PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013- 2015)

(1)

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013- 2015)

THE INFLUENCE OF LEVERAGE, FIRM SIZE AND INFORMATION ASSYMETRY OF EARNINGS MANAGEMENT

(Study at Manufacturing Companies Basic Industry and Chemical Sector Listed in Indonesia Stock Exchange Period (2013-2015)

Oleh

DIAN FITRIANA KUSUMA DEWI 20120420239

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013- 2015)

THE INFLUENCE OF LEVERAGE, FIRM SIZE AND INFORMATION ASSYMETRY OF EARNINGS MANAGEMENT

(Study at Manufacturing Companies Basic Industry and Chemical Sector Listed in Indonesia Stock Exchange Period (2013-2015)

Oleh

DIAN FITRIANA KUSUMA DEWI 20120420239

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013- 2015)

THE INFLUENCE OF LEVERAGE, FIRM SIZE AND INFORMATION ASSYMETRY OF EARNINGS MANAGEMENT

(Study at Manufacturing Companies Basic Industry and Chemical Sector Listed in Indonesia Stock Exchange Period (2013-2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

DIAN FITRIANA KUSUMA DEWI 20120420239

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(4)

(5)

(6)

(7)

v Motto

"Musuh Yang Paling Berbahaya di atas Dunia Ini adalah penakut dan bimbang. teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh."

(Andrew Jackson)

"Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin

kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik." (Evelyn Underhill)

"Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak

dan gelombang itu." (Marcus Aurelius)

"Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah." (Thomas Alva Edison)

“Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab ilmu adalah warisan para nabi, adapun harta adalah warisan qorun, Firaun dan lainnya. Ilmu lebih utama dari harta,

karena ilmu itu menjagamu. Sedangkan harta, kamulah yang menjaganya” (Khalifah Ali Bin Abi Thalib)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah 6-8)


(8)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang

Karya kecil ini kupersembahkan untuk…

Kedua orang tuaku yang sangat saya cintai ,terima kasih bapak dan ibu atas segala rasa kesabaran dan keikhlasan dalam merawat dan membimbingku selama ini, walau anakmu ini sangat bandel tetapi kalian tetap menyayangiku sepenuh hati.

Kalian adalah segalanya bagiku. Terimakasih juga untuk selalu mendukung, memotivasi,menasihati serta memberikan dukungan moril maupun materiil

untukku, hingga aku mampu menyelesaikan studi S1 ku.

Terimakasih untuk segala pengorbanan yang tak akan pernah mampu aku gantikan ini wahai bapak ibu, terimakasih selalu menguatkanku dalam berbaga hal

apapun sehingga aku kuat untuk mengalami kesulitan maupun mengalami berbagai macam gejolak.

Semoga nanti aku dapat membalas semua pengorbanan kalian dan dengan segenap hati akan bersungguh – sungguh menggapai mimpi kalian, mohon maaf jika aku belum pernah bisa membanggangkan kalian, tapi Insyaallah dengan doa restu kalian aku berjanji dalam waktu yang Allah berikan sepenuhnya akan aku


(9)

vii

Teruntuk Kalian kakak dan adikku : Hetty Fria Royani, Muhammad Livin Firdaus dan Desiana Putri Andini. Terimakasih atas semangatnya, aku sangat sayang


(10)

viii

THANKS TO …. THANKS TO ….

 Syukur alhamdulillah kuucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga saya diberikan kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

 Bapak ibuk tercinta, terimakasih untuk kesabarannya,engkaulah malaikatku, tak ada kata yg bisa aku rangkai untuk menjelaskan betapa aku sayang kalian pak,buk..terimakasih untuk dukungan kalian selama ini,maafkan anakmu ini yang belum bisa membanggakan kalian,tapi aku janji aku akan membuat kalian tersenyum bangga karenaku.

 Kakakku tersayang, Mas Livin dan Mbak Hetty dan Mas Edi , terimakasih untuk dukungan dan transferan kalian selama ini.

 Adikku Desiana Putri Andini, terima kasih selalu mengibur mbak saat mbak dian di rumah, walau mbak Dian galak tapi mbak Dian sayang sekali sama Dek Andin.

 Terimakasih Untuk Bu Harjanti sebagai dosen pembimbing yang baik hati dan sangat sabar.

 Bapak dan Ibu dosen Prodi Akuntansi UMY, terimakasih atas ilmu yang kalian berikan selama ini.

 Untuk sahabatku Hefi Listriani, terima kasih telah menjadi sahabat terbaikku, sahabat yang mengerti aku, suka duka semua kita lewati, semoga kita bisa sukses bersama dan menjadi sahabat selamanya.


(11)

ix

 Untuk Henny Hapsari sahabatku terimakasih telah menemani hari-hariku dan menjadi sahabat baikku,semoga kelak kita dapat menuai sukses bersama dan menjadi sahabat selamanya.

 Keluarga GGS, Bang Amran Jeweng, abangku paling konyol dan paling ngeres, terimakasih telah menjadi abangku yang selalu menghiburku di Jogja,terimakasih telah menemani,memotivasi dan mendukungku slama ini sampai akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini.

 Kiagus Robby Anugrah, terimakasih telah menemani hari-hariku selama ini,selalu mendukungku, selalu ada buatku dan selalu sabar menghadapi aku yang sering rewel.

 Mas Bayu Bongol, terimakasih telah menjadi sahabat selalu yang menyemangatiku.

 Bang Robin, terimakasih telah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan menghiburku dikala aku sedih.

 Mas Ganang, terimakasih atas movasinya agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

 Mas Bram, terimakasih selalu member saran, menegur dikala aku salah dan selalu mendukungku.

 Agil, terimakasih selalu menyemangatiku untuk menyelesaikan skripsi.  Kunto, terimakasih telah menjadi sahabat gila waktu di Jogja.


(12)

x

 Keluarga Kos Ijo, terima kasih Ayu yang baik hati selalu membantu mengerjakan skripsi,Lita,Maulida, Cinta dan Mep yang turut menyemangatiku untuk menyelesaikan skripsi ini.

 Untuk grup DPS Bu Harjanti, terimakasih karena kalian telah membantu dan bekerja sama dengan baik untuk menyelesaikan skripsi.

 Untuk semua teman-temanku yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih telah memberikan pengalaman yang takkan terlupakan.


(13)

xi INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruhleverage, ukuran perusahaan dan asimetri informasi terhadap manajemen laba (earnings management). Manajemen laba diukur menggunakan Model Jones, yaitu pengukuran discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor industri dasar dan kimia pada tahun 2013-2015. Dengan menggunakan purposive sampling, penelitian ini mendapat 59 sampel perusahaan dengan total keseluruhan 152 sampel. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terrhadap manajamen laba (earnings management), sedangkan asimetri informasi tidak berpengaruh.

Kata Kunci: Leverage, Ukuran Perusahaan, Asimetri Informasi dan Manajemen Laba.


(14)

xii ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the effect of leverage, company size and assimetry of information on earnins management. Earnings management is proxied by Jones model. It is discretionary accrual measuring ass earnings managemen proxy.

This study uses secondary data derived from the financial statements of listed companies in Indonesia Stock Exchange in 2013-2015.Based on the metod of purposive sampling and was obtained 59 companies with total 152 sample. The technique for examining the hipotesis is multiple regretion analysis. The results show that leverage and company size as positive and significant effect on earnings management, assimetry of information has no effect.

