PROSEDUR PELAKSANAAN SERTIFIKASI PANGAN PROSEDUR PELAKSANAAN SURAT KETERANGAN IMPOR (SKI) PANGAN

C. PROSEDUR PELAKSANAAN SERTIFIKASI PANGAN PROSEDUR PELAKSANAAN SURAT KETERANGAN IMPOR (SKI) PANGAN

1.1. Pemohon baru melakukan registrasi NSW di website : //e-bpom.bpom.go.id atau //e-bpom.pom.go.id.

1.2. Untuk mendapatkan validasi registrasi pemohon menyerahkan surat permohonan registrasi NSW (form no. POM-03.SOP.04.IK.01.(53)/F01), surat

(form no. POM- 03.SOP.04.IK.01(53)/F02), fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), fotokopi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), dan fotokopi Angka Pengenal Importir (API) secara langsung kepada petugas registrasi NSW.

1.3. Setelah mendapatkan validasi registrasi, importir dapat mengajukan permohonan SKI yang ditujukan kepada Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan atau Kepala BBPOM / Balai POM setempat dengan memasukkan data secara online melalui website e-bpom, dan menyerahkan berkas hard copy permohonan secara langsung ke bagian pelayanan SKI.

1.4. Berkas permohonan diserahkan kepada petugas penerima berkas untuk diperiksa kelengkapannya, dan juga diperiksa apakah data NSW sudah ada atau belum. Apabila data NSW belum ada, berkas permohonan dikembalikan kepada pemohon.

1.5. Berkas permohonan yang sudah dilengkapi dengan data NSW diserahkan kepada evaluator. Selanjutnya berkas permohonan dievaluasi oleh evaluator untuk diperiksa kelengkapan dan keabsahan, pemenuhan persyaratan keamanan, mutu dan gizi pangan; dan kesesuaian data di NSW.

1.6. Persyaratan yang harus dilengkapi adalah sebagai berikut :

1.6.1. Surat permohonan memuat :

a. Nama dan alamat Importir Ditulis sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) atau NPWP.

b. Nama jenis dan nama dagang Menunjukan sifat atau keadaan pangan yang sebenarnya, mencantumkan nama dagang bila ada dan untuk produk ML nama produk harus sesuai dengan yang tercantum pada surat persetujuan pendaftaran.

c. Jenis kemasan / berat / volume Cantumkan jenis bahan kemasan primer (yang kontak langsung dengan isi/ pangan) dan bila menggunakan kemasan sekunder, misalnya aluminium-foil dalam karton cantumkan bobot/ volume pada kemasan sekunder.

d. Jumlah yang diimpor Berat bersih atau isi bersih ( berat netto barang ) - Untuk produk pangan padat dinyatakan dalam ukuran bobot yaitu : ton, kg, atau g. - Untuk produk pangan cair dinyatakan dalam ukuran volume, yaitu : Liter, mL - Untuk produk semipadat atau kental dinyatakan dalam ukuran volume atau

bobot.

e. Negara asal pangan Nama Negara asal barang yang akan diimpor.

f. Nama dan alamat perusahaan pemasok Nama dan alamat importir / distributor. Alamat tersebut harus lengkap mencakup nama jalan, kota, propinsi, negara, kode pos, telepon, fax.

g. Nomor dan tanggal invoice Nomor dan tanggal invoice dicantumkan sesuai data pada dokumen invoice produk yang akan diimpor.

h. Nomor dan tanggal B/L atau AWB Nomor dan tanggal B/L atau AWB dicantumkan sesuai data pada dokumen produk yang diimpor.

i. Masa Kadaluwarsa (Exp Date) Produk pangan yang masuk ke wilayah Indonesia harus memenuhi ketentuan 2/3 masa simpan (shelf life). Misalnya produk pangan dengan masa simpan 1 tahun, maka masa simpan minimal pada saat SKI diajukan adalah 8 bulan.

j. No Lot/Batch/Kode produksi k. Nomor FEMA/JEFCA/EC (untuk BTP dan jenis flavour) l. Nama Pelabuhan bongkar

