perumahan, memiliki beberapa tujuan (Peter, J, Paul & Olson, Jerry C, 2000 : 238) yaitu :

a. Meningkatkan penjualan b. Menargetkan panghasilan pasar

c. Keuntungan jangka panjang maksimum d. Keuntungan jangka pendek maksimum e. Pertumbuhan


(36)

g. Menurunkan sensitifitas konsumen terhadap harga h. Mempertahankan kepemimpinan harga

i. Menakut-nakuti pendatang baru

j. Mempercepat runtuhnya perusahaan-perusahaan marjinal

7. Pendapatan

Dyckman mengemukakan pengertian tengtang pendapatan, bahwa pendapatan adalah

“arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entasitas atau

penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu prieode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaanjasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung”

Pendapatan adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi permintaan, seperti hipotesis yang mengatakan bahwa apabila pendapatan meningkat maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya (Sudono Sukirno, 2005).

Hubungan yang terwujud merupakan hubungan yang berbanding lurus, sehingga jika terdapat kenaikan pendapatan, maka hal ini akan mengakibatkan permintaan rumah akan meningkat. Besar atau kecilnya pendapatan seseorang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli seseorang, termasuk pendapatan dalam membeli rumah. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin


(37)

19

beragam keinginan konsumen. Hal yang serupa juga di kemukaan oleh I Ketut Saputra (2009) yang menyatakan bahwa :

“semakin besar pendapatan yang di peroleh individu mempunyai pengaruh

positif terhadap keputusan untuk membeli rumah”. 8. Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan konsumen di pengaruhi oleh pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individu, dan juga proses pisikologis. Yang semua jenis perilaku pemenuhan kebutuhan dan faktor motivasi yang mempengaruhinya. Secara sistematik model dasar dari proses keputusan konsumen beserta faktor yang mempengaruhi dan membentuk perilaku tersebut dapat di jelaskan dalam diagram berikut :

Gambar 2.2

Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Sumber : Engel, et al (1994), bab 126 dalam Anissa Budi Utami (2015) Pengaruh lingkungan

Proses keputusan pengenalan kebutuhan pencarian informasi evaluasi alternative

pembelian hasil

Proses ideologi Pembedaan


(38)

Secara umum pengambilan keputusan konsumen terhadap pembelian mempunyai langkah- langkah sebagai berikut :

1. Pengenalan kebutuhan, konsumen mebandingkan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan kondisinya yang actual untuk menguatkan proses keputusan.

2. Pencarian informasi, konsumen mencari informasi yang relvan daari lingkungannya.

3. Evaluasi alternatif, konsumen mengevaluasi pilihannya yang berhubungan dengan manfaat yang akan diharapkan dan yang dipilih. Konsumen mneggunakan informasi yang ada dan di tambah informasi dari luar untuk membangun kriteria tertentu. Untuk membantu konsumen mengevaluasi dan membandingkan alternative tersebut.

4. Pembelian, konsumen dapat memutuskan apakah produk yang akan di beli layak di beli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali.

5. Hasil, perilaku konsumen setelah pembelian rumah tersebut lalu mengevaluasinya

9. Teori Permintaan

Permintaan dapat diartikan sebagai suatu barang dan jasa yang dapat didefinisikan sebagai suatu hubungan antara barang dan jasa yang ingin di beli oleh konsumen dengan harga dan waktu tertentu (Lukman,2007). Hukum permintaan tidak di anggap mutlak tetapi sifatnya dalam keadaan carteris paribus


(39)

21

(faktor-faktor lain yang di anggap tetap). Yang dimana terdapat hukum permintaan yang berbunyi :

“apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah permintaan akan

naik/bertambah, dan sebaliknya apabila harga mengalami kenaikan. Maka jumlah permintaan akan turun/berkurang.”

Hukum permintaan berbanding terbalik dengan harga (Suprayitno,2008:55)

Permintaan akan suatu barang yang diperoleh oleh seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah (Suprayitno, 2008) :

a. Harga barang itu sendiri

Jumlah barang yang diminta berpengaruh terhadap naik dan turunya harga barang dan jasa. Jika suatu harga tersebut turun maka jumlah permintaan akan suatu barang akan meningkat, begitu pula sebaliknya jika harga suatu barang itu naik maka jumlah permintaan akan barang tersebut menurun. b. Pendapatan masyarakat

Pendapaatan masyarakat mempengaruhi sebuah permintaan barang atau daya beli pada masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas suatau barang permintaan. Apabila pendapatan di masyarakat menurun maka permintaan akan barang menigkat begitu sebaliknya.


(40)

Mendesaknya kepentingan kebutuhan mempengaruhi barang dan jasa akan jumlah permintaan. Kebutuhan sekunder lebih penting di bandingan dengan kebutuhan tersier. Sehingga pengaruh jumlah permintaan suatu barang berbeda.

d. Distribusi pendapatan

Jumlah permintaan semakin meningkat di pengaruhi juga oleh meratanya pendapatan. Dan sebaliknya apabila pendapatan hanya diterima oleh beberapa kelompok saja maka secara otomatis jumlah permintaan akan menurun.

e. Pertambahan penduduk

Pertambahan penduduk mempengaruhi jumlah permintaan semakin banyak jumlah penduduk makan permintaan akan meningkat.

f. Selera (taste)

Faktor kesukaan atau ketidak sukaan juga dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang. Apabila sudah suka dengan suatu barang tanpa melihat budget yang ada maka barang tersebut akan di beli. Perkembangan teknologi atau perkembangan pada arus globalisasi juga berpengaruh terhadap jumlah permintaan.

g. Barang pengganti (subtitusi)

Adanya barang pengannti akan mempengaruhi jumlah permintaan pada saat harga di pasaran naik maka barang pengganti akan muncul dan anak mempengaruhi jumlah permintaan.