Keywords : Leverage, Company Size, Assimetry Information and Earnings Management.


(15)

xiii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah “Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan dan Asimetri Informasi terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Kimia yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)”. Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si.,selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, M.Si.,Akt selaku Kepala Program Studi Akuntansi. 3. Ibu Dr Harjanti Widiastuti SE.,M.Sc.,Akt selaku dosen pembimbing skripsi


(16)

xiv

beliau untuk memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian tugas akhir/skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang membimbing penulis selama ini.

5. Ayah dan Ibu serta kakak dan adikku tercinta, yang senantiasa memberikan perhatian, semangat dan motivasi kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Sebagai kata akhir, kekurangan milik manusia, sementara kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk ke dalaman karya tulis dengan topik serupa.

Yogyakarta, 20 Maret 2017


(17)

xv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... xi

ABSTRAK ... xii

KATA PENGANTAR ... xiii

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalahPenelitian ... 6

C. TujuanPenelitian ... 6


(18)

xvi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. LandasanTeori ... 8

1. TeoriAgensi ... 8

2. TeoriPositif ... 9

3. Leverage ... 12

4. Ukuran Perusahaan... 13

5. AsimetriInformasi . ... 15

6. ManajemenLaba ... 17

B. PenurunanHipotesis ... 19

1. PengaruhLeverageterhadapManajemenLaba ... 19

2. PengaruhUkuran Perusahaan terhadapManajemenLaba ... 21

3. PengaruhAsimetriInformasiterhadapManajemenLaba ... 22

C. Model Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. SubyekPenelitian ... 26

B. JenisdanSumber Data ... 26

C. MetodeDokumentasi ... 27

D. DefinisiOperasionaldanPengukuranVariabelPenelitian ... 27

1. VariabelDependen ... 27

2. VariabelIndependen ... 29

E. UjiKualitasInstrumen Data... 31

1. AnalisisStatistikDeskriptif ... 31


(19)

xvii

F. UjiHipotesisdanAnalisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Sampel ... 36

B. HasilAnalisis Data danHasilUjiHipotesis ... 37

1. AnalisisDeskriptif ... 37

2. UjiAsumsiKlasik ... 37

3. PengujianHipotesis ... 40

C. Pembahasan ... 43

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 48

A. Simpulan ... 47

B. Keterbatasan ... 49

C. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA . ... LAMPIRAN . ...


(20)

(21)

(22)

xi INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan asimetri informasi terhadap manajemen laba (earnings management). Manajemen laba diukur menggunakan Model Jones, yaitu pengukuran discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor industri dasar dan kimia pada tahun 2013-2015. Dengan menggunakan purposive sampling, penelitian ini mendapat 59 sampel perusahaan dengan total keseluruhan 152 sampel. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terrhadap manajamen laba (earnings management), sedangkan asimetri informasi tidak berpengaruh.


(23)

xii ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the effect of leverage, company size and assimetry of information on earnins management. Earnings management is proxied by Jones model. It is discretionary accrual measuring ass earnings managemen proxy.

This study uses secondary data derived from the financial statements of listed companies in Indonesia Stock Exchange in 2013-2015. Based on the metod of purposive sampling and was obtained 59 companies with total 152 sample. The technique for examining the hipotesis is multiple regretion analysis. The results show that leverage and company size as positive and significant effect on earnings management, assimetry of information has no effect.

Keywords : Leverage, Company Size, Assimetry Information and Earnings Managemet.


(24)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan adalah pencatatan transaksi dalam periode tertentu. Laporan keuangan menunjukkan seberapa besar kinerja manajemen dan pertangungjawaban pihak manajemen terhadap pemenuhan kebutuhan pihak-pihak eksternal yaitu diperolehnya informasi kinerja perusahaan serta suatu media bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan juga mengevaluasi kinerja manajemen. Di dalam laporan keuangan yang biasanya dijadikan parameter utama yaitu besarnya laba perusahaan yang diperoleh dari metode akrual dan menjadi suatu indikator kinerja manajemen pengolahan aset sebuah perusahaan.

Informasi mengenai laba merupakan hal penting bagi pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun eksternal dalam pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menunjukkan keadaan ekonomi dan keuangan perusahaan dalam keadaan yang sesungguhnya sehingga mendorong manajer untuk melakukan tindakan manajemen laba. Tindakan manajer untuk merekayasa dan mengatur laba sesuai dengan keinginan disebut dengan manajemen laba (earnings management).


(25)

Terkait dengan informasi laba, Statement Of Financial Accounting Concept (SFAC) No.8 menyatakan bahwa informasi tersebut merupakan pokok utama dalam penaksiran kinerja atau pertanggung jawaban manajemen. Informasi laba sering menjadi sasaran manipulasi melalui tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan kepuasaannya. Tindakan yang mementingkan kepentingan sendiri (opportunistic) tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu, sehingga laba dapat diatur, dinaikkan atau diturunkan sesuai keinginan manajer.

Aktivitas manipulasi mengakibatkan laporan keuangan tidak relevan lagi dengan kebutuhan pemilik perusahaan. Laporan keuangan tidak berfungsi sebagai media pertanggungjawaban manajer kepada pemilik karena informasi-informasi yang terkandung disesuaikan dengan kepentingan manajer sehingga merugikan pihak lain yang menggunakan informasi keuangan tersebut. Pihak yang berkepentingan akan melakukan kesalahan dalam mengalokasikan sumber daya. Kebebasan untuk mengelola perusahaan akan mengakibatkan penyalahgunaan wewenang, selaku pengelola perusahaan manajemen akan memaksimalkan laba perusahaan yang mengarah pada proses memaksimalkan kepentingannya atas biaya pemilik perusahaan.

Fenomena manajemen laba dapat kita lihat pada PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) mencurigai adanya penyelewengan dan manipulasi laporan keuangan pada tahun 2012 yang dilakukan oleh manajemen Group Bakrie di PT Bumi Resources Tbk


(26)

(BUMI). Salah satu indikasinya Bumi memiliki masalah dengan induknya, masalah tersebut semakin berkembang karena harga saham batubara di pasaran internasional terus menurun sehingga harga sahampun menurun. Hutang pada group bakri pun terus bertambah sehingga rekayasa keuangan (refinancing) termasuk pembiayaan dari dana-dana berbunga tinggi harus dilakukan (Prayogi, 2012).

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang memengaruhi manajemen laba, antara lain leverage, ukuran perusahaan dan asimetri informasi. Leverage merupakan besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Untuk memperoleh penilaian yang baik dari kreditur,perusahaan akan berusaha memenuhi perjanjian hutang. Hal ini akan memotivasi manajer melakukan manajemen laba untuk menghindari kesalahan perjanjian hutang. Semakin besar suatu leverage mengakibatkan semakin besar resiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar hutangnya. Perusahaan cenderung bekerja dengan baik agar dapat dipercaya kepada kreditur untuk dapat membayar hutang tersebut (Sumarsom, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Yamaditya (2014) serta Agustia (2013) menyebutkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba, sedangkan Yuliana (2011) menyebutkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Ukuran perusahaan diproksikan dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan. Pandangan tentang ukuran perusahan terhadap manajemen laba


(27)

antara lain ukuran perusahaan yang kecil lebih banyak melakukan praktik manajemen laba dibandingkan perusahaan yang lebih besar dikarenakan perusahaan kecil lebih menonjolkan perilaku kerja yang baik sebagai penarik investor untuk dapat menanamkan modal.