1.6.2. Permohonan dilampiri dengan:

a. Surat pernyataan tujuan penggunaan produk yang diimpor di atas materai Rp. 6000,- (dikecualikan untuk produk ML)

b. Fotokopi nomor pendaftaran dan label yang disetujui pada waktu pendaftaran (untuk produk ML)

c. Surat perjanjian kerjasama yang tertuang dalam akte notaris antara importir dengan perusahaan yang mempunyai fasilitas impor, apabila mencantumkan nama perusahaan yang berbeda dengan di surat persetujuan pendaftaran (No. ML).

d. Spesifikasi produk (dikecualikan untuk produk ML) yang mencantumkan :  Deskripsi / komposisi / ingredient  Karakteristik fisik  Karakteristik kimia  Karakteristik mikrobiologi  Kemasan  Penggunaan / aplikasi  Penyimpanan, Masa Kadaluwarsa

e. Surat keterangan dari produsen negara asal apabila pada dokumen impor tertera nama yang berbeda dengan yang terdapat di sertifikat kesehatan atau sertifikat analisa

f. Sertifikat-sertifikat yang dilampirkan antara lain :

Bahan Bahan

Baku Tambahan Pangan

Pangan

1 Sertifikat kesehatan (Health Certificate) atau Sertifikat Bebas Jual (Free Sale Certificate) dari pemerintah/instansi yang

berwenang di negara asal, yang mempunyai masa berlaku √

√ ( menunjukkan asli)

2 Sertifikat analisa dari produsen (per batch) atau sertifikat analisa yang diterbitkan oleh laboratorium terakreditasi dengan parameter analisis sesuai persyaratan keamanan pangan

dengan masa berlaku maksimal 12 bulan ( menunjukkan asli)

√ √ Untuk analisa logam berat, sertifikat analisa yang diberikan pada setiap kali monitoring produk (maksimal 12 bulan).

3 Sertifikat Bebas Radiasi (untuk produk susu asal Eropa)

4 Sertifikat Bebas Radiasi untuk produk asal Jepang

5 Sertifikat Genetic Modified Organism (GMO) (untuk produk dan hasil olah dari kedelai, jagung, tomat, dan kentang)

6 Sertifikat analisa 3 MCPD (untuk produk Hydrolized Vegetable Protein, Isolated Soy Protein, Soy Sauce)

7 Sertifikat asal (Certificate of Origin) untuk produk yang berbahan baku daging sapi dan hasil olahnya (gelatin, kolagen, kulit)

8 Hasil analisa aflatoksin (untuk produk kacang-kacangan)

9 Sertifikat Halal (bila mencantumkan halal pada label)

10 Hasil Analisa formalin untuk produk yang diduga mengandung - - formalin.

11 Hasil Analisa Melamin untuk BTP (amonium bikarbonat), bahan baku pangan (susu, tepung, vegetable protein, telur dan hasil

√ √ olahannya) untuk bahan yang diduga mengandung melamin.

12 Hasil analisa kloramfenikol (untuk produk madu)

13 Sertifikat analisa Sudan Red (untuk produk Oleoresin capsicum)

14 Surat Rekomendasi Pemasukan (SRP) dari Ditjen Peternakan, Kementerian Pertanian untuk produk asal hewan

g. Sertifikat kesehatan tidak diwajibkan untuk sampel pangan olahan dengan berat < 200 gram.

h. Dokumen yang memuat tanggal produksi dan atau masa kadaluwarsa produk ( menunjukkan asli). Pemohon harus dapat menunjukkan masa kadaluwarsa dari produk yang diimpor. Keterangan tentang masa kadaluarsa produk dapat dicantumkan pada sertifikat analisa, packing list ataupun dokumen lain yang berasal dari produsen yang bersangkutan.

i. Dokumen yang memuat nomor batch/nomor lot/kode produksi. Pemohon harus dapat menunjukkan nomor batch/nomor lot/kode produksi dari produk yang diimpor. Keterangan tentang nomor batch/nomor lot/kode produksi dapat dicantumkan pada sertifikat analisa, packing list ataupun dokumen lain yang berasal dari produsen yang bersangkutan.

