CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK

B. CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK

Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011 tentang Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)

Industri Obat tradisional harus membuat Obat Tradisional sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen puncak bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu “Kebijakan Mutu”, yang memerlukan partisipasi dan Industri Obat tradisional harus membuat Obat Tradisional sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen puncak bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu “Kebijakan Mutu”, yang memerlukan partisipasi dan

Unsur dasar Manajemen Mutu adalah :

Suatu infrastruktur atau Sistem Mutu yang tepat mencakup struktur organisasi, prosedur, proses dan sumber daya;tindakan sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau jasa pelayanan) yang dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu.

Semua bagian sistem Pemastian Mutu hendaklah didukung dengan ketersediaan personil yang kompeten, bangunan dan sarana serta peralatan yang cukup dan memadai. Tambahan tanggung jawab legal hendaklah diberikan kepada Kepala Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).

Konsep dasar Pemastian Mutu

CPOTB, Pengawasan Mutu dan Manajemen Risiko Mutu adalah aspek Manajemen Mutu yang saling terkait. Ada 11 Aspek CPOTB yang harus dipenuhi yaitu :

1. MANAJEMEN MUTU PRINSIP

- Penetapan Kebijakan Mutu (“QUALITY POLICY”) oleh pimpinan manajemen perusahaan yang didukung dengan partisipasi dan komitmen dari semua jajaran di masing-masing separtemen

- Memerlukan adanya suatu Sistem Manajemen Mutu yang mencantumkan CPOB termasuk Pemastian Mutu dan Pengawasan Mutu untuk menjabarkan Kebijakan Mutu yang ditetapkan perusahaan

MEMUAT:

- Uraian tentang fungsi bagian Pemastian Mutu dan Pengawasan Mutu - Penerapan Pengkajian Mutu Produk secara periodik untuk memastikan konsistensi

dan kapabilitas mutu produk yang dihasilkan - Penerapan Manajemen Risiko Mutu secara sistematis untuk menilai, mengendalikan

dan mengkaji risiko terhadap mutu suatu produk

2. PERSONALIA PRINSIP

- Personalia yang handal merupakan kunci keberhasilan dalam penerapan sistem

mutu - Personil hendaklah mengetahui prinsip CPOTB termasuk penerapan higiene

terkait dengan tugas yang dikerjakan

MEMUAT:

- Ketentuan pengadaan hendaklah menyediakan personil yang terampil, terlatih dan terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan

- Ketentuan memiliki Struktur Organisasi yang merefleksikan Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan dan mencantumkan kualifikasi dan tanggungjawab terutama bagi Personil Kunci (Key Personnel)

- Memiliki Job Description tertulis, otorita jabatan serta kondisi pendelegasian jabatan,

bila perlu. - Ketentuan mengenai pelatihan yang disesuaikan dengan tugas yang diemban

masing-masing personil di area berbeda.

3. BANGUNAN , FASILITAS DAN PERALATAN PRINSIP

- Desain, konstruksi yang sesuai serta memudahkan pelaksanaan kegiatan dan perawatan yang benar. - Hindarkan risiko terjadinya kontaminasi, kekeliruan operasional dan campur baur - Bangunan dan fasilitas serta peralatan kritis hendaklah dikualifikasi untuk menjamin

reprodusibilitas produk dari bets ke bets

MEMUAT: Ketentuan Umum

- Lokasi bangunan - hindarkan pencemaran dari lingkungan sekelilingnya. Proteksi terhadap infestasi hama , serangga, binatang pengerat. -

Tersedia program perawatan, termasuk pembersihan dan sanitasi bangunan dan fasilitas agar tidak berdampak merugikan terhadap mutu produk - Desain dan tata letak ruang yang kompatibel dengan jenis kegiatan produksi yang

dilakukan di sarana yang sama atau berdampingan. - Sarana penunjang seperti pencahayaan, ventilasi, listrik, suhu, kelembaban agar tidak berdampak merugikan secara langsung atau tidak langsung selama proses atau selama penyimpanan atau terhadap fungsi sistem / peralatan

- Ketentuan tentang pemisahan area kerja, misal:

a. Area penyimpanan

- rapi dan bersih, minimalkan risiko pencemaran silang - area karantina terpisah untuk barang yang baru datang - rotasi stok. - Konsep sistem FIFO untuk pemakaian bahan. - pemberian batas durasi penyimpanan bahan yang tidak terbungkus untuk

meminimalkan risiko serangan hama - Ketentuan khusus untuk penyimpanan :  Kondisi temperatur / kelembaban / cahaya

 O Bahan segar (2 –8 C)