Kondisi perusahaan besar lebih akurat karena lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga perusahaan tersebut akan lebih berhati-hati untuk melakukan pelaporan keuangan (Nasution dan Setiawan 2007). Akan tetapi, pandangan kedua menurut Watts and Zimmerman (1990) menyebutkan bahwa perusahaan besar yang mempunyai biaya politik tinggi lebih memilih metode akuntansi untuk mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohman (2013) serta Ningsaptiti (2010) menemukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan positif signifikan yang berarti bahwa semakin besar perusahaan maka akan mendorong manajer melakukan manajemen laba. Jao, dkk (2011) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba yang berarti bahwa manajer yang memimpin perusahaan yang lebih besar memiliki kesempatan yang lebih kecil dalam memanipulasi laba dibandingkan dengan manajer di perusahaan kecil. Supriyono (2000) dalam penelitian Wiryadi dan Sebrina (2010) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mempengaruhi manajemen laba yang berarti Perusahaan berukuran besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba karena perusahaan besar dipandang lebih kritis di


(28)

hadapan investor dan pihak luar. Sebaliknya, perusahaan kecil dianggap lebih sering melakukan manajemen laba untuk menutupi kerugiannya.

Asimetri informasi diduga mempengaruhi manajemen laba. Supriyono (2000) dalam penelitian Wiryadi dan Sebrina (2013) mengatakan bahwa asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana informasi terkait tentang kinerja agen tidak cukup dimiliki oleh prinsipal sehingga prinsipal tidak dapat menentukan suatu hasil perusahaan yang sesungguhnya. Richardson (1998) dalam Muliati (2011) berpendapat bahwa terdapat hubungan yang sistematis antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba.

Penelitian yang dilakukan oleh Muliati (2011) serta Wiyadi, dkk (2016) menyebutkan bawa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba sedangkan Wiryadi dan Sebrina (2013) menemukan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dari penjelasan yang ada, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian ulang karena banyaknya manipulasi penyusunan laporan keuangan, laporan keuangan menunjukkan tingkat kinerja manajemen dan evaluasi kinerja manajemen, serta merupakam acuan terhadap besarnya laba perusahaan sehingga manajemen termotivasi untuk melakukan manajemen laba juga untuk mengetahui hal yang mempengaruhi manajemen laba.

Berdasarkan penjelasan dan hasil dari penelitian sebelumnya yang belum konsisten mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi tindakan manajemen laba maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan judul


(29)

Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Asimetri Informasi terhadap

Manajemen Laba”.

Penelitian ini merupakan suatu penelitian ulang dari Muliati (2011) hal yang membedakan dari penelitian ini yaitu dengan menambah variabel leverage. Hal ini mengacu pada penelitian Jao, dkk (2011). Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) dengan periode 2013 – 2015, sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan periode 2001 – 2008.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba? 3. Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap manajemen laba?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh leverage terhadap manajemen laba.

2. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba.


(30)

3. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis maupun orang-orang yang berkepentingan. Manfaat tersebut seperti:

1. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah berupa pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan asimetri informasi terhadap manajemen laba.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi kemajuan akademis dan dapat dijadikan acuan atau referensi untuk penelitianberikutnya.


(31)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) dalam Muliati (2011) mengatakan bahwa hubungan antara pemilik dan pemegang saham (prinsipal) dengan manajer (agen/investor) dalam memberikan suatu jasa setelah itu mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan. Eisenhardt (1989) dalam Sabeni (2005) menyebutkan tiga asumsi sifat manusia dalam penggunaan teori agensi diantaranya: (1) Manusia yang mementingkan diri sendiri (self interest). (2) keterbatasan pemikiran manusia tentang persepsi masa mendatang (bounded rationality). (3) Manusia selalu mengantisipasi risiko (risk adverse).

Pemilik (principal) terdorong mengikat kontrak supaya memaksimalkan profitabilitas dan kesejahteraannya. Sedangkan manajer (agent) terdorong untuk meningkatkan ekonomi dan psikologinya, yaitu dengan mendapatkan investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Adanya kepentingan yang berbeda antara agen dan prinsipal untuk memaksimumkan kesejahteraan merupakan dasar dari teori agensi.


(32)

9

Dibutuhkan kesepakatan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak untuk menghindari konflik keagenan.

2. Teori Positif (Positive Accounting Theory)

Teori akuntansi positif sering dikaitkan dalam pembahasan mengenai manajemen laba (earnings management). Teori akuntansi positif menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen dalam memilih prosedur akuntansi yang optimal dan mempunyai tujuan tertentu. Menurut teori akuntansi positif, prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan tidak harus sama dengan yang lainnya, namun perusahaan diberi kebebasan untuk memilih salah satu alternatif prosedur yang tersedia untuk meminimumkan biaya kontrak dan memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan adanya kebebasan itulah, maka menurut Scott (2000) manajer mempunyai kecenderungan melakukan suatu tindakan yang menurut teori akuntansi positif dinamakan sebagai tindakan oportunis (opportunistic behavior).

Jadi, tindakan oportunis adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memilih kebijakan akuntansi yang menguntungkan dan memaksimumkan kepuasan perusahaan tersebut.Ada berbagai motivasi yang mendorong dilakukannya manajemen laba.Teori akuntansi positif (positive accounting theory) mengusulkan tiga hipotesis motivasi


(33)

10

manajemen laba yang dihubungkan oleh tindakan oportunistik yang dilakukan oleh perusahaan (Watts dan Zimmerman, 1990) dalam Januarti (2004). Tiga hipotesis menurut Watts dan Zimmerman (1990) dalam Wiyadi (2016) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Hipotesis program bonus (the bonus plan hypotesis)

Hipotesis ini menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan bonus plan akan cenderung untuk menggunakan metode-metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode berjalan. Hal ini dilakukan untuk memaksimumkan bonus yang akan mereka peroleh karena seberapa besar tingkat laba yang dihasilkan seringkali dijadikan dasar dalam mengukur keberhasilan kinerja. Jika besarnya bonus tergantung pada besarnya laba, maka perusahaan tersebut dapat meningkatkan bonusnya dengan meningkatkan laba setinggi mungkin. Dengan demikian, diperkirakan bahwa perusahaan yang mempunyai kebijakan pemberian bonus yang berdasarkan pada laba akuntansi, akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan laba tahun berjalan.

2) Hipotesis perjanjian utang (the debt covenant hypotesis)

Hipotesis ini berkaitan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi perusahan di dalam perjanjian utang(debt covenant). Sebagian perjanjian utang mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi peminjam selama


(34)

11

masa perjanjian. Dinyataka pula jika perusahaan mulai mendekati suatu pelanggaran terhadap perjanjian utang (debt covenant), maka perusahaan tersebut akan berusaha menghindari terjadinya (debt covenant)dengan cara memilih metode akuntansi yang meningkatkan laba. Pelanggaran terhadap perjanjian utang (debtcovenant) dapat menimbulkan suatu biaya serta dapat menghambat kinerja manajemen. Sehingga dengan meningkatkan laba perusahaan berusaha untuk mencegah atau setidaknya menunda hal tersebut.

