PROSEDUR PELAKSANAAN SURAT KETERANGAN EKSPOR (SKE) PANGAN
F.2. PROSEDUR PELAKSANAAN SURAT KETERANGAN EKSPOR (SKE) PANGAN
1.1. Pemohon yang ingin memperoleh sertifikasi ekspor dapat berkonsultasi kepada Kepala Sub Dit Sertifikasi Pangan/ Kepala Seksi Sertifikasi Produk/Kepala
SerLIK/Kepala SeksiSertifikasi tentang prosedur serta hal-hal yang berkaitan dengan proses pemberian sertifikasi ekspor. Permohonan dapat berasal dari pihak produsen produk yang bersangkutan maupun dari eksportir yang bermaksud mengekspor produk tersebut.
Bidang
Sertifikasi/Kepala
Bidang
1.2. Pemohon mengajukan permohonan untuk memperoleh sertifikasi ekspor kepada Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan/Kepala Balai Besar/Balai POM setempat.
A. Produk sudah terdaftar di Badan POM (mempunyai nomor persetujuan pendaftaran/No. MD)
Permohonan dilampiri dengan :
1. Fotokopi surat persetujuan pendaftaran (no. MD) dan desain kemasan/label produk yang disetujui pada waktu pendaftaran
2. Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa produk pangan khusus ekspor mengalami perubahan desain kemasan/label dari yang telah disetujui pada waktu pendaftaran, namun mutu dan kualitas produk yang akan diekspor sama dengan mutu dan kualitas produk yang beredar di Indonesia, diatas materai Rp. 6000,- apabila produk khusus ekspor berbeda desain kemasan/labelnya dari yang telah disetujui pada waktu pendaftaran.
3. Surat perjanjian kerjasama antara produsen dan eksportir, apabila produk diekspor bukan oleh produsen produk yang bersangkutan.
4. Sertifikat-sertifikat dengan masa berlaku maksimum 12 bulan, yaitu sebagai berikut: Sertifikat analisa cemaran kimia dan cemaran mikrobiologi dari
laboratorium terakreditasi dilampirkan untuk setiap kali ekspor (menunjukkan asli).
Sertifikat analisis 3 MCPD (untuk produk Hydrolized Vegetable Protein, Isolated Soy Protein, Soy Sauce), kecuali ada bukti pernyataan dari pembeli bahwa negara tujuan ekspor tidak mensyaratkannya.
Sertifikat GMO (untuk produk dan hasil olah dari kedelai, jagung, tomat, kentang), kecuali ada bukti pernyataan dari pembeli bahwa negara tujuan ekspor tidak mensyaratkannya.
Ijin pencantuman logo halal, apabila mencantumkan logo halal pada
label/kemasan produk Sertifikat analisa dan hasil perhitungan Informasi Nilai Gizi (ING) jika pada label ekspor mencantumkan Informasi Nilai Gizi (ING), sedangkan pada label lokal yang disetujui saat pendaftaran di Badan POM tidak tercantum.
5. Dokumen lain yang menunjang penilaian, misal invoice (nilai invoice dalam US Dollar)
6. Contoh sampel dan kemasan/label produk yang beredar di Indonesia dan produk yang akan diekspor, minimal 1 (satu) produk Pada kemasan/label produk yang akan diekspor harus dicantumkan
nama/alamat produsen atau negara asal produk (Indonesia)
7. Draft Health Certificate/Free Sale Certificate/To Whom It May Concern yang diajukan.
8. Berkas permohonan yang telah lengkap harus melampirkan bukti pembayaran bank (pembayaran PNBP)
B. Produk sudah memiliki Surat Persetujuan Pendaftaran Produk Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dari Dinas Kesehatan
Permohonan dilampiri dengan :
1. Fotokopi Sertifikat Pendaftaran Produk (SPP-IRT)
2. Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa produk pangan khusus ekspor mengalami perubahan desain kemasan/label dari desain kemasan/label produk yang beredar di Indonesia, namun mutu dan kualitas produk yang diekspor sama dengan mutu dan kualitas produk yang beredar di Indonesia, diatas materai Rp. 6000,- apabila produk khusus ekspor berbeda desain kemasan/labelnya dari yang telah beredar di Indonesia.
3. Surat perjanjian kerjasama antara produsen dan eksportir, apabila produk diekspor bukan oleh produsen produk yang bersangkutan.
4. Sertifikat-sertifikat dengan masa berlaku maksimum 12 bulan, yaitu sebagai berikut: Sertifikat analisa cemaran kimia dan cemaran mikrobiologi dari
laboratorium terakreditasi dilampirkan untuk setiap kali ekspor (menunjukkan asli).