Ekstrak, tingtur • Tidak diletakkan langsung di lantai. Tidak menempel ke dinding. Meskipun dimasukkan ke dalam tong fiber, kantong atau kotak • Area terpisah dan terkunci Untuk penyimpanan bahan / produk yang ditolak, ditarik kembali atau yang

dikembalikan,Label tercetak

b. Area penimbangan -

Ruangan terpisah dengan desain khusus untuk penimbangan

c. Area produksi

Desain area produksi hendaklah dapat mencegah pengumpulan debu sehingga sulit dibersihkan -

Sifat alamiah yang khas dari produksi obat tradisional membutuhkan perhatian khusus pada pemrosesan produk : •

yang menimbulkan debu •

yang memerlukan pemanasan (mis. dimasak) -

Kebutuhan sarana penunjang untuk mencegah kontaminasi /silang saat proses pengambilan sampel, penggilingan, pencampuran dan pengolahan Gunakan sistem penghisap debu dan sistem penanganan udara untuk memperoleh perbedaan tekanan dan aliran udara yang diinginkan

d. Area Lab Pengawasan Mutu -

Didesain sesuai kegiatan yang dilakukan dengan pemisahan ruang dan sistem pengendali udara untuk lab fisika-kimia dan lab mikrobiologi. -

Tersedia tempat penyimpanan sampel, baku pembanding ( bila perlu dengan kondisi suhu terkendali) pelarut/pereaksi dan dokumen

Peralatan

Ketentuan Umum -

Desain dan konstruksi yang memadai Kemudahan pembersihan dan perawatan -

Dikualifikasi

Desain dan Konstruksi -

Permukaan peralatan tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi dan absorpsi yang dapat mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian

- Penggunaan alat tradisional (perkakas kayu, periuk tanah liat, dll) hendaklah diperuntukkan khusus (‘dedicated’) karena dapat meresap bau, mudah berubah warna dan mudah terkontaminasi

- Peralatan khusus untuk pengolahan bahan mudah terbakar hendaklah dilengkapi komponen kedap eksplosi

- Filter cairan tidak melepaskan serat. Tidak boleh mengandung asbes

Pemasangan dan penempatan -

Peralatan utama hendaklah diberi nomor/tanda identitas -

Ditempatkan pada jarak yang cukup untuk menghindari kesesakan, dan menghindarkan terjadi kekeliruan dan campur baur produk

- Perawatan Peralatan hendaklah dirawat sesuai jadwal untuk mencegah malfungsi atau pencemaran

4. SANITASI DAN HIGIENE PRINSIP

Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil, bangunan, peralatan serta bahan produksi berikut wadahnya

Sumber bahan obat tradisional mengandung cemaran mikrobiologis, disamping proses panen / pengumpulan bahan dan proses produksi, sehingga memerlukan penerapan sanitasi dan higiene berstandar tinggi

MEMUAT: Higiene perorangan

Personil menggunakan pakaian pelindung (sarung tangan,penutup kepala, masker, pakaian dan sepatu kerja) selama proses produksi untuk menghindarkan kontak dengan bahan yang berpotensi menimbulkan alergi

- Pemeriksaan kesehatan karyawan saat direkrut dan secara berkala -

Pelatihan higiene perorangan -

Merokok, makan-minum, menyimpan makanan, memelihara tanaman hanya diperbolehkan di area tertentu

Sanitasi Bangunan dan fasilitas

- Sarana memadai untuk kebutuhan pribadi karyawan: •

toilet dan tempat cuci dengan ventilasi yang baik •

ruang ganti dan tempat penyimpanan pakaian -

Pengumpulan dan pembuangan sampah hendaklah dengan cara saniter -

Penanganan rodentisida, insektisida, agens fumigasi untuk pengendalian hama

Pembersihan dan Sanitasi Peralatan

- Tersedia prosedur tertulis yang rinci untu pembersihan dan sanitasi peralatan -

Tersedia ruang pencucian alat yang terpisah dari ruang pengolahan bagi alat atau bagian alat yang dapat dipindahkan -

Penggunaan disinfektan dan deterjen hendaklah dipantau terhadap pencemaran mikroba

5. DOKUMENTASI PRINSIP

- Adalah bagian dari sistem informasi manajemen -

Merupakan bagian esensial dari pemastian mutu

MEMUAT Dokumen yang diperlukan

Spesifikasi

• Spesifikasi bahan mentah (‘Crude materials’) dan Bahan Awal •

Spesifikasi Produk Antara dan Produk Ruahan •

Spesifikasi Produk Jadi -

Dokumen Produksi

Menyatakan seluruh bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan serta menguraikan semua proses pengolahan dan pengemasan -