3) Hipotesis biaya politik (the political cost hypotesis)

Dalam hipotesis ini dinyatakan bahwa semakin besar biaya politis yang dihadapi oleh perusahaan maka semakin besar pula kecenderungan perusahaan menggunakan pilihan akuntansi yang dapat mengurangi laba, karena perusahaan yang memiliki tingkat laba yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian yang luas dari kalangan konsumen dan media yang nantinya juga akan menarik perhatian pemerintah dan regulator sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis, diantaranya muncul intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai macam tuntutan lain yang dapat meningkatkan biaya politis.

Dari definisi diatas, peneliti dapat melihat hubungan teori akuntansi positif (positive accounting theory) dengan penelitian ini.Seperti yang telah dijelaskan dalam teori akuntansi positif (positive accounting theory) ada berbagai motivasi yang mendorong dilakukannya manajemen laba.


(35)

12

3. Leverage

Rasio-rasio keuangan yang termasuk dalam kategori rasio leverage merupakan rasio-rasio yang menjelaskan proporsi besarnya sumber-sumber pendanaan jangka pendek atau jangka panjang terhadap ekuitas perusahaan. Leverage dalam penelitian ini adalah perbandingan antara total hutang pada ekuitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjamin seluruh hutangnya dengan modal yang dimilikinya. Menurut Jiambalvo (1996) seperti dikutip oleh Widyaningdyah (2001), perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi, diduga melakukan manajemen laba.

Manajemen laba dilakukan untuk dapat memberikan posisi yang lebih baik yang berkaitan dengan sumber dana eksternal atau pada saat terjadi negosiasi ulang apabila perusahaan benar-benar tidak dapat melunasi kewajibannya. Veronica (2006) menyebutkan bahwa di dalam teori akuntansi positif, semakin dekat perusahaan dengan pelanggaran perjanjian hutang yang berbasis akuntansi, lebih memungkinkan manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang memindahkan laba yang dilaporkan dari periode masa mendatang ke periode saat ini. Hal tersebut dilakukan karena laba bersih yang dilaporkan naik akan mengurangi kemungkinan kegagalan membayar hutang – hutangnya pada masa mendatang. Ketika perusahaan mempunyai rasio leverage yang tinggi maka cenderung


(36)

13

melakukan tindakan manajemen laba karena perusahaan terancam tidak bisa memenuhi kewajiban membayar hutangnya tepat waktu.

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya suatu perusahaan (size). Terdapat dua pandangan tentang hubungan ukuran perusahaan dengan manajemen laba. Ditinjau dari hubungan positif, semakin besar suatu perusahaan, tingkat kerumitan perusahaan juga akan semakin tinggi dibanding perusahaan kecil sehingga lebih memungkinkan untuk melakukan manajemen laba. Perusahaan besar memerlukan banyak biaya dalam melakukan usahanya, contoh: biaya iklan, biaya promosi, biaya politik, biaya gaji, dan lain-lain yang akan mengurangi profitabilitas perusahaan, padahal tujuan umum dari suatu perusahaan adalah mendapatkan profit sebesar-besarnya, maka dari itu kemungkinan melakukan manajemen laba lebih besar.

Sudarmadji dan Sularto (2007) dalam Nugraha (2010) menyatakan, Ukuran perusahaan dapat berpengaruh terhadap manajemen laba karena Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan utuk melakukan perataan laba dibandingkan perusahaan – perusahaan kecil karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pihak luar. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba karena ukuran perusahaan yang berukuran besar merupakan perusahaan yang memiliki tingkat


(37)

14

penjualan lebih besar, tingkat kestabilan perusahaan lebih tinggi dan melibatkan lebih banyak pihak. Karena pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan besar berpengaruh terhadap publik, sehingga masyarakat lebih mengenal perusahaan besar dibandingkan perusahaan kecil.

Menurut Budhijono (2006), semakin besar perusahaan maka akan mendapat perhatian dari banyak pihak terutama pemerintah dan masyarakat. Perusahaan akan mempermainkan jumlah laba untuk menarik investor agar menanamkan saham pada perusahaan. Juniarti dan Corolina (2005) menyatakan perusahaan yang berukuran besar cenderung untuk menghindari laba yang berfluktuatif drastis. Laba yang meningkat drastis akan berdampak pada pemungutan pajak yang dilakukan pemerintah, sedangkan laba yang menurun drastis akan memberikan pandangan yang kurang baik. Semakin besar perusahaan maka biaya politik perusahaan juga besar, biaya politik muncul dikarenakan probabilitas perusahaan yang tinggi akan dapat menarik perhatian pihak eksternal perusahaan.

Menurut Sawir (2004) dalam penelitian Sosiawan (2012) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan,diantaranya :

1) Ukuran perusahaan memudahkan perusahaan untuk memperoleh dana dari pasar modal.


(38)

15

2) Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan.

3) Terdapat kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba.

Variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural (Ln) dari total aktiva. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total aktiva perlu di Ln kan. Logaritma Natural sendiri adalah Logaritma yang berbasis e adalah 2,7182818…yang terdefinisikan untuk semua bilangan real positif x dan dapat juga didefinisikan untuk bilangan yang kompleks yang bukan nol.

5. Asimetri informasi

Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muliati (2011) menambahkan, jika kedua kelompok (agen dan prinsipal) berupaya memaksimalkan utilitasnya, maka agen tidak akan bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Prinsipal dapat membatasinya dengan


(39)

16

menetapkan insentif yang tepat bagi agen dengan melakukan monitoring yang didesain untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang.

Asimetri informasi antara manajer dengan pemilik memberikan peluang kepada manajer untuk melakukan tindakan manajemen laba. Adanya asumsi bahwa manajer bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri mengakibatkan mereka memanfaatkan kesempatan untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui prinsipal. Menurut Scott (2006) dalam Darmawan dan Putra (2014) terdapat dua tipe asimetri informasi, yaitu: adverse selection dan moral hazard. Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain.

Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar. Sedangkan Moral Hazard adalah jenis asimetri informasi dimana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi sedangkan pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena ada pemisahan antara pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan.


(40)

17

6. Manajemen Laba

Healy dan Wallen (1999) dalam Priantinah (2008) menyebutkan bahwa Manajemen laba merupakanpengubahan laporan keuangan menggunakan judgement sehingga dapat mengelabui stakeholder dalam melihat kinerja ekonomi perusahaan. Menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk, (2006) juga mengartikan bahwa manajemen laba merupakan suatu tindakan dalam proses keuangan yang bertujuan untuk mendapat keuntungan pribadi bagi pihak tertentu..

Menurut Setiawati dan Na’im (2000) terdapat tiga teknik dalam melakukan manajemen laba adalah (1) memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi (2) mengubah metode akuntansi Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, (3) menggeser periode biaya dan pendapatan.