(41)

23

Permintaan dapat dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan. Dengan adanya fungsi permintaan kita dapat mengetahui hubungan antara variable bebas dan variable tidak bebas. Persamaan fungsi permintaan dapat di tulis sebagai berikut :

Dx = f(Px, Py, Y, T, N)

Keterangan :

Dx = permintaan akan suatu barang x Px = Harga barang tersebut(x) Py = Harga barang lain (y) Y = Pendapatan konsumen T = Selera

N = Jumlah penduduk

Dimana Dx adalah variable tidak bebas, karena besar nilai Dx ditentukan oleh variable lain. Px, Py, Y, T dan N adalah varibel bebas karena besar nilainya tidak di pengaruhi oleh variabel lainnya. Tanda positif dan negatif menunjukan pengaruh pada masing-masing variable bebas terhadap permintaan terhadap suatu barang x.

b. Kurva permintaan

Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang dapat digambarkan dengan kurva permintaan. Kurva permintaan secara umum dapat di definisikan sebagai salah satu kurva yang menunjukkan jumlah barang yang di


(42)

minta pada tingkat harga tertentu. Kuva permintaan dapat di gambarkan seperti dibawah ini :

Gambar 2.3 Kurva Permintaan

Kurva permintaan untuk jenis barang pada umumnya menurun ke atas ke kanan bawah yang di sebabkan karena sifat perkaitan antara harga dan jumlah permintaan yaitu sifatnya yang terbalik. Jika variabel satu naik maka variable lain akan turun.

10. Permintaan Rumah

Permintaan perumahan menjadi peran penting dalam mempengaruhi nilai properti di pasaran dalam jenis perumahan. Hal ini dikarenakan penawaran akan lahan untuk membangun perumahan terbatas sedangkan dari segi permintaan jumlahnya slalu bertambah (Awang, 1997). Permintaan konsumen atas rumah di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Lokasi rumah, apakah dengan rumah yang berada dipinggiran kota sangat mempengaruhi minat konsumen untuk membeli rumah.


(43)

25

Semakin strategis rumah tersebut berarti semakin baik dan tingkat permintaan akan rumah tersebut semakin tinggi. Jarak yang dekat dengan fasilitas umur, tempat kerja dll menjadi salah satu alasan konsumen memlih lokasi rumah tersebut.

2. Pertambahan penduduk dengan adanya pertumbuhan penduduk permintaan akan rumah meningkat hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk yang terjadi secara alami ataupun non alami (urbanissasi). Sehingga apabila jumlah anggota keluarga bertambah maka kebutuhan akan rumah juga akan bertambah hal ini karena setiap manusia ingin memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.

3. Pendapatan Konsumen seseorang dapat memliki rumah sangat di pengaruhi oleh pendapatam. Apabila pendapatan seseorang mengalami peningkatan dan tidak terjadinya inflasi dalam perekonomian maka permintaan akan sebuah rumah meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas

4. Kemudahan Mendapatkan Pinjaman Pada pasar properti perumahan, permintaan akan perumahan di pengaruhi oleh insttitusi keuangan atau kebijakan pemerintah seperti perbankan. Karakteristik yang ada di pasar property yaitu membutuhkan dana yang besar, yang menyebabkan konsumen sangat tergantung terhadap kemudahan peminjaman dana. Kemudahan ini dapat bersifat pinjaman kredit, penurunan tingkat suku bunga pajama, dan jangka waktu dalam pelunasan pinjaman. Apabila kemudahan peminjaman dapat diperoleh


(44)

oleh kosumen maka permintaan akan rumah akan semakin bertambah. Dan begtu pula sebaliknya, apabila persyaratan peminjaman ketat atau suku bunga peminjaman meningkat maka permintaan akan rumah menurun.

5. Fasilitas dan Sarana Umum, fasilitas disini termasuk fasilitas umum dan fasilitas social, diantaranya yaitu infrastruktur, sarana kesehatan, pendidikan, keagamaan, sarana transportasi, dan lain sebagainya. Fasilitas tersebut akan meningkatkan permintaan akan rumah di kawasan tersebut.

6. Harga Pasar Rumah, dalam teori permintaan dan penawaran, semakin tinggi harga sebuah barang maka akan mengakibatkan penurunan permintaan akan barang tersebut. Dan apabila harga rumah meningkat, sementara harga rumah yang lain lebih rendah maka konsumen akan beraloh ke rumah dengan harga yang lebih rendah.

7. Undang- undang tentang jenis penggunaan lahan/tanah yang membatasi hak atas tanah turut menjadi faktor yang dapat mempengaruhi permintaan akan rumah. Demikian pula dengan faktor lain seperti pajak menjadi faktor pertimbangan dalam memilih atau menetapi rumah.