Prosedur Pengolahan Induk - Catatan Pengolahan Bets

- Prosedur Pengemasan Induk - Catatan Pengemasan Bets -

Prosedur dan Catatan

Prosedur berisi cara untuk melaksanakan kegiatan atau proses tertentu, misal: -

Prosedur untuk pembuatan prosedur -

Penerimaan -

Pengambilan sampel -

Pengujian

- Lain-lain mis. pengoperasian alat, pembersihan alat, -

pengendalian lingkungan, ganti pakaian kerja - Catatan memuat riwayat dari tiap bets produk termasuk distribusinya, dan semua keadaan relevan selama pembuatan bets yang berpengaruh pada mutu produk akhir

Ketentuan Umum

- Diperiksa, disetujui dan diberi tanggal oleh petugas/pejabat berwenang -

Dikaji ulang secara berkala -

Perubahan yang dilakukan terhadap isi dokumen hendaklah ditandatangani dan diberi tanggal. Perubahan hendaklah memungkinkan pembacaan informasi semula. -

Pencatatan data dapat menggunakan sistem elektronis, cara fotografis atau cara lain asalkan akurasi catatan diteliti.

6. PRODUKSI PRINSIP

Produksi hendaklah dilaksanakan mengikuti prosedur yang termuat dalam Prosedur Induk,tervalidasi dan memenuhi ketentuan CPOTB agar dijamin senantiasa memenuhi persyaratan mutu dan ketentuan izin edar

- Pemberlakuan penerapan CPOTB dalam produksi obat tradisional

MEMUAT: Ketentuan Umum

Klasifikasi kebutuhan area terkendali dengan mempertimbangkan kemungkinan tingkat kontaminasi mikroba yang tinggi pada awalnya dari bahan alamiah.

Dibutuhkan metode pembersihan yang sesuai dengan karakteristik bahan yang diproses.

Pemakaian bahan hanya yang diluluskan QC untuk kebutuhan produksi. Bahan/produk disimpan di area karantina sampai dinyatakan lulus untuk pemakaian atau distribusi.

Ketentuan untuk : -

Penanganan bahan awal -

Penggunaan air untuk produksi : air bersih vs ‘treated water’ -

Pencegahan kontaminasi silang dan kontaminasi mikroba -

Sistem penomoran Bets atau Lot -

Penimbangan dan pengeluaran bahan/produk (‘Dispensing’) -

Proses pengolahan -

Penanganan bahan dan produk kering -

Proses pencetakan dan penyalutan tablet -

Proses pembuatan cairan, krim dan salep

Ketentuan untuk : -

Penanganan bahan pengemas -

Proses pengemasan • Pre-kodifikasi bahan pengemas • Penyelesaian proses pengemasan

- Pengawasan selama-proses -

Karantina dan Penyerahan Produk Jadi -

Pengiriman dan Pengangkutan

7. PENGAWASAN MUTU PRINSIP

Pengawasan Mutu berkepentingan atas pengambilan sampel, spesifikasi pengujian bahan/produk, serta organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan dilaksanakan, dan bahwa tidak ada bahan yang diizinkan untuk digunakan produksi atau produk jadi diizinkan untuk dijual atau `didistribusikan sebelum kualitasnya dinilai memenuhi syarat.

MEMUAT Ketentuan Umum

Memiliki Sistem Pengawasan Mutu terhadap bahan awal, bahan pengemas, proses pembuatan produk antara, produk ruahan dan produk jadi

GQCLP (Cara Berlaboratorium -Pengawasan Mutu- yang baik) -

Dokumentasi -

Pengambilan sampel -

Pengujian -

Melaksanakan uji stabiltas pasca pemasaran -

Pengendalian lingkungan -

Proses ulang

8. PEMBUATAN OBAT DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTRAK PRINSIP

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,disetujui dan dikendalikan untuk menghindarkan kesalahpahaman yang dapat menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus dibuat secara jelas menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak. Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu)

MEMUAT Ketentuan Umum

- Hendaklah dibuat kontrak tertulis yang meliputi pembuatan dan/atau analisis obat yang dikontrakkan dan semua pengaturan teknis terkait.

- Semua pengaturan untuk pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak termasuk usul perubahan dalam pengaturan teknis atau pengaturan lain hendaklah sesuai dengan izin edar untuk produk bersangkutan.

Kontrak hendaklah mengizinkan Pemberi Kontrak untuk nmengaudit sarana dari Penerima Kontrak.