Jenis-jenis manajemen laba menurut Scott (2000) dalam Rahmawati (2006) adalah pertama, taking a bath yang terjadi pada periode berjalan ketika manajer dalam kewajibannya melaporkan laporan keuangan dalam jumlah yang benar pada saat pergantian CEO. Kedua, income minimization yaitu dengan meminimalisir laporan laba dari keadaan yang sesungguhnya. Ketiga, income maximization yaitu memaksimalikan laba. Dan keempat yaitubentuk manajemen laba yang sering digunakan oleh pihak manajemen (income smoothing).


(41)

18

Scott (2000) dalam Muliati (2011) mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba :

1) Bonus Purposes

Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistic untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini (Healy, 1999).

2) Political Motivations

Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.

3) Taxation Motivations

Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. Berbagai metoda akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan.

4) Pergantian CEO

CEO yang hampir pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan. 5) Initital Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan


(42)

19

manajemen laba dalam dokumen mereka dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan.

6) Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor

Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.

B. Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen laba

Rasio leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan. Rasio leverage juga menunjukan rasio yang dihadapi perusahaan, semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan laba di masa depan juga akan meningkat, maka dari itu banyak manajemen yang memanipulasi laporan keuangannya agar dapat memberikan informasi yang salah terhadap kreditur dan investor sehingga para kreditur dan investor tidak mengambil investasinya pada perusahaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Widyaningdyah (2001) mengatakan bahwa leverage berhubungan positif signifikan terhadap manajemen laba. Besar dan kecilnya hutang dalam perusahaan akan berpengaruh terhadap manajemen laba. Manajemen diwajibkan mengelola tingkat hutang tersebut dengan baik agar perusahaan tidak mengalami default dan untuk


(43)

20

menghindarinya, Perusahaan akan berusaha agar pendapatan maupun laba meningkat. Pengukuran leverage dalam penelitian ini menggunakan ukuran dengan total hutang dibagi dengan total aset.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2011) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa leverage tidak mempengaruhi manajemen laba. Perusahaan memiliki leverage yang aman sehingga perusahaan dapat membayar kewajiban yang dibiayai oleh asetnya. Manajer akan tetap menjaga kualitas laporan keuangan tanpa melakukan manajemen laba sedangkan Yamaditya (2014) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Investor yang melihat rasio leverage tinggi lebih memilih untuk tidak berinvestasi pada perusahaan tersebut karena dikhawatirkan aset yang tinggi diperoleh dari hutang yang akan meningkatkan resiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibannya tepat waktu.

Selaras dengan penelitian Yamaditya (2014), Agustia (2013) menyebutkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba karena perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya, maka akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Perusahaan yang memiliki leverage tinggi cenderung mengatur laba yang dilaporkan dengan menaikkan atau menurunkan laba periode masa datang ke periode saat ini. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis :


(44)

21

H1: Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Perusahaan besar berperan sebagai pemegang kepentingan yang lebih luas sehingga menimbulkan berbagai kebijakan perusahaan besar yang berdampak besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2010) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Perusahaan berukuran sedang dan besar tidak terbukti lebih agresif melakukan manajemen laba untuk menghindari pelaporan kerugian (earnings losses).

Rohman (2013) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan suatu indikator besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aset perusahaan. Perusahaan besar merupakan perusahaan yang memiliki tingkat penjualan lebih besar, tingkat keseimbangan perusahaan lebih tinggi dan melibatkan lebih banyak pihak. Masyarakat lebih mengenal perusahaan besar dibandingkan perusahaan kecil dikarenakan pengambilan keputusan oleh perusahaan besar sangat berpengaruh terhadap publik.

Perusahaan besar memungkinkan melakukan manajemen laba karena mempunyai aktivitas operasional yang lebih kompleks dan memiliki biaya


(45)

22

politik yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Dalam ceteris paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan laba periode sekarang ke periode mendatang.

Sejalan dengan penelitian Rohman (2013), Ningsiptiti (2010) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba yang berarti perusahaan besar cenderung memiliki dorongan yang lebih besar untuk melakukan manajemen laba karena perusahaan besar menjadi subjek pengawasan ketat dari pemerintah dan masyarakat luas serta tekanan dari stakeholders. Untuk memenuhi harapan pihak terkait proses politik tersebut, manajemen perusahaan cenderung melakukan manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya total penjualan yang dimiliki perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan berdampak terhadap manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Manajemen Laba.

3. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Manajemen Laba

Teori keagenan memiliki asumsi bahwa setiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik


(46)

23

kepentingan antara pemilik dengan manajer. Pihak pemilik termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya terutama dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi (Jao dan Pagalung, 2011). Pemilik tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja manajer, sehingga pemilik tidak dapat memonitor aktivitas manajer untuk memastikan bahwa manajer bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham. Sedangkan manajer memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas dirinya, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan (asimetri) informasi yang dimiliki manajer dengan pemilik. Jadi asimetri informasi yang terjadi dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu demi memperoleh keuntungan pribadi (Ujiyantho,2007).

Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajer melakukan tindakan manajemen laba. Manajeman laba dapat diartikan sebagai campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri atau perusahaannya sendiri (Saputro dan Setiawati, 2002). Keadaan dimana manajer memiliki akses informasi perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan dan menyebabkan


(47)

24

melakukan manajemen laba. Informasi yang dimiliki oleh pemegang saham lebih sedikit dari manajer, manajer akan lebih mudah memanfaatkan fleksibilitas yang dimilikinya untuk melakukan manajemen laba. Fleksibilitas manajemen untuk melakukan manajemen laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar.

Kualitas laporan keuangan mencerminkan tingkat manajemen laba. Dari penelitian yang relevan terdapat pengaruh signifikan positif antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba. Semakin tinggi asimetri informasi maka tindakan untuk melakukan manajemen laba juga akan tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiryadi dan Sebrina (2013) dan Barus dan Setiawati (2015), menyebutkan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal yang menyebabkan asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan kemungkinan terjadi kesalahan pada pelaporan keuangan terdahulu yang tidak sesuai dengan aturan kualitatif. Peraturan itu adalah pertama, laporan keuangan harus menyediakan informasi yang relevan yang dapat memenuhi kebutuhan informasi semua pihak yang membutuhkan.

Penelitian dari Muliati (2011), Tarigan (2011), dan Putra, dkk (2014) menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, berarti semakin besar asimetri informasi mendorong manajer melakukan tindakan manajemen laba karena manajer memiliki informasi yang lebih mengenai informasi internal perusahaan


(48)

25

dibandingkan dengan pemilik. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Dari uraian tersebut hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H3: Asimetri Informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba.

C. Model Penelitian

Gambar 1

Model Penelitian Analisis Pengaruh leverage, Ukuran Perusahaan dan Asimetri Informasi terhadap Manajemen Laba

( + )

Leverage(X1)

Ukuran Perusahaan(X2)

Asimetri Informasi(X3)

Manajemen Laba (Y)

( +)


(49)

(50)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2015. Sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan menggunakan karakteristik dan kriteria tertentu,yaitu :

1) Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang sudah terdaftar di BEI tahun 2013-2015.

2) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan per 31 Desember selama periode 2013-2015 secara berturut–turut.

3) Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang menyajikan mata uang rupiah.

4) Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang tidak mengalami kerugian pada tahun 2013-2015 secara berturut-turut.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada


(51)

27

tahun 2013-2015 yang memberikan informasi lengkap sesuai dengan variabel yang digunakan pada penelitian ini.