(45)

27

B. Penelitian Terdahulu No Penulis, tahun

dan judul

Metode

analisis Variable Kesimpulan 1 Intan Sari Zaitun

Rahma, 2010 Faktor yang mempengaruhi permintaan perumahan tipe cluster (studi kasus perumahan taman sari di Kota Semarang) Regresi linier berganda  Permintaan perumahan cluster  harga  fasilitas  lokasi  lingkungan

1. harga, fasilitas, lokasi, lingkungan, pendapatan, serta harga subtitusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian rumah 2. dari uji koefisien

determinasi diketahui bahwa 68,6% variasi yang trdapat dalam variable secara bersama-sama dipengaruhi oleh variable persepsi harga, fasilitas, lokasi, lingkungan, pendapatan, dan harga subtitusi 3. faktor fasilitas

sangat berpengaruh dalam pembelian rumah


(46)

2 Ismi Mahardini, Nenik Woyanti, 2012 Analisis pengaruh harga, pendapatan, lokasi, dan fasilitas terhadap permintaan rumah sederhana (studi kasus perumahan puri dinar mas semarang) Regresi linier berganda  harga  pendapatan  lokasi  fasilitas

1. secara parsial dan individu variable harga, pendapatan, lokasi dan fasilitas terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan perumahan, dilihat dari hasil uji t yang menghasilkan uji statisik sebesar P

value, kerena P

value leboh kecil dari α = 0,05. 2. Dalam penelitian

ini faktor fasilitas berpengaruh paling besar terhadap permintaan rumah di perumahan puri dinar mas.

3. Hal ini dapat dilihat dari

besarnya koefisien dari fasilitas dalam mempengaruhi permintaan rumah yaitu 3,835, diikuti


(47)

29

lokasi sebesar 3,338, pendapatan sebesar 2,836 dan harga sebesar 2,002.

3 Anissa Budi Utami, 2015 Pengaruh harga, pendapatan dan lokasi terhadap keputusan pembelian rumah di d‟kranji residence tahap 11 Bekasi Barat

Regresi linier berganda  Harga  Pendapata n  Lokasi  Keputusan pembelian 1. Keputusan pembelian rumah di pengaruhi variable harga dengan koefisein variable sebesar 0,349 dan signifikan sebesar 0,006 2. Keputusan pembelian di pengaruhi variable pendapatan dengan diperoleh koefiensi variable sebesar 0,289 yang menunjukan pengaruh positif dan signifikan sebesar 0,019 3. Keputusan pembelian rumah dipengaruhi variable lokasi


(48)

dengan diperoleh koefisen variable sebesar 0,317 dan signifikasi sebesar 0,033.

4 Erni Widiastuti, SWE Handayani, 2013 Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian rumah bersubsidi dengan menggunakan analisis regresi Regresi liner berganda  Keputusan pembelian rumah bersubsidi  Lokasi perumahan  Kemudahan mendapat pinjaman  Pendapatan konsumen  Harga rumah  Fasilitas dan

darana umum  Peraturan

perundangan

Ada pengaruh positif dan signifikan anatar faktor lokasi

perumahan,

kemudahan mendapat pinjaman, pendapatan konsumen, harga rumah, fasilitas dan sarana umum, dan peraturan perundangan baik secara pasial maupun secara simultan terhadap keputusan pemebelian rumah bersubsisdi di perumahan griya putra utama Kab. Sukoharjo 5 Annisa

Purbosari, R. Mulyo Hendarto, 2012 Analisis faktor yang mempengaruhi Regresi binary logistic  Keputusan bertempat tinggal  Persepsi harga rumah  Asksesbilitas  Sarana dan

1. harga unit rumah yang kompetitif sesuai dengan pendapatan penduduk migran berpendapatan rendah yang


(49)

31

keputusan

bertempat tinggal di Kota Bekasi bagi penduduk migran

berpenghasilan rendah yang bekerja di Kota Jakarta prasarana (fasilitas umum)  Lingkungan  pendapatan

bekerja di Kota Jakarta akan meningkatkan keputusan mereka untuk bertenpat tinggal di Kota Bekasi dengan mempertimbangka n kualitas dan manfaat yang akan diterima bila dibandingkan dengan harga, manfaat dan kualitas rumah sejenis yang di tawarkan di Kota Jakarta

2. fasilitas umum menjai faktor yang paling berpengaruh terhadap pemilihan tenpat tinggal di Kota Bekasi khususnya di daerah perumahan bagi para migran yang bekerja di Kota Jakarta


(50)

C. Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat di lihat pada skema sebagai berikut :

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka landasan dari penyusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Pengaruh aksesibilitas terhadap keputusan bertempat tinggal di perumahan pondok ungu permai, Bekasi Utara.

AKSESIBILITAS

KEPUTUSAN BERTEMPAT TINGGAL PERSEPSI HARGA

JARAK/WAKTU TEMPUH


(51)

33

Dalam pengambilan keputusan keluarga terhadap pemilihan daerah untuk perumahan, ditemukan beberapa faktor aksesibilitas yang merupakan pengaruh utama dalam pemilihan lokasi untuk bertempat tinggal diantaranya yaitu kemudahan transportasi dan kedekatan jarak (Koestoer, 1997). Daya tarik dari sesuatu lokasi ditemukan oleh dua hal yaitu lingkungan sekitar serta aksesibilitas. Didalam buku yang berjudul real estate valuation principles and aplications (Lust, 1997), terdapat dua faktor utama dalam memlih tempat tinggal yaitu yang utama adalah nilai lahan, semakin dekat dengan kota (CBD) maka nilai tanah tersebut akan meningkat nilainya. Lingkungan yang kenyamanannya tinggi akan mendorong pemilihan tempat tinggal di lokasi tersebut.