j. Dokumen lain yang menunjang penilaian :  Invoice / Proforma invoice  Proforma invoice dapat diterima jika dipandang karena ada suatu hal, invoice

diterbitkan menyusul misalnya sampai jatuh tempo pembayaran atau karena diterbitkan menyusul misalnya sampai jatuh tempo pembayaran atau karena

 B/L, AWB  Packing List  Pelaporan pendistribusian Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang diimpor

sebelumnya

1.6.3. Importasi pangan olahan untuk HOREKA (Hotel, Restoran, Kafe).

Selain persyaratan tersebut di atas juga dilampiri dengan :  Surat pernyataan di atas materai Rp. 6.000,- yang menyatakan bahwa produk untuk keperluan HOREKA, tidak diperjualbelikan secara eceran. Apabila ditemukan di peredaran, maka bersedia dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

 Surat perjanjian kerjasama antara importir dan HOREKA jika diperlukan.  Bukti pendukung : Purchase Order (PO); Stok Barang; Laporan

Pendistribusian Produk untuk HOREKA apabila dalam kemasan eceran (retail packaging) dan berlabel lengkap, maka harus mempunyai nomor pendaftaran (ML) terlebih dahulu sebelum diimpor.

1.7. Pemeriksaan berkas permohonan dilakukan dalam 3 tahap : periksa, tindak lanjut, dan rekomendasi. Pada masing-masing tahap, berkas permohonan yang tidak lengkap atau lengkap tetapi tidak memenuhi syarat dan atau data di NSW tidak sesuai dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi. Informasi penolakan dikirimkan secara elektronik melalui portal NSW (e- bpom) langsung ke account pemohon untuk dilengkapi.

1.8. Berkas yang sudah lengkap, memenuhi syarat, dan data di NSW sudah sesuai, ditandatangani oleh evaluator dan selanjutnya diserahkan kepada pejabat penindaklanjut untuk ditindaklanjuti.

1.9. Berkas yang sudah lengkap, memenuhi syarat, dan data di NSW sudah sesuai

oleh pejabat perekomendasi.

direkomendasi

secara elektronik

di

NSW

1.10. Surat rekomendasi impor dicetak dan ditandatangani oleh pejabat perekomendasi. Surat rekomendasi impor yang diterbitkan beru pa ”Surat Keterangan Impor” (SKI).

1.11. SKI dikirim secara elektronik ke Bea Cukai melalui portal NSW, kemudian hardcopy SKI diserahkan kepada pemohon.

1.12. SKI dapat diambil/ diterima oleh pemohon dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah seluruh dokumen lengkap dan benar diterima oleh petugas Badan POM atau Balai Besar/Balai POM.

1.13. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan/ Balai Besar/Balai POM merekapitulasi penerbitan SKI per bulan

1.14. Balai Besar/Balai POM mengirimkan laporan secara berkala mengenai penerbitan SKI di wilayah tersebut ke Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi

1.15. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi merekapitulasi laporan Balai Besar/Balai POM dan melakukan evaluasi terhadap laporan tersebut.

Alur Proses

Dokumen yang terkait

PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) SERENTAK PROPINSI BANTEN MELALUI PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF HAM ( Supervision and Monitoring of Simultaneous Regional Head Election in the Province of Banten through Community Engageme

0 0 18

PEREMAJAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERKOTAAN MELALUI PENGGUSURAN DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA DI KOTA SURABAYA (Rejuvenation and Development of Urban Areas through Eviction Viewed from Human

0 0 18

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP UPAYA PERLINDUNGAN DAN PENGHORMATAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DI KABUPATEN ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Regional Government ’s Policy on the Protection and Respect to Indogenous

0 0 14

ANALISIS IMPLEMENTASI PRINSIP NON-DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH DI BIDANG PENDIDIKAN DAN KESEHATAN (Analysis Implementation of The Principle of Non-Discrimination in Regional Regulation in Education and Health Services) Nicken Sarwo Rini

0 0 18

RETENSI MODAL PENGETAHUAN DAN SUMBERDAYA INTERNAL PERUSAHAAN Agustian Budi Prasetya

0 1 14

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

0 0 17

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

0 1 45

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

0 0 8

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

0 0 19

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

0 0 17