Sertifikat analisis 3 MCPD (untuk produk Hydrolized Vegetable Protein, Isolated Soy Protein, Soy Sauce), kecuali ada bukti pernyataan dari pembeli bahwa negara tujuan ekspor tidak mensyaratkannya.
Sertifikat GMO (untuk produk dan hasil olah dari kedelai, jagung, tomat, kentang), kecuali ada bukti pernyataan dari pembeli bahwa negara tujuan ekspor tidak mensyaratkannya.
Ijin pencantuman logo halal, apabila mencantumkan logo halal pada
label/kemasan produk Sertifikat analisa dan hasil perhitungan Informasi Nilai Gizi (ING) jika pada label ekspor mencantumkan Informasi Nilai Gizi (ING), sedangkan pada label lokal yang disetujui saat pendaftaran di Dinas Kesehatan tidak tercantum.
5. Spesifikasi produk Spesifikasi produk memuat : Deskripsi / komposisi / ingredient Karakteristik fisika / kimia / mikrobiologi Kemasan Penggunaan / aplikasi Penyimpanan, masa kadaluwarsa dan cara penyimpanan
6. Dokumen lain yang menunjang penilaian, misal invoice (nilai invoice dalam US Dollar)
7. Contoh sampel dan kemasan/label produk yang beredar di Indonesia dan produk yang akan diekspor, minimal 1 (satu) produk Pada kemasan/label produk yang akan diekspor harus dicantumkan nama/alamat produsen atau negara asal produk (Indonesia)
8. Hasil pemeriksaan sarana produksi dari Badan POM atau Balai/Balai Besar POM (jika perlu).
9. Draft Health Certificate/Free Sale Certificate/To Whom It May Concern yang diajukan.
10. Berkas permohonan yang telah lengkap harus melampirkan bukti pembayaran bank (pembayaran PNBP)
C. Bahan Baku / Bahan Tambahan Pangan / Produk Pangan Belum Terdaftar di Badan POM/ Produk Belum Memiliki SPP-IRT dari Dinas Kesehatan
Permohonan dilampiri dengan :
1. Spesifikasi produk Spesifikasi produk memuat : Deskripsi / komposisi / ingredient Karakteristik fisika / kimia / mikrobiologi Kemasan Penggunaan / aplikasi Penyimpanan, masa kadaluwarsa dan cara penyimpanan
2. Surat perjanjian kerjasama antara produsen dan eksportir, apabila produk diekspor bukan oleh produsen produk yang bersangkutan.
3. Sertifikat-sertifikat dengan masa berlaku maksimum 12 bulan, yaitu sebagai berikut:
Sertifikat analisa cemaran kimia dan cemaran mikrobiologi dari laboratorium terakreditasi dilampirkan untuk setiap kali ekspor (menunjukkan asli).
Sertifikat analisis 3 MCPD (untuk produk Hydrolized Vegetable Protein, Isolated Soy Protein, Soy Sauce), kecuali ada bukti pernyataan dari pembeli bahwa negara tujuan ekspor tidak mensyaratkannya.
Sertifikat GMO (untuk produk dan hasil olah dari kedelai, jagung, tomat, kentang), kecuali ada bukti pernyataan dari pembeli bahwa negara tujuan ekspor tidak mensyaratkannya.
Ijin pencantuman logo halal, apabila mencantumkan logo halal pada
label/kemasan produk Sertifikat analisa dan hasil perhitungan Informasi Nilai Gizi (ING) jika pada label ekspor mencantumkan Informasi Nilai Gizi (ING
4. Dokumen lain yang menunjang penilaian, misal invoice (nilai invoice dalam US Dollar)
5. Contoh sampel dan kemasan/label produk yang akan diekspor, minimal 1 (satu) produk Pada kemasan/label produk yang akan diekspor harus dicantumkan nama/alamat produsen atau negara asal produk (Indonesia)
6. Hasil pemeriksaan sarana produksi yang memenuhi syarat yang dilakukan oleh Badan POM atau Balai/Balai Besar POM. - Jika hasil pemeriksaan sarana produksi memperoleh penilaian minimal
B, dan produsen telah memberikan tindak lanjut perbaikan dengan menggunakan Form Corrective Action and Corrective Action (CAPA) (Form no. POM-03.SOP.01.IK.04 (53)/F01, maka SKE dapat diberikan.
7. Draft Health Certificate/Free Sale Certificate/To Whom It May Concern yang diajukan.
8. Berkas permohonan yang telah lengkap harus melampirkan bukti pembayaran bank (pembayaran PNBP)
1.3. Berkas permohonan diperiksa kelengkapannya oleh evaluator. Berkas permohonan yang tidak lengkap dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi.