2. Pengaruh persepsi harga rumah terhadap keputusan bertempat tinggal di perumahan pondok ungu permai, Bekasi Utara.

Sesuai dengan hukum permintaan yang menjelaskan bahwa suatua barang atau produk berpengaruh negatif terhadap jumlah permintaan barang. Sehingga apabila harga suatu barang di pasaran meningkat maka jumlah permintaan akan barang tersebut menurun, begitu sebaliknya apabila harga barang di pasaran mengalami penurunan, maka jumlah permintaan barang akan mengalami kenaikan (Case dan Fair, 2007). Hal tersebut juga terjadi pada harga rumah yang akan dibeli. Harga lahan atau harga rumah di pinggiran Kota Jakarta misalnya Kota Bekasi itu relative lebih murah dibandingkan yang ada


(52)

di Kota Jakarta.karena harga tanah di pengaruhi oleh jarak tanah tersbut, semakin dekat jarak tanah dengan pusat kota, maka harga tanah tersebut semakin mahal. Begitu sebaliknya, apabila tanah tersbut jauh dengan pusat kota maka harga tanah tersebut semakin murah dibangdingkan dengan harga tanah yang lainnya. (O‟Sullivan, 2007) 3. pengaruh jarak/waktu tempuh terhadap keputusan bertempat tinggal di

perumahan pondok ungu permai, Bekasi Utara.

Jarak atau waktu tempuh salah satu faktor utama dalam pemilihan tempat tinggal karna apabila jarak atau waktu tempuh dari penempatan rumah tersebut dekat dengan pusat kota atau dekat dengan tempat pekerjaan maka banyak masyarakat yang menempati atau mengabil rumah tersebut sebagai hunian yang di tempati.

4. Pengaruh pendapatan terhadap keputusan bertempat tinggal di perumahan pondok ungu permai, Bekasi Utara.

Menurut Smith, masyarakat yang berpendapatan rendah lebih memilih lokasi rumah dekat dengan tempat pekerjaannya dikarenakan lebih menghemat biaya transportasi. Kemudian disusul dengan kejelasan status kepemilikan dan yang terakhir adalah penyedian fasilitas social dan kenyamanan.Turner (1968) mengungkapkan bahwa pada golongan masyarakat yang mengalami peningkatan kesejahteraan mulai memikirkan untuk memilih lokasi rumah sendiri dengan lokasi yang lebih baik, dan priorita untuk dekat dengan tempat kerja sebagai faktor yang tidak utama lagi. Dan pada golongan ini pada pemilihan tempat


(53)

35

tinggalnya mengarah kepada pinggiran kota yang menurut mereka menjanjikan dalam segi keamaanan dalam bertempat tinggal yang disebut dengan consolidator.


(54)

36

METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Dan Subjek Penelitian

1. Objek penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di perumahan Pondok Ungu Permai Bekasi Utara penelitian di ajukan kepada masyarakat di perumahan.. 2. Subjek penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah masyarakat migrasi (penduduk bukan asli dari Jakarta) yang tinggal di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara tetapi bekerja di Jakarta.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di ambil dari jawaban kuesioner yang disebarkan ke sejumlah penduduk migran yang bekerja di DKI Jakarta dan berada di perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara, yang memenuhi kriteris serta hasil wawancara dilakuka kepada beberapa responden yang menjadi kunci. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari beberapa laporan- laporan atau dari buku- buku yang mempunyai kaitannya dengan penelitian ini, dengan cara mencatat sumber- sumber yang di peroleh dari beberapa edisi dan laporan yang di terbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)


(55)

37 C. Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik pengambilan sampel dengan mengguunakan teknik snowball sampling yaitu tekniknya dengan penarikan sampel dimulai dari sekelompok kecil sebagai informa atau kunci yang kemudian diminta untuk menyebarkan kepada teman masing- masing. Dan begtu seterusnya sampai kelompok itu bertambah besar, bagaikan bola salju yang terus bertambah besar apabila di luncurkan dari puncak ke bawah (S. Nasutin, 2009). Dalam peneilitian ini kuesioner diberikan kepada masyarakat yang bekerja di DKI Jakarta namun bertempat tinggal di perumahan pondok ungu permai, Bekasi Utara dan disebar kepada 10 orang pertama untuk menjadi informa, kemudian di minta untuk menyebarkannya kepada temannya sehingga terkumpul sampai 100 responden menurut kriteria dalam penelitian ini.

Agar mempermudah pengambilan sample dengan populasi yang begitu banyak, maka diperlukan penarikan jumlah sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik purposive sampling, yaitu dengan menentukan sendiri sampel yang diambil tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti. Dari berbagai macam rumus, terdapat rumus dari Slovin yang digunakan untuk menghitung atau menentukan besaran sampel yang akan di teliti (Cosuelo, 1993) :


(56)

dimana:

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = toleransi kesalahan dalam menetapkan sampel maksimal 10%

Dari data yang sudah di ambil melalui BPS kita dapat mengetahui jumlah penduduk di perumahan pondok ungu permai dari dua kelurahan sebesar 199.693 jiwa. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

n = 99.99

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menjadi batas minimal jumlah sampel pada penelitian ini, jadi jumlah sampel pada penelitian ini yang dihasilkan adalah 99,99 dan dibulatkan menjadi 100 orang responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data seperti yang di tentukan, maka menggunakan teknik yang dianggap tepat untuk digunakan yaitu engan angket (kuesioner) yang dibagian kepada responden yang berada di perumahan pondok ungu permai Bekasi Utara yang bekerja di DKI Jakarta untuk di jawab atau diisi kuesioner tersebut, dan kemudian di kumpulkan secara serentak. Untuk memperkuat


(57)

39 digunakannya teknik ini, maka penelitian ini merujuk kepada pendapat dari (Sugiyono, 2008:1995) yang berkaitan dengan angket sebagai berikut :

1. Angket bersifat efisen, karna untuk mengumpulkan data dengan waktu singkat dapat menjangka sejumlah responden.

2. Angket dapat di jawab oleh responden dengan kecepatan masing-masing yang di lakukan pada waktu senggang yang tersedia.