C. Metode Dokumentasi

Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka. Studi pustaka dapat dilakukan dengan cara mengolah literature, artikel, media tulis jurnal yang berkaitan dengan masalah pada penelitian ini. Data tersebut diperoleh melalui pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, atau dapat melalui www.idx.co.id.

D. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah manajemen laba sebagai variabel dependen, dan leverage, ukuran perusahaan dan asimetri informasisebagai variabel independen. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Manajemen laba merupakan suatu tindakan untuk merekayasa dan mengatur laba sesuai dengan keinginan manajer.Untuk mengukur variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan model Jones (1991) yaitu dengan pengukuran discretionary accrual sebagai proksi


(52)

28

manajemen laba. Menurut Siallagan dan Machfoedz (2006) model ini diyakini sebagai model yang paling baik untuk mengukur manajemen laba. Berikut cara menghitung discretionary accrual:

a. Mengukur total accruals TA = NIit – CFOit

b. Menghitung nilai total accruals dengan persamaan regresi linear sederhana atau Ordinary Least Square (OLS)

TAit / Ait−1 = α1 Ait− + α2 ΔREVitAit− + α3 Ait−PPEit + εit

c. Menghitung nilai non discretionary accruals (NDA) NDAit = α1 Ait− + α2( ΔREVit−ΔRECitAit− + α3 Ait−PPEit

d. Menghitung nilai discretionary accruals DAit = Ait−TAit – NDAit

Keterangan:

Dait : Discretionary accruals perusahaan i pada periode t.

NDAit : Non discretionary accruals perusahaan i pada periode t.

Tait : Total accruals perusahaan i pada periode t.

Niit : Laba bersih perusahaan i pada periode t.

CFOit : Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t.

Ait−1 : Total aktiva perusahaan i pada periode t−1.


(53)

29

PPEit : Aktiva tetap perusahaan i pada periode t.

ΔRECit : Perubahan piutang perusahaan i pada periode t.

2. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi variabel dependen atau penyebab terjadinya variabel dependen.Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage, ukuran perusahaan dan asimetri informasi.

1) Leverage

Leverage merupakan pembiayaan aktiva oleh hutang yang dihitung dengan membandingkan antara total kewajiban dengan total aktiva perusahaan. Semakin tinggi tingkat leverage juga berpengaruh terhadap resiko investor sehingga para investor akan meminta keuntungan yang lebih besar. Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio total utang terhadap total aktiva. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

� ��� =Total Hutang itTotal Aset it Keterangan :

Leverage = Rasio utang terhadap aktiva Total utang = Total utang pada tahun t Aktiva = Total aktiva pada tahun t


(54)

30

2) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan berpengaruh untuk melakukan tindakan manajemen laba. Ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan jumlah total asset perusahaan sampel yang ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural (Suryani, 2010). Variabel ini diukur dengan menggunakan logaritma dari jumlah total asset yang mempunyai rumus sebagai berikut:

Ukuran perusahaan (size) Ln = ( Total Aktiva )

3) Asimetri Informasi

Menurut teori agensi, manajer lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibandingkan pemilik, sedang pemilik memiliki informasi yang terbatas terkait dengan kinerja manajer. Manajer berkewajiban memberi sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik melalui pengungkapan informasi akuntansi lewat laporan keuangan perusahaan.

Ketidakseimbangan penguasaan informasi ini mengakibatkan asimetri informasi. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder


(55)

31

lainnya. Pengukuran asimetri informasi dengan menggunakan relative bid and spread (Putra,Dkk.2014).

SPREAD = (aski,t–bidi,t)/(aski,t+bidi,t)/2}x 100 .

Keterangan :

Aski,t : harga ask tertinggi sahamperusahaan i yang terjadi padatahun

t.

Bidi,t: harga bid terendah saham perusahaani yang terjadi pada tahun

t.

E. Uji Kualitas Instrumen Data 1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan (Nurgiyantoro2004). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum.

Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk


(56)

32

mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan.

2. Uji Asumsi Klasik

Agar penelitian ini diperoleh hasil analisis data yang memenuhi syarat pengujian, maka dalam penelitian dilakukan pengujian asumsi klasik untuk pengujian statistik. Tujuan dari asumsi klasik ini yaitu untuk mengetahui apakah hasil dari regresi berganda terjadi penyimpangan–penyimpangan dari asumsi klasik. Adapun uji asumsi klasik yang akan diuji yaitu: uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas. a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu pengujian untuk mengetahui model regresi berdistribusi normal atau tidak yang menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorof-Smirnov (K-S),yaitu dimana data dikatakan normal jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) > dari 0,05 (Ghozali2007).

b. Uji Multikoliniaritas

Uji Multikoliniaritas merupakan adanya korelasi variabel-variabel bebas antara satu dengan yang lainnya, maka salah satu variabel bebas tersebut dieliminasi dan dapat dilihat dengan nilai VIF (varian inflation faktor), apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,10 maka tidak terdapat gejala multikoliniaritas (Ghozali 2007).


(57)

33

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Gletjer, yaitu dengan meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Apabila nilai sig pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas(Ghozali 2007).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokolerasi yaitu du<dw<4-du (nilai du<dw<4-du dapat dilihat pada tabel Durbin Watson) (Ghozali 2007). Model regresi yang baik adalah model regresi yang memenuhi asumsi bebas autokorelasi.


(58)

34

F. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukan setelah uji asumsi klasik dan uji model yang terdiri dari uji F dan koefisien determinasi R2, Pengujian hipotesis dengan pengujian signifikan parameter individual (Uji t) menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:

��� = + � � � �� + � �� �� + � �� �� + � �� Dimana:

DA = Manajemen Laba = Konstanta

� = Koefisien regresi variabelindependen LEV =Leverage

SIZE = Ukuran Perusahaan AI = Asimetri Informasi � =Error

Menurut Ghozali (2011) untuk mendapatkan kebenaran dari prediksi dan pengujian regresi yang dilakukan, maka diperlukan untuk mencari nilai koefisien determinasi, uji simultan dan uji parsial. Berikut rinciannya :

1. Uji Parsial ( Uji Statistik t )

Uji statistik t (Uji Parsial) digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi 0,05. Kriteria dalam penerimaan hipotesis adalah jika nilai sig < α (0,05) dan searah dengan arah hipotesis maka hipotesis diterima. Jika nilai sig > α (0,05) dan tidak searah dengan hipotesis maka hipotesis ditolak.


(59)

35

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan model ini, maka kesalahan penganggu diusahakan minimum sehingga R2 mendekati 1, sehingga perkiraan regresi akan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.

3. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali (2007). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.


(60)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sampel

Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2013-2015. Berdasarkan hasil seleksi didapatkan jumlah sampel sebanyak 59 perusahaan. Proses pemilihan sampel dalam penelitian disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Proses Pengambilan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar pada BEI tahun 2013-2015 ( 136 x 3 )

408

Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan auditan per 31- Desember selama tahun 2013-2015 secara berturut-turut ( 11x 3)

(33)

Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang mengalami kerugian pada tahun 2013-2015 secara berturut-turut. (50 x 3)

(150)

Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia periode 2013-2015 yang tidak menyajikan mata uang rupiah (16 x 3 )


(61)

37

Jumlah observasi total periode penelitian (59 x 3)

177

Outlier (25)

Sampel 152

B. Hasil Analisis Data dan Hasil Uji Hipotesis 1. Analisis Deskriptif

Statistik deskripsi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Sumber: Hasil analisisdata.

