“ Kemana pun Kama Kusumadinata pergi,
“ Kemana pun Kama Kusumadinata pergi,
beliau hampir tak pernah lupa membuat catatan, dan disimpannya di perpustakaan tempat ia bekerja. Selain menulis laporan teknis sesuai keahliannya, Kama Kusumadinata juga membuat laporan yang dapat disebut sebagai laporan jurnalistik. Ahli geologi gunung api ini boleh dikatakan sebagai penulis yang rinci dan pencerita yang baik. Dari sekian banyak karyanya, yang paling monumental adalah buku Data Dasar Gunung Api Indonesia dan Peta Spidol.
R menyapanya Pak Kama. Beliau adalah ahli gunung
ekan sejawat beliau menyapanya dengan ahli gunung api di Kagoshima itu, para peserta panggilan hormat Kang Kama atau Kang memberikan apresiasi terhadap peta daerah bahaya Aden. Sedangkan murid atau yuniornya, itu. Dengan rendah hati Kama Kusumadinata
meresponnya dengan mengatakan bahwa peta itu api yang sangat menonjol, paling kawakan yang hanyalah karya sederhana dan tidak perlu dibesar-
telah melahirkan karya-karya mengenai gunung api besarkan. yang luar biasa.
Apakah peta spidol itu? Peta tematis bahaya
PETA SPIDOL
gunung api yang terdiri dari dua warna, yakni warna Tahun 1988, Kama Kusumadinata diundang merah dan kuning. Warna merah menggambarkan menghadiri konferensi kegunungapian di Daerah Bahaya, dan warna kuning menggambarkan Kagoshima, Jepang. Pada konferensi tersebut Kama Daerah Waspada. Dengan dua spidol itu jadilah peta Kusumadinata memprensentasikan Peta Daerah daerah bahaya. Bahaya Gunung Api yang disebutnya sebagai Peta
Peta Daerah Bahaya Gunung Api adalah peta Spidol , yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa
yang menggambarkan daerah yang aman dari Inggris menjadi Spidol Map. Dalam pertemuan para letusan gunung api, daerah yang kemungkinan
sekarang pun belum ada lagi karya monumental hasil Para kolega, murid, dan yuniornya, kemudian kompilasi setebal karya van Bemmelen!” menyosialisasikan Peta Daerah Bahaya Gunung Api
Lebih lanjut Adjat Sudrajat menulis, “Tidak habis
ini kepada khalayak umum, melalui forum sosialisasi kekaguman saya melihat tumpukan buku yang di beberapa daerah yang memiliki gunung api.
diletakkan di atas meja kerja saya waktu itu. Saya Dalam perkembangannya, Peta Spidol itu sendiri tidak mempunyai kepentingan dengan buku
disempurnakan dengan tetap mengacu kepada peta itu, tapi Kang Kama menganggap saya adalah seorang sebelumnya menjadi Peta Kawasan Rawan Bencana yang perlu membaca hasil karyanya. Kekaguman Letusan Gunung Api . Peta ini tidak hanya memuat saya bertambah ketika saya ketahui karya itu disusun kawasan yang aman atau berbahaya dari letusan dalam lima tahun, atau selama Pelita (Pembangunan gunung api, tetapi juga memuat petunjuk arah Lima Tahun) I.” pengungsian, tempat pengungsian,
Data Dasar Gunung Api Indonesia kantor pemerintah, bahkan posisi
adalah buku yang berisi kompilasi Puskesmas.
yang intensif dari berbagai sumber Di negara lain yang memiliki
yang bertebaran dan tidak mudah gunung api, ketika membuat Peta
diperoleh. Sumber itu sebagian Daerah Bahaya Gunung Api ser-
besar berbahasa Belanda dan sudah ing mendapatkan tantangan dari
berumur tua dan mulai lapuk. Tetapi masyarakat, karena mereka beru-
Pak Kama berhasil menyelamatkan saha mempertahankan lahan milik
berbagai informasi yang sangat pribadinya.
berharga itu.
Kondisi seperti itu tidak terjadi Seperti biasa, banyak orang yang di Indonesia, karena masyarakat
menganggap buku itu bukan hal yang sangat memahami, bahkan sudah
luar biasa, tetapi para ahli gunung mengalami sendiri bahwa tanpa
api dan pendaki gunung, bukan saja peta daerah bahaya, maka korban
kagum tetapi membutuhkannya. jiwa dan harta benda akibat letusan gunung api
Suatu waktu penulis bertemu dengan akan semakin banyak. Tetapi bukan tanpa tantangan,
komunitas yang tergabung dalam MataBumi,
beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kelompok pencinta alam, di Gunung Papandayan. mencoba menolak adanya peta daerah bahaya Salah seorang dari mereka berceritera bahwa ia karena berbagai alasan, tetapi setiap kali ada berhasil memiliki buku Data Dasar Gunung Api gunung api yang meletus, Peta Spidol itu selalu Indonesia setelah menunggu hampir setahun, berhasil menjawab bahwa apa yang dinformasikan di
itupun dengan menghadap langsung Pak Adjat agar
dalamnya selalu benar. Dengan demikian penduduk diizinkan memilikinya. Pasalnya buku tersebut tidak tidak pernah ragu dengan keberadaan Peta Daerah diperjual-belikan di toko buku manapun.