3. Angket dapat di buat anonym, sehingga dapat mengelarkan pernyataan jujur dan bebas untuk mengeluarkan pendapatan.

4. Dapat dibuat standar, sehingga responden dapat menerima pertanyaan yang tersedia.

Selain itu untuk mendukung hasil penelitian dari teknik angket maka penelitian ini juga dilakukan dengan cara interview kepada masyarakat yang tinggal di perumahan Pondok Ungu Permai yang bekerja di Jakarta.

E. Definisi Oprasional a. Aksesibilitas (X1)

Aksesibilitas adalah suatu kemudahan untuk hubungan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Pengertian lain mengatakan bahwa kemudahan seseorang atau kendaraan untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lainnya dengan aman, nyaman, dan kecepatan yang di wajarkan. Adapun aksesibilitas dalam penelitian ini mencangkup dalam beberapa bagian (Malla Paruntung, 2004) :

1. Kemudahan mengakses kendaraan umum. 2. Kondisi jalan lokal yang baik dan memadai.


(58)

3. Kemudahan dalam mencapai lokasi tempat tinggal. 4. Kelancaran lalu lintas menuju lokasi tempat tinggal. 5. Kedekatan dengan pusat kota.

6. Kemudahan dalam mencapai tempat kerja/aktivitas. b. Persepsi Harga (X2)

Penelitian ini adalah meneliti tentang responden yang bertempat tinggal di perumahan. Maka definisi bagi penduduk migran yang telah memilih rumah di perumahan yang siap pakai. Namun harga disini adalah harga yang di maksud menurut pendapat responden dengan harga perumahan tersebut. Penekanan harga sangat terkait dengan fungsi atau kegunaan yang ada dalam perumahan tersebut. Permasalahan rumah dengan harga mahal tidak menjadi permasalahan lagi. Harga adalah sesuatu yang di presepsikan oleh penduduk, semakin baik presepsi penduduk terhadap sebuah harga produk maka menunjukan adanya maksimalisasi fungsi atau kegunaan produk itu sendiri (Hermawan, 2002). Dalam penelitian ini yang menjadi indokator untuk menjelaskan variable persepsi harga adalah sebagai berikut :

1. Kesesuaian/keterjangkauan harga oleh segmentasi yang dituju 2. Kesesuaian harga dengan manfaat yang diterima

3. Kesesuaian harga dengan kualitas rumah atau luas lahan yang diharapkan. c. Waktu Tempuh/Jarak tempuh (X3)

Bila seseorang memiliki persepsi bahwa jarak tempuh tempat tinggalnya jauh dari tempat pekerjaan atau pusat kota, maka ia dianggap cendrung melakukan mobilitas. Berdasarkan kriteria perencanaan, waktu perjalanan


(59)

41 ketempat kerja adalah 1 jam (Chaiara 1975:190) sedangkan menurut Chapin (1972:34) waktu yang diperlukan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kriteria Waktu yang di Perlukan Prassaran Jarak dari tempat tinggal Pusat tempat kerja 20-30 menit

Pusat kota 30-45 menit

Pasar local 10 Menit

d. Pendapatan (X4)

Pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan yang di dapatkan responden per bulan.Untuk mengukur varibel pendapatan ini digunakan dengan skala ordinal karena desain pada kuesioner dalam penelitian ini tertutup jawaban alternative sudah tersedia dengan jumlah antara pengahasilan tiap bulannya. Dengan pengukuran sebagai berikut :

1 = bagi responden yang berpengahasilan kurang dari Rp. 1 juta perbulan. 2 = bagi responden yang berpendapatan Rp. 1 sampai 5 juta perbulan. 3 = bagi responden yang berpengahsilan Rp. 5 sampai 10 juta perbulan. 4 = bagi responden yang berpendapatan lebih daro Rp. 10 juta perbulan.

F. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan skala likert, yaitu dengan pengukuran analisis dengan dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga


(60)

dapat memperoleh hasil yang lebih akurat, efisien dama komunikatif (Sugiyono, 2009:134).

Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur pendapatan, sikap dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009: 134). Dengan menggunakan skala likert kita dapat mudah menghitung data yang sudah di kumpulkan. Skala gradasi dari setiap item di mulai dari sangat positif sampai dengan sangat negatif, skala tersebut adalah :

1 = Sangat tidak setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Netral (N)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (S)

G. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah keasliaan sebuah alat ukur yang digunakan. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan cara mengkoreksi masing-masing skor pertanyaan dengan skor total. Ketentuan yang ada pada instrument dikatakan valid yaitu apabila koefisen korelasi pearson product moment (r) > 30 dengan alpha sebesar 0.05 (Sugiyono, 2013:1).

2. Uji Reabilitas

Pengukuran reabilitas dilakuak untuk menjamin instrument yang di gunakan merupakan instrument yang handal atau konsisten stabil.


(61)

43 Seehingga apabila di gunakan berulang kali hasilnya akan tetap sama. Uji reabilitas dilakukan dengan cara menghitunh Cronbach’s Alpha pada masing-masing instrumennya di dalam satu variable. Instrument yang di katakana reabile jika nilai alpha Cronbach’s lebih besar (>) 0.06.

H. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Multikolienaritas

Uji multikolienaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adaya korelasi antara variable bebas.Suatu model dikatakan menghadapi masalah multikolienaritas bila terjadi hubungan antara liner yang sempurna antara beberapa atau semua variable bebas dari suatu model regresi. Gejala multikolienaritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation faktor (VIF) dalam hasil analisis regresi pada output program spss. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolearitas pada regresi.

2. Uji Heterokedastisitas

Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Heterokedastisitas dapat terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varian yang sama untuk observasi. Akibatnya terjadi heterokedastisitas, penaksiran OLS tidak bias tetapi tidak efisen.


(62)

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi (hubungan) antara residual tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu model, dapat dilihat dari nilai statistik durbin-watson.

I. Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Analisa ini digunakan untuk membahas hubungan lebih dari dua variabel. Fungsi persamaannya adalah : Y = f (X1, X2, X3, X4). Dengan model persamaan regresi sebagai berikut : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3 X3 + β4 X4 + e

Keterangan :

Y = Keputusan bertempat tinggal

β0 = Konstanta

β1,…,β4 = Koefisien regresi masing-masing variabel X1 = Aksesibilitas

X2 = Persepsi harga X3 = Jarak/ waktu tempuh

X4 = Pendapatan

e =Error term

J. Uji Hipotesis 1. Uji t

Uji t dilakukan untuk melihat signifikasi dari pengaruhnya variable bebas secara individual terhadap variable terikat dengan menggap variable bebas


(63)

45 lainnya adalah konstan. Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

jika thitung > ttabel maka variable independen berpengaruh terhadap variable dependen

jika thitung < ttabel maka variable independen tidak berpengaruh terhadap variable dependen

2. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variable-variabel independen secara keseluruhan berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen.Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F table maka variable independen secara keseluruhan berpengaruh terhadap variable dependen.Pengujian ini dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

R2 = koefisien determinasi

K = jumlah parameter yang diasumsikan N = jumlah sampel


(64)

3. Uji R2

Koefisien determinasi (R2) adalah untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan variable bebas terhadap variable terikat yang dapat dinyatakan dalam persentase, namun tidak dapat dipungkiri ada kalanya dalam penggunaan koefisien determinasi (R2) terjadi bias terhadap satu variable bebas yang dimasukan dalam model.Nilai R2 adalah terletak pada 0<R2<1 ini berkisaran anatara 0 sampai 1. Jika nilai R2 semakin mendekati 1 maka model semakin baik.


(65)

47 BAB IV

GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Letak

Kota Bekasi termasuk salah satu dari bagian provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta atau disebut juga sebagai penyangga Ibu Kota Negara. Kota Bekasi memiliki luas wilayah 210,49 km2, yang terbagi menjadi 23 kecamatan dan 187 desa. Kota Bekasi terletak antara 1060

48’ 28’’ BT 1070 27’ 29’ dan 6 0 10’ 6’’ LS.

Kecamatan Bekasi Utara merupakan salah satu termasuk dari Kota Bekasi. Kecamatan Bekasi Utara berada diutara Kota Bekasi yang topografinya berbatasan sebelah timur dengan Kecamatan Taruma Jaya Kab. Bekasi dan sebelah utara berbatasan dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Luas wilayah Kecamatan Bekasi Utara memiliki luas 1987.124 m2, dengan jumlah penduduk sebanyak 334.232 jiwa pada tahun 2014.

Kecamatan Bekasi Utara terdapat dua Kelurahan yaitu Kelurahan Kaliabang Tengah dan Kelurahan Bahagia. Kelurahan Kaliabang Tengah memiliki luas wilayah ±397.785 Ha. Kelurahan Kaliabang Tengah dialiri oleh Sungai Tanggul dan beberapa aliran anak-anak sungai lainnya. Secara administrasi Kelurahan Kaliabang Tengah memiliki batasan wilayah sebagai berikut:Sebelah Utara :Berbatasan dengan Desa Setia Asih Kec. Tarumajaya, Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kelurahan Perwira Kec. Bekasi Utara,


(66)

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Pejuang Kec. Medan Satria, Sebelah Timur : Berbatsan dengan Desa Bahagia Kec. Babelan Kab. Bekasi

Penggunaan lahan pemukiman di Kelurahan Kaliabang Tengah merupakan salah satu penggunaan lahan yang mendominasi diantaranya adalah penggunaan lahan lainnya. Kelurahan Kaliabang Tengah terdapat beberapa pemukiman perumahan diantaranya : Pondok Ungu Permai, Graha Persada Sentosa, Perum Departemen Pertanian, Pemata Hijau Pemai dan Alinda Kencana I dan II.

Selain itu Kelurahan Bahagia termasuk salah satu Kelurahan di Kabupaten Bekasi Utara yang berbatasan langsung dengan wilayah kotamadya Bekasi, dengan luas wilayah ± 618 Ha. Kelurahan Bahagia merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Jakarta dan menjadi wilayah yang di peruntukkan sebagai daerah pemukiman. Kelurahan Bahagia mempunyai tiga akses jalan yang menghubungkan ke Kecamatan Kaliabang Tengah yaitu jalan Ujung Harapan dan jalan Perjuangan yang menghubungkan ke Kelurahan Teluk Pucung dan Kelurahan Babelan Kota, serta jalan KH.Ahmad Tajuddin yang merupaka akses menuju pusat pemerintagan Kecamatan Babelan. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 99.003 jiwa. Laju penduduk yang sangat tinggi membuat penduduk alamiah atau pribumi sama banyaknya dengan penduduk migrasi.