Tabel 4.2 menunjukkan manajemen laba (DAit) mempunyai rata-rata sebesar 0,4343dengan standar deviasi 0,18501. Leverage (LEV) memiliki rata-rata sebesar 5,9529 dengan standar deviasi 52,49117. Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki rata-rata sebesar 12091934,0891 dengan Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi

Dait 152 0,07 0,84 0,4343 0,18501

LEV 152 0,00 606,52 5,9529 52,49117

SIZE 152 1190,05 245435000,00 12091934,0891 35072527,43092


(62)

38

standar deviasi 35072527,43092. Asimetri informasi (SPREAD) memiliki rata-rata sebesar 10,8754 dengan standar deviasi 14,38252.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnof (KS) disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan pada tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed sebesar 0,204 > 0,05, hal ini berarti data berdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolonieritas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

152 .0000000 .09518946 .087 .087 -.054 1.068 .204 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(63)

39

Hasil ringkasan uji multikolonieritas menggunakan metode variance inflation factor (VIF) yang disajikan dalam tabel 4.4 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Ringkasan Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan

bebas Tolerance VIF

LEV 0,849 1,177 Non multikolinearitas

SIZE 0,843

1,186

Non multikolinearitas SPREAD 0,992 1,009 Non multikolinearitas Sumber: Hasil analisis data

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Variabel- variabel bebas di atas memiliki nilai variance inflation factor (VIF) < 10. Artinya model regresi tidak terjadi multikolieritas.

c. Uji Autokorelasi

Hasil uji Autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson statistics disajikan pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

DW dU 4-dU Keterangan

Durbin- Watson

2,075 1,7752 2,2248 Tidakterdapat masalah autokorelasi Sumber: Hasil analisis Data


(64)

40

Tabel 4.5 menunjukkan nilai DW-test yang diperoleh sebesar 2,075berada pada daerah dU < DW < 4-dU, yang berarti tidak ada autokorelasi dalam model regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan di mana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Hasil ringkasan dari uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser disajikan pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel bebas Sig Keterangan

LEV 0,430 Non heteroskedastisitas

SIZE 0,465 Non heteroskedastisitas

SPREAD 0,128 Non heteroskedastisitas Sumber: Hasil analisis data.

Hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas dalam model regresi memiliki nilai sig > 0,05. Sehingga model regresi dalam penelitian ini tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh leverage, ukuran perusahaan (SIZE) dan asimetri informasi (SPREAD)


(65)

41

terhadap manajemen laba. Ringkasan hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Koefisian

regresi

Nilai Sig Simpulan

Konstanta -0,028 0,815

LEV 0,001 0,029 Signifikan

SIZE 0,031 0,000 Signifikan

SPREAD 0,002 0,128 Tidak Signifikan

Nilai Signifikan Uji F = 0,001

Nilai R-square = 0,082

Berdasarkan tabel 4.7, hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

a. Uji Signifikansi Nilai t (t-test) 1) Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Variabel leverage (LEV) memiliki koefisien regresi sebesar 0,001 dengan nilai sig sebesar 0,029 < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) didukung atau diterima.


(66)

42

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki koefisien regresi sebesar 0,031 dengan nilai sig sebesar 0,000 < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) didukung atau

diterima.

3) Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Variabel asimetri informasi (SPREAD) memiliki koefisien regresi sebesar 0,002 dengan nilai sig sebesar 0,128 > α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) tidak

didukung atau ditolak.

b. Uji Signifikansi Nilai F (F-test)

Hasil dari perhitungan pada tabel 4.7 didapatkan nilai sig sebesar 0,001 < α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel leverage, ukuran perusahaan dan asimetri informasi berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap manajemen laba.


(67)

43

Nilai adjusted R square sebesar 0,082 menunjukkan bahwa 8,2%. Artinya, variabel independen yang diteliti mampu menjelaskan 0,082 atau 8,2% variabel dependen. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar model penelitian.

Tabel 4.8

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Kode Hipotesis Hasil

H1

Leverage berpengaruh positif signifikan

terhadap manajemen laba. Diterima H2

Ukuran perusahaan berpengaruh positif

signifikan terhadap manajemen laba. Diterima H3

Asimetri informasi berpengaruh positif

terhadap manajemen laba. Ditolak

C. Pembahasan

Pengujian hipotesis pertama yang dilakukan menggunakan program SPSS versi 15 menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan variabel leverage memiliki nilai sig sebesar 0,029 < α (0,05) sehingga hipotesis pertama (H1) diterima

atau didukung. Hal ini berarti dengan adanya tingkat leverage yang tinggi akan terancam default sehingga cenderung untuk melakukan manajemen laba dikarenakan kebijakan hutang yang tinggi sehingga perusahaan dimonitor oleh pihak ketiga, dan dengan demikian maka manajer akan bertindak sesuai kepentingan debtholders.


(68)

44

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisnu (2010), Subhan (2010), Yamaditya (2014), Agustia (2013) yang menyebutkan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba yang berarti jika perusahaan memiliki hutang yang tinggi untuk mendanai aset-aset atau investasinya, maka manajer akan melakukan manajemen laba untuk mengatur angka laba yang dihasilkan dengan memiliki tujuan seperti untuk menarik investor ataupun kreditor yang ingin memberikan pinjaman dana atau perpanjangan kontrak.

Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian oleh Wiyadi,Dkk (2016), Jao, dkk (2011) dan Wika Septian Prasetyo (2011), Christiani dan Nugrahanti (2014) , Pambudi dan Sumantri (2014) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini berarti jika leverage perusahaan mengalami peningkatan, maka tingkat manajemen laba yang dilakukan akan tetap.

Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, ditunjukan bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai sig sebesar 0,000 < α (0,05), Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima atau didukung. Hal

ini menunjukkan semakin besar perusahaan yang diukur dengan total aktiva maka tindakan manajemen akan semakin besar.

Perusahaan berukuran besar cenderung menarik perhatian politik, baik pemerintah maupun kelompok lainnya. Oleh karena itu, manajer perusahaan cenderung melakukan manajemen laba guna memenuhi harapan


(69)

45

pihak yang terkait proses politik. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan pada praktik manajemen laba, Koefisien yang positif menunjukkan semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula kesempatan manajer untuk melakukan manajemen laba dimana perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks selain itu perusahaan besar juga lebih dituntut untuk memenuhi ekspektasi investor yang lebih tinggi.

Penelitian ini terdukung oleh penelitian Ningsaptiti (2010) dan Pambudi dan Sumantri (2014), Halim, dkk. (2005), yang menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, hal Ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya total penjualan yang dimiliki perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan berdampak terhadap manajemen laba yang dilakukan perusahaan.

Namun bertentangan dengan penelitian Gunawan, dkk (2015), Nugraha (2010) dan Gusnadi dan Pratiwi (2008) yang menyebutkan bahwa ukuran perusahaan (size)) tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan belum tentu dapat memperkecil kemungkinan terjadinya manajemen laba, karena perusahaan besar lebih banyak memiliki aset dan memungkinkan banyak aset yang tidak dikelola dengan baik sehingga kemungkinan kesalahan dalam mengungkapan total aset dalam perusahaan tersebut. Perusahaan berukuran besar juga kurang memiliki dorongan untuk melakukan


(70)

46

manajemen laba karena perusahaan besar dipandang lebih kritis di hadapan investor dan pihak luar.

Pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa asimetri

informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, yang ditunjukkan dengan nilai sig sebesar sebesar 0,128 > α (0,05), sehingga hipotesis ini ditolak atau tidak terdukung. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian oleh Barus dan Setiawati (2015), Olyvia (2010), Miranti (2011), Wiryadi dan Sebrina (2013) yang menyatakan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Hal yang menyebabkan asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan, kemungkinan proksi yang kurang kuat dalam memperhitungkan asimetri informasi. Siregar (2006) yang menemukan hasil penelitian bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba mengemukakan alasan bahwa kemungkinan jumlah sampel yang relatif tidak banyak sehingga estimasi parameter kurang tepat membuat asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hal ini menandakan bahwa asimetri informasi bukanlah merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan dalam tindakan manajemen laba yang dilakukan pihak manajemen perusahaan yang dikarenakan selain pertumbuhan perusahaan yang baik, juga adanya kemungkinan kesalahan pada pelaporan keuangan terdahulu yang tidak sesuai dengan kaidah kualitatif. Kaidah tersebut adalah relevansi dalam informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan, netral dan lengkap dalam penyajian


(71)

47

laporan keuangan, dan laporan keuangan yang disajikan harus memiliki daya banding serta daya uji.

Berbeda dengan penelitian oleh Dhaneswari dan Widuri (2013), Wiyadi,Dkk (2016), Putra, Dkk (2014), Tarigan (2011) yang menyimpulkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba yang berarti bahwa semakin tinggi asimetri informasi yang terjadi antara principal (pemegang saham ) dengan agent (manajer), maka semakin mendorong manajer menyajikan informasi yang tidak sebenarnya atau melakukan manajemen laba.


(72)

48

BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh dari leverage, ukuran perusahaan, dan asimetri informasi terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2013-2015.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 152. Sampel tersebut diperoleh dengan menggunakan metode pemilihan sampel purposive sampling.

3. Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. 4. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen

laba.

5. Asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.


(73)

49

B. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan asimetri informasi terhadap manajemen laba sektor industri dasar dan kimia pada periode 2013-2015 dengan nilai koefisien determinasi yang masih rendah,yaitu 8,2%.

2. Sampel penelitian menggunakan tiga tahun tahun periode sehingga hasil penelitian ini masih belum dapat menggambarkan perilaku manajemen laba perusahaan dalam jangka panjang.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas maka peneliti dapat memberi saran yaitu bagi penelitian selanjutya diharapkan dapat melengkapi keterbatasan penelitian, dan juga sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian selanjutnya diharapkan lebih lengkap.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode tahun pengamatan yang lebih panjang agar dapat menggambarkan perilaku manajemen laba perusahaan dalam jangka panjang.


(74)

DAFTAR PUSTAKA

Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 15, No. 1.

Aji, Aan, Prayogi. 2012. Makalah Kepemimpinan Berkarakter. http: //webcache. googleusercontent.com/search?q=cache:DMivJOElCA0J:aanborneo.blo gsp ot.com/2012/07/makalah-kepemimpinan-berkarakter. html+ &cd= 3&hl= id&ct= clnk. Diakses pada jam 12:11 tanggal 08 Januari 2017. Barus, Andreani Caroline dan Setiawati, Kiki. 2015. Pengaruh Asimetri Informasi,

Mekanisme Corporate Governance, dan Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, Volume 5, Nomor 01. Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. SimposiumNasional Akuntansi VIII.

Budhijono, Fongnawati. 2006. Evaluasi Perataan Labapada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ. Akuntabilitas, Vol.6 No. 1:70-79.

Burhan Nurgiyantoro dkk. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Darmawan, Ari dan Putra, Adi, 2014, Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. e-journalS1 Ak, Jurusan Akuntansi S1. Volume: 2 No: 1, Universitas Pendidikan Ganesha.

Dhaneswari, N dan Widuri, R. 2013. “Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Praktik Manajemen Laba”. Tax & Accounting Riview. Vol. 3, No.2, 2013.

Denies Priantinah. 2008. Eksistensi Earnings Managemen dalam Hubungan Agen-Principal. Vol VI No.2 tahun 2008 hal 23-26.

Eisenhardt, Kathleem, M. 1989. Agency Theory: An Assesment and Review, Academy of management Review, 14, hal 57-74.

Elfira, A. 2014. Pengaruh Kompensasi Bonus dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Vol 2 No 2.


(75)

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi Ed, 3, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariated dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima). Semarang :Badan Penerbit Undip.

Gunawan, dkk. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 03, No.01 )

Gusnadi dan Pratiwi.(2008). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Penerapan GCG Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Modus, 20,pp. 126-138.

Healy, P.M. and Wahlen, 1999. “A Review of the Earning Management and An

Instrumental Variables Approach”, Journal of Accounting Research, 33,

353-368.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Januarti, 2004.Pendekatan dan Kritik Teori Akuntansi Positif.Vol 1 No 1, Universitas Diponegoro, Semarang.

Jao, dkk. 2011. Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure.Journal of Financial Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360, Avalaible from: http://papers.ssrn.com.

Jiambalvo, James. 1996. Discussion of Causes and Consequences of Earnings Manipulation: An Analysis of Firm Subject to Enforcement Actions by The SEC. Contemporary Accounting Research, page 37-47.

Juniarti dan Carolina. 2005. Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan-Perusahaan Go Public. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 7 No. 2. Nopember. hal: 148- 162.

Ma’ruf, Muhammad. 2006. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.


(76)

Marihot, dkk. 2007. Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Miranti, Senja. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Peusahaan Terhadap Manajmen Laba pada Perusahaan yang Go Public di BEI.Skripsi..Universitas Negeri Padang.

Muliati, Ketut. 2011. Pengaruh Asimetri dan Ukuran Perusahaan Pada Praktek Manajemen Laba di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Tesis. Universitas Udayana.

Nariastiti, dkk. 2014. Pengaruh Asimetri Informasi, Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan pada Manajemen Laba. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana..

Nasution, M dan Setiawan, D. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.

Ningsaptiti, Restie. 2010. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Nugraha, Vendi. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Earnings Management) Dalam Industri Manufaktur Dan NonManufaktur Periode 2001-2006 Di Indonesia. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.

Olyvia, Angella. 2010. Pengaruh Asimetri informasi dan Nilai Earning Per Share (EPS) Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Skripsi.Universitas Negeri Padang.

Pambudi, J.E. dan F.A. Sumantri. 2014. Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi XVII. Mataram.

Pura, Rahman, 2013. PengantarAkuntansi1. Jakarta: Erlangga.

Putra, Dkk. 2014.Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Volume: 2 No: 1 Tahun 2014.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013

1 12 111

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN SIKLUS HIDUP PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2013-2015)

9 26 98

PENDAHULUAN Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Asimetri Informasi, Leverage, Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013-2015).

0 5 10

PENDAHULUAN PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015).

0 2 10

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 7

Hubungan asimetri informasi dan ukuran perusahaan dengan praktik manajemen laba (studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2014).

0 0 2

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

0 1 20