1.4. Berkas permohonan yang sudah lengkap dibuatkan Surat Keterangan Ekspornya.
1.5. Selanjutnya Berkas dan Surat Keterangan Ekspor diperiksa lebih lanjut oleh Kepala Seksi sebagai pejabat penindak lanjut.
1.6. Jika berkas dan Surat Keterangan Ekspor dinilai telah lengkap dan telah memenuhi semua persyaratan, maka diserahkan kepada Kepala Sub Dit. Sertifikasi/Kepala BBPOM/BPOM sebagai petugas perekomendasi, dan apabila dinilai telah lengkap dan telah memenuhi semua persyaratan Surat Keterangan Ekspor akan ditandatangani.
1.7. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan/ BB/BPOM menyerahkan SKE ke pemohon
1.8. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan/ BB/BPOM merekapitulasi penerbitan SKE per bulan
1.9. BB/BPOM mengirimkan laporan secara berkala mengenai penerbitan SKE di wilayah tersebut ke Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan
1.10. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan merekapitulasi laporan BB/BPOM dan melakukan evaluasi terhadap laporan tersebut.
3. Alur Proses
Pemohon Berkas Permohonan
dan Dokumen
Direktorat Inspeksi Dan Sertifikasi Pangan Badan POM/Balai Besar/ Balai POM
Bayar Bank
Evaluasi Berkas
Tambahan Data
Ditolak
Permohonan
Pemeriksaan setempat
(bila perlu) Disetujui
Proses Evaluasi
Surat Keterangan Ekspor
i. PROSEDUR PENGELUARAN SURAT KETERANGAN EKSPOR KEMASAN PANGAN
Dalam rangka pengawasan kemasan pangan, setiap kemasan pangan yang akan diedarkan di wilayah Indonesia maupun yang akan diekspor harus memenuhi persyaratan batas migrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Industri Pangan maupun industri kemasan yang akan mengekspor kemasan pangan ke luar wilayah Indonesia harus memenuhi peraturan tentang kemasan pangan yang berlaku di Indonesia dan peraturan yang berlaku di negara tujuan ekspor.Persyaratan pengajuan permohonan Surat Keterangan Ekspor kemasan pangan yaitu :
1. Mengajukan surat permohonan SKE yang berisi nama dan alamat bahan/produk, jenis kemasan/berat/volume, jumlah yang dikespor, tujuan
2. Hasil analisa kemasan pangan (Certificate of Analysis/CoA)
3. Food Contact Statement atau health certificate atau certificate of free sale, jika disyaratkan batas migrasi, harus mencantumkan hasil uji migrasinya dan dilakukan di laboratorium terakreditasi (untuk bahan kemasan pangan)
4. Deskripsi Produk (Product description)
5. Lembar Data Keamanan tentang kemasan pangan (Safety Data Shee /SDS )
6. Surat pernyataan tentang produk di atas materai Rp. 6.000, yang menyatakan bahwa produk kemasan pangan yang diekspor mempunyai kualitas yang sama dengan produk kemasan pangan yang beredar di Indonesia (jika produk kemasan pangan tersebut juga beredar di Indonesia)
7. Contoh produk kemasan pangan 1 (satu) buah setiap item.
Prosedur pengeluaran Surat Keterangan Ekspor (SKE) kemasan pangan sebagai berikut :
1. Pemohon mengajukan permohonan
2. Verifikasi kesesuaian dan keabsahan dokumen hard copy. Jika dokumen belum lengkap dan benar, maka kembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi.Jika dokumen lengkap dan benar, maka dibuat draf SKE dan teruskan ke Pejabat Periksa.
3. Evaluasi draft Surat Keterangan Ekspor (SKE) oleh Pejabat Periksa.Jika hasil evaluasi draft SKE tidak disetujui, maka berkas dikembalikan kepada pelaksana evaluasi untuk dilengkapi pemohon. Jika hasil evaluasi draft SKE disetujui, maka draft SKE diserahkan kepada evaluator untuk dicetak 3 (tiga) rangkap.
4. Verifikasi pemberian paraf oleh Pejabat Periksa, diteruskan kepada Pejabat Penindaklanjut, kemudian ditandatangani oleh Pejabat Perekomendasi.
5. Surat keterangan ekspor yang sudah ditandatangani diserahkan kepada pemohon 1 ( satu) lembar dan diarsipkan di unit kerja dan kedeputian masing-masing 1 ( satu) lembar untuk dibuat rekapitulasi setiap bulan.
Bagan prosedur Surat Keterangan Ekspor kemasan pangan
TDK LENGKAP