Perubahan Tata Ruang yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bekasi berdampak bagi lahan pertanian berubah menjadi lahan permukiman dan sentra bisnis. Ribuan rumah telah dibangun seperti :


(67)

49 1) Perumahan Pondok Ungu Permai

2) Perumahan Pondok Ungu Permai Sektor v 3) Perumahan Candrabaga

4) Perumahan Griya Asri Bahagia 5) Perumahan Vila Gading Harapan 6) Perumahan Graha Marrakash Square

Dengan batasan Kelurahan Bahagia sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Babelan Kota

Sebelah Timur : Kelurahan Kebalen dan Teluk Pucung

Sebelah Selatan : Kelurahan Perwira


(68)

(69)

51 3. Perumahan Pondok Ungu Permai

Pondok Ungu Permai yang sering disebut dengan sebutan “PUP” ini

termasuk perumahan yang perkembangannya sangat pesat sekali. Karena perumahan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara dapat di akses dari segala penjuru melalui jalur selatan dari Tanjung Priok melalui kampug Bojong dan Kampung Penggarutan, dari arah barat dari Harapan Indah malalui Kompleks perumahan Pejuang dan Harapan Baru. Sedangkan dari arah utara yaitu arah Seroja malalui Paku, dan arah timur perumahan melalui Wisma Asri, Ujung Harapan dan Chandrabaga. Dengan lelak geografisnya ada di dua kecamatan yaitu kecamatan kaliabang yang termasuk kota kodya Bekasi dan kecamatan Babelan yang termasuk kecamatan Bekasi.

B. Karakteristik Responden

Penelitian ini di lakukan di perumahan pondok ungu permai Bekasi Utara. Pengambilan data dengan menyebar kuesioner dilakukan pada bulan oktober 2016. Berdasarkan hasil penelitian dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 100 responden dengan menggunakan metode snowball sampling, yaitu dengan mengambil sampel dari kelompok kecil yang di jadikan informasi kemudian diminta untuk menyebarkan keteman masing-masing. Maka didapatkan data dari responden sebagi berikut :


(70)

Table 4.1

Responden Menurut Jenis Kelamin dan Usia Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

<30 9 5 9 5

31-40 17 9 17 9

41-50 32 7 32 7

>50 15 6 15 6

Total 73 27 73 27

100 100

Sumber : data primer diolah

Dari table diatas didapatkan hasil bahwa 75% responden berjenis kelamin laki-laki dan 27% responden berjenis perempuan, hal ini dikarenakan informasi kunci lebih banyak dari laki-laki dan sisanya perempuan. Berdasarkan table 4.1 responden dengan usia kurang dari 30 sebanyak 14%. Lalu responden dengan usia 31-40 sebanyak 26%. Sedangkan responden dengan usia 41-50 sebanyak 39% responden ini paling banyak bekerja di bandingkan dengan usia yang lain. Dan responde terakhir dengan usia di atas 50 sebanyak 21%.

Table 4.2

Responden Menurut Pendapatan perbulan

Pendapatan perbulan Jumlah (orang) Persentase (%)

< 1 juta - -

1 – 5 juta 24 20

5- 10 juta 56 56

> 10 juta 20 24

Total 100 100

Sumber: data primer diolah

Data diatas adalah data pendapatan perbulan setiap responden, dapat dilihat bahwa 56% merupakan responden dengan pendapatan 5- 10 juta perbulan, sedangkan responden yang berpendapatan 1-5 juta perbulan sebesar 24%, dan


(71)

53 responden dengan pendapatan lebih besar dari 10 juta sebesar 20 %. Yang terakhir responden dengan pendapatan kurang dari 1 juta 0% atau tidak ada, dari data tersebut pas dengan teori mobilitas tempat tinggal, yaitu pendapatan merupakan faktor yang mempengeruhi untuk memilih tempat tinggal di pinggiran kota.

Table 4.3

Jarak/Waktu Tempuh Bekerja Jarak/waktu tempuh

bekerja Jumlah (orang) Persentase (%)

<5 km 25 17%

5 km – 20 km 43 43%

20 km – 25 km 27 25%

= atau > 30 km 5 15%

Total 100 100

Sumber : data primer diolah

Seperti yang terlihat pada table di atas dapat di simpulkan bahwa jarak dari rumah ke tempat pekerjaan yang paling banyak yaitu 5 km- 20 km sebesar 43 %, dan jarak 20 km – 25 km sebanyak 27 % selanjutnya jarak kurang dari5 km yaitu 25% sedangkan jarak lebih besar dari 30 km 5 %.jadi dapat di simpulkan bahwa jarak/ waktu tempuh antara perumahan dan tempat pekerjaan yang paling banyak yaitu 5 km- 20km .


(72)

54

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji sebuah pertanyaan yang dipakai dalam kuesioner penelitian yang akan kita ukur. Pertanyaan dapat dikatakaan valid apabila Component Matrix lebih besar dari 5%.