Dalam hal analisis berdasarkan kontrak, pelulusan akhir hendaklah diberikan oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) PemberiKontrak.

PEMBERI KONTRAK

Pemberi Kontrak bertanggung jawab untuk menilai kompetensi Penerima Kontrak dalam melaksanakan pekerjaan atau pengujian yang diperlukan dan memastikan bahwa prinsip dan CPOTB diikuti.

Pemberi Kontrak hendaklah menyediakan semua informasi yang diperlukan kepada Penerima Kontrak untuk melaksanakan pekerjaan kontrak secara benar sesuai izin edar dan persyaratan legal lain.

Pemberi Kontrak hendaklah memastikan bahwa semua produk yang diproses dan bahan yang dikirimkan oleh Penerima Kontrak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan atau produk telah diluluskan oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).

PENERIMA KONTRAK

Penerima Kontrak harus mempunyai gedung dan peralatan yang cukup,pengetahuan dan pengalaman, dan personil yang kompeten untuk melakukan pekerjaan yang diberikan oleh Pemberi Kontrak dengan memuaskan. Pembuatan obat berdasarkan kontrak hanya dapat dilakukan oleh industri obat tradisional yang memiliki sertifikat CPOTB yang diterbitkan oleh Badan POM.

Penerima Kontrak hendaklah memastikan bahwa semua produk dan bahan yang diterima sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Penerima Kontrak hendaklah tidak mengalihkan pekerjaan atau pengujian apa pun yang dipercayakan kepadanya sesuai kontrak kepada pihak ketiga tanpa terlebih dahulu dievaluasi dan disetujui oleh Pemberi Kontrak.

- Pengaturan antara Penerima Kontrak dan pihak ketiga mana pun hendaklah dipastikan bahwa informasi pembuatan dan analisis diberikan kepada pihak ketiga dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada awalnya antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak.

Penerima Kontrak hendaklah membatasi diri dari segala aktifitas yang dapat berpengaruh buruk pada mutu produk yang dibuat dan/atau dianalisis untuk Pemberi Kontrak.

KONTRAK

Kontrak hendaklah dibuat antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak dengan menetapkan tanggung jawab masing-masing pihak terkait dengan produksi dan pengendalian mutu produk. Aspek teknis dari kontrak hendaklah dibuat oleh personil yang kompeten yang mempunyai pengetahuan yang sesuai di bidang teknologi untuk obat tradisional, analisis dan CPOTB. Semua pengaturan pembuatan dan analisis harus sesuai dengan izin edar dan disetujui oleh kedua belah pihak.

Kontrak hendaklah menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan dan memastikan bahwa tiap bets telah dibuat dan diperiksa pemenuhannya terhadap persyaratan izin edar yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).

Kontrak hendaklah menguraikan secara jelas penanggung jawab pengadaan, pengujian dan pelulusan bahan, produksi dan pengawasan mutu, termasuk pengawasan selama- proses, dan penanggung jawab pengambilan sampel dan fungsi analisis. Dalam hal analisis berdasarkan kontrak, kontrak hendaklah menyatakan apakah Penerima Kontrak mengambil atau tidak mengambil sampel di fasilitas pembuat obat tradisional

Catatan pembuatan, analisis dan distribusi, dan sampel rujukan hendaklah disimpan oleh, atau disediakan untuk, Pemberi Kontrak. Semua catatan relevan untuk penilaian Catatan pembuatan, analisis dan distribusi, dan sampel rujukan hendaklah disimpan oleh, atau disediakan untuk, Pemberi Kontrak. Semua catatan relevan untuk penilaian

Dalam hal analisis berdasarkan kontrak, Penerima Kontrak hendaklah memahami bahwa dia merupakan subjek untuk diinspeksi oleh Badan POM.

9. CARA PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN YANG BAIK PRINSIP

Penyimpanan dan pengiriman adalah bagian yang penting dalam kegiatan dan manajemen rantai pemasokan produk yang terintegrasi. Dokumen ini menetapkan langkah yang tepat untuk membantu pemenuhan tanggung jawab bagi semua yang terlibat dalam kegiatan pengiriman dan penyimpanan produk. Dokumen ini memberikan pedoman bagi penyimpanan dan pengiriman produk jadi dari pabrik ke distributor.

UMUM

Mutu produk dapat dipengaruhi oleh kekurangan pengendalian yang diperlukan terhadap kegiatan selama proses penyimpanan dan pengiriman.

Untuk menjaga mutu awal produk, semua kegiatan dalam penyimpanan dan pengirimannya hendaklah dilaksanakan sesuai prinsip CPOTB.