Table 4.4 Uji Validitas Data

Component 1

Y 0.737

X1 0.652

X2 0.765

X3 0.525

X4 0.847

Sumber : data primer diolah

Dari uji validitas tersebut terlihat bahwa seluruh variable keputusan bertempat tinggal (Y), aksesibilitas (X1), persepsi harga (X2), dan jarak/waktu tempuh (X3), pendapatan (X4), memiliki nilai validitas di atas 0.50. maka dapat di buktikan data dari variable tersebut valid.Dengan hasil tersebut semua variabel atau pernyataan tesebut dapat digunakan dan dapat di percaya untuk mengumpulkan data yang diperlukan.Apabila terdapat harga komponen korelasi lebih kecil dari


(73)

55

0.400, maka item tersebur dinyatakan tidak valid.Oleh karena itu data yang ada perlu diperbaiki sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. 2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui kestabilan pada alat ukur. Uji reabilitasdigunakan dengan cara menghitung Cronbach’s Alpha pada setiap instrument. Reabilitas dikatakan cukup atau memiliki rabilitas

yang konsisten apabila Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.4.

Table 4.5 Uji Reabilitas

Cronbach’s

Alpha

N of Items

0.710 5

Sumber : data primer diolah

Dapat dilihat pada table 4.5 hasil Cronbach’s Alpha pada penelitian ini adalah sebear 0.710, sehingga dapat dikatakan jika nilai alpha antara 0.50- 0.70 artinya reabilitas moderat, ini mensugestikan seluruh item reabel dan seluruh tes secara kosisten secara internal karena memiliki reabilitas yang cukup kuat.

B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, karena jika hal itu terjadi maka


(1)

28 4 2 4 4 4 18 78 3 2 3 4 4 16

29 5 5 2 5 5 22 79 3 2 3 4 4 16

30 4 3 2 3 3 15 80 3 4 3 3 3 16

31 3 4 3 2 2 14 81 3 2 3 3 3 14

32 4 3 3 3 3 16 82 3 2 4 3 3 15

33 4 2 5 4 4 19 83 2 3 4 4 4 17

34 4 3 2 4 4 17 84 4 3 4 4 4 19

35 3 3 3 5 5 19 85 3 3 4 3 3 16

36 2 2 2 4 4 14 86 3 2 3 3 3 14

37 5 5 4 4 4 22 87 3 3 3 3 3 15

38 4 3 4 4 4 19 88 2 2 3 4 4 15

39 3 3 3 3 3 15 89 3 3 4 3 3 16

40 3 4 4 4 4 19 90 3 3 4 4 4 18

41 3 3 4 4 4 18 91 3 2 4 3 3 15

42 4 2 2 4 4 16 92 3 2 3 3 3 14

43 4 5 4 4 4 21 93 3 2 3 3 3 14

44 3 4 3 3 3 16 94 4 3 4 4 4 19

45 2 3 4 3 3 15 95 3 2 3 3 3 14

46 4 2 4 4 4 18 96 3 2 3 4 4 16

47 3 2 4 4 4 17 97 4 3 4 4 4 19

48 3 3 2 4 4 16 98 3 3 3 3 3 15

49 2 2 2 3 3 12 99 3 2 3 4 4 16


(2)

LAMPIRAN 3

1. UJI VALIDITAS

Component Matrixa

Component 1

Y .737

X1 .652

X2 .765

X3 .525

X4 .847

Extraction Method: Principal

Component Analysis. a. 1 components extracted.

2. UJI REABILITAS

43 Cronbach's

Alpha N of Items


(3)

3. REGRESI LINIER BERGANDA

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .643a .413 .388 1.64112 1.852

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 179.929 4 44.982 16.702 .000a

Residual 255.861 95 2.693

Total 435.790 99

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y


(4)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.084 1.614 3.770 .000

X1 .115 .054 .196 2.115 .037 .718 1.393

X2 .170 .049 .336 3.506 .001 .675 1.482

X3 .104 .051 .173 2.051 .043 .870 1.150

X4 .393 .098 .410 4.023 .000 .594 1.683


(5)

Correlations

X1 X2 X3 X4 AX1 AX2 AX3 AX4 Spearman's

rho

X1 Correlation

Coefficient 1.000 .423

**

.364** .437** -.053 .117 .047 .109 Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000 .599 .247 .642 .279 N 100 100 100 100 100 100 100 100 X2 Correlation

Coefficient .423

**

1.000 .120 .513** .038 -.047 .162 -.004 Sig. (2-tailed) .000 . .234 .000 .710 .641 .107 .967 N 100 100 100 100 100 100 100 100 X3 Correlation

Coefficient .364

**

.120 1.000 .395** -.188 -.082 .080 .146 Sig. (2-tailed) .000 .234 . .000 .061 .420 .431 .148 N 100 100 100 100 100 100 100 100 X4 Correlation

Coefficient .437

**

.513** .395** 1.000 -.008 -.063 .208* .051 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 . .934 .531 .038 .612 N 100 100 100 100 100 100 100 100 AX1 Correlation

Coefficient -.053 .038 -.188 -.008 1.000 .021 .147 .208

*

Sig. (2-tailed) .599 .710 .061 .934 . .838 .145 .038 N 100 100 100 100 100 100 100 100 AX2 Correlation

Coefficient .117 -.047 -.082 -.063 .021 1.000 -.044 .215

*

Sig. (2-tailed) .247 .641 .420 .531 .838 . .660 .032 N 100 100 100 100 100 100 100 100 AX3 Correlation

Coefficient .047 .162 .080 .208

*

.147 -.044 1.000 .116 Sig. (2-tailed) .642 .107 .431 .038 .145 .660 . .249 N 100 100 100 100 100 100 100 100


(6)

AX4 Correlation

Coefficient .109 -.004 .146 .051 .208

*

.215* .116 1.000 Sig. (2-tailed) .279 .967 .148 .612 .038 .032 .249 . N 100 100 100 100 100 100 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01

level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).