TERHADAP PRODUK, PENARIKAN KEMBALI PRODUK DAN PRODUK KEMBALIAN

Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi kerusakan obat hendaklah dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis. Untuk menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun suatu sistem, bila perlu mencakup penarikan kembali produk yang diketahui atau diduga cacat dari peredaran secara cepat dan efektif.

KELUHAN

- Hendaklah ditunjuk personil yang bertanggung jawab untuk menangani keluhan dan memutuskan tindakan yang hendak dilakukan bersama staf pendukung yang cukup.

- Laporan dan keluhan mengenai produk -

Hendaklah tersedia prosedur tertulis yang merinci penyelidikan, evaluasi,tindak lanjut yang sesuai, termasuk pertimbangan untuk penarikankembali produk dalam menanggapi keluhan terhadap obat yang diduga cacat. Tiap laporan dan keluhan hendaklah diselidiki dan dievaluasi secara menyeluruh dan mendalam

- Penanganan keluhan dan laporan suatu produk termasuk hasil evaluasi dari penyelidikan serta tindak lanjut yang dilakukan hendaklah dicatat dan dilaporkan kepada manajemen atau bagian yang terkait.

PENARIKAN KEMBALI PRODUK

Hendaklah ditunjuk personil yang bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mengoordinasikan penarikan kembali produk dan hendaklah ditunjang oleh staf yang memadai untuk menangani semua aspek penarikan kembali sesuai dengan tingkat urgensinya.

Hendaklah tersedia prosedur tertulis, yang diperiksa secara berkala dan dimutakhirkan jika perlu, untuk mengatur segala tindakan penarikan kembali.

Kegiatan penarikan kembali hendaklah mampu untuk dilakukan segera dan pada tiap saat.

Catatan distribusi hendaklah tersedia bagi personil yang bertanggung jawab terhadap penarikan kembali. Catatan distribusi hendaklah berisi informasi yang lengkap mengenai distributor dan pelanggan yang dipasok secara langsung (dengan alamat, nomor telepon, dan/atau nomor fax pada saat jam kerja dan di luar jam kerja, nomor bets dan jumlah yang dikirim), termasuk distributor di luar negeri untuk produk dan sampel yang diekspor.

Produk yang ditarik hendaklah diidentifikasi dan disimpan secara terpisah dalam area aman sementara menunggu keputusan akhir

Perkembangan proses penarikan hendaklah dicatat dan laporan akhir diterbitkan, termasuk rekonsiliasi antara jumlah yang didistribusikan dengan jumlah yang dikembalikan

PRODUK KEMBALIAN

Industri obat tradisional hendaklah menyiapkan prosedur untuk pengamanan, penyelidikan dan pemeriksaan produk kembalian serta pengambilan keputusan apakah produk tersebut dapat diproses ulang atau dimusnahkan setelah dilakukan evaluasi secara kritis.

Produk kembalian yang tidak dapat diproses ulang hendaklah dimusnahkan. Prosedur pemusnahan bahan atau pemusnahan produk yang ditolak hendaklah disiapkan.

11. INSPEKSI DIRI PRINSIP

Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu industri obat tradisional memenuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Program inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOTB dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan.Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang kompeten dari perusahaan. Semua inspeksi diri hendaklah dicatat.Laporan hendaklah mencantumkan semua observasi selama inspeksi dan usul untuk tindakan korektif yang diperlukan.Laporan tindak lanjut hendaklah dicatat juga.

Dokumen yang terkait

PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) SERENTAK PROPINSI BANTEN MELALUI PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF HAM ( Supervision and Monitoring of Simultaneous Regional Head Election in the Province of Banten through Community Engageme

0 0 18

PEREMAJAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERKOTAAN MELALUI PENGGUSURAN DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA DI KOTA SURABAYA (Rejuvenation and Development of Urban Areas through Eviction Viewed from Human

0 0 18

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP UPAYA PERLINDUNGAN DAN PENGHORMATAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DI KABUPATEN ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Regional Government ’s Policy on the Protection and Respect to Indogenous

0 0 14

ANALISIS IMPLEMENTASI PRINSIP NON-DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH DI BIDANG PENDIDIKAN DAN KESEHATAN (Analysis Implementation of The Principle of Non-Discrimination in Regional Regulation in Education and Health Services) Nicken Sarwo Rini

0 0 18

RETENSI MODAL PENGETAHUAN DAN SUMBERDAYA INTERNAL PERUSAHAAN Agustian Budi Prasetya

0 1 14

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

0 0 17

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

0 1 45

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

0 0 8

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

0 0 19

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

0 0 17